Analisis penerapan Activity Based Budgeting (ABB) pada anggaran belanja Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu

(1)

PENDIDIKAN KABUPATEN MUKOMUKO, BENGKULU

Oleh

RIZKIRIA RATMARISA NUR

H24087088

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

RIZKIRIA RATMARISA NUR. Analisis Penerapan Activity Based Budgeting

(ABB) pada Anggaran Belanja Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.

Dinas Pendidikan Mukomuko sebagai lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat, membutuhkan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan. Lemahnya perencanaan anggaran pada akhirnya dapat memunculkan kemungkinan underfinancing atau overfinancing

yang semuanya mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja pemerintah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui prosedur penyusunan anggaran belanja pada Dinas Pendidikan Mukomuko, (2) Menganalisis perbedaan antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan ABB pada kantor Dinas Pendidikan Mukomuko, dan (3) Menganalisis penyimpangan varians antara metode konvensional dengan metode ABB pada kantor Dinas Pendidikan Mukomuko.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara dengan pegawai, serta pengamatan langsung. Data sekunder diperoleh dari DPA-SKPD Dinas Pendidikan tahun 2008 dan 2009, Laporan Keuangan tahun 2008 dan 2009, serta data sekunder lain yang mendukung. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program MicrosoftExcel 2007 dan SPSS 16.0.

Prosedur pengusunan anggaran pada Dinas Pendidikan Mukomuko dimulai dengan penyusunan Renstra dan Renja. Kemudian dibuat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang diserahkan oleh Kepala Daerah yang akan menjadi RPJMD. Kepala Daerah membuat Dokumen Pedoman Penyusunan Rencanan Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD). Masing-masing SKPD membuat RKA-SKPD berdasarkan pedoman tersebut. Hasil Perda APBD dan Perkada disusun menjadi Rencana DPA-SKPD dan diajukan ke Kepala Daerah agar DPA diverifikasi dan di sahkan.

Anggaran yang disusun secara konvensional dengan metode ABB adalah anggaran secara konvensional memiliki nilai total Rp. 1.427.349.061, yang terdiri dari: biaya personalia Rp. 1.203.636.061, biaya rumah tangga Rp. 24.700.000, biaya administrasi Rp. 105.575.000, biaya gedung dan lingkungan Rp. 11.500.000, biaya penyusutan Rp. 24.400.000, serta biaya pemeliharaan kendaraan Rp. 44.538.000. Sedangkan untuk ABB mempunyai nilai total Rp. 1.479.223.061, yang terdiri dari: biaya personalia Rp. 1.227.036.061, biaya rumah tangga Rp. 26.900.000, biaya administrasi Rp. 110.812.000, biaya gedung dan lingkungan Rp. 12.500.000, biaya penyusutan Rp. 26.175.000, serta biaya pemeliharaan kendaraan Rp. 75.800.000.

Hasil uji t, pada penyimpangan anggaran yang disusun secara konvensional dan anggaran yang disusun dengan metode ABB, diperoleh thitung sebesar -1,047 dan -0.600 dengan ttabel sebesar 2,015, taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 5% dan derajat kebebasan (df) adalah 5. Hasil dari uji t tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih kecil dari ttabel, Maka hipotesis H0 diterima untuk pengujian kedua metode tersebut. Dari kedua hipotesis tersebut menyatakan bahwa, penyimpangan yang terjadi antara anggaran yang disusun secara konvensional dan anggaran yang disusun dengan metode ABB terhadap realisasi, masih dalam batas


(3)

PENDIDIKAN KABUPATEN MUKOMUKO, BENGKULU

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

RIZKIRIA RATMARISA NUR

H24087088

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(4)

Nama : Rizkiria Ratmarisa Nur NIM : H24087088

Menyetujui Pembimbing,

Farida Ratna Dewi, SE, MM NIP. 197103072005012001

Mengetahui Ketua Departemen,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP. 196101231986011002


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mukomuko, Bengkulu pada tanggal 21 Juni 1987. Penulis memulai pendidikan formal pada tahun 1992 di TK Ipuh, Bengkulu dan lulus pada tahun 1993, kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar Negeri 1 Putri Hijau, Bengkulu Utara dan lulus pada tahun 1999. Ditahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 3 Peterongan Jombang, Jawa Timur, kelas dua di SLTP Negeri 2 Puteri Hijau, Bengkulu Utara dan kelas tiga di SLTP Negeri 1 Mukomuko, Bengkulu. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan pada tahun 2005 pada SMA Negeri 1 Mukomuko, Bengkulu.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma III, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2005 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program keahlian Manajemen Informatika. Penulis pernah melakukan magang di Kantor Informasi Komunikasi dan Data Elektronik Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur selama satu bulan pada bulan Agustus 2007. Penulis melaksanakan PKL untuk menyelesaikan tugas akhir DIII di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong.

Setelah menyelesaikan program DIII di tahun 2008 penulis melanjutkan studi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Sewaktu menuntut ilmu di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan, yakni sebagai Vice Secretary Corporat Extension of Management (EXOM) Club

periode 2008–2009. Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi IPB, penulis menulis skripsi dengan judul Analisis Penerapan Activity Based Budgeting (ABB) pada Anggaran Belanja Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu di bawah bimbing Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Judul skripsi ini adalah Analisis Penerapan Activity Based Budgeting (ABB) pada Anggaran Belanja Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu.

Tak ada yang sempurna di dunia ini, skripsi ini pun juga masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat diperlukan demi tercapainya hal yang lebih baik. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, Amin.


(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyusunan skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis.

2. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan ibu Yusrina Permanasari, ME selaku dosen penguji.

3. Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM selaku dosen Quality Control (QC). 4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu beserta seluruh

staf pegawai yang telah memberikan bimbingan serta informasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 6. Mama dan papa yang selalu memberikan semangat, inspirasi hidup, dukungan,

dan doa yang tulus kepada penulis.

7. Mas Yuli, mbak Utari, cik Iin dan Irma yang telah banyak membantu penulis dalam menulis skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Angkatan 5 (lima), yang selalu bersama-sama mengukir kenangan indah selama mengikuti perkuliahan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan pahala atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Amin.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Anggaran... 5

2.1.1 Definisi Anggaran ... 6

2.1.2 Fungsi Anggaran ... 6

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Anggaran... 7

2.1.4 Karakteristik Anggaran ... 7

2.1.5 Prosedur Penyusunan Anggaran ... 8

2.1.6 Proses Pengendalian Anggaran ... 9

2.1.7 Konsep Anggaran Berdasarkan Aktivitas ... 10

2.2. Anggaran Sektor Publik... 13

2.2.1 Pengertian Anggaran Sektor Publik ... 13

2.2.2 Fungsi Anggaran Sektor Publik ... 14

2.2.3 Tujuan Anggaran Sektor Publik... 14

2.2.4 Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik ... 14

2.2.5 Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik ... 15

2.2.6 Analisis Varians Anggaran ... 16

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu... 17

III. METODE PENELITIAN... 20

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 20

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

3.3. Metode Penelitian ... 21

3.3.1 Metode Pengumpulan Data ... 21


(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 25

4.1. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko ... 25

4.1.1 Visi, Misi dan Strategi ... 25

4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi ... 26

4.1.3 Struktur Organisasi ... 26

4.2. Penganggaran pada KantorDinas Pendidikan Mukomuko ... 26

4.2.1 Rencana Strategis (Renstra) ... 29

4.2.2 Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ... 29

4.2.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).. 29

4.2.4 Nota Kesepakatan Kepala Daerah dan DPRD ... 30

4.2.5 Pedoman Penyusunan Rencanan Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)... 30

4.2.6 Rencana Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Raperda APBD) ... 30

4.2.7 Persetujuan Bersama ... 31

4.2.8 Peraturan Kepala Daerah Penjabaran APBD ... 31

4.2.9 Peraturan Daerah (Perda) APBD ... 31

4.2.10 Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) ... 31

4.3. Analisis Biaya Berdasarkan Aktivitas ... 32

4.3.1 Aktivitas-aktivitas Utama pada Proses Kerja Organisasi dan Penggerak Aktivitas ... 32

4.3.2 Penggerak aktivitas ... 36

4.3.3 Penggerak Aktivitas yang Dibutuhkan ... 37

4.3.4 Sumber Daya dan Biaya yang Dibutuhkan dalam Pelaksanaan Aktivitas ... 38

4.3.5 Anggaran Investasi Baru ... 43

4.3.6 Anggaran Biaya Tidak Langsung per Aktivitas... 44

4.4. PerhitunganAnggaran Biaya Dinas Pendidikan Mukomuko ... 45

4.4.1 Anggaran yang Disusun secaraKonvensional... 46

4.4.2 Anggaran yang Disusun dengan Metode ABB ... 46

4.4.3 Perbandingan Anggaran Konvensional versus ABB ... 47

4.4.4 Perbandingan Varians Anggaran Konvensional versus ABB.. 47

4.5. Uji Penyimpangan Anggaran... 50

KESIMPULAN DAN SARAN... 52

1. Kesimpulan... 52

2. Saran... 53


(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan penganggaran konvensional dengan ABB ... 12

2. Activity driver pada aktivitas di Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko ... 37

3. Rincian perhitungan aktivitas... 38

4. Daftar gaji rata-rata pegawai tahun 2008... 39

5. Perhitungan biaya personel per aktivitas ... 40

6. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana tahun 2008... 41

7. Asumsi biaya pemeliharaan sarana dan prasarana tahun 2008 ... 41

8. Keadaan kendaraan dinas... 42

9. Biaya administrasi Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko tahun 2008... 42

10. Biaya perlengkapan rumah tangga tahun 2008 ... 43

11. Kegiatan investasi baru dan perbaikan Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko tahun 2009 ... 43

12. Rencana penyusutan biaya tahun 2009 ... 44

13. Rincian anggaran biaya tidak langsung Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko berdasarkan aktivitas ... 45

14. Perhitungan anggaran yang disusun secara konvensional tahun 2009 ... 46

15. Perhitungan anggaran dengan metode ABB untuk tahun 2009 ... 47

16. Perbandingan anggaran yang disusun secara konvensional dan anggaran dengan metode ABB ... 47

17. Perhitungan varians anggaran konvensional tahun 2009... 48

18. Perhitungan varians anggaran dengan metode ABB terhadap realisasi tahun 2009... 49


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Skema prinsip ABB dan ABC (Kaplan & Cooper dalam Tunggal, 2003) . 11 2. Kerangka pemikiran penelitian ... 22 3. Tahapan penyusunan anggaran SKPD (Peraturan Bupati Mukomuko

Nomor: 40 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor: 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, diolah) ... 28


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Struktur organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko ... 57 2. Kegiatan pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko ... 58 3. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana tahun 2008... 65 4. Rincian biaya administrasi Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko tahun

2008... 66 5. Asumsi harga barang inventaris tahun 2009………... 67 6. Rencana penyusutan inventaris Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko

tahun 2009... 68 7. Hasil uji penyimpangan pada anggaran yang disusun secara

konvensional ... 69 8. Hasil uji penyimpangan pada anggaran yang disusun dengan metode


(13)

1.1.Latar Belakang

Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas berbantuan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999. Kedua Undang-undang ini menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia.

Tujuan pelaksanaan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu: (1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, (2) Menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya daerah, dan (3) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik) untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran. Agar tujuan-tujuan dalam otonomi daerah dapat tercapai, pemerintah harus bertindak efektif dan efisien dalam mengelola keuangan daerahnya. Mengalokasikannya sumber daya untuk memberikan jaminan input secara ekonomis, efisien dan efektif, maka diperlukan informasi akuntansi manajemen yang sangat penting dimiliki, seiring dengan adanya paradigma baru organisasi pemerintahan yang lebih berorientasi pada pelayanan masyarakat dan kepentingan publik.

Akuntansi manajemen sektor publik sangat erat dengan proses pemilihan program, penentuan biaya, dan manfaat program serta penganggaran. Akuntansi manajemen sektor publik juga berfungsi untuk memfasilitasi nilai anggaran sektor publik yang efektif, efisien, dan ekonomis (value for money budget).


(14)

Anggaran publik merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana publik yang disetujui legislatif untuk dibelanjakan. Melalui data rekening belanja yang terdapat dalam anggaran belanja lembaga/organisasi, akan dilihat apakah anggaran yang telah dibuat, dapat berperan sebagai pengendali terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintah.

Dalam siklus anggaran, persiapan dan penyusunan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia, dimana penentuan taksiran ini dilakukan dengan proses estimasi. Dalam persoalan estimasi, terdapat faktor uncertainty yang cukup tinggi (Mardiasmo, 2009).

Lemahnya perencanaan anggaran pada akhirnya dapat memunculkan kemungkinan underfinancing atau overfinancing yang semuanya mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja pemerintah. Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar tidak terjadi bias atau penyimpangan.

Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko sebagai lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan bagi masyarakat, membutuhkan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan. Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu melalui anggaran belanja, karena dengan anggaran belanja Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko dapat merencanakan pengalokasian dana jangka pendek yang dibutuhkan serta dapat melakukan pengendalian keuangan. Selain itu, Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko dapat menggunakan anggaran belanja sebagai alat pengendalian bagi penggunaan dananya. Apabila terdapat perbedaan antara anggaran belanja dengan realisasinya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk penyusunan anggaran belanja tahun berikutnya.

Dalam upaya mengembangkan efisiensi dan keefektifan program serta pengalokasian sumber-sumber pada aktivitas yang mampu memberikan nilai tambah dengan sistem akuntansi yang baik bagi publik sehingga menghasilkan kualitas suatu anggaran yang optimal pada daerah dapat tercapai. Pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko, masih menggunakan penganggaran dengan metode konvensional/tradisional sehingga sering terjadi selisih yang jauh antara anggaran


(15)

dengan realisasi yang terjadi pada instansi tersebut. Dengan menggunakan sumber data keuangan (2 tahun) yakni tahun 2008 dan tahun 2009, sudah dapat digunakan dalam perhitungan ABB. Data anggaran dan realisasi tahun 2008 akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan anggaran denga metode ABB dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti aktivity driver, sumberdaya yang dibutuhkan, biaya yang dikeluarkan dengan mempertimbangkan tingkat inflasi dan depresiasi dari penyusutan investasi. Hasil perolehan anggaran yang disusun dengan metode ABB ini yang nantinya akan dibandingkan dengan data anggaran dan realisasi tahun 2009 berdasarkan perhitungan konvensional yang dilakukan pada dinas tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat efisiensi pengalokasian dana dalam perencanaan anggaran Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko dengan suatu metode penghitungan biaya yaitu penyusunan anggaran berdasarkan aktivitas yaitu Activity Based Budgeting

(ABB), berdasarkan program kerja yang telah disusun oleh Dinas Pendidikan Mukomuko, Bengkulu.

1.2.Perumusan Masalah

Ada beberapa pendekatan yang biasa dilakukan dalam akuntansi biaya, salah satunya dengan ABB. Berdasarkan pada latar belakang, maka penelitian ini merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran belanja pada Dinas Pendidikan Mukomuko?

2. Bagaimana perbandingan antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko?

3. Bagaimana penyimpangan selisih antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui prosedur penyusunan anggaran belanja pada Dinas Pendidikan Mukomuko.


(16)

2. Menganalisis perbedaan antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko.

3. Menganalisis penyimpangan selisih antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko.

1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi instansi pemerintahan

Sebagai masukan yang bermanfaat bagi manajemen Dinas Pendidikan Mukomuko, untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam proses penyusunan anggaran selama ini serta untuk mengadakan perbaikan–perbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi anggaran pada Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko.

2. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang layak dijadikan acuan serta referensi dalam melakukan studi lebih lanjut.

1.5.Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya membahas mengenai anggaran belanja hanya pada kegiatan internal Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko pada tahun 2009 dengan menggunakan referensi anggaran tahun 2008 serta prosedur penyusunan anggaran belanja pada Dinas Pendidikan Mukomuko.


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anggaran

2.1.1 Definisi Anggaran

Menurut Mulyadi (2002), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming), tanpa didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun sebelumnya.

Menurut Hansen dan Mowen (2005), anggaran yaitu rencana keuangan untuk masa depan; rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran (Mardiasmo, 2009).

Menurut Munandar (2001), budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Budget merupakan hasil kerja (output) yang terutama berupa taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang. Karena suatu budget merupakan hasil kerja (output),maka budget dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis. Sedangkan, yang dimaksud budgeting ialah proses kegiatan yang menghasilkan budget, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. Secara lebih terperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam budgeting tersebut antara lain: (1) pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun

budget, (2) pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan taksiran-taksiran dalam rangka menyusun budget, (3) menyusun budget serta menyajikan secara teratur dan sistematis, (4)


(18)

pengkoordinasian pelaksanaan budget, (5) pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelakasanaan budget, dan (6) pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagai tindak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut.

2.1.2 Fungsi Anggaran

Sesuai dengan fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, fungsi anggaran juga demikian. Menurut Nafarin (2007), fungsi-fungsi anggaran adalah:

1. Fungsi Perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.

2. Fungsi Pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan. Sehingga tiap bagian harus melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah, terkoordinasi sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran.

3. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: a) Memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).

b) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan).


(19)

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Anggaran

Menurut Nafarin (2007), tujuan penyusunan anggaran antara lain: 1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber

dan penggunaan dana.

2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan

dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

4. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.

6. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Sedangkan manfaat anggaran menurut Nafarin (2007): 1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.

3. Dapat memotivasi pegawai.

4. Menimbulkan tanggungjawab tertentu pada pegawai.

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

6. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

7. Alat pendidikan bagi para manajer.

2.1.4 Karakteristik Anggaran

Untuk memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan karakteristik anggaran. Menurut Mulyadi (2002), anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.


(20)

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat berubah pada kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibanding dengan

anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

2.1.5 Prosedur Penyusunan Anggaran

Menurut Nafarin (2007), prosedur penyusunan anggaran dijelaskan dalam beberapa tahap berikut ini:

1. Penentuan pedoman anggaran

Anggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang sebaiknya dipersiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen puncak (direktur atau komisaris) melakukan dua hal, yaitu:

a) Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebijakan, asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.

b) Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya sebagai anggota.

2. Persiapan anggaran

Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan (sales budget) terlebih dahulu menyusun anggaran penjualan (sales forecast). Setelah menyusun anggaran penjualan, manajer pemasaran bekerja sama dengan manajer umum dan manajer keuangan untuk menyusun anggaran penjualan, anggaran beban penjualan, dan anggaran piutang usaha. Setelah itu manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan manajer umum menyusun anggaran produksi, anggaran biaya pabrik, anggaran persediaan, dan anggaran utang usaha. Anggaran tersebut dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat oleh manajer pemasaran. Manajer umum bekerja sama dengan manajer


(21)

keuangan menyusun anggaran beban administrasi dan umum. Setelah itu, manajer keuangan bekerja sama dengan para manajer lainnya menyusun anggaran laba rugi, anggaran neraca, anggaran kas, dan anggaran lainnya. Anggaran dalam tahap ini, biasanya diadakan rapat antar bagian yang terkait saja.

3. Penentuan anggaran

Pada tahap rapat penentuan anggaran semua manajer beserta direksi mengadakan rapat kegiatan:

a) Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran.

b) Koordinasikan dan penelaahan komponen anggaran. c) Pengesahan dan pendistribusian anggaran

4. Pelaksanaan anggaran

Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis, kemudian laporan realisasi anggaran tersebut disampaikan pada direksi.

2.1.6 Proses Pengendalian Anggaran

Proses pengendalian menurut Welsch, et al (2000), mendefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Menurut Mulyadi (2002), proses pengendalian anggaran dilaksanakan melalui tiga tahap utama, antara lain:

1. Tahap Penetapan Sasaran

Tujuan perusahaan kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran (goal) dan dibebankan pencapaiannya kepada manajer tertentu dalam proses penyusunan anggarannya. Alokasi sumber daya dalam proses penyusunan anggaran perlu diukur dengan satuan moneter standar dengan menggunakan ukuran akuntansi. Informasi akuntansi manajemen berperan dalam tahap penetapan sasaran sebagai alat pengirim peran. 2. Tahap Implementasi

Setelah sasaran ditetapkan dan ditunjuk manajer yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran tersebut, serta dialokasikan sumber daya kepada manajer yang diberi peran dalam mencapai sasaran anggaran, fungsi


(22)

anggaran dalam perusahaan kemudian mengkonsolidasikan ke dalam suatu anggaran komprehensif yang formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang saham. Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting yaitu:

a) Komunikasi anggaran

Manajer fungsi anggaran bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah.

b) Kerjasama dan koordinasi

Untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, orang harus mengetahui peran yang harus dimainkan oleh orang lain, baik dalam organisai formal maupun informal.

3. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja

Dalam tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang tercantum dalam anggaran, untuk menunjukkan bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang memadai bagi kinerja yang berada dibawah standar.

2.1.7 Konsep Anggaran Berdasarkan Aktivitas

Dalam Investopedia (2010), Anggaran berdasarkan aktivitas (ABB)

berarti sebuah metode penganggaran dimana kegiatan yang mengeluarkan

biaya dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi yang dihubungkan dengan definisi dan kemudian dianalisis. Kegiatan yang kemudian dikaitkan dengan tujuan strategis, setelah itu biaya dari kegiatan yang diperlukan digunakan untuk membuat anggaran. “Activity Based Budgeting (ABB)mean a method of budgeting in which the activities that incur costs in every functional area of an organization are recorded and their relationships are defined and analyzed. Activities are then tied to strategic goals, after which the costs of the activities needed are used to create the budget.1”

Menurut Brimson (1991) dalam writework (2006), ABB is a managing process that based on the activity level, in order to get lasting improvement

1

Activity Based Budgeting (ABB), Investopedia, diakses dari


(23)

on cost and operation (Brimson 1991) ...2” Definisi ini menyatakan, ABB adalah proses yang mengelola pada tingkat aktivitas, dalam rangka untuk mendapatkan perbaikan yang berlangsung pada biaya dan operasi.

Menurut Tunggal (2003), ABB adalah proses mengembangkan suatu anggaran induk dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari analisis berdasarkan aktivitas. ABB mengarahkan perhatian pada biaya yang diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas. ABB memudahkan perbaikan berkesinambungan. Proses dalam penyajian anggaran dalam suatu ABB menyoroti peluang untuk mereduksi biaya dan eliminasi aktivitas yang boros. ABB memudahkan identifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas tersebut. ABB merupakan suatu bentuk anggaran yang berfokus pada biaya aktivitas (cost driver) atau pemicu biaya (cost driver) yang diperlukan dalam operasi. ABB memisahkan biaya-biaya ke dalam kelompok biaya yang homogen berdasarkan cost driver yang berasal dari Activity Based Costing (ABC), dimana ABB secara prinsip merupakan ABC yang dibalik aliran kasnya (Gambar 1).

ABC ABB

Resources

Resources drivers Activity

Activity cost driver Products

Gambar 1. Skema prinsip ABB dan ABC (Kaplan & Cooper dalam Tunggal, 2003)

Menerapkan konsep ABC terhadap proses penganggaran menghasilkan ABB. Dalam ABB, langkah pertama adalah menentukan produk atau jasa yang akan dihasilkan dan pelanggan yang harus dilayani. Kemudian aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan produk

2

Activity Based Budgeting (ABB), Writework, diakses dari http://www.writework.com/essay/benefits-activity-based-budgeting. [2 Agustus 2010]. 


(24)

atau jasa tersebut ditentukan. Akhirnya, sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang ditentukan tersebut dikuantifikasi secara konseptual. Perbedaan metode tradisional (konvensional) dan metode ABB adalah seperti yang terdapat pada Tabel 1:

Tabel 1. Perbandingan penganggaran konvensional dengan ABB

Keterangan Konvensional ABB

Unit penganggaran Diekspresikan sebagai

biaya fungsional/kategori pengeluaran

Diekspresikan sebagai biaya pelaksanaan aktivitas.

Fokus Sumber daya yang

dibutuhkan

Output/pekerjaan yang dilakukan

Orientasi Historis Continuous improvement

(perbaikan berkesinambungan) Peran pemasok dan

pelanggan

Tidak secara formal mempertimbangkan

Melakukan koordinasi dengan pemasok dan mempertimbangkan Peran pemasok dan

pelanggan (lanjutan)

pemasok dan pelanggan dalam penganggaran

kebutuhan pelanggan dalam proses penganggaran Tujuan pengendalian Memaksimumkan kinerja manajer Menyelaraskan aktivitas organisasi/instansi secara keseluruhan

Dasar anggaran Berdasarkan pola perilaku

biaya: biaya variabel dan biaya tetap

Berdasarkan kemanfaatan kapasitas

Anggaran ABB merupakan anggaran biaya pelaksanaan berbagai aktivitas, sebaliknya anggaran konvensional menyajikan biaya yang dianggarkan untuk setiap fungsi atau kategori pengeluaran. Penganggaran konvensional berfokus pada elemen-elemn biaya seperti bahan, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sedangkan ABB mengarahkan perhatian pada biaya yang diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas. ABB memudahkan continuous improvement (perbaikan berkesinambungan). Proses penyusunan ABB menyoroti peluang untuk mengurangi biaya dan eliminasi aktivitas yang menimbulkan pemborosan. ABB mengurangi beban kerja sampai dengan tingkat minimum yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sebaliknya, peristiwa masa lalu sering kali merupakan dasar dalam penyusunan anggaran konvensional. Dalam anggaran konvensional, sumber daya untuk aktivitas sudah tersedia, jika tidak,


(25)

organisasi akan mengalami kesulitan. Anggaran konvensional memperlakukan aktivitas pemasok atau pelanggannya sebagai suatu kondisi yang given untuk anggaran. Sebaliknya, ABB membutuhkan koordinasi yang baik dengan para pemasok dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebagai alat pengendalian, anggaran konvensional berfokus pada minimisasi penyimpangan dan memaksimumkan kinerja unit pertanggungjawaban. Tujuan utama pengendalian dalam metode ABB adalah mengkoordinasikan dan menyelaraskan aktivitas perusahaan secara keseluruhan untuk melayani pelanggan. Ada tiga langkah yang dibutuhkan untuk membangun suatu ABB yaitu:

a) Aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi harus diidentifikasikan,

b) Permintaan untuk setiap keluaran aktivitas (activity’s output) harus diperkirakan, dan

c) Biaya sumber daya (cost of resource) yang diperlukan untuk memproduksi keluaran aktivitas tersebut harus dinilai.

2.2.Anggaran Sektor Publik

2.2.1 Pengertian Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009), anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan dokumen keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas. Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi dimasa yang akan datang. Setiap anggaran memberikan informasi mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang. Secara singkat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:

1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang akan dibuat (pengeluaran/ belanja); dan

2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan).


(26)

2.2.2 Fungsi Anggaran Sektor Publik

Menurut Mulyadi (2002), fungsi anggaran yaitu:

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa mendatang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. 6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi

manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

2.2.3 Tujuan Anggaran Sektor Publik

Tujuan proses penyusunan anggaran sektor publik adalah: (1) membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah, (2) membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan, (3) memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja, (4) meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR atau MPR dan masyarakat (Wikipedia, 2010)3.

2.2.4 Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009), prinsip-prinsip didalam anggaran sektor publik meliputi:

1. Otoritas oleh legislatif

Anggaran publik harus mendapatkan otoritas dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

3

Anggaran Sektor Publik, Wikipedia, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Sektor_Publik [2 Agustus 2010]. 


(27)

2. Komprehensif

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.

3. Keutuhan anggaran

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum (general fund).

4. Nondiscretionary appropriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.

5. Periodik

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun multi tahunan.

6. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran. 7. Jelas

Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan.

8. Diketahui publik

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

2.2.5 Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009), jenis-jenis anggaran sektor publik terdiri dari:

1. Anggaran operasional (operation/recurrent budget)

Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam anggaran operasional adalah “belanja rutin”. Belanja rutin (recurrent expenditure) adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat


(28)

menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah. Disebut “rutin” karena sifat pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap tahun.

2. Anggaran modal/investasi (capital/investment budget)

Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti: gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman. Belanja modal/investasi adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.

2.2.6 Analisis Varians Anggaran

Welsch, et al (2000), dalam mempertimbangkan dan mengevaluasi varians untuk menentukan sebab yang mendasarinya, kemungkinan yang perlu dipertimbangkan diantaranya:

1) Varians tidak material.

2) Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang direncanakan atau dianggarkan dan data aktual yang disediakan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya.

3) Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen. Untuk meningkatkan efisiensi atau untuk menghadapi kemungkinan tertentu, manajemen sering membuat keputusan yang menyebabkan adanya varians.

4) Banyak varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor yang tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi.

5) Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian utama dan diselidiki secara teliti.

Beberapa pendekatan utama untuk mempelajari atau menyelidiki varians dalam menentukan sebab yang mendasarinya menurut Welsch, et al

(2000) adalah:

1) Pertemuan dengan manajer pusat tanggungjawab dan penyelia dan karyawan lainnya dalam pusat tanggungjawab yang terlibat.


(29)

2) Analisis situasi kerja termasuk arus kerja, koordinasi aktivitas, keefektifan penyeliaan, dan keadaan umum lainnya.

3) Pengamatan langsung.

4) Penyelidikan di tempat oleh manajer lini.

5) Penyelidikan oleh kelompok staf (di spesifikasi menurut tanggungjawab). 6) Pemeriksaan internal.

7) Penelitian khusus. 8) Analisis varians.

Menurut Darsono dan A. Purwanti (2008), biaya standar dibandingkan dengan biaya aktual melahirkan penyimpangan (varians). Jika biaya standar lebih besar dari pada biaya aktual, maka melahirkan varians yang menguntungkan (favorable variance); dan sebaliknya jika biaya standar lebih kecil dari pada biaya aktual, maka melahirkan varians yang tidak menguntungkan (unfavorable variance).

Menurut Christina, et al (2002), analisis varians sering diaplikasikan dalam situasi berikut:

1) Analisis varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil aktual dari periode sebelumnya. Periode sebelumnya dianggap sebagai dasar.

2) Analisis varians antara hasil aktual dan biaya standar. Biaya standar digunakan sebagai dasar.

3) Analisis varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba perusahaan. Sasaran yang direncanakan atau dianggarkan digunakan sebagai dasar.

2.3.Hasil Penelitian Terdahulu

Megalow (2007), dengan judul ”Analisis Selisih Anggaran Biaya Pabrik sebagai Alat Pengendalian Manajemen Studi Kasus PT Unitex Tbk Bogor”. Penelitian ini dilaksanakan pada PT Unitex, Tbk yaitu sebuah perusahaan patungan Indonesia-Jepang yang bergerak dalam bidang tekstil terpadu (fully integrated textile manufacture). Penganggaran biaya pabrik pada PT Unitex, Tbk ini dilakukan dengan metode demokrasi atau bottom up, yaitu bawahan yang menetapkan anggaran yang akan dibutuhkan untuk tahun berikutnya dan presiden


(30)

direktur yang membuat keputusan mengenai anggaran yang akan digunakan. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran dimulai dari manajer bagian atau divisi, kepala bagian, manajer keuangan, dan presiden direktur. Setelah dilakukan penganggaran dilakukan analisis varians sehingga diketahui beberapa penyimpangan yang signifikan antara realisasi dengan anggaran. Pengujian hipotesis juga dilakukan dengan uji t. Pada uji t diketahui bahwa penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen perusahaan. Peneliti juga menawarkan beberapa rekomendasi pada PT Unitex, Tbk.

Prawatiningsih (2007), dengan judul ”Evaluasi Anggaran Belanja sebagai Alat Pengendalian Keuangan Studi Kasus Badan Rumah Sakit Daerah Ciawi”. Rumah Sakit Daerah Ciawi merupakan salah satu rumah sakit yang berada di Kabupaten Bogor, pada tahun 2002 RSD Ciawi berubah status menjadi Badan Rumah Sakit Daerah (BRSD) Ciawi berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 29 tahun 2002. Penelitian ini mengungkapkan prosedur penyusunan anggaran belanja yang telah disusun oleh BRSD Ciawi tahun 2005-2006 dan evaluasi terhadap realisasinya. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran yaitu jumlah kunjungan pasien, jenis penyakit, rencana rumah sakit dalam penambahan sarana medis dan non medis, jumlah tempat tidur, rencana penambahan sarana fisik dan pelayanan baru, rencana penambahan karyawan, peraturan pemerintah, dan anggaran belanja tahun sebelumnya. Prosedur penyusunan anggaran belanja BRSD Ciawi menggunakan metode campuran (top down dan bottom up). Setelah dilakukan penganggaran dilakukan analisis varians, hasil dari analisis ini adalah secara keseluruhan penyimpangan yang terjadi favorable. Selanjutnya dilakukan uji t yang diperoleh kesimpulan anggaran belanja tahun 2005 masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Namun pada anggaran belanja tahun 2006 ada yang termasuk dalam batas pengendalian dapat diterima dan ada p

ula yang termasuk tidak dalam batas pengendalian dapat diterima.

Hendardi (2002), dengan judul “Penyusunan Anggaran Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Budgeting) pada Komponen Biaya Operasi Perusahaan Jasa (Studi Kasus pada Divisi Forwading PT (P) Kawasan Berikat Nusantara)”.


(31)

Pada tesis ini, menjabarkan anggaran konvensional mengandalkan push terhadap

demand. aktivitas kurang diperhatikan sehingga tidak mengherankan sering terjadi distorsi dalam menentukan jumlah biaya yang dianggarkan pada suatu produk. Hal ini menyebabkan perusahaan akan menemui kesulitan dalam menghadapi lingkungan yang selalu menuntut daya saing. Penganggaran berdasarkan aktivitas (ABB) pada akhirnya cenderung mempertimbangkan pull terhadap demand. Dengan sangat memperhatikan aktivitas yang terlibat dalam pembuatan suatu produk maka dapat diperoleh anggaran aktivitas yang paling proporsional terhadap produk. Dengan metode ABB, perusahaan dapat lebih mudah melakukan perbaikan terhadap proses. Dengan demikian daya saing perusahaan dapat lebih baik. Penelitian Hendardi ini juga menemukan adanya perbedaan pada jumlah anggaran antara metode konvensional dengan metode ABB. Pada metode ABB menggunakan perhitungan biaya per aktivitas yang lebih akurat daripada proses penganggaran konvensional yang banyak menggunakan judgment dan pengalaman pada tahun sebelumnya.


(32)

III. METODE PENELITIAN

3.1.Kerangka Pemikiran

Visi dan misi pada Dinas Pendidikan Mukomuko, dijabarkan dalam beberapa kebijakan diantaranya kebijakan operasional, keuangan dan sumber daya manusia. Kebijakan keuangan yang dijalankan oleh Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko adalah melaksanakan penganggaran. Pelaksanaan penganggaran pada Dinas Pendidikan Mukomuko diawali dengan menterjemahkan visi dan misi ke dalam target-target yang ingin dicapai oleh Dinas Pendidikan Mukomuko. Setelah target ditetapkan, Dinas Pendidikan Mukomuko menyusun program kerja dalam bentuk rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko untuk satu tahun ke depan. Selanjutnya Dinas Pendidikan Mukomuko menyusun anggaran untuk menggambarkan nilai uang dari rencana kegiatan tersebut. Untuk melihat apakah rencana yang dibuat berhasil diterapkan, bagian keuangan melaporkan hasil kegiatan operasional Dinas Pendidikan dalam bentuk laporan keuangan berupa laporan realisasi. Dari penyusunan anggaran dengan metode konvensional dan realisasi tahun sebelumnya yakni tahun 2008 yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan anggaran dengan metode ABB. Analisis terhadap anggaran Dinas Pendidikan Mukomuko yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah menghitung perbandingan antara anggaran yang disusun dengan metode konvensional dengan anggaran dengan metode ABB. Disamping itu, dilakukan juga perhitungan selisih (varians) antara anggaran dengan metode konvensional terhadap laporan realisasi dan menghitung selisih (varians) antara anggaran dengan metode ABB berdasarkan program kerja yang telah disusun oleh Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko terhadap laporan realisasi. Setelah itu, dilakukan Uji t (t-test) jika terdapat penyimpangan yang terjadi dalam analisis varians, uji tersebut dilakukan untuk mengetahui bahwa penyimpangan tersebut masih dalam batas pengendalian manajemen. Sehingga, ketika evaluasi dilakukan akan menghasilkan sebuah hasil analisis anggaran yang dapat memberikan rekomendasi bagi instansi dalam upaya perbaikan anggaran keuangan berupa masukkan/saran terhadap instansi. Alur/kerangka pemikiran


(33)

penelitian pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko dapat dilihat pada Gambar 2.

Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko

Visi, Misi dan Tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten

Mukomuko

Penetapan Target

Penyusunan Program Kerja

Penyusunan Anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko dengan Metode

Konvensional

Realisasi

Penyusunan Anggaran dengan Metode Activity Based

Budgeting (ABB)

Perbandingan

Hasil Analisis Anggaran

Umpan Balik (Feedback)

Varians

Uji t

 

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko di jalan Komplek Perkantoran Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama empat bulan yaitu pada bulan September hingga Desember 2010.

3.3.Metode Penelitian

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pegawai bidang keuangan, bidang sekretaris dan kepala dinas, serta


(34)

pengamatan langsung di Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko. Data sekunder diperoleh dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Pendidikan Tahun Anggaran 2008 dan 2009, Laporan Keuangan Dinas Pendidikan Mukomuko tahun Anggaran 2008 dan 2009, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Bupati Mukomuko No. 40 tahun 2008 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah. Data sekunder lainnya diperoleh dari berbagai literatur dan tulisan yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan dua tahap, yaitu analisis terhadap anggaran Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko kemudian menyusun anggaran alternatif dengan pendekatan ABB, yaitu:

1. Analisis anggaran Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko

Analisis varians dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007, yaitu menghitung varians (selisih) dari anggaran statis (anggaran pendapatan dan biaya pada Dinas Pendidikan Mukomuko) terhadap hasil realisasi (aktual). Menurut Hansen dan Mowen (2005), varians anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang direncanakan. Varians dapat disebakan oleh volume (unit) yang tidak sesuai dengan anggaran, tetapi dapat juga karena harga/tarif per unit yang tidak sama dengan anggaran. Varians yang tidak menguntungkan

unfavorable(U)variances, terjadi bila harga atau penggunaan masukan aktual lebih besar dibandingkan harga atau penggunaan standar. Bila hal sebaliknya terjadi maka merupakan varians yang menguntunngkan

favorable(F)variances. 2. Menyusun ABB

Dalam menyusun ABB, langkah-langkah yang dilakukan antara lain: a) Menentukan keluaran (output) Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko,


(35)

b) Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas utama yang terjadi pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko.

c) Mengidentifikasi activity driver dari masing-masing aktivitas di Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko.

d) Mengidentifikasi sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.

e) Melakukan estimasi biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko.

f) Membandingkan hasil yang diperoleh dari anggaran yang dihitung dengan metode ABB dengan realisasi dari anggaran konvensional yang terdapat pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko.

Setelah melakukan pengolahan data ke dalam bentuk ABB, maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan analisis varians anggaran. Dasar penilaiannya yaitu dengan penyelidikan varians, antara realisasi dengan sasaran yang direncanakan atau dianggarkan. Pengolahan data anggaran tersebut menggunakan software komputer Microsoft Excel 2007 untuk analisis varians dan mengukur apakah penyimpangan anggaran belanja masih dalam batas pengendalian dengan melakukan uji t, dengan menggunakan alat bantu berupa software Statistical Packages for The Social Sciences (SPSS) 16.0 serta analisis deskriptif.

Uji hipotesis dengan menggunakan t-test untuk mengukur apakah penyimpangan anggaran dengan realisasi masih dalam batas pengendalian. Menurut Riduwan (2005), tujuan dari uji t adalah untuk membandingkan apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Langkah-langkah dalam uji t, menurut Riduwan (2005) yaitu:

1. Buatlah Ha dan H0 dalam uraian kalimat.

H0 : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran belanja dan realisasinya masih dalam batas pengendalian.

Ha : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran belanja dan realisasinya tidak dalam batas pengendalian.

2. Buatlah H0 dan Ha dalam model statistik. H0 : µ1 = µ2


(36)

3. Mencari t hitung Rumus t:

……….. …. (1)

Dimana S:

………. (2) Keterangan:

: Rata-rata nilai anggaran : Rata-rata nilai realisasi : Jumlah laporan anggaran : Jumlah laporan realisasi : Anggaran

: Realisasi anggaran : Standar deviasi : Standar deviasi

4. Tentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian dicari t tabel dengan ketentuan db = n – 1.

Tarif signifikan (α) yang digunakan sebesar 5% atau 0,05. 5. Tentukan kriteria pengujian.

Jika t hitung < t table maka H0 diterima dan Ha ditolak, Jika t hitung > t table maka H0 ditolak dan Ha diterima.

6. Bandingkan antara t hitung dengan t tabel dan gambarlah posisinya. 7. Buatlah kesimpulan.


(37)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko 4.1.1 Visi, Misi dan Strategi

1. Visi

Terwujudnya kualitas sumber daya manusia menuju masyarakat maju dan sejahtera di bawah Ridho Allah Tuhan Yang Maha Esa.

2. Misi

a. Menuntaskan Wajib Belajar sembilan tahun.

b. Meningkatkan perluasan dan kesempatan memperoleh pendidikan.

c. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan pada setiap jenjang dan tingkat.

d. Memantapkan manajemen pendidikan yang profesional.

e. Meningkatkan kesejahteraan, profesionalisme tenaga kependidikan. f. Menciptakan sistem data dan perencanaan pendidikan yang akurat.

g. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan.

h. Meningkatkan sistem pengawasan, akreditasi bagi lembaga-lembaga pendidikan.

3. Strategi

Pelaksanaan pembangunan dibidang pendidikan dengan memberdayakan semua potensi yang ada meliputi dana, sumber daya manusia, dan sumber daya alam. Strategi pelaksanaannya dengan menggunakan analisis kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan sesuai dengan sumber daya yang ada, dengan menitik beratkan pada penuntasan program Wajib Belajar Sembilan Tahun, peningkatan mutu, pengelolaan manajemen pendidikan yang efektif dan efisien, serta senantiasa meningkatkan sistem pengawasan dan evaluasi.


(38)

4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Dinas Pendidikan adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan non formal, informal dan pendidikan anak usia dini serta bidang bina program.

Fungsi Dinas Pendidikan:

1) Perumusan kebijakan teknis pendidikan di daerah.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan sesuai dengan lingkup tugasnya.

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas teknis operasional di bidang pendidikan meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan non formal, Informal dan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta bidang bina program.

4.1.3 Struktur Organisasi

Secara struktural Dinas Pendidikan Mukomuko (tahun 2010) dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan membawahi Sekretaris Dinas, Kelompok Jabatan Fungsional dan UPTD serta empat Kepala Bidang (Kabid) yakni Kabid Keuangan, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas), Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) dan Kabid Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Sekretaris membawahi tiga Sub Bagian yaitu Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Bina Program. Kabid Keuangan membawahi tiga Kepala Seksi (Kasi) yaitu Kasi Anggaran, Kasi Pembendaharaan dan Kasi Pembukuan dan Verifikasi. Kabid Dikdas membawahi tiga Kasi yakni Kasi Kurikulum, Kasi Ketenagaan, dan Kasi Kesiswaan. Kabid Dikmen membawahi tiga Kasi yaitu Kasi Kurikulum, Kasi Ketenagaan dan Kasi Kesiswaan. Kemudian Kabid Pendidikan Luar Sekolah (PLS) juga membawahi tiga Kasi yakni Kasi Kurikulum, Kasi Ketenagaan dan Kasi Pembinaan Warga Belajar. Struktur organisasi Dinas Pendidikan Mukomuko tahun 2010 dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.2.Penganggaran pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko

Dari hasil wawancara dengan Kepala Dinas dan Kabid Keuangan, maka diperoleh informasi tentang tahapan penyusunan pelaksanaan anggaran pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko. Tahapan penganggaran tersebut, dimulai dengan penjabaran visi dan misi Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko yang


(39)

dijabarkan kedalam Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi), masing-masing bidang yang terdapat pada Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko (sesuai struktur organisasi) mempunyai Tupoksi seperti Sekretaris Dinas, Bidang Keuangan, Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas), Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen), dan Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Masing-masing bidang tersebut membuat rencana kegiatan untuk satu tahun kedepan. Rencana kegiatan yang telah dibuat tentu membutuhkan biaya agar target kegiatan dapat tercapai. Untuk mencapai rencanan kegiatan-kegiatan yang telah dibuat, maka dibuat Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang merupakan anggaran yang dibutuhkan oleh masing-masing bidang yang ada pada Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko. Pembuatan RKA didasarkan atas rencana kerja yang ingin dicapai dengan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang dituangkan ke dalam bentuk RKA. Penyusunan anggaran secara terperinci mempunyai urutan prosedur berupa tahap-tahap pengesahan dan rekomendasi dari DPRD dan Kepala Daerah agar dapat tersusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) untuk dinas/instansi yang ada di Kabupaten Mukomuko. Tahapan penyusunan anggaran untuk SKPD dalah hal ini adalah Dinas Pendidikan Mukomuko, dapat dilihat pada Gambar 3 yaitu dengan menyusun:


(40)

Tahapan Penyusunan Anggaran SKPD (Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko)

Akhir Mei Med Juni Mgu II Juli Mgu I Oktober Akhir Nov 31 Des

Mendagri / Gu be rn ur SK PD (Dinas Pendi d ikan) Kepal a Daerah (Pemda) DPR D Renstra Renja RPJMD RKPD Renc KUA Renc PPAS Membahas KUA Membahas PPAS Nota Kesepakatan KepDa & DPRD Pedoman Penyusunan RKA-SKPD Pembahasan RKA oleh Tim

Anggaran Pemda Pembahasan Raperda APBD Raperda APBD RKA-SKPD Persetujuan Bersama Rancangan PerKaDa ttg Penjabaran APBD Evaluasi Perda APBD PerKaDa Penjabaran APBD Verifikasi DPA oleh Tim Anggaran Pemda Renc DPA-SKPD DPA-SKPD  

Gambar 3. Tahapan penyusunan anggaran SKPD (Peraturan Bupati Mukomuko Nomor: 40 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor: 13 tahun


(41)

4.2.1 Rencana Strategis (Renstra)

Dinas Pendidikan Mukomuko menyusun Renstra yakni Rencana Strategis Dinas Pendidikan Mukomuko adalah rencana yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada atau mungkin timbul, mengandung visi, misi, nilai– nilai, faktor–faktor penentu keberhasilan dan tujuan pembangunan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan yang diinginkan dan dapat dicapai. Kedudukan Renstra Dinas Pendidikan Mukomuko adalah sebagai pedoman dan arah dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. Maksud disusunnya Renstra SKPD adalah sebagai pedoman bagi Dinas Pendidikan Mukomuko dalam menyusun program dan kegiatan pembangunan khususnya di bidang pendidikan.

Tujuan disusunnya Renstra SKPD adalah untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dibidang pendidikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang pendidikan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, serta untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja Dinas Pendidikan sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi, dan tujuan di bidang pendidikan.

4.2.2 Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Agar Renstra tersebut dapat dilaksanakan per tahunnya, maka Dinas Pendidikan Mukomuko membuat Renja. Kumpulan Renja yang akan dilaksanakan pada Dinas Pendidikan Mukomuko dibuat RKPD yang diserahkan pada Kepala Daerah/Pemerintah Daerah.

4.2.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Setelah melalui beberapa tahap, Renstra dari masing-masing SKPD tersebut akan menjadi dokumen RPJMD merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun dan juga sebagai dasar untuk penyusunan RKPD yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.


(42)

4.2.4 Nota Kesepakatan Kepala Daerah dan DPRD

Rencana Kebijakan Umum APBD (Rencana KUA) berisi sumber anggaran terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan sebagainya. Agar Rencana KUA dapat dilaksanakan maka harus dibahas dan mendapatkan persetujuan dari Kepala Daerah dan DPRD begitu juga dengan Rencana Prioritas & Plafon Anggaran Sementara (Rencana PPAS). Agar Rencana PPAS dapat dilaksanakan maka harus dibahas, dengan harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Daerah dan DPRD. Hasil pembahasan KUA dan PPAS antara Kepala Daerah dan DPRD diperoleh Nota Kesepakatan Kepala Daerah dan DPRD.

4.2.5 Pedoman Penyusunan Rencanan Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)

Kemudian Kepala Daerah/Pemda Membuat Dokumen Pedoman Penyusunan Rencanan Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) yaitu petunjuk atau referensi dalam melaksanakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. Setelah Dokumen Pedoman Penyusunan RKA-SKPD dibuat, maka masing-masing SKPD membuat RKA-SKPD berdasarkan pedoman tersebut.

4.2.6 Rencana Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Raperda APBD)

Setelah RKA-SKPD dibuat, maka diajukan ke Kepala Daerah agar RKA dibahas oleh Tim Anggaran Pemda. Hasil Pembahasan RKA tersebut adalah berupa Raperda APBD (seluruh SKPD) yang disampaikan kepada Kepala Daerah. Kemudian dokumen Raperda APBD tersebut dibahas di DPRD dengan dihadiri seluruh oleh SKPD yang ada pada Kabupaten Mukomuko guna mempresentasikan penggunaan dana dan alasan pangajuan dana dengan jumlah yang telah ditetapkan dari masing-masing SKPD. Semua SKPD harus mampu menjelaskan penggunaan dana tersebut secara tapat guna agar disetujui oleh DPRD, jika SKPD tidak dapat menjelaskan kegunaan anggaran tersebut maka anggaran pada point


(43)

tersebut akan dicoret oleh DPRD dan point tersebut tidak akan mendapat anggaran sehingga tidak ada pelaksanaan kegiatan. Untuk itulah mengapa masing-masing SKPD harus bisa menjelaskan penggunaan alokasi dana yang akan dianggarkan.

4.2.7 Persetujuan Bersama

Jika DPRD telah setuju dengan pengajuan anggaran dari masing-masing SKPD maka DPRD akan membuat dokumen persetujuan bersama antara DPRD dengan Kepala Daerah tentang hasil Raperda APBD dan diperoleh juga dokumen Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD.

4.2.8 Perkada Penjabaran APBD

Jika DPRD telah setuju dengan pengajuan anggaran dari masing-masing SKPD maka DPRD akan membuat dokumen Persetujuan bersama antara DPRD dengan Kepala Daerah tentang hasil Raperda APBD dan diperoleh juga dokumen Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD. Kedua dokumen tersebut akan dievaluasi oleh Menteri Dalam Negeri atau oleh Gubernur.

4.2.9 Peraturan Daerah (Perda) APBD

Jika hasil evaluasi sudah disetujui oleh Gubernur, maka menjadi Perda APBD yang disahkan juga oleh DPRD yang berupa kumpulan seluruh RKA-SKPD dan Kepala Daerah juga mengesahkan Rancangan Perkada tentang Penjabaran APBD menjadi Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD (misal untuk anggaran tahun depan).

4.2.10 Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)

Hasil Perda APBD dan Perkada tentang Penjabaran APBD yang telah disahkan oleh DPRD dan Kepala Daerah, akan disusun menjadi Rencana Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renc DPA-SKPD) kemudian diajukan kepada Kepala Daerah berupa verifikas DPA oleh Tim Anggaran Pemda dan di sahkan oleh Kepala Daerah. DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh


(44)

pengguna anggaran. Setelah itu, anggaran akan dicairkan sesuai dengan yang tertera pada DPA-SKPD.

4.3.Analisis Biaya Berdasarkan Aktivitas

Salah satu pendekatan alternatif dalam penyusunan anggaran adalah Activity Based Budgetting (ABB). Seperti telah disebutkan pada Bab III Metode Penelitian, bahwa pendekatan ini memiliki banyak keunggulan, oleh karena itu penulis mencoba menyusun ABB pada komponen belanja menurut program dan kegiatan Dinas Pendidikan Mukomuko untuk diperbandingkan keefektifannya dengan anggaran biaya yang telah disusun secara konvensional oleh Dinas Pendidikan Mukomuko.

4.3.1 Aktivitas-aktivitas Utama pada Proses Kerja Organisasi dan Penggerak Aktivitas

Berdasarkan tugas pokok Dinas Pendidikan Mukomuko tahun 2008, menyebutkan beberapa aktivitas utama yang terdapat pada kantor Dinas Pendidikan Mukomuko yang merupakan aktivitas pegawai pada kantor tersebut yang rutin dilaksanakan. Berikut akan dijabarkan aktivitas utama pada kantor Dinas Pendidikan Mukomuko:

1. Arsip surat menyurat, merupakan kegiatan pengarsipan segala jenis surat baik surat masuk maupun surat keluar yang ditujukan pada Dinas Pendidikan seperti surat yang ditujukan untuk kepala dinas, sekretaris dinas, bidang keuangan, bidang pendidikan dasar, bidang pendidikan menengah maupun bidang PLS.

2. Pengecekan kepegawaian, kegiatan yang berhubungan dengan pegawai seperti:

a) Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, mengimpentarisasi permasalahan serta pemecahan masalah yang berkaitan dengan kepegawaian.

b) Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, evaluasi dan melaporkan kegiatan sub bagian kepegawaian.

c) Pengumpulan pengelolahan data dan penyimpanan berkas-berkas administrasi kepegawaian.


(45)

e) Melaksanakan pengarsipan dan pengepakan tentang kenaikan pangkat dan sertifikasi serta lainnya bidang kepegawaian, dan

f) Merekapitulasi, melaporkan dan menyerahkan berkas-berkas bidang kepegawaian.

3. Pelaporan kesekretariatan/umum, kegiatan yang berhubungan dengan kesekretariatan/umum seperti:

a) Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, mengimpetarisasi permasalahan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan urusan umum.

b) Melayani dan mengawasi keperluan dan kebutuhan administrasi sarana dan prasarana kantor.

c) Menerima, menyimpan, menindak lanjuti naskah dinas secara umum pada dinas.

d) Memberikan pelayanan pada tamu, kehumasan dan protokuler, dan

e) Merekapitulasi, melaporkan absensi dan Apel Dinas setiap bulan berikutnya.

4. Kegiatan bina program, kegiatan yang berhubungan dengan bina program seperti:  

a. Mengumpulkan dan pengelolaan data dan informasi, mengimpentarisasi

permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan bina program.  

b. Pendataan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).   c. Pendataan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan  

d. Pendataan LI TK, LI SD/MI, LI SMP/MTS, LI SMA/SMK/MA 

5. Urusan perjalanan dinas, merupakan kegiatan pendataan perjalanan tugas kedinasan pegawai kantor dinas Pendidikan Mukomuko baik lingkup dalam kota maupun luar kota.

6. Pendataan dan pengarsipan keuangan, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan seperti:

a) Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan urusan anggaran, pembendaharaan, pembukuan dan verifikasi.


(46)

b) Menyiapkan rancangan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

c) Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA) SKPD.

d) Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran.

e) Menyiapkan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). 7. Pengelolaan data dan informasi bidang kesiswaan pendidikan dasar, kegiatan

tersebut seperti:

a) Menyelenggarakan pengumpulan data, intormasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan urusan kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan pendidikan dasar.

b) Mengumpulkan bahan-bahan dalam penetapan kebijakan operasional pendidikan TK, SD dan SLTP (Negeri/Swasta).

c) Menyusun rencana program pembangunan pembinaan kuantitas dan kualitas TK, SD dan SLTP.

d) Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan UASBN/UN TK, SD dan SLTP (Negeri dan Swasta).

e) Melaksanakan pembinaan, pengendalian dan menilai serta mengevaluasi program pembinaan kesiswaan dan prestasi kerja: guru TK, SD dan SLTP (Negeri/Swasta).

8. Pengelolaan data dan informasi bidang kurikulum pendidikan dasar, kegiatan tersebut seperti:

a) Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan kurikulum pendidikan dasar.

b) Mengadakan sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan pendidikan tingkat TK, SD dan SLTP.

c) Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan kurikulum tingkat pendidikan dasar.


(47)

d) Melaksanakan koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat pendidikan dasar.

e) Menetapkan persyaratan penyelenggaraan penerimaan siswa baru dan menetapkan persyaratan perpindahan dan sertifikasi siswa pendidikan dasar serta menyusun kalender pendidikan dan jumlah belajar efektif setiap tahun bagi pendidikan dasar.

9. Pengelolaan data dan informasi bidang ketenagaan pendidikan dasar, kegiatan tersebut seperti:

a) Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan ketenagaan pendidikan dasar.

b) Mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data informasi jumlah guru dan tenaga lainnya pada tingkat TK, SD, SMP (Negeri dan swasta).

c) Mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data informasi jumlah guru dan tenaga lainnya pada tingkat TK, SD, SMP (Negeri dan swasta).

d) Mempersiapkan rencana pengadaan guru, tata usaha, penjaga sekolah dan tenaga teknisi lainnya pada pendidikan dasar berdasarkan rencana pengembangannya.

e) Menyusun rencana program kerja proses belajar mengajar tingkat satuan pendidikan dasar.

10. Pengelolaan data dan informasi bidang kesiswaan pendidikan menengah, kegiatan tersebut seperti:

a) Melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan kesiswaan Dikmen.

b) Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan kesiswaan.

c) Mengumpulkan data siswa aktif SMA (Negeri/Swasta).

d) Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan kesiswaan Dikmen.


(48)

11. Pengelolaan data dan informasi bidang kurikulum dan ketenagaan pendidikan menengah, kegiatan tersebut seperti:

a) Menyiapkan bahan kebijakan evaluasi pelaksanaan, pembelajaran, di pendidikan menengah SMA/SMK.

b) Penentuan jadwal evaluasi pembelajaran di Sekolah Pendidikan Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan.

c) Memantau pelaksanan kegiatan kurikulum di SMA/SMK. d) Menyiapkan 8355 untuk pelaksanaan UN Sekolah Menengah.

e) Menyusun dan mengolah data serta merencanakan tenaga pendidik dan kependidikan/TU/penjaga.

12. Pengelolaan data dan informasi urusan kurikulum, kelembagaan dan pembinaan warga belajar Pendidikan Luar Sekolah (PLS), kegiatan tersebut seperti:

a) Menyelenggarakan perencanaan pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Bidang PLS.

b) Menyiapkan bahan-bahan pembinaan terhadap program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/kelompok bermain.

c) Mempersiapkan bahan pembentukan dan bahan pembinaan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM)

d) Pelaksanaan pendataan dan rekapitulasi laporan tentang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), PAUD.

e) Rekapitulasi peserta Ujian Paket A, B, dan C. 13. Pemeliharaan gedung dan lingkungan

14. Belanja modal, barang dan jasa

4.3.2 Penggerak aktivitas

Activity driver atau penggerak aktivitas merupakan kriteria kritis yang menyebabkan naik atau turunnya volume dan aktivitas. Pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko, aktivitas dan activity driver dapat disusun sebagai berikut:


(49)

Tabel 2. Activity driver pada aktivitas di Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko

No Aktivitas Activity Driver

1 Arsip surat menyurat Jumlah dari kegitan surat masuk dan keluar

2 Pengecekan kepegawaian Jumlah dari kegiatan pengecekan

kepegawaian

3 Pelaporan kesekretariatan Jumlah dari kegitan operating dan pelaporan

kesekretariatan

4 Kegiatan bina program Jumlah dari kegiatan bina program

5 Urusan Perjalanan Dinas Jumlah dari kegiatan perjalanan dinas

6 Pendataan dan pengarsipan keuangan Jumlah dari kegitan pengarsipan keuangan

7 Pengelolaan data dan informasi bidang

kesiswaan pendidikan dasar

Jumlah dari kegiatan pengolahan data dan informasi bidang kesiswaan pendidikan dasar

8 Pengelolaan data dan informasi bidang

kurikulum pendidikan dasar

Jumlah dari kegiatan pengolahan data dan informasi bidang kurikulum pendidikan dasar

9 Pengelolaan data dan informasi bidang

ketenagaan pendidikan dasar

Jumlah dari kegiatan pengolahan data dan informasi bidang ketenagaan pendidikan dasar

10 Pengelolaan data dan informasi bidang

kesiswaan pendidikan menengah

Jumlah dari kegiatan pengelolaan data dan informasi bidang kesiswaan pendidikan menengah

11 Pengelolaan data dan informasi bidang

kurikulum dan ketenagaan pendidikan menengah

Jumlah dari kegiatan pengololaan data dan informasi bidang kurikulum dan ketenagaan pendidikan menengah

12 Pengelolaan data dan informas urusan

kurikulum, kelembagaan dan pembinaan warga belajar Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

Jumlah dari kegiatan pengelolaan urusan kurikulum, kelembagaan dan pembinaan warga belajar PLS

13 Rekapitulasi peserta ujian paket A, B,

dan C

Jumlah dari kegiatan rekapitulasi peserta ujian paket A, B, dan C

14 Pemeliharaan gedung dan lingkungan Jumlah dari jumlah kegiatan pemeliharaan

gedung dan lingkungan

15 Belanja modal, barang dan jasa Jumlah dari jumlah kegiatan belanja modal,

barang dan jasa

Sumber: Data tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Mukomuko (diolah)

4.3.3 Penggerak Aktivitas yang Dibutuhkan

Semua aktivitas untuk jumlah activity driver mengacu kepada Renja Dinas Pendidikan Mukomuko tahun 2009. Pada penjelasan mengenai kegiatan pelayanan kepada masyarakat pendidikan, terdapat lima belas aktivitas utama yang kemudian digunakan dalam melakukan perhitungan jumlah activity driver. Sebagai contoh pada aktivitas arsip surat-menyurat mengacu kepada berapa kali kegiatan tersebut dilaksanakan dalam setahun yang dilihat dari agenda kegiatan yang terdapat pada kantor dinas. Rincian kegiatan untuk menentukan jumlah aktivitas, dapat dilihat pada Lampiran 2. Total kegiatan per tahun pada aktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Jumlah aktivitas per tahun tersebut akan digunakan dalam perhitungan ABB secara spesifik.


(1)

Lampiran 3. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana tahun 2008

Aktivitas Biaya Pemeliharaan Listrik/m2 (Rp) Biaya PDAM (Rp) Biaya Telp/m2 (Rp) Biaya Pemeliharaan Gedung/m2 (Rp) Biaya Pemeliharaan Sarana/m2 (Rp) Biaya Pemeliharaan Kendaraan/m2 (Rp) Total Biaya (Rp)

Arsip surat menyurat 437.963 551.435 829.475 331.790 2.274.686 4.425.350

Pengecekan Kepegawaian 437.963 551.435 829.475 331.790 3.302.217 5.452.881

pelaporan kesekretariatan 437.963 551.435 829.475 331.790 5.835.747 7.986.411

Kegiatan perencanaan 437.963 551.435 829.475 331.790 15.461.984 17.612.648

Urusan Perjalanan Dinas 190.123 239.383 360.082 144.033 1.764.843 2.698.464

Pendataan dan pengarsipan keuangan 190.123 239.383 360.082 144.033 6.375.005 7.308.626

Pengelolaan data dan informasi bidang kesiswaan pendidikan dasar

332.716 418.920 630.144 252.058 5.814.177 7.448.014

Pengelolaan data dan informasi bidang kurikulum pendidikan dasar

332.716 418.920 630.144 252.058 5.094.513 6.728.350

pengelolaan data dan informasi bidang ketenagaan pendidikan dasar

332.716 418.920 630.144 252.058 5.084.708 6.718.546

Pengelolaan data dan informasi bidang kesiswaan pendidikan menengah

499.074 628.380 945.216 378.086 21.642.856 24.093.612

Pengelolaan data dan informasi bidang kurikulum dan ketenagaan pendidikan menengah

499.074 628.380 945.216 378.086 929.484 3.380.240

Pengelolaan data dan informas urusan kurikulum, kelembagaan dan pembinaan warga belajar Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

224.074 282.130 424.383 169.753 211.781 1.312.121

Rekapitulasi peserta ujian paket A, B, dan C 224.074 282.130 424.383 169.753 872.617 1.972.956

pemeliharaan gedung dan lingkungan 1.833.333 2.100.000 2.308.333 3.472.222 1.388.889 635.343 11.738.121

Belanja modal, barang dan jasa 190.123 239.383 360.082 144.033 500.039 1.433.660


(2)

66

Lampiran 4. Rincian biaya administrasi Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko tahun 2008

No

Akt Aktivitas

Biaya ATK (Rp)

Biaya Alat Cetak

(Rp)

Biaya Benda Pos (Rp)

Biaya Fotocopy

(Rp)

Biaya jasa Paket

(Rp)

Total Biaya Adm (Rp)

1 Kegiatan surat menyurat 2.933.333 2.440.000 3.034.667 1.607.143 3.160.000 13.175.143

2 Pengecekan Kepegawaian 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

3 pelaporan kesekretariatan 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

4 Kegiatan perencanaan 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

5 Urusan Perjalanan Dinas 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

6 Pendataan dan pengarsipan keuangan 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

7 Pengelolaan data dan informasi bidang kesiswaan

pendidikan dasar 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

8 Pengelolaan data dan informasi bidang kurikulum

pendidikan dasar 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

9 pengelolaan data dan informasi bidang

ketenagaan pendidikan dasar 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

10 Pengelolaan data dan informasi bidang kesiswaan

pendidikan menengah 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

11 Pengelolaan data dan informasi bidang kurikulum

dan ketenagaan pendidikan menengah 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

12

Pengelolaan data dan informas urusan kurikulum, kelembagaan dan pembinaan warga belajar Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

13 Rekapitulasi peserta ujian paket A, B, dan C 2.933.333 2.440.000 1.607.143 6.980.476

14 pemeliharaan gedung dan lingkungan 2.933.333 2.440.000 - 5.373.333

15 Belanja modal, barang dan jasa 2.933.333 2.440.000 1.517.333 1.607.143 8.497.810

Jumlah 44.000.000 36.600.000 4.552.000 22.500.000 3.160.000 110.812.000


(3)

Lampiran 5. Asumsi harga barang inventaris tahun 2009

Golongan Barang

Harga Perolehan

(Rp)

Nilai sisa (Rp)

Umur Ekonomis

(Tahun)

Nilai Penyusutan (Rp)

Tanah 2.100.000.000 0 - -

Gedung/Bangunan 1.600.000.000 320.000.000 10 128.000.000

Kendaraan Bermotor 967.915.000 387.166.000 5 116.149.800

Peralatan Kantor 135.000.000 67.500.000 4 16.875.000


(4)

69

Lampiran 6. Rencana penyusutan inventaris Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko tahun 2009

No

Akt Aktivitas

Bangunan (Rp) Kendaraan (Rp) Peralatan (Rp) Alokasi 2008 (Rp) Rencana 2009 (Rp) Alokasi 2009 (Rp)

1 Arsip surat menyurat 8.493.827,16 3.485.546 744.932 12.724.305 1.689.464 14.413.770

2 Pengecekan Kepegawaian 8.493.827,16 5.060.051 1.429.054 14.982.932 1.689.464 16.672.396

3 pelaporan kesekretariatan 8.493.827,16 8.942.228 744.932 18.180.987 1.689.464 19.870.451

4 Kegiatan perencanaan 8.493.827,16 23.692.696 1.429.054 33.615.577 1.689.464 35.305.042

5 Urusan Perjalanan Dinas 3.687.242,80 2.704.303 744.932 7.136.478 1.970.714 9.107.192

6 Pendataan dan pengarsipan keuangan 3.687.242,80 9.768.542 1.657.095 15.112.880 1.970.714 17.083.594 7 Pengelolaan data dan informasi

bidang kesiswaan pendidikan dasar

6.452.674,90 8.909.175 1.581.081 16.942.931 1.670.714 18.613.645

8 Pengelolaan data dan informasi bidang kurikulum pendidikan dasar

6.452.674,90 7.806.420 1.125.000 15.384.095 1.670.714 17.054.810

9 pengelolaan data dan informasi bidang ketenagaan pendidikan dasar

6.452.674,90 7.791.396 1.125.000 15.369.071 1.670.714 17.039.786

10 Pengelolaan data dan informasi bidang kesiswaan pendidikan menengah

9.679.012,35 33.163.765 1.201.014 44.043.791 2.083.214 46.127.005

11 Pengelolaan data dan informasi bidang kurikulum dan ketenagaan pendidikan menengah

9.679.012,35 1.424.266 1.657.095 12.760.373 2.083.214 14.843.587

12 Pengelolaan data dan informas urusan kurikulum, kelembagaan dan pembinaan warga belajar Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

4.345.679,01 324.516 972.973 5.643.168 2.083.214 7.726.383

13 Rekapitulasi peserta ujian paket A, B, dan C

4.345.679,01 1.337.127 972.973 6.655.779 2.083.214 8.738.994

14 pemeliharaan gedung dan lingkungan 35.555.555,56 973.549 744.932 37.274.037 760.000 38.034.037

15 Belanja modal, barang dan jasa 3.687.242,80 766.219 744.932 5.198.394 1.370.714 6.569.109

Total 128.000.000 116.149.800 16.875.000 261.024.800 26.175.000 287.199.800


(5)

Lampiran 7. Hasil uji penyimpangan pada anggaran yang disusun secara

konvensional

T-Test

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Konvensional 6 -1.9929E7 4.66254E7 1.90348E7

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the Difference

t Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper


(6)

70

Lampiran 8. Hasil uji penyimpangan pada anggaran yang disusun dengan

metode ABB

T-Test

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

ABB 6 -1.0783E7 4.40292E7 1.79748E7

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

ABB -.600 5 .575 -1.07833E7 -5.6989E7 3.5423E7