Deskripsi Data Penelitian Hasil Penelitian .1. Deskripsi Lokasi Penelitian

nasi dan masa tumor dapat menonjol ke dalam kavum nasi. Hal ini terjadi karena kewenangan pasien dalam malakukan pemeriksaan disebabkan pasien datang berobat ke rumah sakit pada gejala lanjut yaitu setelah muncul gejala-gejala dan membuatkan tenaga kesehatan untuk membuat diagnosa dini Halomoan, 2005. Sebanyak 20,6 pasien mengeluhkan telinga dengung dan 4,8 pasien mengeluh telinga nyeri. Hal ini terjadi karena penyumbatan pada tuba Eustachius oleh massa tumor sehingga menimbulkan gangguan mekanisme pembukaan tuba. Pasien KNF sering datang berobat ke RSUP HAM pada stadium III dan IV, dimana setelah tumor itu membesar dan mengobstruksi saluran pernafasan ataupun setelah munculnya gejala akibat KNF dan juga pasien tidak bersedia melakukan screening terlebih awal Dewi, 2011 Dari hasil penelitian didapatkan, gejala klinis yang paling sering didapati adalah benjolan pada leher yaitu sebanyak 24 orang 38,1. Hal ini kerana gejala-gejala yang lewat timbul seperti benjolan dan sebagainya. Selain itu KNF seringkali diawali gejala-gejala minimal atau gejala lokal yang tidak spesifik dan dapat tetap diam dalam jangka waktu lama. Pasien datang ke rumah sakit setelah gejala-gejala ini menggangu aktivitas harian mereka yaitu berupa hidung sumbat, telinga berdarah, hidung berdarah dan bukannya pada saat gejala dini. Dewi, 2011. Pada penelitian ini, tipe histopatologis yang paling tinggi adalah undifferenciated carcinoma yaitu sebanyak 44,4 dengan jumlah 28 orang dan diuruti dengan non-keratinizing carcinoma, 21 orang sebanyak 21 orang. Keratinizing Squamous cell carcinoma adalah yang paling kecil jumlahnya yaitu dengan jumlah 14 orang yaitu sebanyak 22,2 Halomoan, 2005. Menurut WHO 1991, hanya terdapat 3 tipe histopatologis dan yang paling sering adalah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pasien mengambil tindakan radioterapi 30,2, kemoterapi 25,4 dan kemoradioterapi 44,4. Umumnya terapi KNF di Indonesia adalah dengan kemoterapi untuk pasien KNF stadium III dan IV. Menurut penelitian , terapi untuk KNF dengan terapi kombinasi dari radioterapi dan kemoterapi mempunyai undifferenciated carcinoma yaitu tipe 1. angka hidup untuk 5 tahun dibandingkan dengan terapi tunggal dengan kemoterapi atau radioterapi saja. Radioterapi pada pasien KNF dilakukan untuk menghentikan proliferasi abnormal sel kanker, manakala kemoterapidigunakan untuk mencegah proliferasi sel-sel kanker yang telah bermetastase melalui pembuluh darah ke organ lain. Hal ini karena KNF lebih sering bermetastase ke organ lain. KNF memiliki sensitivitas tinggi terhadap radiasi maupun kemoterapi dibandingkan kanker kepala dan leher lainnya Dewi, 2011.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada penderita KNF mulai bulan Januari tahun 2012 sampai bulan Desember tahun 2012 didapatkan 63 penderita, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1 Kelompok umur terbanyak terdapat pada kelompok umur 41-50 tahun 34.9 2 Jenis kelamin yang terbanyak dijumpai pada jenis kelamin laki-laki yaitu 71.4. 3 Stadium klinis penderita KNF terbanyak adalah stadium III 61.9. 4 Keluhan utama penderita KNF terbanyak adalah benjolan di leher yaitu 41.3. 5 Gejala klnis penderita KNF terbanyak adalah benjolan di leher yaitu 38.1. 6 Tipe Histopatologis penderita KNF yang paling tinggi adalah undifferenciated carcinoma yaitu 44.4. 7 Terapi pada penderita KNF yang terbanyak adalah kombinasi, yaitu kemoradioterapi sebanyak 44.4.

6.2 Saran

1 Diharapkan peningkatan pengetahuan masyarakat, tenaga paramedis dan medis mengenai gejala awal KNF sehingga stadium dini lebih cepat terdeteksi dan agar memberikan prognosis yang lebih baik. 2 Kepada pihak rumah sakit terutama dokter yang bertugas hendaknya lebih memperlengkap status pada rekam medis, karena hal ini sangat berguna baik bagi penderita klinis maupun bagi peneliti. 3 Untuk penelitian selanjutnya agar penelitian tidak hanya dilakukan melalui rekam medis, tetapi dilakukan secara langsung terhadap pasien sehingga didapatkan hasil yang lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Arnold C Paulino,2012.Avilable from: http:emedicine.medscape.com article988165-overviewshowall.[Accessed 18 April 2013]. Ardiyawati,2011.Analisis Hubungan Antara Faktor Risiko Dengantipe Histopatologik Pada Karsinoma Nasofaring.Available from : http:eprints.undip.ac.id 374581Yulin_A.pdf [Accessed 20 May 2013]. A.T. C. Chan1 , V. Grégoire2 , J.-L. Lefebvre3 , L. Licitra4 , E. Felip ,2010. Nasopharyngeal cancer: EHNS–ESMO–ESTRO Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and follow-up.Available from : http:annonc.oxfordjournals.orgcontent21suppl_5v187.long [Accessed 10 May 2013]. Bambang. 1990.Beberape Aspek Pencegahan Kanker Laring.Available from : http:eprints.undip.ac.id1901Bambang_S.S..pdf [Accessed 9 May 2013]. Brennan,2006. Orphanet J Rare Dis. 2006; 1: 23.Available from : http:www.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC1559589 [Accessed 21 May 2013]. Dewi, 2011. Gambaran Penderita Karsinoma Nasofaring Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010. Available from:http:repository.usu.ac. idhandle12345678926527 Fuda Cancer Hospital 2002.Available from: [Accessed 31 may 2012]. http:www.fudahospital.com zh_asp_newztenglishttNasopharyngeal.htm .[Accessed 18 April 2013]. Halomoan,2005. Prevalensi Karsinoma Nasofaring Di Rumah Sakit Immanuel Bandung, Tahun 2003-2004. Available from: http:repository.maranatha.edu139110110119_Abstract_TOC.pdf.[ Accessed 5 May 2013]. Harry,2002.Penatalaksanan Radioterapi Pada Karsinoma Nasofaring. Available from : http:library.usu.ac.iddownloadfktht-hary2.pdf.[Accessed 4 May 2013]. Hidayat,2009.Hubungan Antara Gambaran Timpanometri Dengan Letak Dan Stadium Tumor Pada Penderita Karsinoma Nasofaring.Available from : http:repository.usu.ac.idbitstream1234567896424109E01722.pdf.[Acce sses 23 May 2013]. nternational Agency for Research on Cancer 2002.Available from : http:www.iarc.frenpublicationspdfs-onlinepat-genbb9bb9-chap2.pdf .[Accessed 17 April 2013]. Irwan,2012.PROFILIMUNOPOSITIVITAS PROTEIN EBV PADA PENDERITAKARSINOMA NASOFARING DAN INDIVIDU SEHAT BERISIKO. Available from : http:eprints.undip.ac.id375591Irwan_N-G2A008099- LAPORAN_KTI.pdf [Accessed 13 May 2013] N. Al-Rajhi,1 M. El-Sebaie,1 Y. Khafaga,1 A. AlZahrani,1 G. Mohamed2 and A. Al- Amro1,2009. Eastern Mediterranean Health Journal, Vol. 15, No. 5.Nasopharyngeal carcinoma in Saudi Arabia: clinical presentation and diagnostic delay.Available from : http:applications.emro.who.int emhj150515_5_2009_1301_1307.pdf [Accessed 19 May 2013]. National Cancer Institude 2009.Available from : http:www.cancer.gov cancertopicspdqtreatmentnasopharyngealHealthProfessional .[Accessed 17 April 2013]. Karsinoma Nasofaring.Available from : journal.lib.unair.ac.idindex.php JKarticle...917 Kris., 2009. Kanker Nasofaring: kanker no 1 dibidang THT. Available from: http:thtkl.wordpress.com20090507kanker-nasofaring-kanker-no-1-di- bidang-tht [Accessed 30 May 2012]. [Accessed 7 May 2013]. RS. Dharmais Pusat Kanker Nasional ,2009.Available from : http:www. dharmais.co.idindex.phpkanker-nasofaring.html S. Eva Singletary, Craig Allred, Pandora Ashley, Lawrence W. Bassett, Donald Berry, Kirby I. Bland, Patrick I. Borgen,Gary Clark, Stephen B. Edge, Daniel F. Hayes, Lorie L. Hughes, Robert V.P. Hutter, Monica Morrow, David L. Page, Abram Recht, Richard L. Theriault, Ann Thor, Donald L. Weaver, H. Samuel Wieand, and Frederick L. Greene,2002.Revision of the American Joint Committee on Cancer Staging System for Breast Cancer.Available from : .[Accessed 2 May 2013]. http:jco.ascopubs.orgcontent2017 3628.full.pdf [Accessed 21 May 2013]. Wulan,2012.Karakteristik Penderita Karsinoma Nasofaring .Available from http:repository.usu.ac.idbitstream123456789215274Chapter20II.pdf. [Accessed 20 April 2013]. WA Kentjono , 2013. WILIYANTO,2006. Insidensi Kanker Kepala Leher Berdasarkan Diagnosis Patologi Anatomi Di Rs Dr Kariadi Semarang.Available from : Perkembangan Terkini Penatalaksanaan http:eprints.undip.ac.id209981Onggo.pdf [Accessed 14 May 2013]. Yenita, Aswiyanti Asri,2010.Korelasi antara Latent Membrane Protein-1 Virus Epstein-Barr dengan P53 pada Karsinoma Nasofaring Penelitian Lanjutan. Available from: http:jurnal.fk.unand.ac.idarticles vol_1no_101-05.pdf .[ Accessed 22April 2013].