Kondisi Ekonomi Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

Tabel 4.2. Jumlah, Kepadatan dan Distribusi Penduduk Sumatera Utara Menurut KabupatenKota Tahun 2010 KabupatenKota Jumlah Penduduk orang Kepadatan orangkm 2 Distribusi persen 1 2 3 4 1. N i a s 132 329 135 1,02 2. Mandailing Natal 403 894 61 3,11 3. Tapanuli Selatan 264 108 61 2,03 4. Tapanuli Tengah 310 962 144 2,39 5. Tapanuli Utara 278 897 74 2,15 6. Toba Samosir 172 933 74 1,33 7. Labuhan Batu 414 417 162 3,19 8. Asahan 667 563 182 5,14 9. Simalungun 818 104 187 6,30 10. D a i r i 269 848 140 2,08 11. K a r o 350 479 165 2,70 12. Deli Serdang 1 789 243 720 13,78 13. Langkat 966 133 154 7,44 14. Nias Selatan 289 876 178 2,23 15. Humbang Hasundutan 171 687 75 1,32 16. Pakpak Bharat 40 481 33 0,31 17. Samosir 119 650 49 0,92 18. Serdang Bedagai 592 922 310 4,57 19. Batu Bara 374 535 414 2,88 20. Padang Lawas Utara 223 049 57 1,72 21. Padang Lawas 223 480 57 1,72 22. Labuhanbatu Selatan 277 549 89 2,14 23. Labuhanbatu Utara 331 660 94 2,55 24. Nias Utara 127 530 85 0,98 25. Nias Barat 81 461 150 0,63 71. Sibolga 84 444 7 841 0,65 72. Tanjungbalai 154 426 2 510 1,19 73. Pematangsiantar 234 885 2 937 1,81 74. Tebing Tinggi 145 180 3 777 1,12 75. M e d a n 2 109 339 7 957 16,24 76. B i n j a i 246 010 2 726 1,89 77. Padangsidimpuan 191 554 1 671 1,48 78. Gunung Sitoli 125 566 268 0,97 Lainnya 881 - 0,01 Sumatera Utara 12 985 075 181 100,00 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara

4.1.4. Kondisi Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, secara umum kinerja perekonomian Provinsi Sumatera Utara pada 5 tahun terakhir, 2005- 2010, menunjukkan keadaan yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010 yang mencapai 6,35 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2009 yang mencapai 5,07 persen. Pada tahun 2009, Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, dan Kabupaten Batubara merupakan kabupatenkota yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan nilai PDRB atas dasar harga berlaku Sumatera Utara masing-masing sebesar 30,84 persen, 14,50 persen, 6,28 persen, dan 6,16 persen, sedangkan KabupatenKota lainnya masing-masing Kabupaten Asahan sebesar 4,43 persen, Kabupaten Simalungun sebesar 3,91 persen, Kabupaten Serdang Bedagai 3,60 persen, Kabupaten Labuhanbatu 2,83 persen, Kabupaten Labuhanbatu Utara 2,67 persen, Kabupaten Karo 2,40 persen, Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2,32 persen, Kota Binjai 1,83 persen, Kota Pematangsiantar 1,59 persen, Kabupaten Mandailing Natal 1,49 persen, Kabupaten Dairi 1,44 persen, Kabupaten Tapanuli Utara 1,44 persen, Kabupaten Toba Samosir 1,30 persen, Kabupaten Tapanuli Selatan 1,17 persen, dan Kota Tanjungbalai 1,17 persen, Kabupaten Humbang Hasundutan 0,93 persen, Kota Tebing Tinggi 0,86 persen, Kabupaten Nias Selatan 0,86 persen, Kabupaten Tapanuli Tengah 0,84 persen, Kota Padangsidimpuan 0,81 persen, Kota Gunung Sitoli 0,75 persen, Kabupaten Samosir 0,64 persen, Kabupaten Padang Lawas Utara 0,60 persen, Kota Sibolga 0,58 persen, Kabupaten Padang Lawas 0,57 Universitas Sumatera Utara persen, Kabupaten Nias Utara 0,42 persen, Kabupaten Nias 0,42 persen, Kabupaten Nias Barat 0,21 persen, dan Kabupaten Pakpak Bharat 0,12 persen. Tabel 4.3. PDRB KabupatenKota di Sumatera Utara Tahun 2007 – 2009 dalam milyar rupiah KabupatenKota 2007 2008 2009 1 2 3 4 1. N i a s 3 181,87 3 666,95 982,25 2. Mandailing Natal 2 603,79 3 012,04 3 502,98 3. Tapanuli Selatan 4 598,18 2 558,43 2 761,51 4. Tapanuli Tengah 1 616,00 1 796,33 1 987,16 5. Tapanuli Utara 2 729,50 3 126,12 3 392,63 6. Toba Samosir 2 414,62 2 744,39 3 056,05 7. Labuhanbatu 14 371,16 16 626,18 6 658,79 8. Asahan 8 174,12 9 505,60 10 435,94 9. Simalungun 7 647,49 8 412,30 9 221,62 10. D a i r i 2 860,20 3 116,74 3 392,99 11. K a r o 4 483,32 5 058,68 5 646,54 12. Deli Serdang 26 041,99 30 116,83 34 172,48 13. Langkat 11 455,32 13 243,64 14 786,58 14. Nias Selatan 1 692,13 1 854,54 2 031,68 15. Humbang Hasundutan 1 727,28 1 983,03 2 189,65 16. Pakpak Bharat 231,07 258,92 290,30 17. Samosir 1 287,46 1 392,38 1 519,32 18. Serdang Bedagai 6 249,01 7 472,75 8 490,36 19. Batubara 11 449,67 13 191,96 14 517,23 20. Padang Lawas Utara x 1 271,66 1 424,47 21. Padang Lawas x 1 214,72 1 424,47 22. Labuhanbatu Selatan x x 5 472,19 23. Labuhanbatu Utara x x 6 284,98 24. Nias Utara x x 998,84 25. Nias Barat x x 506,34 26. Sibolga 1 075,26 1 235,09 1 361,12 27. Tanjungbalai 2 229,50 2 480,13 2 754,81 28. Pematangsiantar 3 094,56 3 464,69 3 746,22 29. Tebing Tinggi 1 610,17 1 823,67 2 032,88 30. M e d a n 55 452,50 65 316,26 72 666,89 31. B i n j a i 3 311,29 3 815,25 4 312,46 32. Padangsidimpuan 1 511,82 1 744,26 1 899,01 33. Gunung Sitoli x x 1 775,10 Sumatera Utara 181 819,74 213 931,70 236 353,62 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Keterangan: x Masih bergabung dengan Kabupaten Induk Universitas Sumatera Utara Kinerja perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2010 bila dibandingkan dengan tahun 2009, yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar 6,35 persen. Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan positif pada semua sektor ekonomi. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan merupakan sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 10,78 persen dibanding dengan sektor perekonomian lainnya. Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,44 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih 7,06 persen, sektor bangunan 6,77 persen, sektor jasa-jasa 6,77 persen, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran 6,51 persen. Sedangkan 3 tiga sektor perekonomian lainnya hanya berhasil tumbuh dibawah 6 persen. Pada tahun 2010 PDRB Sumatera Utara atas dasar harga berlaku mencapai Rp.275,70 triliun, sedangkan berdasar atas dasar harga konstan 2000 tercapai sebesar Rp.118,64 triliun. Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto yang terbesar pada tahun 2010 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp.63,29 triliun, disusul oleh sektor pertanian sebesar Rp.63,18 triliun, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp.52,38 triliun, sektor jasa-jasa sebesar Rp.29,81 triliun, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp.24,91 triliun, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp.18,20 triliun, dan sektor bangunan sebesar Rp.17,52 triliun. Sektor ekonomi lainnya yaitu sektor pertambangan dan penggalian menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp.3,79 triliun, dan sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar Rp.2,61 triliun. Pada tahun 2010, sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur PDRB Sumatera Utara sebesar 22,96 persen, diikuti oleh sektor pertanian yaitu 22,92 Universitas Sumatera Utara persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 19,00 persen, sektor jasa-jasa 10,81 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 9,03 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 6,60 persen, sektor bangunan 6,35 persen, sektor pertambangan dan penggalian 1,37 persen, dan sektor listrik, gas, dan air bersih 0,95 persen. Pada tahun 2010, komponen impor barang dan jasa bila dibandingkan dengan tahun 2009, merupakan komponen penggunaan yang mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 14,44 persen, atau dari Rp.42,69 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.48,85 triliun pada tahun 2010. Disusul oleh konsumsi pemerintah 11,00 persen atau dari Rp.10,36 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.11,50 triliun pada tahun 2010. Komponen ekspor barang dan jasa meningkat 10,29 persen atau dari Rp.51,85 triliun menjadi Rp.57,19 triliun. Komponen konsumsi rumah tangga meningkat 8,24 persen, atau dari Rp.68,47 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.74,12 triliun pada tahun 2010. Komponen pembentukan modal tetap bruto naik 4,95 persen, dari Rp.22,31 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.23,41 triliun pada tahun 2010. Komponen konsumsi nirlaba naik 4,35 persen, atau dari Rp.538,71 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp.562,15 miliar pada tahun 2010. Komponen perubahan stok mengalami kontraksi sebesar 0,66 persen, atau dari Rp.705,29 miliar pada tahun 2009 menurun menjadi Rp.700,65 miliar pada tahun 2010. Atas dasar harga berlaku, komponen konsumsi rumah tangga naik dari Rp.138,63 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.166,55 triliun pada tahun 2010, atau naik 20,14 persen. Komponen konsumsi nirlaba atas dasar harga berlaku juga naik dari Rp.1,04 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.1,10 triliun pada tahun 2010, atau Universitas Sumatera Utara naik 6,17 persen. Komponen konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp.24,29 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.29,29 triliun pada tahun 2010, atau meningkat 20,60 persen. Pembentukan modal tetap bruto PMTB atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp.49,98 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.57,01 triliun pada tahun 2010, atau naik 14,07 persen. Nilai ekspor barang dan jasa atas dasar harga berlaku naik dari Rp.92,96 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.108,40 triliun pada tahun 2010, atau naik 16,61 persen. Nilai impor barang dan jasa Sumatera Utara atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp.71,63 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp.87,80 triliun pada tahun 2010, atau naik 22,58 persen. Komponen konsumsi rumah tangga pada tahun 2010 masih mendominasi pembentukan nilai PDRB atas dasar harga berlaku Sumatera Utara, dengan 60,41 persen. Disusul oleh komponen pembentukan modal tetap bruto 20,68 persen, komponen konsumsi pemerintah 10,62 persen, komponen ekspor barang dan jasa netto 7,47 persen ekspor barang dan jasa 39,32 persen dan impor barang dan jasa 31,85 persen, perubahan stok 0,41 persen, dan konsumsi nirlaba 0,40 persen. Terhadap besarnya sumbangan masing-masing sektor perekonomian dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2010 sebesar 6,35 persen, sektor pertanian memberikan sumbangan sebesar 1,21 persen, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,20 persen, sektor industri pengolahan 1,01 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,90 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 0,77 persen, sektor jasa-jasa 0,68 persen, sektor Universitas Sumatera Utara bangunan 0,46 persen, sektor pertambangan dan penggalian 0,07 persen, dan sektor listrik, gas dan air bersih 0,05 persen.

4.1.5. Visi Provinsi Sumatera Utara