Cara penghitungan PDRB atas dasar harga konstan telah menghilangkan pengaruh harga atau inflasi, sehingga dapat menunjukkan nilai yang sebenarnya
Widodo, 1990. Dengan mempedomani dan menghitung PDRB tersebut baik berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan, dapat dilihat
pertumbuhan ekonomi serta tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah, dimana tinggi rendahnya tingkat kemakmuran di suatu daerah biasanya diukur dengan besar
kecilnya angka pendapatan perkapita yang diperoleh dari pembagian antara pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
2.7. Penelitian Terdahulu
Reksohadiprodjo 1999 berpendapat bahwa penerimaan pajak merupakan bagian terpenting dari penerimaan pemerintah di samping penerimaan dari minyak
bumi dan gas alam serta penerimaan negara bukan pajak. Apabila Indonesia ingin mandiri maka penerimaan dari pajak haruslah ditingkatkan agar supaya dapat
dijadikan substitut pinjaman luar negeri. Insukindro, dkk 1994 berpendapat bahwa pajak dan retribusi daerah sebagai
sumber utama PAD, dan pada umumnya retribusi daerah lebih dominan. Sumbangan penerimaan asli daerah terhadap total penerimaan APBD rendah, karena upaya
merealisasikan peningkatan pendapatan asli daerah tidak didasarkan potensi PAD tetapi ditargetkan berdasarkan realisasi sebelumnya.
Sembiring 2001 melakukan analisis potensi PAD bagi pengembangan wilayah Kabupaten Karo. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh PAD
Universitas Sumatera Utara
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karo. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan PAD berpengaruh signifikan terhadap PDRB dan pendapatan
perkapita Kabupaten Karo. Mahalli 2005 melakukan analisis kebijakan fiskal kota Medan di era
otonomi daerah. Tujuan penelitian untuk menganalisa dan merumuskan kebijakan fiskal yang seharusnya ditempuh oleh Pemerintah Kota Medan. Metode analisis yang
digunakan regresi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pajak daerah berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara pengeluaran
pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Implikasi dari penelitian yaitu implementasi desentralisasi memerlukan tuntutan perubahan yang
mendesak di berbagai sektor baik dari eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat beberapa kesamaan antara
lain permasalahan yang dibahas serta metodologinya. Adapun yang membedakan dengan penelitian terdahulu, adalah mengenai lokasi penelitian serta data yang
digunakan yaitu Provinsi Sumatera Utara.
2.8. Kerangka Pikir Penelitian
Untuk mempermudah pemahaman kita tentang konsep penelitian ini, maka dapat disusun kerangka pikir peneliti seperti pada gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
POTENSI PAJAK DAERAH
POTENSI RETRIBUSI DAERAH
PENINGKATAN PAD
PENINGKATAN APBD
PENGEMBANGAN WILAYAH PENINGKATAN PDRB
Gambar 2.2. Kerangka Pikir Penelitian
2.9. Hipotesis