1 Karakteristik responden, meliputi: nama, umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan mata pencaharian.
2 Persepsi masyarakat 3 Keterlibatan masyarakat terhadap program CSR perusahaan.
4 Dampak yang diperoleh masyarakat dengan adanya program CSR perusahaan.
5 Implementasi CSR perusahaan 6 Dampak yang diperoleh perusahaan, meliputi: citra perusahaan di mata
masyarakat menjadi baik, peningkatan produksi tanaman hasil kerjasama lahan dengan masyarakat.
Data sekunder mencakup keadaan lingkungan baik fisik maupun sosial ekonomi masyarakat yang telah tersedia baik dari tingkat desa maupun dari
instansi-instansi terkait lainnya. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu:
1 Keadaan umum lokasi penelitian, meliputi: sejarah perusahaan dan keadaan fisik lingkungan.
2 Keadaan umum penduduk, meliputi: jumlah penduduk, pendidikan, agama dan mata pencaharian penduduk.
3 Data perusahaan berupa dokumen Rencana Kerja Umum RKU dan dokumen rencana dan realisasi CSR.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan wawancara, serta pengumpulan data statistik yang turut membantu dalam penelitian.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada pihak perusahaan dan masyarakat sekitar yang berada dalam wilayah kerja
IUPHHK-HTI PT. Nityasa Idola. Kuisioner berisikan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan CSR perusahaan, pandangan dan dampak yang
diperoleh setelah diadakannya kegiatan CSR.
3.5 Metode Pemilihan Responden
Subyek dalam penelitian ini akan dibedakan menjadi responden dan informan.
R
esponden adalah masyarakat yang merasakan program CSR yang diadakan oleh PT. Nityasa Idola.
Informan adalah pihak PT. Nityasa Idola sebagai perusahaan yang menjalankan CSR dan juga pihak-pihak lain yang terkait. Jumlah
responden yang diambil adalah sebanyak 29 orang, 20 responden berasal dari Dusun Ampadi dan 9 responden berasal dari Dusun Ompeng. Jumlah informan
yang diwawancarai sebanyak tiga orang, yakni dua orang merupakan staf bagian CSR PT. Nityasa Idola dan satu orang merupakan kepala bagian farmasi
Puskesmas Kecamatan Meranti. Pemilihan responden dilakukan dengan metode purposive sampling, yakni
dengan memilih masyarakat yang berada di sekitar wilayah kerja PT. Nityasa Idola yang merasakan program CSR perusahaan sebagai sample. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan agar responden dapat merepresentasikan keadaan masyarakat yang merasakan program CSR perusahaan secara keseluruhan.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data kualitatif. Analisis data primer dan data sekunder diolah menggunakan tiga tahapan analisis cara dan
dilakukan bersamaan, yaitu: reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan Sitorus 1998.
Berdasarkan deskripsi dan hubungan antar variabel yang ada di lapangan, dilakukan analisis, yaitu: 1 Kondisi sosial ekonomi masyarakat secara umum
disekitar kawasan perusahaan, 2 Analisis persepsi masyarakat umum terhadap kegiatan CSR perusahaan dan terhadap perusahaan secara umum, 3 Analisis
implementasi CSR perusahaan, dan 4 Analisis dampak keberadaan perusahaan terhadap lingkungan, dan sosial ekonomi masyarakat.
3.6.1 Analisis data karakteristik responden
Karakteristik individu adalah ciri-ciri dan kondisi sosial ekonomi responden pada daerah contoh yang kemudian dibagi menjadi usia, tingkat
pendidikan, jumlah anggota keluarga, mata pencaharian, dan pendapatan. Pengolahan data dilakukan dengan statistika dasar yang kemudian dideskripsikan.
3.6.2 Analisis pendapatan
Analisis pendapatan dilakukan dengan menggunakan metode analisis garis kemiskinan Sajogyo 1996. Seseorang digolongkan berada di bawah garis
kemiskinan apabila memiliki pendapatan per kapita kurang dari nilai 320 kg beras ekuivalen per kapitatahun Sajogyo 1996. Nilai tersebut digunakan mengingat
lokasi penelitian adalah di pedesaan. Perhitungan pendapatan per kapita pada penelitian ini diperoleh dari hasil pendapatan total responden per tahun dibagi
dengan jumlah tanggungan keluarga. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu wilayah
per tahun. Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu wilayah pada
suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun
tersebut.
3.6.3 Tingkat persepsi masyarakat
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Skala Likert 5. Skala Likert merupakan skala yang paling banyak digunakan untuk pengukuran sikap
maupun persepsi. Tanggapan dari Skala Likert 5, yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Biasa B, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS secara berturut
bernilai 5, 4, 3, 2, 1. Pernyataan dalam item-item favorable mengandung nilai- nilai yang positif sampai item-item unfavorable yang mengandung nilai negatif
Ridwan dan Sunarto 2007. Data yang didapatkan dilakukan editing, untuk mengecek kelengkapan pengisian kuesioner, setelah itu dilakukan coding di buku
kode untuk mempermudah pengolahan data, sistem scoring dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor semakin tinggi kategorinya. Setelah dijumlahkan dan
selanjutnya akan dikategorikan dengan menggunakan teknik scoring secara
normatif yang dikategorikan berdasarkan interval kelas Slamet 1993 sebagai berikut:
Keterangan: n = batas selang
Max = nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor Min = nilai minimum yang diperoleh dari skor
= jumlah kategori Tabel 2 Tingkat persepsi berdasarkan skala Likert
No Interval nilai tanggapan
Tingkat persepsi
1 4,2 - 5,0
Sangat baik 2
3,4 - 4,2 Baik
3 2,6 - 3,4
Sedang 4
1,8 - 2,6 Buruk
5 1,0 - 1,8
Sangat buruk
Data untuk mengetahui informasi persepsi diantaranya adalah: 1 Persepsi responden terhadap keberadaan hutan.
2 Persepsi responden terhadap program CSR perusahaan. 3 Persepsi responden terhadap kinerja perusahaan dalam pelaksanaan usaha
yang dikerjasamakan bersama masyarakat. Selain itu dilakukan analisis pengaruh karakteristik responden terhadap
persepsi responden. Analisis hubungan karakteristik terhadap persepsi digunakan untuk mengetahui trend pengaruh karakteristik responden terhadap persepsi pada
perusahaan. Analisis hubungan ini dilakukan dengan menggunakan program software Mini Tab 1.5.
3.6.4 Dampak program CSR perusahaan
Keberhasilan sebuah program akan terlihat jika dinilai dari dua pihak, yakni dari pihak penyelenggara program dan dari pihak yang menerima program.
Dampak bagi masyarakat adalah efek yang terjadi pada masyarakat dalam hal sosial ekonomi setelah dilaksanakannya CSR oleh perusahaan. Sedangkan
dampak pada perusahaan adalah efek balik yang diberikan masyarakat setelah dilaksanakannya program dari perusahaan.
Variabel dampak yang ingin diketahui diantaranya adalah: 1 Penambahan sarana prasarana umum di lingkungan masyarakat,
2 Peningkatan ekonomi masyarakat, 3 Citra positif masyarakat terhadap perusahaan,
4 Peningkatan produksi tanam perusahaan.
IV. PROFIL PERUSAHAAN DAN KEADAAN LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Perusahaan
Pemerintah melalui keputusan Menteri Kehutanan No. 329Kpts-II1998 tanggal 27 Februari 1998 memberikan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri
kepada PT. Nityasa Idola seluas 113.196 Ha. Sejarah perkembangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri IUPHHK-HTI PT.
Nityasa Idola disajikan dalam uraian berikut. Berdasarkan Surat Ditjen Pengusahaan Hutan No. 1936IV-PPH1994
mulai tahun 1995 PT. Nityasa Idola melaksanakan uji tanaman seluas 200 hektar di Kecamatan Ledo Kabupaten Sambas, namun mengalami hambatan dari
masyarakat. Kegiatan usaha perusahaan semakin terganggu dengan terjadinya konflik sosial masyarakat antar Suku Dayak dan Suku Madura pada tahun 1997
hingga akhirnya perusahaan harus meninggalkan areal konsesinya demi keselamatan para pegawai. Pada tahun 2006 PT. Nityasa Idola kembali
mengajukan pembaharuan izin usaha kepada Menteri Kehutanan dan melakukan pengulangan kegiatan uji tanaman areal seluas 200 hektar yang terletak di
Kampung Malosa dan Sukamulya, Kecamatan Bengkayang yang sudah mencapai tahap penanaman.
Penanaman berdasarkan Rencana Karya Tahunan RKT, dilakukan untuk RKT 19981999 mencapai sekitar 600 hektar ditambah percobaan penanaman
seluas 200 hektar. Selain penanaman, selama pelaksanaan RKT tersebut dibangun persemaian permanen yang mampu memproduksi bibit 2 juta bibittahun.
Sedangkan bibit yang sudah diproduksi 1.686.315 bibit yang terdiri dari jenis Acacia mangium, Gmelina arborea dan Eucalyptus spp.
Bina desa hutan yang telah dilakukan oleh PT. Nityasa Idola sampai dengan tahun 1999 adalah pembangunan sarana dan prasarana peribadatan satu
buah seluas 60 m
2
, bangunan serba guna satu buah seluas 60 m
2
, pengembangan karet rakyat seluas 10 ha, demplot pertanian tumpangsari seluas 1,6 hektar serta
mengadakan sarasehan dan penyuluhan sebulan sekali. Kegiatan ini terus
berlangsung hingga pecahnya kerusuhan besar di Kalimantan Barat pada tahun 1997 yang terulang dengan skala yang lebih luas pada tahun 1999.
Kondisi keamanan dan perkembangan sosial masyarakat di Provinsi Kalimantan Barat pasca kerusuhan tahun 1997 dan 1999 membuat situasi menjadi
sangat tidak kondusif untuk pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan hutan tanaman dan investasi pada umumnya antara lain dengan terjadinya penguasaan
dan penggunaan lahan oleh masyarakat di dalam dan sekitar hutan yang mengakibatkan luas areal yang dapat ditanami tidak lagi sesuai dengan Rencana
Karya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri RKPHTI yang telah disetujui oleh Dirjen Pengusahaan Hutan dengan Surat Keputusan Nomor 251KptsVI1999
tanggal 27 Desember 1999 dimana direncanakan bahwa luas efektif tanaman adalah 64.000 hektar, dengan daur tanaman 8 tahun dengan jenis tanaman Acacia
mangium, Gmelina arborea dan Paraserianthes falcataria. Mempertimbangkan perubahan yang terjadi, PT. Nityasa Idola pada akhir
tahun 2006 memohon persetujuan untuk perubahan revisi Rencana Kerja Umum Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu RKUPHHK HTI. Pada tanggal 4 Oktober 2007,
PT. Nityasa Idola memperoleh pengesahan atas revisi Rencana Kerja IUPHHK HTI dalam Hutan Tanaman periode tahun 1998 sampai dengan 2041 dengan Surat
Keputusan Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. 248VI-BPHT2007 tentang Persetujuan dan pengesahan Revisi Keputusan Direktur Jendral
Pengusahaan Hutan Produksi Nomor 351Kpts-VI1999 tentang pengesahan Rencana Karya Pengusahaan Hutan Tanaman RKPHT yang meliputi seluruh
jangka waktu pengusahaan hutan atas nama PT. Nityasa Idola di Provinsi Kalimantan Barat.
Berdasarkan revisi rencana kerja ini, mulai tahun 2007 PT. Nityasa Idola melakukan kegiatan pembuatan tanaman dan sampai akhir tanam 2008 telah
menyelesaikan penanaman seluas 280 hektar dengan jenis tanaman sengon serta membangun tiga buah persemaian yang dikelola bersama masyarakat masing-
masing dengan kapasitas produksi 1.200.000 batang bibit per tahun.
4.2 Letak dan Luas Areal Kerja