Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Cara Kerja

29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental yaitu berupa percobaan dengan menggunakan beberapa perlakuan pemberian larutan MOL pada tanaman sawi caisim untuk mengetahui apakah perlakuan tersebut memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim, terdapat 3 variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel terkontrol. 1. Variabel bebas dalam penelitin ini yaitu pemberian larutan MOL dari rebung bambu dengan 3 konsentrasi yaitu 1, 5 dan 10. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi caisim meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering. 3. Variabel terkontrol meliputi volume cairan yang digunakan untuk penyiraman adalah 200 ml untuk setiap tanaman, umur dan ukuran bibit, waktu dan frekuensi penyiraman dan suhu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Tempat penelitian dilaksanakan di Kebun Anggur Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yang dilaksanakan dari bulan Oktober sampai bulan November 2015.

C. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bibit sawi 2. Rebung bambu 3. Air cucian beras 4. Gula merah 5. Ember plastik 6. Plastik lembaran 7. Tanah 8. Pupuk kandang 9. Air 10. Penggaris meteran 11. Polybag 12. Timbanagn 13. Embrat 14. Sekop 15. Botol mineral besar 16. Selang 17. Kertas label 18. Tempat pembenihan 19. Alat tulis 20. Kamera 21. Isolasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

D. Cara Kerja

- Persiapan media tanam: a Media tanaman yang digunakan merupakan media dengan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. b Tanah yang digunakan adalah tanah biasa dengan struktur remah dan mempunyai pH 6-7. c Pupuk diberikan dengan cara disebar merata. d Tanah yang telah dicampur dengan pupuk didiamkan selama seminggu agar tercampur dengan sempurna. e Setelah itu media yang sudah didiamkan selama seminggu dimasukkan ke dalam polybag. f Polybag yang digunakan adalah polybag yang berlubang kecil di samping bawah dengan jumlah lubang sekitar 12-14 buah. g Polybag diisi dengan tanah yang telah disiapkan hingga 5 cm dari permukaan polybag. h Setelah itu media siap ditanami dan diberi label atau keterangan sesuai dengan perlakuan yang digunakan. - Persiapan bibit meliputi: a Biji sawi disemai terlebih dahulu sebelum ditanam. b Diperlukan wadah semai yang berfungsi sebagai tempat untuk menyemai benih. c Pada wadah semai yang telah diisi media tanam dibuat lubang dengan jari telunjuk sedalam 0,5-1 cm dengan jarak 5x5 cm. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d Tiap lubang diisi dengan 1 benih, kemudian lubang ditutup tipis dengan tanah. e Semaian disiram setiap pagi dan sore dengan menggunakan embrat. f Bibit sawi caisim yang digunakan adalah bibit yang telah berumur 1 minggu dengan ukuran bibit yang sama.

a. Penanaman

Tahapan penanaman bibit sawi caisim adalah sebagai berikut: 1. Disiapkan bibit yang akan ditanam dalam polybag yang berisi media tanam yaitu berupa campuran tanah dan pupuk kandang. 2. Dibuat lubang tanam dalam polybag. 3. Bibit tanaman sawi caisim dikeluarkan dari media tumbuh sebelumnya dengan hati-hati dan disiram terlebih dahulu sebelum ditanam, 4. Bibit sawi caisim dimasukkan ke dalam polybag dengan kedalam 1 cm. Kemudian lubang ditutup dengan tanah sekitar serta agak ditekan sedikit.

b. Pembuatan Larutan Mikroorganisme Lokal MOL Rebung

Bambu Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan larutan mikroorganisme lokal MOL dari rebung bambu yaitu rebung bambu tabah Gigantochloa nigrociliata sebanyak 6 kg, 10 liter air cucian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI beras yang didapat dari 2,5 kg beras dengan 1 kali pencucian, 300 gram gula merah, 1 buah ember plastik, selang, botol dan isolasi. 300 gram Menurut Suwahyono 2014, cara pembuatan larutan MOL dari rebung bambu adalah sebagai berikut: 1. Rebung bambu ditumbuk atau diiris tipis, lalu dimasukkan ke dalam ember plastik. 2. Direndam dalam 10 liter air cucian beras. 3. Ditambahkan 300 gram gula merah kemudian diaduk rata. 4. Mulut ember ditutup dengan plasrik yang telah dilubangi sebagai tempat ujung selang 5. Ujung selang direkatkan dengan lubang pada plastik menggunakan isolasi lalu ujung selang yang satu dihubungkan dengan botol yang berisi air untuk menjaga tekanan udara. 6. Dilakukan fermentasi selama 15 hari sampai tercium bau tape. Setelah 15 hari, larutan MOL siap digunakan dengan cara mencampurkan larutan MOL dengan air dengan perbandinga 1 liter MOL : 15 liter air tanpa kaporit untuk menghindari mikroorganisme mati.

c. Pembuatan Konsentrasi Larutan Mikroorganisme Lokal MOL

Rebung Bambu Kelompok yang diberkan perlakuan berjumlah 3 dengan masing- masing 7 pengulangan dan 3 cadangan. Volume larutan yang diberikan pada masing-masing tanaman adalah 200 ml. Untuk setiap perlakuan memerlukan 2,1 liter larutan. Perbandingan umum dalam penggunaan MOL menurut Anonim 2012, adalah 1 liter MOL : 15 liter air, artinya dalam 15 liter air dimasukkan 1 liter larutan MOL. Perbandingan tersebut digunakan sebagai patokan normal untuk membuat konsentrasi. Dalam penelitian ini menggunakan perbandingan yang lebih kecil dari 1 liter Mol : 15 liter air, takaran normal untuk setiap kelompok penelitian ini adalah 140 ml MOL : 2,1 liter air. Hal ini menjelaskan bahwa 140 ml MOL merupakan takaran minimum penggunaan MOL dari rebung bambu terhadap pertumbuhan sawi caisim. Dalam penelitian ini akan menggunakan 3 konsentrasi yaitu 1, 5 dan 10 . Maka perhitungan untuk pembuatan larutannya adalah sebagai berikut: A = 1  21 ml MOL + 2079 ml air B = 5  105 ml MOL + 1995 ml air C = 10  210 ml MOL + 1890 ml air

d. Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan yaitu penyiraman dengan larutan MOL dilakukan 1 minggu setelah masa tanam atau 1 minggu setelah tanaman sawi caisim dipindahkan ke dalam polybag. Terdapat 3 perlakuan dalam penelitian ini ditambah dengan 2 kontrol, yaitu: Kontrol Negatif : Penyiraman dengan air Kontrol Positif : Penyiraman dengan NPK P1 : Perlakuan pertama dengan diberi larutan A P2 : Perlakuan pertama dengan diberi larutan B P3 : Perlakuan pertama dengan diberi larutan C Penyiraman larutan MOL dan NPK dilakukan 1 kali dalam seminggu, tanaman disiram dengan air biasa pada pagi dan sore hari jika tidak diberikan MOL atau NPK.

e. Pengamatan

1. Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali dengan parameter pengamatan yaitu tinggi batang cm, jumlah daun helai, dan setelah panen ditimbang berat basah dan berat keringnya. 2. Pengukuran tinggi batang tanaman sawi caisim dilakukan dengan cara mengukur tinggi batang utama dari pangkal batang hingga ujung tanaman dengan menggunakan penggaris. 3. Pengukuran jumlah daun tanaman sawi dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara menghitung jumlah daun utama yang ada dalam satu pohon tanaman sawi caisim. 4. Pengukuran berat basah dilakukan setelah panen, tanaman langsung ditimbang untuk mendapatkan berat basah yang akurat. 5. Pengukuran berat kering dilakukan setelah tanaman dikeringkan di bawah sinar matahari dan dioven selama 48 jam dalam suhu 40 C dengan cara menimbang berat kering tanaman sawi menggunakan timbangan. 6. Dilakukan pendokumentasian setiap kali pengamatan sebagai bukti dari pertumbuhan tanaman sawi tersebut.

E. Metode Analisi Data