Proses Pengendalian Anggaran Konsep Anggaran Berdasarkan Aktivitas

9 keuangan menyusun anggaran beban administrasi dan umum. Setelah itu, manajer keuangan bekerja sama dengan para manajer lainnya menyusun anggaran laba rugi, anggaran neraca, anggaran kas, dan anggaran lainnya. Anggaran dalam tahap ini, biasanya diadakan rapat antar bagian yang terkait saja. 3. Penentuan anggaran Pada tahap rapat penentuan anggaran semua manajer beserta direksi mengadakan rapat kegiatan: a Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran. b Koordinasikan dan penelaahan komponen anggaran. c Pengesahan dan pendistribusian anggaran 4. Pelaksanaan anggaran Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis, kemudian laporan realisasi anggaran tersebut disampaikan pada direksi.

2.1.6 Proses Pengendalian Anggaran

Proses pengendalian menurut Welsch, et al 2000, mendefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Menurut Mulyadi 2002, proses pengendalian anggaran dilaksanakan melalui tiga tahap utama, antara lain: 1. Tahap Penetapan Sasaran Tujuan perusahaan kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran goal dan dibebankan pencapaiannya kepada manajer tertentu dalam proses penyusunan anggarannya. Alokasi sumber daya dalam proses penyusunan anggaran perlu diukur dengan satuan moneter standar dengan menggunakan ukuran akuntansi. Informasi akuntansi manajemen berperan dalam tahap penetapan sasaran sebagai alat pengirim peran. 2. Tahap Implementasi Setelah sasaran ditetapkan dan ditunjuk manajer yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran tersebut, serta dialokasikan sumber daya kepada manajer yang diberi peran dalam mencapai sasaran anggaran, fungsi 10 anggaran dalam perusahaan kemudian mengkonsolidasikan ke dalam suatu anggaran komprehensif yang formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang saham. Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting yaitu: a Komunikasi anggaran Manajer fungsi anggaran bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah. b Kerjasama dan koordinasi Untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, orang harus mengetahui peran yang harus dimainkan oleh orang lain, baik dalam organisai formal maupun informal. 3. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Dalam tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang tercantum dalam anggaran, untuk menunjukkan bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang memadai bagi kinerja yang berada dibawah standar.

2.1.7 Konsep Anggaran Berdasarkan Aktivitas

Dalam Investopedia 2010, Anggaran berdasarkan aktivitas ABB berarti sebuah metode penganggaran dimana kegiatan yang mengeluarkan biaya dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi yang dihubungkan dengan definisi dan kemudian dianalisis. Kegiatan yang kemudian dikaitkan dengan tujuan strategis, setelah itu biaya dari kegiatan yang diperlukan digunakan untuk membuat anggaran. “ Activity Based Budgeting ABB mean a method of budgeting in which the activities that incur costs in every functional area of an organization are recorded and their relationships are defined and analyzed. Activities are then tied to strategic goals, after which the costs of the activities needed are used to create the budget. 1 ” Menurut Brimson 1991 dalam writework 2006, ABB is a managing process that based on the activity level, in order to get lasting improvement 1 Activity Based Budgeting ABB , Investopedia, diakses dari http:www.investopedia.comtermsaabb.asp [2 Agustus 2010] 11 on cost and operation Brimson 1991 ... 2 ” Definisi ini menyatakan, ABB adalah proses yang mengelola pada tingkat aktivitas, dalam rangka untuk mendapatkan perbaikan yang berlangsung pada biaya dan operasi. Menurut Tunggal 2003, ABB adalah proses mengembangkan suatu anggaran induk dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari analisis berdasarkan aktivitas. ABB mengarahkan perhatian pada biaya yang diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas. ABB memudahkan perbaikan berkesinambungan. Proses dalam penyajian anggaran dalam suatu ABB menyoroti peluang untuk mereduksi biaya dan eliminasi aktivitas yang boros. ABB memudahkan identifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas tersebut. ABB merupakan suatu bentuk anggaran yang berfokus pada biaya aktivitas cost driver atau pemicu biaya cost driver yang diperlukan dalam operasi. ABB memisahkan biaya-biaya ke dalam kelompok biaya yang homogen berdasarkan cost driver yang berasal dari Activity Based Costing ABC, dimana ABB secara prinsip merupakan ABC yang dibalik aliran kasnya Gambar 1. ABC ABB Resources Resources drivers Activity Activity cost driver Products Gambar 1. Skema prinsip ABB dan ABC Kaplan Cooper dalam Tunggal, 2003 Menerapkan konsep ABC terhadap proses penganggaran menghasilkan ABB. Dalam ABB, langkah pertama adalah menentukan produk atau jasa yang akan dihasilkan dan pelanggan yang harus dilayani. Kemudian aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan produk 2 Activity Based Budgeting ABB, Writework, diakses dari http:www.writework.comessaybenefits-activity-based-budgeting. [2 Agustus 2010]. 12 atau jasa tersebut ditentukan. Akhirnya, sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang ditentukan tersebut dikuantifikasi secara konseptual. Perbedaan metode tradisional konvensional dan metode ABB adalah seperti yang terdapat pada Tabel 1: Tabel 1. Perbandingan penganggaran konvensional dengan ABB Keterangan Konvensional ABB Unit penganggaran Diekspresikan sebagai biaya fungsionalkategori pengeluaran Diekspresikan sebagai biaya pelaksanaan aktivitas. Fokus Sumber daya yang dibutuhkan Output pekerjaan yang dilakukan Orientasi Historis Continuous improvement perbaikan berkesinambungan Peran pemasok dan pelanggan Tidak secara formal mempertimbangkan Melakukan koordinasi dengan pemasok dan mempertimbangkan Peran pemasok dan pelanggan lanjutan pemasok dan pelanggan dalam penganggaran kebutuhan pelanggan dalam proses penganggaran Tujuan pengendalian Memaksimumkan kinerja manajer Menyelaraskan aktivitas organisasiinstansi secara keseluruhan Dasar anggaran Berdasarkan pola perilaku biaya: biaya variabel dan biaya tetap Berdasarkan kemanfaatan kapasitas Anggaran ABB merupakan anggaran biaya pelaksanaan berbagai aktivitas, sebaliknya anggaran konvensional menyajikan biaya yang dianggarkan untuk setiap fungsi atau kategori pengeluaran. Penganggaran konvensional berfokus pada elemen-elemn biaya seperti bahan, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sedangkan ABB mengarahkan perhatian pada biaya yang diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas. ABB memudahkan continuous improvement perbaikan berkesinambungan. Proses penyusunan ABB menyoroti peluang untuk mengurangi biaya dan eliminasi aktivitas yang menimbulkan pemborosan. ABB mengurangi beban kerja sampai dengan tingkat minimum yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sebaliknya, peristiwa masa lalu sering kali merupakan dasar dalam penyusunan anggaran konvensional. Dalam anggaran konvensional, sumber daya untuk aktivitas sudah tersedia, jika tidak, 13 organisasi akan mengalami kesulitan. Anggaran konvensional memperlakukan aktivitas pemasok atau pelanggannya sebagai suatu kondisi yang given untuk anggaran. Sebaliknya, ABB membutuhkan koordinasi yang baik dengan para pemasok dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebagai alat pengendalian, anggaran konvensional berfokus pada minimisasi penyimpangan dan memaksimumkan kinerja unit pertanggungjawaban. Tujuan utama pengendalian dalam metode ABB adalah mengkoordinasikan dan menyelaraskan aktivitas perusahaan secara keseluruhan untuk melayani pelanggan. Ada tiga langkah yang dibutuhkan untuk membangun suatu ABB yaitu: a Aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi harus diidentifikasikan, b Permintaan untuk setiap keluaran aktivitas activity’s output harus diperkirakan, dan c Biaya sumber daya cost of resource yang diperlukan untuk memproduksi keluaran aktivitas tersebut harus dinilai.

2.2. Anggaran Sektor Publik