Infeksi Virus Eipstein-Barr EBV Diet

Gejala Hidung: 1. Mimisan Dinding tumor biasanya rapuh sehingga oleh rangsangan dan sentuhan dapat terjadi pendarahan hidung atau mimisan.Keluarnya darah ini biasanya berulang-ulang, jumlahnya sedikit dan seringkali bercampur dengan ingus, sehingga berwarna merah jambu. 2. Sumbatan hidung Sumbutan hidung yang menetap terjadi akibat pertumbuhan tumor ke dalam rongga hidung dan menutupi koana.Gejala menyerupai pilek kronis, kadang-kadang disertai dengan gangguan penciuman dan adanya hingus kental. Gejala Mata dan Saraf: diplopia dan gerakan bola mata terbatas.

2.1.13 Gejala Lanjut 1.

Limfadenopati servikal Tidak semua benjolan leher menandakan pemyakit ini.Yang khas jika timbulnya di daerah samping leher, 3-5 cm di bawah daun telinga dan tidak nyeri.Benjolan ini merupakan pembesaran kelenjar limfe, sebagai pertahanan pertama sebelum sel tumor ke bagian tubuh yang lebih jauh.Selanjutnya sel-sel kanker dapat berkembang terus, menembus kelenjar dan mengenai otot di bawahnya.Kelenjarnya menjadi lekat pada otot dan sulit digerakan.Keadaan ini merupakan gejala yang lebih lanjut lagi.Pembesaran kelenjar limfe leher merupakan gejala utama yang mendorong pasien datang ke dokter.

2. Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar.

Tumor dapat meluas ke jaringan sekitar. Perluasan ke atas ke arah rongga tengkorak dan kebelakang melalui sela-sela otot dapat mengenai saraf otak dan menyebabkan gejala akibat kelumpuhan otak syaraf yang sering ditemukan ialah penglihatan dobel diplopia, rasa baal mati rasa di daerah wajah sampai akhirnya timbul kelumpuhan lidah, bahu, leher dan gangguan pendengaran serta gangguan penciuman. Keluhan lainnya dapat berupa sakit kepala hebat akibat penekanan tumor ke selaput otak, rahang tidak dapat dibuka akibat kekakuan otot-otot rahang yang terkena tumor. Biasanya kelumpuhan hanya mengenai salah satu sisi tubuh saja unilateral tetapi pada beberapa kasus pernah ditemukan mengenai ke dua sisi tubuh.

3. Gejala akibat metastasis jauh

Sel-sel kanker dapat ikur mengalir bersama aliran limfe atau darah, mengenai organ tubuh yang letaknya jauh dari nasofaring.Yang sering ialah pada tulang, hati dan paru.Jika ini terjadi, menandakan suatu stadium dengan prognosis sangat buruk.

2.1.14 Stadium

Untuk penentuan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC 1992. 1. T = Tumor primer T0 - Tidak tampak tumor T1 - Tumor terbatas pada satu lokalisasi saja lateralposterosuperioratap dan lain-lain. T2 - Tumor terdapat pada dua lokalisasi atau lebih tetapi masih terbatas di dalam rongga nasofaring. T3 - Tumor telah keluar dari rongga nasofaring ke rongga hidung atau orofaring dsb T4 - Tumor telah keluar dari nasofaring dan telah merusak tulang tengkorak atau mengenai saraf-saraf otak TX - Tumor tidak jelas besarnya karena pemeriksaan tidak lengkap 2. N =Nodule Pembesaran kelenjar getah bening regional N0 - Tidak ada pembesaran N1 - Terdapat penbesaran tetapi homolateral dan masih dapat di gerakkan