Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan Sumber Daya Alam SDA. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia telah melakukan aktivitas bertani. Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh para petani adalah sawi. Sawi caisim Brassica juncea L. termasuk dalam kelompok tanaman sayuran yang mengandung zat-zat gizi lengkap yaitu serat, vitamin A, vitamin B, vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, kalium, fosfor, tembaga, magnesium, zat besi, protein dan flavanoid. Dengan kandungan tersebut, sawi caisim memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan berkhasiat untuk mencegah kanker, hipertensi, penyakit jantung, membantu kesehatan sistem pencernaan, mencegah dan mengobati penyakit pelagra, serta menghindarkan ibu hamil dari anemia Cahyono, 2003. Begitu banyak manfaat yang terkandung pada sawi caisim terutama kandungan berbagai macam vitamin dan flavanoidnya sehingga membuat masyarakat semakin tertarik untuk mengkonsumsi sawi caisim organik. Sawi caisim organik dapat diperoleh melalui penggunaan pupuk alami dengan memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari lingkungan sekitar. Teknologi dengan kearifan lokal adalah memanfaatkan mikroorganisme yang banyak terdapat pada tanaman atau produk pertanian itu sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mikroorganisme dikelola sehingga menjadi faktor penyeimbang dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Kelompok mikroorganisme dapat bermanfaat dalam memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan penyakit dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Teknologi tersebut dikembangkan untuk menunjang pembangunan pertanian ramah lingkungan, menekan penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan sistem alami yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas tanah, mengurangi biaya produksi dan menghasilkan bahan pangan yang bebas bahan kimia sehingga bersih dan sehat untuk dikonsumsi. Pemanfaatan bahan lokal sebagai teknologi terapan dan ramah lingkungan akan mampu meningkatkan produksi pertanian dan mewujudkan lingkungan hidup yang baik. Rebung bambu merupakan tunas muda yang berasal dari tanaman bambu. Tunas muda ini biasanya tumbuh di antara batang-batang bambu yang sudah dewasa dengan warna kulit yang hitam pekat dan memiliki bulu-bulu halus yang gatal. Masyarakat pada umumnya menggunakan rebung bambu sebagai sayuran karena rasanya yang enak dan ekonomis karena mudah didapat dan mudah tumbuh di mana saja. Tetapi rebung bambu ternyata dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan larutan mikroorganisme lokal MOL. MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan dan sebagai agen pengendali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hama dan penyakit tanaman, sehingga larutan MOL dapat digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida. Larutan MOL dibuat dengan sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seoerti bonggol pisang, rebung bambu, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain. Bahan utama dalam pembuatan larutan MOL terdiri dari 3 jenis komponen, antara lain: karbohidrat yang berasal dari cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang dan gandum; glukosa yang berasal dari cairan gula merah, cairan gula pasir, air kelapanira dan; sumber bakteri yang berasal dari keong mas, buah-buahan misalnya tomat, pepaya dan kotoran hewan Purwasasmita, 2009 dalam Anonim, 2011. Menurut Maspari 2012, larutan MOL rebung bambu mempunyai kandungan C organik dan giberelin yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu larutan MOL rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillum. Jika dilihat dari kandungannya, larutan MOL rebung bambu bisa digunakan sebagai perangsang pertumbuhan pada fase vegetatif. Sehingga dalam penerapannya diharapkan bahwa larutan MOL rebung bambu memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Konsentrasi Mikroorganisme Lokal MOL dari Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim.

B. Batasan Penelitian