NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Maret 2016 dan untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain TIDAK DIAUDIT PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS As of March 31, 2016 and for the three months period then ended Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated UNAUDITED 152

35. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN lanjutan

35. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS continued

Investasi dalam saham biasa yang tidak memiliki kuotasi pasar dan obligasi dengan kepemilikan saham di bawah 20 dicatat pada biaya perolehan karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Investments in other unquoted ordinary shares and bonds representing equity ownership interest of below 20 are carried at cost as their fair values cannot be reliably measured. Investasi dalam saham biasa yang memiliki kuotasi pasar dengan kepemilikan saham di bawah 20 dinyatakan dalam nilai wajar berdasarkan harga kuotasi pasar hirarki nilai wajar Tingkat 1. Investments in quoted ordinary shares representing equity ownership interest of below 20 and mutual funds are stated at fair value based on quoted market price fair value hierarchy Level 1.

36. TUJUAN DAN

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko suku bunga, risiko mata uang asing, risiko harga komoditas, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut: The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign currency risk, commodity price risk, credit risk and liquidity risk. The Directors reviewed and agreed on the policies for managing each of these risks, which are described in more detail as follows: Risiko suku bunga Interest rate risk Risiko suku bunga Kelompok Usaha terutama timbul dari pinjaman untuk modal kerja dan investasi. The Group’s interest rate risk mainly arises from loans for working capital and investment purposes. Entitas Anak mengadakan transaksi derivatif, khususnya pertukaran mata uang cross-currency swaps untuk mengelola dampak risiko mata uang karena utang dalam mata uang asing. Transaksi derivatif tersebut ditetapkan oleh Kelompok Usaha sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai arus kas. Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS memberikan ruang lindung nilai alami natural hedge terhadap dampak kurs tukar dalam Kelompok Usaha. Subsidiary entered into derivative transactions, specifically cross-currency swaps to manage currency risk exposures related to its foreign currency-denominated debt. This derivative transaction was designated by the Group under cash flow hedge accounting. Further, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure. Pada tanggal 31 Maret 2016, berdasarkan simulasi yang rasional, jika tingkat suku bunga pinjaman tidak termasuk trust receipts meningkatmenurun sebesar 50 basis poin dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 akan lebih rendahtinggi sebesar Rp9.432 terutama sebagai akibat kenaikanpenurunan biaya bunga atas pinjaman dengan tingkat bunga mengambang. As at March 31, 2016, based on a sensible simulation, had the interest rates of the loans and borrowings, excluding trust receipts payable, been 50 basis points higherlower with all other variables held constant, income before income tax expense for the period ended March 31, 2016 would have been Rp9,432 lowerhigher, mainly as a result of higherlower interest charge on the loans and borrowings with floating interest rates. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Maret 2016 dan untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain TIDAK DIAUDIT PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS As of March 31, 2016 and for the three months period then ended Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated UNAUDITED 153

36. TUJUAN DAN

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan 36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES continued Risiko mata uang asing Foreign currency risk Mata uang fungsional Kelompok Usaha adalah Rupiah. Kelompok Usaha menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman, penjualan ekspor dan biaya beberapa pembelian utamanya dalam mata uang Dolar Amerika Serikat atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing terutama Dolar AS seperti yang dikutip dari pasar internasional. Apabila pendapatan dan pembelian Kelompok Usaha di dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal nilai danatau pemilihan waktu, Kelompok Usaha harus menghadapi risiko mata uang asing. The Group’s functional currency is the Rupiah. The Group faces foreign exchange risk as the borrowings, export sales and the costs of certain key purchases are either denominated in the United States Dollar or whose price is significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies mainly US Dollar as quoted in the international markets. If the revenue and purchases of the Group are denominated in currencies other than Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum andor timing, the Group has exposure to foreign currency risk. Entitas Anak tertentu mengadakan transaksi derivatif, khususnya pertukaran mata uang cross- currency swaps untuk mengelola dampak risiko mata uang karena utang dalam mata uang asing. Transaksi derivatif tersebut ditetapkan oleh Kelompok Usaha sebagai bagian dari akuntansi lindung nilai arus kas. Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS memberikan ruang lindung nilai alami natural hedge terhadap dampak kurs tukar dalam Kelompok Usaha. A Subsidiary entered into derivative transactions, specifically cross-currency swaps to manage currency risk exposures related to its foreign currency-denominated debt. This derivative transaction was designated by the Group under cash flow hedge accounting. Further, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure. Pada tanggal 31 Maret 2016, jika nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing menguatmelemah sebanyak 10 dengan semua variabel konstan, laba sebelum pajak penghasilan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 akan lebih tinggirendah sebesar Rp540.143 terutama sebagai akibat keuntungankerugian penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing. As at March 31, 2016, had the exchange rate of Rupiah against foreign currencies appreciateddepreciated by 10 with all other variables held constant, income before tax for the period ended March 31, 2016 would have been Rp540,143 higherlower mainly as a result of foreign exchange gainslosses on the translation of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies.