2 putusan perkara jinayat sejak Januari sampai dengan November 2016. Dalam Monitoring, sepanjang
2016 sampai dengan Desember ICJR mencatat sedikitnya 339 terpidana yang telah di eksekusi cambuk di seluruh wilayah Aceh.
Kebijakan pemidanaan juga dapat dikritisi Munculnya Hukuman Kebiri Kimia Chemical Castration. Pemerintah mengeluarkan perintah untuk merevisi kembali UU No UU Nomor 35 Tahun
2014 lewat Perppu. Salah satu maksud pemerintah menerbitkan Perppu ini adalah memperberat pidana bagi pelaku untuk mendorong efek jera dari pelaku dan mencegah calon pelaku.
Problem Kebijakan pemidanaan juga terlihat rencana memudahkan remisi bagi terpidana Korupsi dalam Revisi PP 99 Tahun 2012 Pada 2016 Pemerintah lewat Kementerian Hukum dan HAM
Kemenkumham berupaya melakukan revisi atas Peraturan Pemerintah No 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1999 tentang syarat dan tata cara
Pelaksanaan Hak warga Binaan Pemasyarakat atau sering disebut sebagai PP 99, tujuannya membuka ruang remisi lebih besar untuk memperkecil angka kelebihan penghuni. ICJR pada dasarnya sepakat
dengan niat tersebut benar bahwa PP 99 harus direvisi secepat mungkin. Tentunya dalam cakupan yang lebih komprehensif. Disamping itu pandangan ini didasarkan atas konteks harm reduction pengurangan
dampak buruk bari pengguna dan pecandu narkotika.
1.3. Situasi Penggunaan Instrumen Hukum Pidana Dalam Perkara Perkara Tertentu
Situasi penggunaan Instrumen Hukum Pidana dalam Perkara tertentu dapat dilihat dari isu upaya mendorong overkriminalisasi dalam Tindak Pidana Susila di Indonesia, meningkatnya penggunaan
hukum defamasi pidana penghinaan dan kembalinya penggunaan pasal-pasal makar. Upaya Mendorong Overkriminalisasi dalam Tindak Pidana Susila di Indonesia dapat dilihat dari
kasus yang ada di mahkamah Konstitusi. Pada semester kedua tahun 2016, Mahkamah Konstitusi MK memeriksa Perkara Nomor: 46PUU-XIV2016 Permohonan Pengujian Pasal 284, Pasal 285 dan Pasal
292 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Terhadap UUD 1945, yang diajukan oleh Guru Besar IPB Bogor Prof. Dr. Euis Sunarti, dkk. Dalam permohonan tersebut, khususnya Pasal 284 Tentang Zina
dan Pasal 292 Larangan perbuatan cabul sesama jenis dengan anak, pemohon meminta agar MK memutus pasal-pasal tersebut tidak berlaku sepanjang tidak dimaknai perluasan Zina untuk Pasal 284,
yakni tidak perlu ada unsur salah satu orang yang berbuat Zina sedang dalam ikatan perkawinan dan tidak perlu ada adua . “erta u tuk Pasal
, Pe oho e i ta dihapuska a frasa a ak sehi gga
se ua je is per uata a ul sesa a je is dapat dipida a. Apabila permohonan akan berpotensi menghadapi krisis kelebihan kriminalisasi the crisis of over criminalization, yaitu banyaknya atau
melimpahnya perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana. Selain di Mahkamah Konstitusi perluasan delik Zina ini sesungguhnya juga terakomodir dalam perubahan KUHP yang saat ini di bahas di DPR.
Meningkatnya Penggunaan Hukum Defamasi Pidana Penghinaan. Di tahun 2016 terlihat Makin tingginya Korban penggunaan pasal-pasal penghinaan di internet yang menjadi focus ICJR, ini terbukti
dari data rekap cyber crime di mabes Polri Peningkatan penggunaan pasal-pasal defamasi yang paling signifikan di tahun 2016. Tren Penggunaan Pidana Hate Speech juga mulai meningkat di tahun 2016. Di
penghujung tahun 2016, Pasal ini digunakan dalam kasus dugaan penyebar kebencian berbasis agama.
Di tahun 2016 terlihat potensi kembalinya penggunaan Pasal-Pasal Makar dalam berbagai kasus. Aparat penegak hukum kembali menyasar berbagai pihak dengan menggunakan pasal-pasal makar. ICJR
e gkha atirka situasi i i kare a pe afsira terte tu atas pasal-pasal makar gampang disalah
3 gunakan untuk tuduhan perbuatan-perbuatan yang semakin luas kategorinya. Di sisi lain minimnya
pembahasan pasal makar dalam RKUHP yang dilakukan oleh DPR di tahun 2016.
1.4. Situasi Hukum Acara Peradilan Pidana 2016