1
BAB I PENGANTAR SITUASI KEBIJAKAN HUKUM PIDANA
DI INDONESIA 2016
1.1. Melihat Situasi Kebijakan Pidana dalam Berbagai Isu
Institute for Criminal Justice Reform, ICJR, mengamati situasi umum kebijakan Hukum Pidana Indonesia berdasarkan empat sub tema yakni: Pertama bagaimana Implementasi dan Kebijakan Pemidanaan di
Indonesia selama kurun waktu satu tahun di tahun 2016. Kedua adalah melihat situasi Kebijakan Pidana dalam berbagai Isu. Ketiga Situasi Hukum Acara Peradilan Pidana, keempat Kebijakan dan Implementasi
Hak Saksi dan Korban di Indonesia dan Kelima adalah Kebijakan dan Implementasi Hak Saksi dan Korban di Indonesia. Beberapa paparan singkat akan dipaparkan di bawah ini.
1.2. Implementasi dan Kebijakan Pemidanaan
Implementasi dan Kebijakan Pemidanaan dapat dilhat dari beberapa isu yang mengemuka di tahun 2016 yakni soal Kondisi Lembaga Pemasyarakatan Lapas di Indonesia, Praktek Hukuman Mati,
Peningkatan Hukuman Cambuk dalam Implementasi Qanun Jinayat, munculnya Hukuman Kebiri Kimia Chemical Castration dan problem remisi, dimana ada rencana memudahkan remisi bagi terpidana
Korupsi dalam Revisi PP 99 Tahun 2012, sebagai salah satu obat manjur untuk mengurangi kepadatan penjara.
Terkait soal Kondisi Lembaga Pemasyarakatan Lapas di Indonesia. Kerusuhan Lapas masih menjadi sorotan di Tahun 2016. Berdasarkan pemantauan ICJR, setidaknya terdapat 8 delapan
persitiwa kerusuhan Lapas yang terjadi sepanjang 2016. Sebenarnya dari tahun-tahun sebelumnya permasalahan di lapas-lapas maupun rutan-rutan Indonesia, sudah mengalami situasi yang
mengkhawatirkan. Masalah utamanya adalah implikasi dari kelebihan penghuni dan overcrowding krisis akibat kelebihan penghuni yang dialami sebagian besar Lapas Indonesia.
Kebijakan Pemidanaan juga dilihat dari masih berjalannya Praktek Hukuman Mati. Di tahun 2016 Jaksa Agung kembali melakukan Eksekusi Mati Gelombang III di Indonesia dan masih menyisakan
masalah terkait proses pengadilan yang adil bagi para terpidana mati. Dalam beberapa kasus terdapat situasi yang mengingkari prinsip pengadilan yang adil atau fair trial. Sebagai contoh bagaimana
Mahkamah Agung menentang putusan Mahkamah Konstitusi terkait norma pembatasan Peninjauan Kembali PK, hanya untuk memperlancar eksekusi mati.
Kebijakan Pemidanaan juga dilihat dari Peningkatan Hukuman Cambuk dalam Implementasi Qanun Jinayat di di Nanggroe Aceh Darussalam NAD atau Aceh, yakni Qanun nomor 6 tahun 2014
tentang Hukum Jinayat Qanun Jinayat yang telah dilaksanakan lebih dari satu tahun setelah secara resmi diberlakukan pada Oktober 2015. Di tahun 2016 menurut Data Monitoring Institute for Criminal
Justice Reform ICJR sepanjang 2016, Mahkamah Syar iah Aceh paling tidak telah memutuskan 301
2 putusan perkara jinayat sejak Januari sampai dengan November 2016. Dalam Monitoring, sepanjang
2016 sampai dengan Desember ICJR mencatat sedikitnya 339 terpidana yang telah di eksekusi cambuk di seluruh wilayah Aceh.
Kebijakan pemidanaan juga dapat dikritisi Munculnya Hukuman Kebiri Kimia Chemical Castration. Pemerintah mengeluarkan perintah untuk merevisi kembali UU No UU Nomor 35 Tahun
2014 lewat Perppu. Salah satu maksud pemerintah menerbitkan Perppu ini adalah memperberat pidana bagi pelaku untuk mendorong efek jera dari pelaku dan mencegah calon pelaku.
Problem Kebijakan pemidanaan juga terlihat rencana memudahkan remisi bagi terpidana Korupsi dalam Revisi PP 99 Tahun 2012 Pada 2016 Pemerintah lewat Kementerian Hukum dan HAM
Kemenkumham berupaya melakukan revisi atas Peraturan Pemerintah No 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1999 tentang syarat dan tata cara
Pelaksanaan Hak warga Binaan Pemasyarakat atau sering disebut sebagai PP 99, tujuannya membuka ruang remisi lebih besar untuk memperkecil angka kelebihan penghuni. ICJR pada dasarnya sepakat
dengan niat tersebut benar bahwa PP 99 harus direvisi secepat mungkin. Tentunya dalam cakupan yang lebih komprehensif. Disamping itu pandangan ini didasarkan atas konteks harm reduction pengurangan
dampak buruk bari pengguna dan pecandu narkotika.
1.3. Situasi Penggunaan Instrumen Hukum Pidana Dalam Perkara Perkara Tertentu