Tabel 4.15. Nilai Toleransi dan VIF
Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
1 Pajak Daerah
,527 1,898
Retribusi Daerah ,527
1,898 a Dependent Variable: PDRB
Dari tabel hasil uji terlihat bahwa nilai Tolerance 0,527 dan VIF 1,898 masih dalam batas toleransi yang ditentukan Tolerance 0,1 dan VIF 10,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam variabel independen penelitian ini. Setelah dilakukan uji asumsi klasik ternyata diketahui
bahwa model regresi berganda telah bebas dari masalah asumsi klasik, maka regresi boleh dilanjutkan untuk dianalisis.
4.2.8. Analisis Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PDRB
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap model regresi dalam penelitian ini, maka selanjutnya akan dianalisis pengaruh pajak daerah dan retribusi
daerah terhadap produk domestik regional bruto. Dengan memakai bantuan program Statistical Package for Social Studies SPSS 15 for Windows hasil print outnya
secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran dan diperoleh hasil analisis statistik antar variabel seperti tertera pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Hasil Analisis Statistik antara Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PDRB Harga Konstan
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients B
Std. Error Beta
t Sig.
R
2
F
1 Constant
9,961 1,039
9,585 ,000 0,908
39,436 Ln Pajak
,550 ,095
,858 5,805
,000 Ln Retribusi
,120 ,135
,131 ,886
,401 t
tabel
= 4,30 F
tabel
= 4,46 alpha = 0,05
a Dependent Variable: Ln PDRB
Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut di atas maka diperoleh suatu persamaan sebagai berikut:
Berdasarkan persamaan multiple regression linier di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 9,961 yang bertanda positif menyatakan bahwa walaupun
penerimaan daerah dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah tidak ada nol, maka PDRB akan tetap ada sebesar 9,961 triliun, hal ini menunjukkan bahwa
adanya variabel-variabel lain di luar pajak daerah dan retribusi daerah yang mempengaruhi PDRB Provinsi Sumatera Utara antara lain seperti konsumsi,
investasi, ekspor dan impor.
Ln Y = 9,961 + 0,550 LnX
1
+ 0,120Ln X
2
+ µ
Universitas Sumatera Utara
2. Koefisien elastisitas variabel pajak daerah sebesar 0,550 menyatakan bahwa
setiap penambahan pajak daerah 1 akan meningkatkan PDRB Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,550.
3. Koefisien elastisitas variabel retribusi daerah sebesar 0,120 menyatakan bahwa
setiap penambahan retribusi daerah 1 akan meningkatkan PDRB Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,120.
4. Koefisien determinasi R² sebesar 0.908 berarti 90,8 variasi dari PDRB
Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel, sedangkan sisanya sebesar 9,2 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan
kekuatan hubungan R sebesar 0,953 menunjukkan bahwa hubungan antara PDRB Provinsi Sumatera Utara dengan kedua variabel dimaksud adalah kuat
0,953 0,50. 5.
Uji t untuk menguji signifikan konstanta dan setiap variabel independent, bahwa pada tingkat signifikan 0,05 apabila nilai t hitung t tabel maka Ho ditolak, dari
hasil print out yang secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran terlihat bahwa: Variabel pajak daerah, nilai t hitung 5,805 t tabel 4,30 ; signifikan 0,000
0,05 maka Ho ditolak. Variabel retribusi daerah, nilai t hitung 0,885 t tabel 4,30 ; signifikan 0,401
0,05, maka Ho diterima. Hal ini berarti bahwa peningkatan PDRB dipengaruhi oleh variabel pajak
daerah.
Universitas Sumatera Utara
6. Dari uji F test didapat F hitung sebesar 39,436 F tabel sebesat 4,46 dengan
tingkat signifikan 0,000, karena probabilitas sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksikan PDRB dengan
kata lain kedua variabel input dimaksud berpengaruh nyata terhadap PDRB pada tingkat kepercayaan 95.
Secara parsial hasil penelitian di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
4.2.9. Pajak Daerah