Analisis Penerapan Activity Based Budgeting (ABB) pada Anggaran Operasional Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor.

(1)

KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BOGOR

Oleh

DEVI AYU ARIASTUTI

H24097026

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012


(2)

(ABB) pada Anggaran Operasional Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor. Dibawah

bimbingan FARIDA RATNA DEWI.

Dinas Pendidikan Kota Bogor adalah suatu lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat khususnya di daerah kota Bogor dan sekitarnya. Didalam mengelola aspek keuangan dinas pendidikan kota bogor harus mempunyai suatu strategi agar target-target dapat tepat dan berjalan dengan baik. Lemahnya perencanaan anggaran pada akhirnya akan memunculkan kemungkinan underfinancing atau overfinancing yang kesemuanya mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja pemerintah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui prosedur penyusunan anggaran operasional pada Dinas Pendidikan Kota Bogor, (2) Menganalisis perbedaan antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Dinas Pendidikan Kota Bogor, (3) Menganalisis penyimpangan selisih antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara pegawai bagian keuangan. Data sekunder diperolah dari Renstra Dinas Pendidikan tahun 2009 dan 2010, Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPS) Dinas Pendidikan Tahun Anggaran 2009 dan 2010, Laporan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah tahun 2009 dan 2010, serta data sekunder yang mendukung. Dalam penelitian ini pengelolahan data anggaran tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0.

Prosedur penyusunan anggaran pada Dinas Pendidikan Kota Bogor dimulai dengan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang terdiri dari Renja dan Resntra. Kemudian Kepala Daerah membuat Dokumen Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD). Tujuanya dibuat RKA-SKPD kepada Kepala Daerah agar dibahas oleh Tim Anggaran Pemda, hasil persetujuan antara Kepala Daerah dan DPRD diperoleh dokumen Rencana Peraturan Daerah tentang penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Setelah itu Perda disusun menjadi Rencana Dokumen Pelaksana Anggaran Satuan Perangkat Daerah (Renc. DPA-SKPD) kemudian diajukan kepada Kepala Daerah berupa Verifikasi DPA oleh Tim Anggaran Pemda. DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. Setelah itu anggaran akan dicairkan sesuai dengan yang tertera pada DPA-SKPD.

Anggaran yang telah disusun dengan kedua metode, yaitu metode konvensional dan metode ABB. Anggaran yang disusun dengan metode konvensional memiliki nilai total Rp. 4.482.075.000, yang terdiri dari: Biaya Personalia Rp. 4.330.400.000, Biaya Rumah Tangga

Rp. 12.301.600, Biaya Administrasi Rp. 72.603.400, Biaya Gedung dan Lingkungan Rp. 23.230.000, Biaya Penyusutan Rp. 28.540.000, dan Biaya Pemeliharaan Kendaraan Rp. 15.000.000. Sedangkan untuk metode ABB mempunyai nilai total Rp. 4.528.067.000, yang terdiri dari : Biaya Personalia Rp. 4.360.200.000, Biaya Rumah Tangga Rp. 13.601.600, Biaya Administrasi Rp. 78.900.400, Biaya Gedung dan Lingkungan Rp. 24,550,000, Biaya Penyusutan Rp. 30.815.000, dan Biaya Pemeliharaan Kendaraan Rp. 20.000.000.

Penyimpangan dari anggaran yang disusun secara konvensional memiliki nilai thitung sebesar -1,119. Sedangkan penyimpangan dengan menggunakan metode ABB memiliki nilai thitung sebesar -1,016. Dari uji hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa penyimpangan dengan metode ABB lebih kecil dibandingkan dengan konvensional, namun penyimpangan yang terjadi masih dalam batas pengendalian.


(3)

BOGOR

Nama : DEVI AYU ARIASTUTI NIM : H24097026

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Farida Ratna Dewi, SE, MM NIP 19710307 200501 2 001

Mengetahui : Ketua Departemen,

Dr. Ir. Jono M. Munandar M.Sc NIP 196101231986011002


(4)

KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

DEVI AYU ARIASTUTI H24097026

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012


(5)

iii

Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 23 November 1988. Penulis memulai pendidikan formal pada tahun 1993 di TK Bakung Wati, Cirebon dan lulus pada tahun 1994, kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar SD Kartika Sejahtera, Bogor. Karena setelah lulus taman kanak-kanak Ayah langsung dipindahtugaskan ke Jakarta dan menetap di Bogor. Sejak SD kelas 4 sampai SMP kelas 2 penulis mengikuti pelatihan tari Jaipong di Balaikota Bogor. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 6 Bogor, dan menyelesaikan pendidikan ditahun 2003 dan ditahun yang sama melanjutkan pendidikan ke SMAN 9 Bogor. Penulis pernah mengikuti kegiatan Marching Band sebagai perwakilan dari SMAN 9 Bogor. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan pada tahun 2006.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma III, Universitas Indonesia (UI) jurusan Perumahsakitan Fakultas Kedokteran pada tahun 2006 . Penulis pernah melakukan magang di Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC) di Bogor selama 4 bulan pada bulan Februari sampai Mei tahun 2009. Penulis melakukan PKL untuk menyelesaikan tugas akhir Diploma III sebagai tugas akhir untuk dinyatakn lulus. Pada tahun 2009 penulis dinyatakan lulus sebagai ahli madya (Amd).

Setelah menyelesaikan program D III ditahun 2009 penulis melanjutkan studi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Sewaktu menuntut ilmu di program Sarjana Alih Jenis Manajemen, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan, yakni sebagai anggota Exstention of Management (EXOM) Club periode 2009-2010. Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi IPB, Penulis menulis skripsi dengan judul Analisis Penerapan Activity Based Budgeting (ABB) pada Anggaran Operational Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor dibawah bimbingan ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM.


(6)

iv

Segala puji dan syukur senantiasa ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Judul skripsi ini adalah Analisis Penerapan Activity Based Budgeting (ABB) pada Anggaran Operasional Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, skripsi ini pun juga masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang kontruktif sangat diperlukan demi tercapainya hal yang lebih baik. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, Amin.

Bogor, Maret 2012


(7)

v

Penyusunan skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

meluagkan waktunya untuk member bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis.

2. Drs. Edward H. Siregar, MM dan Hardiana Widyastuti, S,Hut.,MM selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan, serta saran yang diberikan kepada penulis. 3. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, beserta seluruf staf pegawai yang telah

memberikan bimbingan serta informasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

5. Mama dan papa yang selalu memberikan semangat,inspirasi hidup,dukungan, dan doa yang tulus kepada penulis.

6. Kakakku Leni dan adikku Adi yang telah memberikan semangat dan menghibur

penulis serta mando’akan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan di Program Sarjana Ahli Jenis Manajemen Angkatan 6 (enam), yang selalu bersama-sama mengukir kenangan indah selama mengikuti perkuliahan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

8. Rozi Fauza yang telah memberikan dukungan, saran, dan motivasi kepada penulis. 9. Tiara dan Stefanny yang selalu mendukung penulis dan menemani penulis dalam

sedih maupun duka.

10.Crew Cr7 (Elvira, Anthy, Teh Ani, Mbak Niken, Amanda, Deli, Sudar, Mbak Mona, Dewi) yang telah memberikan semangat dan menghibur penulis selama mengerjakan skripsi.

11.Teman-teman satu bimbingan (Andrew, Tika, Kiki, Mbak Nina, Yunan, Teh Aci) yang selalu memberikan saran dan motivasi penulis.


(8)

vi

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan pahala atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Amin.

Bogor, Maret 2012


(9)

vi

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP...……….……... iii

KATA PENGANTAR………..……...….. iv

UCAPAN TERIMA KASIH………. ……... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL……….………. viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran….………..……….… 6

2.1.1. Definisi Anggaran……… 6

2.1.2. Fungsi Anggaran………... 7

2.1.3. Tujuan dan Manfaat Anggaran…..……….………..… 8

2.1.4. Karakteristik Anggaran………….……….... 9

2.1.5. Prosedur Penyusunan Anggaran….……….. 10

2.1.6. Metode Pembuatan Anggaran….……….. 11

2.1.7. Proses Pengendalian Anggaran……….……… 11

2.1.8. Konsep Anggaran Berdasarkan Aktivitas….……… 12

2.2. Anggaran Sektor Publik…..………. . 15

2.2.1. Pengertian Sektor Publik…..………...……….. 15

2.2.2. Pengertian Anggaran Sektor Publik….………. 15

2.2.3. Fungsi Anggaran Sektor Publik……....………... 16

2.2.4. Tujuan Anggaran Sektor Publik....…....……….. 17

2.2.5. Prinsip Anggaran Sektor Publik……….……….. 17

2.2.6. Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik…...……… 18

2.2.7. Sistem Anggaran Sektor Publik………... 18

2.2.8. Analisis Varians Anggaran………. 20


(10)

vii

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3. Metode Penelitian... 25

3.3.1 Metode Pengumpulan Data……….… 25

3.3.2 Pengelolaan dan Analisis Data……… 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kota Bogor………. 29

4.1.1 Visi, Misi, Kebijakan ………. 29

4.1.2 Struktur Organisasi………. 29

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi………. 31

4.2. Penganggaran pada Kantor Dinas Pendidikan……….. 36

4.3. Analisis Biaya Berdasarkan Aktivitas……….. 39

4.3.1 Aktivitas-aktivitas utama pada proses kerja kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor………. 39

4.3.2 Penggerak Aktivitas……… 41

4.3.3 Penggerak Aktivitas yang dibutuhkan……… 42

4.3.4 Sumber Daya dan Biaya yang dibutuhkan dalam Pelaksanaan Aktivitas………... 42

4.3.5 Anggaran Investasi Baru………. 48

4.3.6 Anggaran Biaya Tidak Langsung per Aktivitas……….. 49

4.4. Perhitungan Anggaran Biaya Dinas Pendidikan Kota Bogor……… 51

4.4.1 Anggaran yang disusun secara Konvensional………. 51

5.4.2 Anggaran yang disusun dengan Metode ABB……… 51

6.4.3 Perbandingan Anggaran Konvensional versusABB……….. 52

7.4.4 Perbandingan Varians Anggaran Konvensional vs ABB…… 52

5.4. Uji Penyimpangan……….... 55

KESIMPULAN DAN SARAN……….. 57

1. Kesimpulan………... 57

2. Saran……….. 58


(11)

viii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Perbandingan penganggaran konvensional dengan ABB..……….…. 14

2. Activity driver pada aktivitas di Kantor Dinas Pendidikan Bogor....… 41

3. Rincian perhitungan aktivitas.……….…. 42

4. Daftar gaji rata-rata pegawai tahun 2009………. 43

5. Perhitungan biaya personel per aktivitas ..……….. 44

6. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana 2009………….……....…. 45

7. Asumsi biaya pemeliharaan sarana dan prasarana tahun 2009…..….. 46

8. Kendaraan dinas ... 46

9. Biaya administrasi tahun 2009………...….. 47

10. Biaya perlengkapan rumah tangga 2009……….. 48

11. Kegiatan investasi dan perbaikan kantor tahun 2009... 51

12. Rencana penyusutan biaya tahun 2009... 49

13. Rincian anggaran biaya tidak langsung... 50

14. Perhitungan yang disusun secara konvensional 2009... 51

15. Perhitungan anggaran dengan metode ABB untuk tahun 2010... 51

16. Perbandingan anggaran yang disusun konvensional dan ABB... 52

17. Perhitungan varians anggaran konvensional vs realisasi tahun 2010.. 53

18. Perhitungan varians anggaran ABB vs realisasi tahun 2010... 54


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Skema prinsip ABB dan ABC (Kaplan & Cooper)………. 13

2. Kerangka pemikiran penelitian……… 24


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Struktur organisasi Dinas Pendidikan Kota Bogor……….….………… 61

2. Kegiatan pada Dinas Pendidikan Kota Bogor………...……….. 62

3. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana tahun 2009…………...……….… 66

4. Biaya administrasi tahun 2009………..…………...………… 67

5. Asumsi harga barang investasi tahun 2010……….…………. 68

6. Rencana penyusutan investasi tahun 2010……….……….. 69

7. Hasil uji penyimpangan anggaran konvensional……….……..…… 70

8. Hasil uji penyimpangan anggaran abb………..……… 71

9. Perhitungan biaya investasi 2010………...…………... 72


(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Perubahan dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara lain diwujudkan melalui kebijakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diatur dalam satu paket undang-undang yaitu Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Tujuan pemberian otonomi daerah pada hakekatnya ditujukan untuk memberikan kekuasaan dan kesempatan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab mulai dari perencanaan, pengawasan, dan evaluasi. Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu: (1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, (2) Menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya daerah, dan (3) Memberdayagunakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik) untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.

Penggunaan anggaran dalam pembangunan diharapkan memberikan manfaat tidak saja untuk meningkatkan pendapatan, namun juga diharapkan dapat memberikan ruang gerak ekonomi yang telah kondusif dan menyentuh akar masalah yang faktual dalam masyarakat. Pengelolaan (manajemen) keuangan daerah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu manajemen penerimaan daerah dan manajemen pengeluaran daerah. Kedua komponen tersebut akan sangat menentukan kedudukan suatu pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Perubahan tersebut antara lain adalah perlunya dilakukan budgeting reform atau reformasi anggaran.

Menurut Mardiasmo (2009), Aspek utama budgeting reform adalah perubahan dari traditional budget ke performance budget. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut


(15)

adalah: (a) Anggaran tradisional atau anggaran konvensional dan (b) Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management. New Public Manajemen adalah anggaran yang berorientasi pada kinerja, salah satunya adalah

Planning Programming and Budgeting System (PPBS)

Akuntansi manajemen sektor publik sangat erat dengan proses pemilihan program, penentuan biaya, dan manfaat program serta penganggaran. Anggaran publik merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana publik yang disetujui legislatif untuk dibelanjakan. Melalui data rekening belanja yang terdapat dalam anggaran belanja lembaga/organisasi, akan dilihat apakah anggaran yang telah dibuat, dapat berperan sebagai pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintah.

Menurut Mardiasmo (2009), anggaran adalah alat manajemen kebijakan ekonomi dan akuntabilitas, serta merupakan pedoman bagi segala tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, bagi hasil pendapatan, dana cadangan, dan pembiayaan dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi anggaran secara sistematis untuk satu periode akuntansi guna mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas juga sebagai alat control di dalam menjalankan pemerintahan.

Dinas Pendidikan Kota Bogor sebagai lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di bidang pendidikan, membutuhkan suatu strategi dalam mengelola aspek anggaran dan keuangan secara lebih efektif dan berimbang. Salah satu strategi pengelolaan anggaran yang dapat digunakan yaitu melalui anggaran operasional, karena dengan anggaran operasional, Dinas Pendidikan Kota Bogor dapat merencanakan pengalokasian biaya-biaya yang terjadi dalam jangka pendek, sehingga dapat diatasi pemborosan biaya yang tidak perlu. Upaya mengembangkan efisiensi dan keefektifan program serta pengalokasian sumber-sumber pada aktivitas, Dinas Pendidikan Kota Bogor dapat menggunakan anggaran operasional sebagai pengendali bagi penggunaan dana yang keluar. Dengan begitu apabila terdapat perbedaan antara anggaran operasional dengan realisasinya dapat


(16)

dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk penyusunan anggaran belanja tahun berikutnya.

1.2. Perumusan Masalah

Dinas Pendidikan Kota Bogor sebagai lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan bagi masyarakat, setidaknya mempunyai strategi yang dapat dikembangkan agar pelayanan yang dilakukan menjadi efisien dan efektif, terutama didalam masalah pengelolaan anggaran. Dinas Pendidikan Kota Bogor masih menggunakan penganggaran dengan metode konvensional/tradisional sehingga sering terjadi selisih antara anggaran dengan realisasinya. Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber dana keuangan (2 tahun) yakni tahun 2009 dan 2010. Data anggaran dan realisasi pada tahun 2009 akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan anggaran dengan menggunakan metode Activity Based Budgeting (ABB) dengan mempertimbangkan activity driver, sumberdaya yang dibutuhkan, biaya yang dikeluarkan dengan mempertimbangkan tingkat inflasi dan depresiasi dari penyusutan investasi. Hasil perolehan anggaran yang telah disusun dengan metode ABB nantinya akan dibandingkan dengan data anggaran dan realisasi tahun 2010 yang masih berdasarkan perhitungan konvensional. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat efisiensi pengalokasian dana terhadap berbagai aktivitas dalam perencanaan anggaran Dinas Pendidikan Kota Bogor dengan menggunakan metode ABB.

Berdasarkan latar belakang ini, maka perlu merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran operasional pada Dinas Pendidikan Kota Bogor?

2. Bagaimana perbandingan antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Dinas Pendidikan Kota Bogor?

3. Bagaimana penyimpangan selisih antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Dinas Pendidikan Kota Bogor?


(17)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui prosedur penyusunan anggaran operasional pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.

2. Menganalisis perbedaan antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.

3. Menganalisis penyimpangan selisih antara anggaran yang disusun secara konvensional dengan anggaran yang disusun dengan metode ABB pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Bogor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi Dinas Pendidikan Kota Bogor untuk dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam proses penyusunan anggaran selama ini. Selain itu, untuk mengadakan perbaikan yang diperlukan agar terjadi keseimbangan antara anggaran dan realisasinya terhadap kegiatan yang ada di Dinas Pendidikan Kota Bogor. Disamping itu, penting untuk mengadakan perbaikan-perbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisisensi anggaran pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah anggaran berbasis aktivitas, juga penelitian ini dapat dijadikan karya ilmiah yang layak dijadikan acuan dan dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.


(18)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya membahas mengenai anggaran operasional yang direncanakan dan dilaksanakan pada kegiatan internal Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor pada tahun 2010 dengan menggunakan referensi anggaran tahun 2009 yang mempertimbangkan atau melihat prosedur penyusunan anggaran operasional pada Dinas Pendidikan Kota Bogor. Evaluasi dilakukan terhadap realisasi dengan membandingkan antara anggaran operasional yang telah ditetapkan dengan aktivitas yang dilakukan untuk melihat efisiensi pengalokasian dana dalam perencanaan anggaran Dinas Pendidikan Kota Bogor dengan suatu metode perhitungan biaya yaitu Activity Based Budgeting (ABB).


(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anggaran

2.1.1 Pengertian Anggaran

Menurut Hansen dan Mowen (2005), anggaran yaitu rencana keuangan untuk masa depan. Rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran (Mardiasmo, 2009).

Menurut Nafarin (2007) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang direncanakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mancapai tujuan. Jadi, anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.

Menurut Munandar (2001), budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Budget merupakan hasil kerja (output) yang terutama berupa taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang. Karena suatu budget merupakan hasil kerja (output), maka budget dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis. Sedangkan, yang dimaksud budgeting ialah proses kegiatan yang menghasilkan budget, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. Secara lebih terperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam budgeting

tersebut antara lain: (1) pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun budget, (2) pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan taksiran-taksiran dalam rangka menyusun budget, (3) menyusun budget serta menyajikan secara teratur dan sistematis, (4)


(20)

pengkoordinasian pelaksanaan budget, (5) pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan budget, dan (6) pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja yang telash dilaksanakan, serta menyusun kebijakan-kebijakan sebagai tindak lanjut (follow up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut.

2.1.2 Fungsi Anggaran

Menurut Nafarin (2007), ada beberapa fungsi dalam anggaran, yaitu: 1. Fungsi Perencanaan

Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memperhatikn kaitan anggaran yang satu dengan anggaran yang lain. Aspek yang penting dari perencanaan dengan menggunakan anggaran adalah perencanaan dana yang tersedia seefisien mungkin. Jadi fungsi anggarannya yaitu menentukan rencana belanja dari sumber dana yang ada seefisien mungkin.

2. Fungsi Pelaksanaan

Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan). Sehingga tiap bagian harus melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah, terkoordinasi sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran.

3. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan/pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara :

a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).

b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan).

Sehingga anggaran dijadikan pedoman sebagai alat pengawasan oleh pejabat pemerintah untuk bertanggung jawab menjalankan operasi dan untuk mengadakan penilaian dari hasil yang dicapai.


(21)

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Anggaran

Anggaran dibuat dengan tujuan tertentu, yaitu untuk memudahkan dalam pengalokasian dana dan memudahkan pengawasan aliran dana tersebut sehingga tidak terjadi pengeluaran dana yang tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Menurut Nafarin (2007), tujuan penyusunan anggaran antara lain : 1)Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan

investasi dana.

2)Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3)Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana.

4)Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5)Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan perencanaan maka anggaran lebih jelas dan nyata.

6)Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap hal yang berkaitan dengan keuangan.

Sedangkan manfaat anggaran menurut Nafarin (2007):

1)Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2)Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai 3)Dapat memotivasi pegawai.

4)Menimbulkan rasa tanggungjawab pada pegawai.

5)Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

6)Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

7)Alat pendidikan bagi para pejabat pemerintah, khususnya bagian keuangan pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.


(22)

2.1.4 Karakteristik Anggaran

Dalam penyusunan anggaran baik anggaran belanja maupun anggaran operasional dibutuhkan karakteristik anggaran yang baik agar hasilnya terlihat baik pula. Menurut Mulyadi (2002), anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan.

2) Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.

3) Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4) Usulan anggaran diulas dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.

5) Sekali disetujui anggaran hanya dapat diubah dibawah koordinasi tertentu. 6) Secara berkala kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran

dan selisihnya di analisis dan dijelaskan.

Menurut Mulyadi (2002) anggaran yang baik memiliki karakteristik berikut : 1) Anggaran disusun berdasarkan program

Rencana jangka panjang yang dituangkan dalam program memberikan arah kemana kegiatan perusahaan ditujukan dalam jangka panjang. Anggaran merinci pelaksanaan program, sehingga anggaran yang disusun setiap tahun memiliki arah seperti yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang.

2) Anggaran disusun berdasarkan pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan.

3) Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat berikut ini :

a. Partisipasi para pejabat Dinas Pendidikan Kota Bogor dalam bertanggungjawab pada proses penyusunan anggaran.

b. Anggaran yang telah dibuat sangat mempengaruhi kinerja organisasi yang ada pada Dinas Pendidikan Kota Bogor.


(23)

4) Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat mengirim pesan dalam proses penyusunan anggaran dan sebagai pengukur para pejabat pengelola anggaran yang ada pada Dinas Pendidikan Kota Bogor dalam pelaksanaan anggaran.

2.1.5 Prosedur Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, agar penyusunan anggaran dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun prosedur penyusunan anggaran menurut Nafarin (2007)adalah:

1) Tahap penentuan pedoman perencanaan (anggaran)

Anggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang, hendaknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran.

2) Tahap persiapan anggaran

Pejabat pengelola anggaran sebelum menyusun anggaran dengan terlebih dahulu menyusun forecast pengeluaran (taksiran/ramalan). Setelah itu kemudian bekerja sama dengan para pejabat di Dinas Pendidikan Kota Bogor untuk menyusun anggaran lainnya.

3) Tahap penentuan anggaran

Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta direksi (direktur) untuk :

a. Merundingkan dalam penyesuaian rencana akhir setiap komponen anggaran

b. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen anggaran c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran.

4) Tahap pelaksanaan anggaran

Tahap ini adalah tahap dimana anggaran dilaksanakan. Untuk kepentingan pengawasan tiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis, kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi.


(24)

2.1.6 Metode Pembuatan Anggaran

Menurut Mulyadi (2002), ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara :

1) Otoriter atau top down

Dalam metode otoriter, anggaran yang disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya.

2) Demokrasi atau bottom up

Dalam metode demokrasi anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diikutsertakan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa yang akan datang.

3) Campuran atau top down dan buttom up

Metode ini adalah campuran dari kedua metode diatas. Di sini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi, ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

2.1.7 Proses Pengendalian Anggaran

Proses pengendalian menurut Welsch, et al (2000), didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Menurut Mulyadi (2002), proses pengendalian anggaran dilaksanakan melalui tiga tahap utama, antara lain:

1) Tahap Penetapan Sasaran

Tujuan dari Dinas Pendidikan Kota Bogor kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran (goal) dan dibebankan pencapaiannya kepada para pejabat pengelola anggaran dalam proses penyusunan anggarannya. Alokasi sumber daya dalam proses penyusunan anggaran perlu diukur dengan satuan moneter standar dengan menggunakan ukuran akuntansi. Informasi akuntansi


(25)

manajemen berperan dalam tahap penetapan sasaran sebagai alat pengirim peran.

2) Tahap Implementasi

Setelah sasaran ditetapkan dan ditunjuk manajer yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran tersebut, serta dialokasikan sumber daya kepada manajer yang diberi peran dalam mencapai sasaran anggaran, fungsi anggaran dalam suatu instansi pemerintah atau perusahaan mengkonsolidasikan ke dalam suatu anggaran secara menyeluruh untuk disahkan oleh direksi atau pejabat

legistatif. Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting, yaitu:

a. Komunikasi anggaran

Pejabat pengelola anggaran bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah.

b. Kerjasama dan koordinasi

Untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, orang harus mengetahui peran yang harus dimainkan oleh orang lain, baik dalam organisasi formal maupun informal.

3) Tahap pengendalian dan Evaluasi Kinerja

Dalam tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang tercantum dalam anggaran. Selain itu, pengendalian dan evaluasi untuk menunjukkan bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang memadai bagi kinerja yang berada di bawah standar.

2.1.8 Konsep Anggaran Berdasarkan Aktivitas

Dalam Investopedia (2011), ABB berarti sebuah metode penganggaran di mana kegiatan yang mengeluarkan biaya dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi yang dihubungkan dengan definisi dan kemudian dianalisis. Kegiatan yang kemudian dikaitkan dengan tujuan strategis, setelah itu biaya dari kegiatan yang diperlukan digunakan untuk membuat anggaran. “ Activity based budgeting

(ABB) mean a method of budgeting in which the activities that incure costs in every functional area of an organization are recorded and their relationships are


(26)

define and analyzed. Activities are then tied to strategic goals, after which the costs of the activities needed are used to create the budget.”

Menurut Writework (2011), ABB is a managing process that based on the activity level, in order to get lasting improvement on cost and operation (Brimson 1991)…” Definisi ini menyatakan, ABB adalah proses yang mengelola pada tingkat aktivitas, dalam rangka untuk mendapatkan perbaikan yang berlangsung pada biaya dan operasi.

Menurut Tunggal (2003), ABB adalah proses mengembangkan suatu anggaran induk dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari analisis berdasarkan aktivitas. ABB mengarahkan perhatian pada biaya yang diharapkan

untuk melakukan berbagai aktivitas. ABB memudahkan perbaikan

berkesinambungan. Proses dalam penyajian anggaran dalam suatu ABB menyoroti peluang untuk mereduksi biaya dan eliminasi aktivitas yang boros. ABB memudahkan identifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas tersebut. ABB merupakan suatu bentuk anggaran yang berfokus pada biaya aktivitas (cost driver) atau pemicu biaya (cost driver) yang diperlukan didalam operasi. ABB memisahkan biaya-biaya ke dalam kelompok biaya yang homogen berdasarkan cost driver yang berasal dari activity based costing (ABC), dimana ABB secara prinsip merupakan ABC yang dibalik aliran kasnya (Gambar 1).

ABC ABB

Resources

Resources drivers Activity

Activity Cost driver Products

Gambar 1. Skema Prinsip ABB dan ABC (Kaplan & Cooper dalam Tunggal, 2003).

Menetapkan konsep ABC terhadap proses penganggaran menghasilkan ABB. Dalam ABB, langkah pertama adalah menentukan produk atau jasa yang akan dihasilkan dan pelanggan yang harus dilayani. Kemudian aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut ditentukan.


(27)

Akhirnya, sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang ditentukan tersebut dikuantifikasi secara konseptual. Perbedaan metode tradisional (konvensional) dan metode ABB adalah seperti yang terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan penganggaran konvensional dengan ABB

Keterangan Konvensional ABB

Unit Penganggaran Diekspresikan sebagai biaya fungsional/kategori pengeluaran

Diekspresikan sebagai biaya pelaksanaan aktivitas.

Fokus Sumber daya yang dibutuhkan Output/pekerjaan yang dilakukan

Orientasi Historis Continuous improvement

(perbaikan berkesinambungan) Peran pemasok dan

pelanggan

Tidak secara formal mempertimbangkan

Melakukan koordinasi dengan pemasok dan mempertimbangkan Peran pemasok dan

pelanggan (lanjutan)

Pemasok dan pelanggan dalam penganggaran

Kebutuhan pelanggan dalam proses penganggaran

Tujuan pengendalian

Memaksimumkan kinerja manajer Menyelaraskan aktivitas organisasi/instansi secara keseluruhan

Dasar anggaran Berdasarkan pola perilaku biaya: biaya variable dan biaya tetap

Berdasarkan kemanfaatan kapasitas.

Ada tiga langkah yang dibutuhkan untuk membangun suatu ABB, yaitu: a. Aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi harus diidentifikasikan,

b. Permintaan untuk setiap keluaran aktivitas (activity’s output) harus diperkirakan, dan

c. Biaya sumber daya (cost of resources) yang diperlukan untuk memproduksi keluaran aktivitas tersebut harus dinilai.

2.2. Anggaran Sektor Publik

2.2.1 Pengertian Sektor Publik

Pengertian Sektor Publik menurut Mardiasmo (2009) adalah birokrasi dan kesatuan ekonomi yang ditangani oleh pemerintah sesuai dengan kewenangannya dalam rangka memerankan fungsinya untuk alokasi sumber-sumber ekonomi yang langka, redistribusi pendapatan, pengendalian stabilitas ekonomi serta penyediaan barang dan jasa publik yang tidak bisa disediakan oleh sektor swasta,


(28)

dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat (publik).

2.2.2 Pengertian Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009) anggaran adalah alat perencanaan untuk masa depan yang pada umumnya mencangkup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter. Anggaran ini merupakan perencanaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih kongret. Usulan anggaran pada umumnya ditelaah atau di

review terlebih dahulu oleh pejabat yang lebih tinggi untuk bisa dijadikan anggran formal. Selain itu anggaran adalah alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Menurut National Committee on Govermental Accounting (NCGA) sekarang Govermental Accounting Standards Board (GASB) dalam Munandar (2001) sebagai berikut :

Budget adalah rencana operasi keuangan yang mencangkup estimasi pengeluaran yang diusulkan dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.

2.2.3 Fungsi Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009), anggaran berfungsi sebagai berikut: 1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru akivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.

3. Angggaran sebagai alat komujikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.

4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.atau tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran sebagai alat pengendali yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.


(29)

6. Angggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

2.2.4 Tujuan Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009) tujuan dari proses penyusunan anggaran yaitu: 1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi

antarbagian dalam lingkungan pemerintah.

2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses pemprioritasan.

3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.

4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRD dan masyarakat luas.

2.2.5 Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009), prinsip-prinsip di dalam anggaran sektor publik meliputi:

1. Otorisasi oleh legislatif.

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

2. Komprehensif.

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.

3. Keutuhan anggaran.

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.

4. Nondiscretionary Appropriation.

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif.

5. Periodik.

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan.


(30)

6. Akurat.

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan

in efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya understimate

pendapatan dan over estimate pengeluaran. 7. Jelas.

Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.

8. Diketahui publik.

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

2.2.6 Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009), jenis-jenis anggaran sektor publik terdiri dari: 1. Anggaran Operasional.

Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari

dalam menjalankan pemerintahan misalnya anggaran untuk

pengeluaran/belanja rutin. Pengeluaran ini memanfaatkan hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi perusahaan.

2. Anggaran Modal/Investasi.

Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabotan dan sebagainya. Belanja Modal/Investasi merupakan contoh anggaran modal. Belanja modal itu manfaatnya cenderung melebihi satu tahun dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah.

2.2.7 Sistem Anggaran Sektor Publik

Sistem anggaran sektor publik terdiri dari empat bagian yaitu (Mardiasmo, 2009) : 1. Sistem Anggaran Tradisional

Sistem anggaran tradisional mempunyai cirri utama yaitu:

a. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan

incrementalism yaitu penyusunan anggaran dilakukan hanya dengan menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang


(31)

sudah ada sebelumnya dengan data tahun sebelumnya sebagai dasar besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian secara mendalam.

b. Struktur dan susunan anggaran bersifat line-item artinya anggaran disusun berdasarkan item-item penerimaan dan pengeluaran yang pernah digunakan pada tahun sebelumnya.

2. Sistem Anggaran Kinerja (Performance Budgeting System)

Sistem anggaran kinerja ini disusun untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada anggaran tradisional, terutama kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.

3. Zero Based Budgeting System

Sistem penyusunan anggaran yang benar-benar didasarkan pada kebutuhan saat ini tanpa berpatokan pada anggaran tahun lalu. Dengan zero based budgeting penyusunan anggaran diasumsikan mulai dari nol sehingga item-item anggaran tahun lalu mungkin dikurangi, ditambah, atau bahkan diganti sama sekali dengan item-item yang baru yang sesuai dengan kebutuhan saat ini.

4. Planning, Programing, and Budgeting System (PPBS)

Sistem penganggaran ini didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utama adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan program yaitu pengelompokkan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.8 Analisis Varians Anggaran

Menurut Munandar (2001) dalam mekanisme penerapan budget maka satu teknis yang selalu diterapkan adalah analisis varians atau analisis penyimpangan. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara budget dengan realisasi. Perbedaan antara angka budget dengan realisasi ini disebut penyimpangan atau varians. Apabila kita menganggap bahwa budget ataupun


(32)

standar sudah benar dan akurat maka secara prinsip kita harus mengusahakan agar realisasi harus sama dengan budget.

Menurut Nafarin (2007) analisis varians membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual dan adapat dilakukan oleh divisi, departemen, program, produk, wilayah atau unit tanggung jawab lainnya. Evaluasi varians

dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena kita tidak mengetahui angka aktual hingga akhir periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode. Menurut Welsch, et al. (2000) dalam mempelajari dan mengevaluasi varian untuk menentukan sebab yang paling mendasarinya, kemungkinan berikut ini perlu dipertimbangkan :

1. Varians tidak material.

2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan.

Sasaran yang direncanakan atau dianggarakan dan data actual yang disebabkan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya.

3. Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen.

Untuk meningkatkan efisiensi atau untuk menghadapi kemungkinan tertentu, manajemen sering membuat keputusan yang menyebabkan adanya varians. 4. Banyaknya varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor yang

tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi.

5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian utama dan harus diselidiki secara teliti.

Analisis varians mencangkup analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pengalaman penyebab terjadinya suatu penyimpangan. Salah satu jumlah diperlakukan sebagai dasar, standar, atau titik pedoman. Analisis

Varians mempunyai aplikasi yang luas dalam pelaporan keuangan. Sering diaplikasikan dalam situasi sebagai berikut (Welsch, et al., 2000).

1. Penyelidikan varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil aktual dari periode sebelumnya dianggap sebagai dasar.

2. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan biaya standar. Biaya standar digunakan sebagai standar.


(33)

3. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau dianggarakan digunakan sebagai dasar.

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu

Prawatiningsih (2007), dengan judul “Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendalian Keuangan Studi Kasus Badan Rumah Sakit Daerah Ciawi”. Penelitian ini dilakukan pada Badan Rumah Sakit Daerah (BRSD) Ciawi. Hasil dari penelitian tersebut adalah ada beberapa faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut yaitu: jumlah kunjungan pasien, jenis penyakit, rencana rumah sakit dalam penambahan sarana medis dan non medis, jumlah tempat tidur, penambahan sarana fisik dan pelayanan baru, rencana penambahan karyawan, peraturan pemerintah, dan anggaran belanja tahun sebelumnya. Prosedur penyusunan anggaran belanja BRSD Ciawi menggunakan metode campuran (top down

dan bottom up). Prosedur penyusunan anggaran belanja melalui beberapa tahap yaitu: pembuatan surat edaran untuk setiap ruangan, sosialisasi format anggaran, pengumpulan data usulan kebutuhan, pengumpulan data rekapitulasi kebutuhan, penyusunan dan pengetikan konsep Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK), penelitian RASK dan perubahan anggaran, serta pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK).

Hendardi (2002), dengan judul “Penyusunan Anggaran Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Budgeting) pada Komponen Biaya Operasi Perusahaan Jasa (Studi Kasus pada Divisi ForwadingPT(P) Kawasan Berikat Nusantara)”. Pada tesis ini, menjabarkan

anggaran konvensional mengandalkan push terhadap demand, aktivitas kurang diperhatikan sehingga tidak mengherankan sering terjadi distorsi dalam menentukan jumlah biaya yang dianggarkan pada suatu produk. Hal ini menyebabkan perusahaan akan menemui kesulitan dalam menghadapi lingkungan yang selalu menuntut daya saing. Penganggaran berdasarkan aktivitas (ABB) pada akhirnya cenderung mempertimbangkan

pull terhadap demand. Dengan sangat mempertimbangkan aktivitas yang terlibat dalam pembuatan suatu produk maka dapat diperoleh anggaran aktivitas yang paling proporsional terhadap produk. Dengan metode ABB, perusahaan dapat lebih mudah melakukan perbaikan terhadap proses. Dengan demikian daya saing perusahaan dapat lebih baik. Penelitian Hendardi ini juga menemukan adanya perbedaan pada jumlah anggaran antara metode konvensional dengan metode ABB. Pada metode ABB


(34)

menggunakan perthitungan biaya per aktivitas yang lebih akurat daripada proses penganngaran konvensional yang banyak menggunakan judgment dan pengalaman pada tahun sebelumnya.

Ratmarisa (2010), dengan judul “Analisis Penerapan Activity Based Budgeting

(ABB) pada Anggaran Belanja Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu”. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, sebagai lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat, mempunyai kepentingan dalam mengelolah asset atau anggaran dari pemerintah, sehingga membutuhkan suatu strategi dalam mengelolah aspek keuangan. Jenis Pengelolaan anggaran pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko masih menggunakan metode tradisional (konvensional), hal ini dapat mempengaruhi tingkat efisien dan efektivitas unit kerja pada Kantor Dinas Pendidikan khususnya bagian keuangan. Peneliti mempertimbangkan adanya aktivitas utama yang dilakukan berkaitan dengan anggaran belanja yang dikeluarkan, hal tersebut membuat peneliti ingin mengetahui apakah adanya pemborosan anggaran belanja pada aktivitas yang tidak begitu memerlukan anggaran yang besar, dengan demikian pengelolaan anggaran belanja berdasarkan aktivitas akan jauh lebih relevan dibandingkan dengan anggaran belanja menggunakan metode konvensional, karena metode konvensional hanya berpatokan pada anggaran tahun sebelumnya dan tidak memperhatikan aktivitas-aktivitas yang sebenarnya mempengaruhi besar kecilnya anggaran yang akan dikeluarkan. Dari Uji Hipotesis yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa penyimpangan dari anggaran yang disusun dengan metode ABB lebih kecil dibandingkan dengan anggaran yang disusun secara konvensional, namun penyimpangan yang terjadi masih dalam batas pengendalian.


(35)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pendekatan yang digunakan dalam merencanakan pembangunan khususnya di bidang pendidikan adalah melalui perencanaan partisipatif dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat sebagai stakeholders. Dengan demikian, wujud perencanaan pembangunan diharapkan dapat sinergi antara top-down planning dan

bottom-up planning. Salah satu hasil dari pendekatan ini adalah lahirnya dokumen perencanaan jangka menengah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang strategis. Untuk mewujudkan semua itu diperlukan suatu dokumen perencanaan jangka menengah guna menjamin terciptanya sinergi kebijakan dan sinkronisasi program dengan melibatkan semua pihak terkait hingga tercapainya program-program pada sasaran yang dikehendaki. Visi dan misi pada Dinas Pendidikan Kota Bogor, dijabarkan dalam beberapa kebijakan operasional, keuangan dan sumber daya manusia. Visi, misi dan tata nilai dalam harus merujuk kepada visi, misi Walikota terpilih yang tertuang dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Perumusan visi, misi dan tata nilai ini dilakukan dalam tiga langkah yaitu (1) merumuskan visi, (2) merumuskan misi dan (3) merumuskan tata nilai Dinas Pendidikan. Kebijakan keuangan yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor salah satunya adalah melaksanakan penganggaran. Didalam pelaksanaan penganggaran yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor diawali dengan menerjemahkan visi dan misi ke dalam target-target yang ingin dicapai. Setelah ditetapkanya target, Dinas Pendidikan Kota Bogor melakukan penyusunan program kerja dalam bentuk rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor untuk satu tahun kedepan. Selanjutnya dilakukanya penyusunan anggaran untuk menggambarkan nilai uang dari rencana kegiatan yang telah disepakati. Untuk melihat rencana yang yang dibuat berhasil diterapkan, bagian keuangan melaporkan hasil operasi Dinas Pendidikan dalam bentuk laporan keuangan berupa laporan realisasi. Dari penyusunan anggaran dengan metode konvensional dan realisasi tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 yang akan menjadi acuan didalam penyusunan anggaran dengan metode ABB. Disamping itu, dilakukan


(36)

juga perhitungan selisih (varians) antara anggaran dengan metode konvensional terhadap laporan realisasi dan menghitung selisih (varians) antara anggaran dengan metode ABB berdasarkan program kerja yang telah disusun oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor terhadap laporan realisasi. Selanjutnya dilakukanya uji t-test, uji tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah ketidaksesuain tersebut masih dalam pengendalian manajemen. Sehingga pada akhirnya dapat memberikan rekomendasi terhadap hasil dari pengguanaan anggaran tersebut. Alur/kerangka pemikiran penelitian pada Dinas Pendidikan Kota Bogor dapat dilihat pada Gambar 2.

Umpan Balik

(Feedback

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian Dinas Pendidikan Kota Bogor

Visi,Misi dan kebijakan Dinas Pendidikan Kota

Bogor

Penyusunan Anggaran Dinas Pendidikan Kota Bogor dengan Metode

Konvensional

Penyusunan Anggaran dengan Metode Activity

Based Budgeting (ABB)

varians Penyusunan Program Kerja

Dinas Pendidikan Kota Bogor

Visi,Misi dan kebijakan Dinas Pendidikan Kota

Bogor

Penetapan Renstra

Perbandingan Penyusunan Anggaran

Dinas Pendidikan Kota Bogor dengan Metode

Konvensional

Penyusunan Anggaran dengan Metode Activity

Based Budgeting (ABB)

Realisasi Realisasi

Uji t


(37)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendidikan Kota Bogor yang berlokasi di jalan Raya Pajajaran No. 125 Kota Bogor. Kegiatan penelitian dilakukan selama tiga bulan pada bulan Oktober-Desember 2011. Lokasi ini dipilih karena Dinas Pendidikan Kota Bogor memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat memperoleh data-data yang dibutuhkan penulis didalam menulis penelitian ini dan untuk metode ABB merupakan metode baru yang digunakan didalam pengelolaan anggaran khususnya pada lembaga pemerintah, oleh karena itu penulis ingin mengaplikasikan metode tersebut pada Dinas Pendidikan Kota Bogor. Data-data yang telah diperoleh akan diolah dan diteliti kemudian dievaluasi dan dibandingkan hasilnya.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pegawai bagian keuangan yang mempunyai peran penting didalam penyusunan anggaran operasional di Dinas Pendidikan Kota Bogor. Setelah mendapatkan semua data keuangan, penulis juga melakukan wawancara langsung dengan bagian kepegawaian, bina program, kesekretariatan, dan bagian sarana dan prasaran guna mendapatkan data-data aktivitas utama pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor. Data sekunder diperolah dari Renstra Dinas Pendidikan tahun 2009 dan 2010, Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPS) Dinas Pendidikan Tahun Anggaran 2009 dan 2010, Laporan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah tahun 2009 dan 2010, Peraturan Walikota No 13 tahun 2008 tanggal 26 September 2008 mewajibkan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bogor untuk menyusun dan merumuskan rencana program strategis penyelenggaraan teknis di bidang pendidikan, Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolahan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri No.20 tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah. Data sekunder lainnya diperoleh dari


(38)

berbagai literature yang terkait dan tulisan yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data

Pengelolahan dan analisis data dilakukan dengan dua tahap, yaitu analisis terhadap anggaran Dinas Pendidikan Kota Bogor kemudian menyusun anggaran alternative dengan pendekatan ABB, yaitu:

1. Analisis anggaran Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor

Pengolahan data menggunakan analisis varians (selisih) anggaran. Dasar penilaiannya yaitu dengan penyelidikan varians dari anggaran statis (anggaran pendapatan dan belanja pada Dinas Pendidikan Kota Bogor) terhadap realisasi (aktual). Analisis anggaran varians dapat menunjukkan dimana terjadi selisih antara hasil sesungguhnya dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga dapat diketahui penyebab penyimpangan yang terjadi, namun analisis

varians tidak akan mempunyai arti kecuali jika varians-varians dilaporkan seacara terpisah berdasarkan faktor-faktor penyebabnya dan unit organisasi yang bertanggung jawab sehingga penyimpangan tersebut dapat diperbaiki. Dalam penelitian ini pengelolahan data anggaran tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Keseluruhan proses analisis varians adalah berjenjang. Dalam anggaran biaya, jika biaya realisasi lebih besar daripada budget maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih rendah dari anggaran, maka dianggap menguntungkan (favorable).

2. Menyusun ABB

Syarat penyusunan anggaran yang baik adalah; anggaran tersebut harus berorientasi pada output. Dengan kata lain, awal dari semua penyusunan semua komponen anggaran adalah target output. Sedangkan penyusunan anggaran untuk biaya-biaya yang sifatnya tidak langsung tidak dilakukan dengan orientasi

output, melainkan berorientasi input yaitu melihat kepada anggaran tahun lalu dikalikan dengan inflasi. Penyusunan anggaran seperti ini tidak akan membantu suatu instansi pemerintah agar dapat melakukan efisiensi biaya karena data biaya dari tahun sebelumnya langsung dipergunakan sebagai komponen biaya


(39)

tidak langsung. Pada penjelasan ini penyusunan anggaran berdasarkan aktivitas memberikan kontribusi hasil yang lebih akurat pada saat suatu instansi pemerintah dihadapkan pada penyusunan anggaran biaya-biaya tidak langsung, dan tentunya kemudahan lain yaitu anggaran yang sesuai dengan strategi yang dietapkan.

Dalam menyusun ABB, langkah-langkah yang dilakukan antara lain: a) Menentukan keluaran (output) Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor, b) Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas utama yang terjadi pada Kantor

Dinas Pendidikan Kota Bogor.

c) Mengidentifikasi activity driver dari masing-masing aktivitas di Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor.

d) Mengidentifikasi sumber dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.

e) Melakukan estimasi biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor.

f) Membandingkan hasil yang diperoleh dari anggaran yang dihitung dengan metode ABB dengan realisasi dari anggaran konvensional yang terdapat pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor.

Setelah melakukan pengolahan data ke dalam bentuk ABB, maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan analisis varians anggaran. Dasar penilaiannya yaitu dengan penyelidikan varians, antara realisasi dengan sasaran yang direncanakan atau dianggarkan. Pengolahan data anggaran tersebut menggunakan software komputer Microsoft Excel 2007 untuk analisis varians dan mengukur apakah penyimpangan anggaran operasional masih dalam batas pengendalian dengan malakukan uji t, dengan menggunakan alat bantu berupa

software Statistical Packages for The Social Sciences (SPSS) 16.0 serta analisis deskriptif.

Uji hipotesis dengan menggunakan t-test untuk mengukur apakah penyimpangan anggaran dengan realisasi masih dalam batas pengendalian. Menurut Riduwan (2005) tujuan uji t adalah untuk membandingkan apakah kedua data (variable)


(40)

tersebut sama atau berbeda. Langkah-langkah dalam uji t menurut Riduwan (2005) yaitu:

1. Buatlah Ho dan Ha dalam uraian kalimat

Ho: Penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian

Ha: Penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasi tidak dalam batas pengendalian.

2. Buatlah Ho dan Ha dalam model statistik Ho :

μ

1 =

μ

2

Ha :

μ

1≠

μ

2 3. Mencari t hitung Rumus nilai t :

t = X1

x

2

...(1) S1/ n1+1/n2

Dimana S :

S =

(n1-1) s12 + (n2-1) s21 ………(2) n1+n2-2

Keterangan :

X1 = Rata-rata nilai anggaran X2 = Rata-rata nilai realisasi n1= Jumlah laporan anggaran n2= Jumlah laporan realisasi X1 = Anggaran

X2 = Realisasi anggaran S1 = Standar devisi X1

S2 = Standar deviasi X2

4. Tentukan terlebih dahulu taraf signifikannya (a) kemudian dicari ttabel dengan ketentuan db = n-1.


(41)

5. Tentukan criteria pengujian

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

6. Bandingkan antara t hitung dan t tabel dan gambarlah posisinya. 7. Buatlah kesimpulan.


(42)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kota Bogor

4.1.1 Visi, Misi, Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Bogor

1. V i s i :

" Terwujudnya Masyarakat Cerdas, Religius , Partisipatif dan Terampil " 2. M i s i :

• Meningkatkan pemerataan pelayanan pendidikan • Meningkatkan kualitas pendidikan

• Memperkuat kompetensi pendidikan

• Mewujudkan ketahanan lembaga pendidikan • Meningkatkan partisipasi masyarakat

3. KebijakanDinas Pendidikan :

• Pengembangan atau perluasan Wajar Pendidikan Dasar (Dikdas 9 )tahun Kota Bogor

• Pemerataan kualitas tenaga guru/tutor secara merata disetiap sekolah • Penempatan tenaga guru/tutor berdasarkan kualifikasi yang sesuai

• Meningkatkan dan mengembangkan mutu lembaga pendidikan formal dan non formal

• Mengoptimalkan suasana ketentraman dan ketenangan belajar dalam mewujudkan ketahanan lembaga pendidikan

• Memberdayakan masyarakat dalam melaksanakan Pendidikan

• Pengembangan pembelajaran dan pendataan serta pengangrsipan dengan berbasis teknologi informatika.

4.1.2 Struktur Organisasi

Pembentukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bogor ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2008 tanggal 25 September 2008, tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 32 tahun 2008 tanggal 26 Nopember 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bogor


(43)

merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olah Raga dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bogor mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi pemerintah di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga yang menjadi urusan rumah tangga daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olah raga. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pendidikan, pemuda dan olah raga.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan, pemuda dan olah raga.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Struktur organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bogor sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat membawahkan

a. Kasubag Umum dan Kepegawaian b. Kasubag Keuangan

c. Kasubag Perencanaan dan Pelaporan 3. Bidang Pendidikan Dasar membawahkan

a. Kasie Kurikulum b. Kasie Kesiswaan

c. Kasie Sarana dan Prasarana

4. Bidang Pendidikan Menengah Umum membawahkan

a. Kasie Kurikulum b. Kasie Kesiswaan


(44)

5. Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan a. Kasie Kurikulum

b. Kasie Kesiswaan

c. Kasie Sarana dan Prasarana

6. Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga a. Kasie Pembinaan Kepemudaan

b. Kasie Keolahragaan

c. Kasie Pendidikan Masyarakat dan Kelembagaan 7. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)

8. Gelanggang Olah Raga dan Remaja

Sedangkan bagan struktur organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Bogor

Sesuai dengan Peraturan Walikota Bogor Nomor 23 tahun 2008 tanggal 26 Nopember 2008, maka tugas pokok, fungsi, tata kerja dan uraian tugas jabatan struktural Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bogor adalah sebagai berikut :

1. KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

a. Memimpin pelaksanaan tugas Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga yang meliputi Sekretariat, Bidang Pendidikan Dasar, Bidang Pendidikan Menengah Umum, Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan, Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal, Bidang Pembinaan Pemuda dan Olah Raga, UPTD Gelanggang Olah Raga dan Remaja serta UPTD Sanggar Kegiatan Belajar.

b. Menyusun rencana dan program kerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

c. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan.

e. Membimbing kerja bawahan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.


(45)

f. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendidikan, Pemuda dan Olah Raga yang meliputi kebijakan pembiayaan kurikulum, sarana prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan serta pengendalian mutu pendidikan. g. Menyelenggarakan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang

pendidikan, pemuda dan Olah Raga.

h. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi dalam pelaksanaan teknis operasional di bidang pendidikan dasar, pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah Raga.

i. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi kepada UPTD-UPTD lingkup Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga.

j. Melaksanakan kerjasama dengan daerah lain, pihak ketiga dan luar negeri yang berkaitan dengan bidang Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga.

k. Memaraf dan atau menandatangani naskah Dinas sesuai dengan kewenangannya.

l. Mengarahkan RKA dan mengendalikan DPA.

m. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait. n. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

o. Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada atasan.

p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya. 2. SEKRETARIAT

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas fungsi dinas di bidang pengelolaan kesekretariatan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut sekretariat mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program kerja di lingkungan Dinas.

b. Pelaksanaan tugas administrasi umum, administrasi kepegawaian, perlengkapan, perencanaan, pengendalian, keuangan, kearsipan, dan kerumahtanggaan.


(46)

Sekretariat ini membawahkan:

A. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub bagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi sekretariat di bidang umum dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan,

kerumahtanggaan, dan administrasi umum.

b. Pengelolaan kebutuhan dan pemeliharaan perlengkapan gedung dan alat tulis kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga.

c. Pelaksanaan administrasi dan pelayanan kepegawaian meliputi pembuatan Daftar Urut Kepangkatan (DUK), kenaikan pangkat, pensiun, mutasi, rotasi, demosi serta kesejahteraan pegawai structural dan fungsional.

d. Pelaksanaan pelaporan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. B. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi sekretariat di bidang keuangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana dan program kerja anggaran Dinas.

b. Pengelolaan administrasi keuangan dan pembinaan satuan pemegang kas serta pelayanan di bidang keuangan.

c. Penyusunan laporan realisasi keuangan dan neraca Dinas. d. Pelaksanaan pelaporan Sub Bagian Keuangan.

C. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

Sub bagian perencanaan dan pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi sekretariat di bidang perencanaan dan pelaporan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai fungsi:


(47)

a. Menyusun rencana dan program kerja lingkup Dinas.

b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan bidang perencanaan, monitoringn dan evaluasi.

c. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data pendidikan, pemuda dan olah raga.

d. Penyusunan laporan kegiatan Dinas. 3. BIDANG PENDIDIKAN DASAR

Bidang Pendidikan Dasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bidang pendidikan dasar mempunyai fungsi:

a. Pengkajian dan perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan dasar. b. Pengkajian bahan kebijakan teknis operasional di bidang kesiswaan,

kurikulum, manajemen, sarana prasarana.

c. Pengkajian bahan fasilitas di bidang kesiswaan, kurikulum, serta sarana dan prasarana.

d. Pembinaan, pengkoordinasian, dan pengembangan di bidang pendidikan dasar.

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan. 4. BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

Bidang Pendidikan Menengah Umum dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Umum. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bidang Pendidikan Menengah Umum mempunyai fungsi:

a. Pengkajian dan perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan menengah umum.

b. Pengkajian bahan kebijakan teknis operasional di bidang kesiswaan, kurikulum, manajemen, serta sarana prasarana.

c. Pengkajian bahan fasilitas di bidang kesiswaan, kurikulum, manajemen, sarana dan prasarana.


(48)

d. Pembinaan, pengkoordinasian, dan pengembangan di bidang pendidikan menengah umum.

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan. 5. BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pendidikan Menengah Kejuruan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bidang Pendidikan Menengah Kejuruan mempunyai fungsi:

a. Pengkajian dan perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan menengah kejuruan.

b. Pengkajian bahan kebijakan teknis operasional di bidang kesiswaan, kurikulum, manajemen, serta sarana prasarana.

c. Pengkajian bahan fasilitas di bidang kesiswaan, kurikulum, manajemen, sarana dan prasarana.

d. Pembinaan, pengkoordinasian, dan pengembangan di bidang pendidikan menengah kejuruan.

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

6. BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH, PEMUDA DAN OLAH RAGA Bidang pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga mempunyai fungsi:

a. Pengkajian dan perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga.

b. Pengkajian bahan kebijakan teknis operasional di bidang warga belajar, kurikulum, manajemen, dan kelembagaan.

c. Pengkajian bahan fasilitas di bidang warga belajar, kurikulum, manajemen, dan kelembagaan.

d. Pembinaan, pengkoordinasian, dan pengembangan di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga.


(49)

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

8. UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB)

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di Bidang sanggar kegiatan belajar. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut UPTD Sanggar Kegiatan Belajar mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana dan program kerja UPTD Sanggar Kegiatan Belajar b. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan administrasi umum di

lingkungan UPTD Sanggar Kegiatan Belajar.

c. Pelaksanaan koordinasi, pengendalian, dan pengawasan kegiatan dalam penggunaan sarana dan prasarana Sanggar Kegiatan Belajar.

d. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Sanggar Kegiatan Belajar.

e. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan di bidang Sanggar Kegiatan Belajar.

f. Pelaksanaan Monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sanggar Kegiatan Belajar

4.2. Penganggaran pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor

Dinas Pendidikan Kota Bogor harus memastikan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut dapat bejalan sesuai target dengan adanya alokasi biaya yang dikeluarkan sehingga kegiatan yang dirumuskan harus benar-benar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dari hasil wawancara dengan Kepala Dinas dan Bagian Keuangan (Permendagri No. 13/2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah), diperoleh tahapan penyusunan pelakasanaan anggaran pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor. Tahapan penganggaran tersebut dimulai dari penjabaran visi, misi, dan kebijakan Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor yang dijabarkan dalam Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI), TUPOKSI tersebut diterapkan sesuai dengan masing-masing bidang yang ada pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor seperti Sekertaris Dinas, Bidang Keuangan, Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas), Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen), dan Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS), dengan penanggung jawab anggaran adalah


(1)

Lampiran 3. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana tahun 2009

No.

Aktivitas

Pemakaian

Listrik PDAM

Pemakaian Telpon

Pemeliharaan Bangunan

Pemeliharaan Perlengkapan Kantor

Biaya service kendaraan

Biaya

Pemeliharaan

Komputer Total Biaya

1

Arsip Surat

Menyurat 6.666,67 4.000,00 27.277,78 3.333,33 22.222,22 5.222,22 6.872.222

2

Pengecekan

Kepegawaian 6.666,67 4.000,00 27.277,78 3.333,33 28.888,89 5.222,22 7.538.888

3

Pelaporan

Kesekretariatan 6.666,67 4.000,00 27.277,78 3.333,33 24.444,44 5.222,22 7.094.444

4

Kegiatan

Binaprogram 6.666,67 4.000,00 27.277,78 3.333,33 48.888,89 5.222,22 9.538.888

5

Urusan Perjalanan

Dinas 13.333,33 8.000,00 54.555,56 6.666,67 17.777,78 10.444,44 11.077.777

6

Pendanaan dan Pengarsipan

Keuangan 13.333,33 8.000,00 54.555,56 6.666,67 15.555,56 10.444,44 10.855.555,5

7

Pemeliharaan gedung dan

Lingkungan 3.333,33 6.700.000 2.000,00 13.638,89 1.666,67 18.888,89 2.611,11 10.913.888,8

8

Belanja modal, barang dan jasa.

3.333,33 2.000,00 13.638,89 1.666,67 23.333,33 2.611,11 4.658.333,33


(2)

Lampiran 4. Rincian biaya administrasi Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor tahun 2009

No.

Aktivitas Biaya Alat

Tulis Kantor

Biaya Benda Pos

Biaya Alat Cetak

Biaya Pengadaan (fotocopy dan

buku)

Biaya Jasa Pengumuman

(Media Massa)

Total Biaya ADM 1 Arsip Surat Menyurat 5.614.050 1.800.000 891.000 807.500 6.000.000 15.112.550

2 Pengecekan Kepegawaian 5.614.050 891.000 807.500 7.312.550

3 Pelaporan Kesekretariatan 5.614.050 891.000 807.500 7.312.550

4 Kegiatan Binaprogram 5.614.050 891.000 807.500 7.312.550

5 Urusan Perjalanan Dinas 5.614.050 891.000 807.500 7.312.550

6

Pendanaan dan Pengarsipan Keuangan

5.614.050 891.000 807.500 7.312.550

7

Pemeliharaan gedung dan Lingkungan

5.614.050 891.000 807.500 7.312.550

8 Belanja modal, barang dan jasa. 5.614.050 12.600.000 891.000 807.500 19.912.550


(3)

69 Lampiran 5. Asumsi harga barang investasi tahun 2010

Golongan Barang Harga Perolehan (Rp) Nilai sisa

Umur Ekonomis

(Tahun)

Nilai Penyusutan (Rp)

Tanah 2.500.000.000

Gedung/Bangunan 1.672.324.000 33.446.480 10 163.887.752 Kendaraan

Bermotor 432.000.000 17.280.000 5 82.944.000 Peralatan Kanttor 99.978.000 4.998.900 4 23.744.775 Jumlah 4.704.302.000 55.725.380 270.576.527


(4)

Lampiran 7. Hasil Uji penyimpangan pada anggaran yang disusun secara konvensional

T-Test

H0 :

µ

REALISASI=

µ

KONVENSIONAL H1 :

µ

REALISASI≠

µ

KONVENSIONAL

NILAI-P(0.314)>ALPHA 5% MAKA TERIMA H0 ARTINYA TIDAK ADA PERBEDAAN YANG SIGNIFICANT ANTARA REALISASI DENGAN KONVENSIOAL

Keterangan

Konvensional

(Rp) Realisasi (Rp)

Selisih Konvensional

(Rp) %

Biaya Personalia 4.330.400.000 4.450.054.303 -119.654.303 -2,8 Biaya Rumah

Tangga 12.301.600 13.851.600 -1.550.000 -12,6 Biaya Administrasi 72.603.400 79.983.400 -7.380.000 -10,2 Biaya Gedung dan

Lingkungan 23.230.000 25.860.000 -2.630.000 -11,3 Biaya Penyusutan 29.540.000 31.790.000 -2.250.000 -7.6 Biaya Pemeliharaan

Kendaraan 15.000.000 12.500.000 2.500.000 16,7 Jumlah 4.482.075.000 4.613.639.303 -131.564.303

Paired Samples Statistics

7E+008 6 1755630933 7E+008 8E+008 6 1803539385 7E+008 KONVENSIONAL

REALISASI Pair

1

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Paired Samples Test

-2E+007 47980094.95 2E+007 -7E+007 3E+007 -1.119 5 .314 KONVENSIONAL

-REALISASI Pair

1

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference Paired Differences


(5)

71 Lampiran 8. Hasil uji penyimpangan pada anggaran yang disusun dengan metode ABB

T-Test

Keterangan ABB (Rp) Realisasi (Rp)

Selisih ABB

(Rp) %

Biaya Personalia 4.360.200.000 4.450.054.303 -89.854.303 -2,06 Biaya Rumah Tangga 13.601.600 13.851.600 -250.000 -1,84 Biaya Administrasi 78.900.400 79.983.400 -1.083.000 -1,37 Biaya Gedung dan

Lingkungan 24.550.000 25.860.000 -1.310.000 -5,34 Biaya Penyusutan 31.295.000 31.790.000 -495.000 -1.58 Biaya Pemeliharaan

Kendaraan 20.000.000 18.000.000 2.000.000 10,00 Jumlah 4.528.067.000 4.619.139.303 -91.072.303

H0 :

µ

REALISASI=

µ

ABB H1 :

µ

REALISASI≠

µ

ABB

NILAI-P(0.356)>ALPHA 5% MAKA TERIMA H0 ARTINYA TIDAK ADA PERBEDAAN YANG SIGNIFICANT ANTARA REALISASI DENGAN ABB

Paired Samples Test

-2E+007 36602505.82 1E+007 -5E+007 2E+007 -1.016 5 .356 ABB - REALISASI

Pair 1

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Paired Samples Statistics

8E+008 6 1766492275 7E+008 8E+008 6 1803079362 7E+008 ABB

REALISASI Pair

1

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean


(6)

Lampiran 6. Rencana penyusutan investasi Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor tahun 2010

No.

Aktivitas

Bangunan Kendaraan

Peralatan

Kantor Alokasi 2009

Investasi

2010 ALOKASI 2010

1

Arsip Surat Menyurat 13.657.313 21.566.303 1.575.656 36.799.272 4.588.750 41.388.022 2 Pengecekan Kepegawaian 13.657.313 18.590.153 3.114.670 35.362.135 4.588.750 39.950.885 3 Pelaporan Kesekretariatan 13.657.313 12.997.292 3.041.383 29.695.988 4.588.750 34.284.738 4 Kegiatan Binaprogram 13.657.313 20.588.630 2.381.806 36.627.749 4.588.750 41.216.499 5

Urusan Perjalanan

Dinas 8.194.388 517.591 5.166.687 13.878.666 3.219.875 17.098.541 6

Pendanaan dan Pengarsipan Keuangan 8.194.388 4.715.832 3.407.815 16.318.034 3.219.875 19.537.909 7 Pemeliharaan gedung dan Lingkungan 87.406.801 3.450.608 2.674.952 93.532.361 2.581.786

96.114.147

8

Belanja modal,

barang dan jasa. 5.462.925 517.591 2.381.806 8.362.322 3.918.464

12.280.787 Jumlah 163.887.752 82.944.000 23.744.775 270.576.527 31.295.000 301.871.527