BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menitikberatkan kajian pada identifikasi jenis pajak daerah dan retribusi daerah di tingkat provinsi serta potensinya terhadap pengembangan wilayah
Provinsi Sumatera Utara. Pajak daerah terdiri dari PKB, BBN-KB, PBB-KB, BBN- KDA, PKDA dan APUABT, sedangkan retribusi daerah terdiri dari retribusi jasa
umum, retribusi perijinan tertentu dan retribusi jasa usaha.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat time series dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010, berupa besaran PAD yang
terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah serta PDRB Provinsi Sumatera Utara yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, Biro
Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, serta instansi terkait lainnya.
3.3. Teknik Analisis data
Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, maka tahap berikutnya adalah tahap analisis. Data akan diolah dengan menggunakan alat analisis sehingga dapat
disimpulkan dan diamati hasilnya serta diharapkan dapat menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah sesuai dengan tujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1. Analisis Pertumbuhan
Untuk melihat pertumbuhan pajak daerah dan retribusi daerah tiap-tiap tahun selama periode penelitian, digunakan rumus Widodo: 1990, 22
∆X
i
= x 100
Dimana: ∆Xi adalah rasio pertumbuhan jenis pajak daerah atau retribusi daerah
Xit adalah jumlah jenis pajak daerah atau retribusi daerah tahun ke t Xi t-
1
adalah jumlah jenis pajak daerah atau retribusi daerah tahun ke t-
1
3.3.2. Analisis Tingkat Kontribusi
Untuk mengetahui tingkat kontribusi tiap jenis pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pengembangan wilayah digunakan rumus Widodo: 1990, 22:
∆X
i
= x 100
Dimana: ∆Xi adalah rasio kontribusi jenis pajak daerah atau retribusi daerah
Xi adalah jenis pajak daerah atau retribusi daerah X adalah total pajak daerah atau retribusi daerah.
3.3.3. Analisis Klasifikasi Jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Overlay
Analisis Overlay dimaksud adalah untuk melihat deskripsi kegiatan jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan
dan kriteria kontribusi. Terdapat 4 kemungkinan dalam analisis overlay: a. Pertumbuhan + dan kontribusi +, menunjukkan suatu kegiatan yang sangat
dominan baik dari pertumbuhan maupun dari kontribusi;
Xit – Xi t-
1
X
i
t-
1
Xi
X
Universitas Sumatera Utara
b. Pertumbuhan + dan kontribusi -, menunjukkan suatu kegiatan yang pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil. Kegiatan ini dapat
ditingkatkan kontribusinya untuk dipacu menjadi kegiatan yang dominan; c. Pertumbuhan - dan kontribusi +, menunjukkan suatu kegiatan yang
pertumbuhannya kecil tetapi kontribusinya besar, kegiatan ini sangat mungkin merupakan kegiatan yang sedang mengalami penurunan;
d. Pertumbuhan - dan kontribusi -, menunjukkan suatu kegiatan yang tidak potensial baik dari kriteria pertumbuhan maupun kriteria kontribusi.
Untuk mengetahui jenis pajak daerah dan retribusi daerah diperlukan identifikasi atau klasifikasi kondisi yang didasarkan pada jumlah serta perkembangan
setiap jenis PAD. Identifikasi ini dilakukan dengan cara mematrik antara komposisi penerimaan dan pertumbuhan penerimaan, maksudnya adalah:
a. komposisi penerimaan yaitu total hasil setiap jenis pajak daerah atau retribusi daerah terhadap rata-rata hasil penerimaan seluruhnya;
b. pertumbuhan penerimaan yaitu kenaikan hasil perubahan penerimaan setiap jenis penerimaan pajak daerah atau retribusi daerah terhadap kenaikan atau
pertumbuhan penerimaan pajak daerah atau retribusi daerah. Secara tabel matrik komposisi penerimaan dan pertumbuhan penerimaan jenis pajak
daerah dan retribusi daerah dapat dilihat sebagai berikut Jaya: 1996, 29-30.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Matrik Komposisi Penerimaan dan Pertumbuhan Penerimaan Jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Keterangan: DXi = pertumbuhan setiap jenis pajak daerah atau retribusi daerah
DX = pertumbuhan seluruh penerimaan pajak daerah atau retribusi daerah Xi = total hasil setiap jenis pajak daerah atau retribusi daerah
X = rata-rata seluruh penerimaan pajak daerah atau retribusi daerah
Berdasarkan analisis overlay dan klasifikasi pajak daerah dan retribusi daerah di Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2000 sampai dengan 2010 secara garis
besar dikelompokan menjadi 4 kondisi: a. prima apabila pajak daerah atau retribusi daerah diberikan kontribusi dan
pertumbuhan sama dengan atau lebih dari 1 persen; b. potensial apabila pajak daerah atau retribusi daerah diberikan kontribusi sama
dengan atau lebih dari 1 persen sedangkan pertumbuhan kurang dari 1 persen; c. berkembang apabila pajak daerah atau retribusi daerah diberikan kontribusi
kurang dari 1 persen sedangkan pertumbuhan sama dengan atau lebih dari 1 persen;
Kontribusi Pertumbuhan
Prima Berkembang
Xi
X 1 tinggi
Xi
X 1 rendah
D
Xi DX
1 tinggi
D
Xi DX
1 rendah
Potensial Sulit Dikembangkan
Universitas Sumatera Utara
Ln Y = b + b
1
Ln X
1
+ b
2
Ln X
2
+ µ
d. sulit dikembangkan apabila pajak daerah dan retribusi daerah diberikan kontribusi dan pertumbuhan kurang dari 1 persen.
3.3.4. Analisis Regresi
Untuk menguji apakah ada pengaruh antara Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap pengembangan wilayah digunakan analisis regresi sebagai berikut:
Y = f Pajak Daerah, Retribusi Daerah
Fungsi diatas selanjutnya ditranformasikan dalam bentuk double log menjadi:
dimana: LnY
= PDRB dalam juta rupiah LnX1
= Pajak Daerah dalam juta rupiah LnX2
= Retribusi Daerah dalam juta rupiah b0 = Konstanta
b1, b2 = Koefisien Regresi µ = error term
Analisis data diikuti dengan melakukan uji statistik. Hal ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara individu dan secara bersama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pengujian secara individu Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel tidak bebas, dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
Uji t dilakukan dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut Algifari, 2000: H
о: βı = 0 tidak ada pengaruh Xi terhadap Y Ha:
βı ≠ 0 ada pengaruh Xi terhadap Y
Universitas Sumatera Utara
Artinya hipotesis nol H о menyatakan tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas. Hipotesis alternatif Ha menyatakan ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Jika nilai t hitung t tabel, pada tingkat
kepercayaan 5 hipotesis nol ditolak, berarti hipotesis alternatif Ha diterima. Berarti ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.
Pengujian berganda F test
Uji F dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas independen variabel secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas dependent
variabel. Uji F dilakukan dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut Algifari, 2000:
H о: βı = β2.....βκ = 0 tidak ada pengaruh Xı,X
2
,.....,X κ terhadap Y.
Ha: βı ≠ β2....βκ ≠ 0 ada pengaruh Xı,X
2
,.....,X κ terhadap Y, paling sedikit ada satu
X yang mempengaruhi Y. Artinya hipotesis nol H
о menyatakan tidak ada pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Hipotesis alternatif Ha menyatakan
ada pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Jika nilai F hitung F tabel, pada tingkat kepercayaan 5 hipotesis nol ditolak.
Uji R
2
Nilai R
2
koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variasi-variasi variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Nilai ini berkisar antara nol dan satu
Universitas Sumatera Utara
≤ R
2
≤ 1. Semakin besar nilai R
2
berarti semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi-variasi variabel independen.
3.4. Definisi Operasional
a. Pendapatan asli daerah PAD adalah realisasi penerimaan asli daerah yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan lain-lain dalam juta
rupiah. b. Pajak daerah adalah setiap jenis penerimaan pajak daerah yang ditetapkan
berdasarkan peraturan yang berlaku selama satu tahun anggaran dalam juta rupiah.
c. Retribusi daerah adalah setiap jenis penerimaan dari retribusi daerah ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku selama satu tahun anggaran dalam juta
rupiah. d. Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah keseluruhan nilai tambah yang
ditimbulkan oleh berbagai aktifitas ekonomi di Provinsi Sumatera Utara dalam satu periode dalam juta rupiah.
e. Potensi pajak daerah dan retribusi daerah adalah kekuatan yang ada pada pajak daerah dan retribusi daerah yang dapat dipungut untuk menghasilkan sejumlah
penerimaan yang sesungguhnya terhadap PAD dalam juta rupiah. f. Pengembangan wilayah adalah terjadinya pembangunan wilayah, baik dilihat
dalam bidang fisik, ekonomi maupun sosial masyarakat dengan adanya pajak
daerah dan retribusi daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara
4.1.1. Sejarah Provinsi Sumatera Utara
Di zaman Pemerintahan Belanda, Sumatera merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatera, yang meliputi seluruh Sumatera,
dikepalai oleh seorang Gouverneur berkedudukan di Medan. Sumatera terdiri dari daerah-daerah administratif yang dinamakan Keresidenan.
Pada awal Kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera tetap merupakan suatu kesatuan pemerintahan yaitu Provinsi Sumatera yang dikepalai oleh seorang
Gubernur dan terdiri dari daerah-daerah Administratif Keresidenan yang dikepalai oleh seorang Residen.
Pada Sidang I Komite Nasional Daerah K.N.D Provinsi Sumatera, mengingat kesulitan-kesulitan perhubungan ditinjau dari segi pertahanan, diputuskan
untuk membagi Provinsi Sumatera menjadi 3 sub Provinsi yaitu sub Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur,
dan Keresidenan Tapanuli, sub Provinsi Sumatera Tengah, dan sub Provinsi Sumatera Selatan. Dalam perkembangan selanjutnya melalui Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1948 tanggal 15 April 1948, Pemerintah menetapkan Sumatera menjadi 3 Provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri yaitu:
Universitas Sumatera Utara