lebih banyak dibandingkan dengan Dusun Ampadi. Luasan kepemilikan lahan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang bersumber dari usahatani yakni
berkebun getah karet.
5.1.7 Akses Masyarakat Terhadap Informasi
Pada dasarnya informasi tentang CSR selalu ada, tetapi tidak semua anggota masyarakat menerimanya. Informasi tidak selalu langsung dari pihak
perusahaan. Masyarakat pada umumnya menerima informasi dari ketua dusun, tokoh masyarakat atau tetangganya yang menerima informasi terlebih dahulu dari
mereka yang mengikuti sosialisasi. Biasanya seluruh masyarakat desa diundang untuk mengikuti sosialisasi program, namun sering kali yang hadir hanya orang-
orang tertentu saja, misalnya ketua dusun dan tokoh-tokoh masyarakat.
Tabel 11 Akses masyarakat terhadap informasi CSR perusahaan Akses Informasi
Ompeng Ampadi
Total Responden n
n n
Baik 9
100,00 16
80,00 25
86,21 Kurang baik
0,00 4
20,00 4
13,79 Total
9 100,00
20 100,00
29 100,00
Seluruh warga Dusun Ompeng mengaku selalu memperoleh informasi mengenai program CSR perusahaan. Sedangkan Dusun Ampadi ada sebagian
kecil 20 yang terkadang tidak mengetahui mengenai program CSR perusahaan Tabel 11. Pada dasarnya, perusahaan mengharapkan masyarakat dapat menerima
informasi tentang program-program tersebut dari mereka yang mengikuti sosialisasi, tetapi terkadang mereka yang mengikuti sosialisasi tersebut tidak
menyampaikan kembali kepada masyarakat.
5.2 Pandangan Perusahaan terhadap CSR
PT. Nityasa Idola mengimplementasikan CSR karena dua hal, yaitu: pertama, adanya kebijakan dari pemerintah yang diatur dalam Kepmen BUMN
Nomor: Kep-236MBU2003 dan kedua, karena adanya kebutuhan dari perusahaan untuk menjalankan kegiatan sosial yang disebabkan kondisi sosial
sekitar perusahaan yang kurang kondusif. Jika dihubungkan dengan teori Wibisono 2007 mengenai pandangan perusahaan, PT. Nityasa Idola memiliki
dua pandangan terhadap CSR sebagai upaya memenuhi kewajiban compliance dan karena keterpaksaan akibat kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar yang
kurang mendukung kegiatan usaha perusahaan external driven. Seharusnya perusahaan dapat memandang CSR sebagai tanggung jawab sosial yang secara
tulus diberikan kepada masyarakat.
5.3 Upaya Perusahaan Membina Hubungan dengan Masyarakat
Perusahaan membina hubungan dengan masyarakat melalui dua tahap, pertama dengan didampingi oleh tokoh masyarakat setempat dan untuk sosialisasi
selanjutnya dilakukan secara langsung oleh pegawai perusahaan tanpa didampingi tokoh setempat. Sosialisasi untuk penerapan program CSR disampaikan setelah
desa-desa yang bersangkutan menjalin kerjasama dengan perusahaan dalam usaha penanaman tanaman Sengon milik perusahaan.
Kegiatan sosisalisasi perusahaan kepada masyarakat ada yang dilakukan secara rutin, dan ada yang bersifat insidental. Jadwal sosialisasi disesuaikan
dengan jenis kegiatannya masing-masing. Pada umumnya kegiatan yang rutin berupa kegiatan pelatihan pertanian. Sedangkan kegiatan yang dilakukan secara
insidental adalah program pembangunan sarana prasarana.
5.4 Implementasi dan Evaluasi Program CSR
Dalam menjalankan tugas tanggung jawab sosialnya, perusahaan memposisikan bagian CSR setara dengan bagian penting lainnya. Oleh karena itu
bagian CSR perusahaan telah memiliki aturan dan rencana kegiatan secara tertulis yang disusun secara periodik per semester.
Bentuk CSR yang telah diberikan perusahaan dapat dibagi ke dalam dua jenis bantuan, sebagai berikut:
1 Bantuan Fisik Program dalam bidang peningkatan sarana dan prasarana umum yang
telah diberikan perusahaan adalah pembangunan jembatan dan jalan, perbaikan sekolah, perbaikan rumah ibadah, pembuatan pondok rapat, dan pengadaan air
bersih. Bantuan-bantuan tersebut diberikan kepada desa-desa yang turut serta dalam kerjasama pengusahaan HTI bersama PT. Nityasa Idola.
Bantuan pengadaan air bersih diberikan perusahaan kepada desa-desa yang masih kesulitan mendapatkan air bersih. Bantuan pengadaan air bersih
yang sudah berjalan, terdapat di Desa Manggam dan Desa Sehe. Pembangunan jembatan dilakukan di Desa Selange, Sehe, Sage, Morobehe dan Moro
Embuluh karena jalan di desa tersebut dilewati oleh anak sungai. Program bantuan sarana prasarana lainnya adalah pembuatan lapangan
sepak bola di beberapa dusun, yaitu: Dusun Ompeng, Dusun Ampadi dan Dusun Sage. Bantuan pembangunan lapangan sepak bola tersebut diberikan
kepada dusun-dusun yang mengajukkan bantuan secara tertulis kepada perusahaan dalam bentuk proposal. Proposal yang diajukan kepada perusahaan
harus disepakati oleh seluruh masyarakat desa dan sudah terdapat lokasi yang
jelas untuk dibangunnya lapangan sepak bola.
2 Bantuan Program a. Bidang Kesehatan
Pemeliharaan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat. Kesehatan masyarakat akan berimplikasi pada kualitas kerja
sehari-hari. Jika tingkat kesehatan warga rendah maka kinerja warga pun akan menjadi rendah. Berdasarkan hasil wawancara tokoh kunci
1
bahwa tingkat kesehatan masyarakat untuk Kecamatan Meranti saat ini masih rendah.
Penyakit yang biasanya diderita oleh masyarakat adalah malaria, diare, tipus, TBC, rematik, penyakit kulit, cacingan dan batuk pilek.
Program bantuan kesehatan diberikan perusahaan melalui Puskesmas Kecamatan Meranti berupa dukungan dana untuk program-program yang
diselenggarakan oleh Puskesmas. Kegiatan puskesmas Kecamatan Meranti yang diberikan dukungan oleh perusahaan adalah program peningkatan gizi
anak, program posyandu, dan bantuan penanganan tindakan medis. Karena bantuan-bantuan tersebut disalurkan perusahaan melalui Puskesmas, maka
masyarakat banyak yang tidak mengetahui program CSR tersebut.
1
Emi, kepala bagia Farmasi Puskesmas Kecamatan Meranti, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat
b. Pendidikan Program bantuan untuk pendidikan yang telah berjalan adalah program
bantuan untuk guru bantu. Program bantuan guru bantu adalah program bantuan dana kepada semua guru bantu yang bekerja di seluruh sekolah di
desa-desa se-Kecamatan Meranti. Program tersebut kurang banyak diikuti para guru bantu karena sistem penerimaan bantuan terasa sulit dilakukan. Kesulitan
tersebut antara lain karena akses guru bantu menuju kantor perusahaan untuk
mendapatkan bantuan cukup jauh.
c. Bidang keagamaan dan adat Program bantuan kegiatan adat yang pernah diberikan oleh perusahaan
adalah bantuan untuk kegiatan upacara adat Naik Dango. Upacara adat Naik Dango adalah upacara adat Dayak yang diselenggarakan secara rutin setahun
sekali dan diikuti oleh seluruh masyarakat Dayak se-Kecamatan Meranti. Perusahaan pernah turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan ini satu
kali dan dengan turutsertanya perusahaan dalam kegiatan ini membuat perusahaan dapat dikenal oleh masyarakat se-Kecamatan Meranti.
d. Program pengembangan masyarakat Beberapa program dalam upaya pengembangan masyarakat yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan adalah pelatihan Corporate Forum for Community Development CFCD, pelatihan Manajemen Qolbu MQ di
Bandung, Kegiatan Pelatihan Pertanian Terpadu KPPT di Salatiga, dan pelatihan Pertanian Menetap yang diselenggarakan di Dusun Ompeng, Meranti,
Ampadi, Darit dan Bengkayang. Program pelatihan CFCD adalah program pelatihan yang ditujukan bagi
pegawai PT. Nityasa Idola yang mempunyai tugas di bidang CSR. Program CFCD ini diikuti oleh lima orang pegawai PT. Nityasa Idola dan telah
dilaksanakan di Kota Bogor. Program pelatihan Manajemen Qolbu adalah program pelatihan yang
ditujukan kepada tokoh masyarakat desa agar dapat memanajemen diri dan lingkungannya dengan cara hidup yang lebih baik. Program pelatihan MQ ini
diikuti oleh sembilan orang utusan dari masing-masing desa. Hasil pelatihan MQ ini belum dapat memberikan pengaruh yang nyata bagi masyarakat
sekitarnya karena kebiasaan-kebiasaan masyarakat sekitarnya yang sulit diubah. Selain itu juga perusahaan tidak mem-follow up program tersebut
dengan kegiatan-kegiatan yang terorganisir. Kegiatan Pelatihan Pertanian Terpadu KPPT adalah program pelatihan
pertanian yang diberikan kepada perwakilan masyarakat desa agar dapat mengenal dan mempraktekkan cara-cara bertani yang lebih terpadu di
lingkungannya. Program pelatihan KPPT ini diikuti oleh 15 orang perwakilan masyarakat dan diselenggarakan di Salatiga, Jawa Tengah. Program pelatihan
KPPT ini juga masih belum dapat memberikan pengaruh kepada perbaikan pertanian masyarakat sekitarnya karena masyarakat enggan meninggalkan cara
bertani yang telah diajarkan oleh leluhurnya. Pelatihan Pertanian Menetap adalah pelatihan pertanian bagi masyarakat
desa sekitar PT. Nityasa Idola dengan tujuan agar masyarakat dapat menjalankan usaha pertaniannya dengan cara bertani yang lebih modern dan
tanpa berpindah-pindah tempat. Pelatihan Pertanian Menetap ini dijalankan di desa yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai desa percontohan. Dalam
pelaksanaannya pelatihan pertanian menetap ini masih banyak mengalami kendala yang disebabkan oleh kurangnya partisipasi masyarakat dalam
mengikuti pelatihan tersebut. Seringkali alasan masyarakat yang tidak mau mengikuti pelatihan tersebut disebabkan karena mereka belum terbiasa
menggunakan cangkul, tidak tahan bekerja lama di bawah sinar matahari langsung, dan kekhawatiran pencemaran lingkungan akibat pupuk dan obat.
5.5 Partisipasi Masyarakat