Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Sesuai Kompetensi

d. Korelasi antara Variabel T oleransi dengan Nilai Afektif Tabel 4.8 Uji hasil Korelasi Aspek Toleransi dengan Nilai Afektif Correlations Indikator.Toleran si Nilai.Afektif Spearmans rho Indikator.Tol eransi Correlation Coefficient 1.000 -.058 Sig. 2-tailed . .751 N 32 32 Nilai.Afektif Correlation Coefficient -.058 1.000 Sig. 2-tailed .751 . N 32 32 Pada tabel diatas dapat dilihat hasil output pada sperman, untuk korelasi variable toleransi dengan nilai afektif diperoleh angka Sig. 2-tailed 0,751, yaitu tidak menunjukan adanya hubungan dan tidak signifikan karena anggka tersebut diatas 0,05. Jadi guru belum memberikan contoh toleransi secara maksimal sehingga siswa juga tidak dapat menangkapnya dengan maksimal dan menerapkannya. e. Korelasi antara Variabel Gotong Royong dengan Nilai Afektif Tabel 4.9 Uji hasil Korelasi Aspek Gotong Royong dengan Nilai Afektif Correlations indikator.Gotong Royong Nilai.Afektif Spearmans rho indikator.Got ongRoyong Correlation Coefficient 1.000 -.123 Sig. 2-tailed . .501 N 32 32 Nilai.Afektif Correlation Coefficient -.123 1.000 Sig. 2-tailed .501 . N 32 32 Pada tabel diatas dapat dilihat hasil output pada sperman, untuk korelasi variable percaya diri dengan nilai afektif diperoleh angka Sig. 2-tailed 0,501, yaitu tidak menunjukan adanya hubungan dan tidak signifikan karena anggka tersebut diatas 0,05 Jadi guru belum secara maksimal memberikan contoh sikap gotong royong dengan baik sehimgga siswa juga kurang dalam bersikap gotong royong. f. Korelasi antara Variabel Sopan Santun dengan Nilai Afektif Tabel 4.10 Uji hasil Korelasi Aspek Sopan Santun dengan Nilai Afektif Correlations indikator.Sopan Santun Nilai.Afektif Spearmans rho indikator.Sop anSantun Correlation Coefficient 1.000 .134 Sig. 2-tailed . .464 N 32 32 Nilai.Afektif Correlation Coefficient .134 1.000 Sig. 2-tailed .464 . N 32 32 Pada tabel diatas dapat dilihat hasil output pada sperman, untuk korelasi variable Sopan Santun dengan nilai afektif diperoleh angka angka Sig. 2-tailed 0,464 yaitu tidak menunjukan adanya hubungan dan tidak signifikan karena anggka tersebut diatas 0,05 yang artinya guru belum maksimal memberikan contoh perilaku sopan santun yang baik namun belum bisa di tangkap secara maksimal bagi sebagian siswa. g. Korelasi antara Variabel Percaya Diri dengan Nilai Afektif Tabel 4.11 Uji hasil Korelasi Aspek Percaya Diri dengan Nilai Afektif Correlations indikator.Percay aDiri Nilai.Afektif Spearmans rho indikator.Per cayaDiri Correlation Coefficient 1.000 .134 Sig. 2-tailed . .464 N 32 32 Nilai.Afektif Correlation Coefficient .134 1.000 Sig. 2-tailed .464 . N 32 32 Pada tabel diatas dapat dilihat hasil output pada Sperman,untuk korelasi variabel Percaya Diri dengan nilai afektif diperoleh angka angka Sig. 2-tailed 0,464, yaitu tidak menunjukan adanya hubungan dan tidak signifikan karena anggka tersebut diatas 0,05 yang artinya bagi siswa tidak melihat adanya sikap percaya diri yang di tunjukkan oleh guru.

C. Pembahasan

1. Hasil Korelasi

Berdasarkan hasil korelasi yang ada, menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan persepsi Siswa terhadap perilaku guru sesuai Kompetensi Inti – 2 dan Nilai Afektif. Hal ini disebabkan karena respon siswa terhadap guru, guru sudah memberikan contoh dan perilaku yang baik sesuai dengan Kompetensi Inti – 2. Siswa juga sudah menilai bahwa guru telah memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI contoh perilaku yang baik namum siswa hanya sekedar melihat dan menilai tanpa menerapkan pada dirinya sendiri. Selanjutnya guru hanya terpacu pada peraturan permendikbud 104 tahun 2014 bahwa ketuntasan untuk nilai pengetahuan dan ketrampilan adalah 2,67, sedangkan untuk nilai sikap adalah B, sehingga dalam memberikan nilai sikap pada siswa guru tidak begitu memperhatikan sikap siswa . Tidak hanya itu penyebab lain juga dapat dikarenakan guru hanya sebatas fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih dominan pada pengetahuan saja. Seperti yang dikatakan Wina Sanjaya 2008 menyebutkan bahwa sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sehingga guru sedikit menyampingkan penilaian sikap.

2. Penilaian Oleh Guru

Dalam melakukan penilaian pemerintah sudah memberikan contoh format penilaian. Menurut Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Pasal 7 ayat 1 skala penilaian untuk kompetensi sikap menggunakan rentang predikat Sangat Baik SB, Baik B, Cukup C, Kurang K. Teknik – teknik penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial adalah observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, jurnal dan wawancara, hanya saja guru dalam melakukan penilaian sikap tidak mau mengembangkan penilaian sikap yang sudah ada sehingga dalam proses penilaian guru kurang maksimal, guru kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI begitu detail dalam memberikan penilaian sikap terhadap siswa dan menyebabkan dalam pemberian nilai siswa rentang predikat nilai yang diberikan untuk siswa adalah predikat Baik B semua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Korelasi antara persepsi siswa terhadap nilai afektif yang terdiri dari tujuh aspek diperoleh angka Sig.2-tailed 0,912. Dengan kesimpulan tidak ada hubungan dan tidak signifikan antara persepsi siswa terhadap nilai afektif karena anggka tersebut diatas 0,05. 2. Korelasi antara aspek Kejujuran dengan Nilai Afektif diperoleh angka Sig.2-tailed 0,512. Dengan kesimpulan, hubungan dan tidak signifikan antara Variabel kejujuran dengan Nilai Afektif karena anggka tersebut diatas 0,05. 3. Korelasi antara aspek Disiplin dengan Nilai Afektif diperoleh angka Sig.2-tailed 0,956. Dengan kesimpulan tidak ada hubungan dan tidak signifikan antara Variabel Disiplin dengan Nilai Afektif karena anggka tersebut diatas 0,05. 4. Korelasi antara aspek tanggung Jawab dengan Nilai Afektif diperoleh angka Sig.2-tailed 0,877. Dengan kesimpulan tidak ada hubungan dan tidak signifikan antara tanggung jawab kejujuran dengan Nilai Afektif karena anggka tersebut diatas 0,05. 5. Korelasi antara aspek Toleransi dengan Nilai diperoleh angka probalitas -0,058 dan Sig.2-tailed -0,751. Dengan kesimpulan tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ada hubungan dan tidak signifikan antara Variabel Gotong Royong dengan Nilai Afektif karena anggka tersebut diatas 0,05. 6. Korelasi antara aspek Tanggung Jawab dengan Nilai Afektif diperoleh angka Sig.2-tailed 0,501. Dengan kesimpulan tidak ada hubungan dan tidak signifikan antara Variabel Sopan Santun dengan Nilai Afektif karena anggka tersebut diatas 0,05. 7. Korelasi antara aspek Sopan Santun dengan diperoleh angka Sig.2- tailed 0,464. Dengan kesimpulan tidak hubungan dan tidak signifikan antara Variabel Sopan Santun dengan Nilai Afektif karena anggka tersebut diatas 0,05 8. Korelasi antara aspek Percaya Diri dengan Nilai Afektif diperoleh angka Sig.2-tailed 0,464. Dengan kesimpulan tidak ada hubungan dan tidak signifikan antara Variabel Percaya Diri dengan Nilai Afektif karena anggka tersebut diatas 0,05.

B. Keterbatasan

Peneliti ini tentunya masih memiliki keterbatasan dalam pembuatan antara lain sebagai berikut : 1. Penilaian yang diberikan guru pada semua siswa baik Baik 2. Kebenaran penelitian ini tergantung pada keseriusan siswa pada saat mengisi kuisioner. 3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti maka peneliti tidak dapat melakukan wawancara terhadap guru dan menggambil hasil penilaian efektif dari hasil raport.