6 Sakit kepala
3 4.8
Total 63
100
Dari Tabel 5.5 menunjukkan, penderita KNF yang dengan gejala klinis benjolan pada leher sebanyak 24 orang dimana 38.1 dimana yang paling
tinggi. Kemudian diikuti oleh hidung tersumbat sebanyak 13 orang yaitu
20.6.Yang paling rendah dikeluhkan adalah sakit kepala yaitu 3 orang 4.8.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi penderita KNF berdasarkan Tipe Histopatologis
Tipe Histopatologis Frekuensi
n Persen
Keratinizing Squamous Cell Carcinoma
14 22,2
Non-Keratinizing Carcinoma 21
33,3 Undifferentiated Carcinoma
28 44,4
Jumlah 63
100
Berdasarkan Tabel 5.6 di atas,tipe histopatologis yang terbanyak adalah undifferenciated carcinoma yaitu sebanyak 28 orang,44.4.Tipe Histologis
yang paling rendah ditemui adalah keratinizing squamous cell carcinoma yang terdiri dari 14 orang dengan persen 22.2.
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi penderita KNF berdasarkan jenis terapi No
Jenis Terapi Frekuensi
n Persen
1 Radioterapi
19 30,2
2 Kemoterapi
16 25,4
3 Radio + Kemo
28 44,4
Jumlah 63
100
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan dari 63 orang penderita KNF yang melakukan kemoterapi sebanyak 16 orang 25,4,
radioterapi sebanyak 19 orang 30,2 sedangkan pasien yang mendapatkan terapi kemoradioterapi sebanyak 28 orang 44,4. Pasien yang tidak melakukan
radioterapi, kemoterapi , kemoradioterapi secara berurutan sebanyak 19 orang 30,2, 16 orang 25,4, 28 orang 44,4.
5.2. Pembahasan
Pada penelitian ini subjek penelitian dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan 2:1. Umunya golongan laki-laki merupakan perokok
berat sehingga mempunyai risiko untuk menderita KNF karena salah satu factor risiko adalah merokok. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hidayat, 2008 dengan perbandingan rasio lali-laki dan perempuan 2,1:1. Menurut Wulan 2009 Jumlah terbesar penderita KNF berusia 41-50
tahun sebanyak dua puluh dua orang 34,9 mendapatkan insiden tertinggi pada kelompok umr 41-50 tahun 33,1 dari 151 kasus. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa penderita KNF dengan stadium I sebanyak dua orang 3,2, stadium II sebanyak lapan orang 12,7, stadium III
tiga puluh sembilan orang 61,9, stadium IV empat belas orang 22,2. Diagnosis dini sulit dilakukan karena tanda dan gejala awal KNF tidak khas dan
tidak spesifik, dan nasofaring merupakan area yang sulit untuk diperiksa. Sehingga KNF sering didiagnosa saat stadium lanjut dibandingkan keganasan
kepala leher lainnya Dewi, 2011. Dari hasil penelitian didapatkan hampir seluruh pasien KNF mengalami
keluhan benjolan dileher 41,3. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dewi, 2011 bahwa sebagian besar penderita KNF datang kerumah sakit atau dokter spesialis
THT dengan mengeluhkan adanya benjolan di leher. Selain keluhan benjolan di leher, 16 orang 25,4 mengeluhkan hidung
sumbat, dan 5 orang mengalami hidung berdarah. Hal ini karena jika masa tumornya telah menyumbat koane. Infiltrasi tumor dapat terjadi ke mukosa kavum
nasi dan masa tumor dapat menonjol ke dalam kavum nasi. Hal ini terjadi karena kewenangan pasien dalam malakukan pemeriksaan disebabkan pasien datang
berobat ke rumah sakit pada gejala lanjut yaitu setelah muncul gejala-gejala dan membuatkan tenaga kesehatan untuk membuat diagnosa dini Halomoan, 2005.
Sebanyak 20,6 pasien mengeluhkan telinga dengung dan 4,8 pasien mengeluh telinga nyeri. Hal ini terjadi karena penyumbatan pada tuba Eustachius
oleh massa tumor sehingga menimbulkan gangguan mekanisme pembukaan tuba. Pasien KNF sering datang berobat ke RSUP HAM pada stadium III dan IV,
dimana setelah tumor itu membesar dan mengobstruksi saluran pernafasan ataupun setelah munculnya gejala akibat KNF dan juga pasien tidak bersedia
melakukan screening terlebih awal Dewi, 2011 Dari hasil penelitian didapatkan, gejala klinis yang paling sering didapati
adalah benjolan pada leher yaitu sebanyak 24 orang 38,1. Hal ini kerana gejala-gejala yang lewat timbul seperti benjolan dan sebagainya. Selain itu KNF
seringkali diawali gejala-gejala minimal atau gejala lokal yang tidak spesifik dan dapat tetap diam dalam jangka waktu lama. Pasien datang ke rumah sakit setelah
gejala-gejala ini menggangu aktivitas harian mereka yaitu berupa hidung sumbat, telinga berdarah, hidung berdarah dan bukannya pada saat gejala dini. Dewi,
2011. Pada penelitian ini, tipe histopatologis yang paling tinggi adalah
undifferenciated carcinoma yaitu sebanyak 44,4 dengan jumlah 28 orang dan diuruti dengan non-keratinizing carcinoma, 21 orang sebanyak 21 orang.
Keratinizing Squamous cell carcinoma adalah yang paling kecil jumlahnya yaitu dengan jumlah 14 orang yaitu sebanyak 22,2 Halomoan, 2005. Menurut WHO
1991, hanya terdapat 3 tipe histopatologis dan yang paling sering adalah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pasien mengambil tindakan radioterapi 30,2, kemoterapi 25,4 dan
kemoradioterapi 44,4. Umumnya terapi KNF di Indonesia adalah dengan kemoterapi untuk pasien KNF stadium III dan IV. Menurut penelitian , terapi
untuk KNF dengan terapi kombinasi dari radioterapi dan kemoterapi mempunyai undifferenciated carcinoma yaitu tipe 1.