Pengukuran TSS Pengukuran BOD

c. Pengambilan dan pengukuran sampel keempat dilakukan pada hari ke-9 untuk ke-12 bak masing – masing sebanyak 1500 ml. 5. Catat hasil pengukuran masing –masing dari ke – 12 bak.

3.9.1 Pengukuran TSS

a. Penimbangan Kertas Saring kosong − Letakkan kertas saring di atas corong penyaring. Sebagai penampung gunakan erlenmeyer. − Bilas kertas saring dengan air suling sebanyak 20 ml. − Keringkan kertas saring tsb dalam oven pada suhu 103 C sd 105 C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 10 menit, kemudian ditimbang. − Ulangi langkah pada butir 3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan lebih kecil dari 4 terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0.5 mg. b. Penimbangan Residu Tersuspensi − Siapkan kertas saring yang sudah ditimbang tadi diatas corong penyaring. Sebagai penampung gunakan erlenmeyer. − Pipet 100 mL sampel, masukkan ke dalam gelas ukur, lakukan pengadukan untuk mendapatkan sampel yang lebih homogen. − Saring sampel, dan lakukan pembilasan dengan air suling sebanyak 19 mL dan dilakukan 3 kali pembilasan. Universitas Sumatera Utara − Keringkan kertas saring tsb dalam oven pada suhu 103 C sd 105 C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 10 menit, kemudia ditimbang. − Ulangi langkah pada ke – 3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan lebih kecil dari 4 terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0.5 mg. Dimana : A adalah berat kertas saring + residu kering mg B adalah berat kertas saring kosong mg Catatan : a. Jika penyaringan sempurna membutuhkan waktu lebih dari 10 menit, perbesar diameter kertas saring atau kurangi volume sampel. b. Jika berat kering residu kurang dari 2.5 mg, perbesar volume sampel sampai 1000 mL.

3.9.2 Pengukuran BOD

Dilakukan pengukuran Oksigen Terlarut DO terlebih dahulu a. Standarisasi Larutan Natrium Tiosulfat − Sebanyak 10 ml larutan standart primer K 2 Cr 2 O 7 0,05 N dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. TSS mgL = A-B x 1000 vol sample mL Universitas Sumatera Utara − Selanjutnya di dalamnya ditambahkan 5 ml 10 dan 1 ml HCl pekat. − Dengan Segera titrasi I 2 yang terbentuk dalam larutan dengan Na 2 S 2 O 3 sampai warnanya berubah menjadi kuning pucat. − Tambahkan 1 ml larutan amilum 1 hingga warnanya berubah menjadi biru. − Lakukan terus titrasi sehingga warna biru hilang dan normalitas larutan Na 2 S 2 O 3 dihitung. = b. Pengkuran Oksigen Terlarut − Contoh air sebanyak 100 ml dimasukkan dalam labu erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan dengan 1 ml MnSO 4 .5H 2 O 10 dan 1 ml alkali iodine. − Dikocok – kocok sampai homogen dan tampak lapisan atasnya bening . − Tambahkan 3 ml H 3 PO 4 pekat. − Titrasi Larutan itu dengan larutan Na 2 S 2 O 3 sampai warna kuning pucat. − Berikutnya tambahkan 1 ml larutan amilum 1 dan warnanya akan menjadi biru. − Seterusnya titrasi lagi sampai warna biru hilang. 10 ml Na 2 S 2 O 3 yang dibutuhkan X 0,05 Na 2 S 2 O 3 = Universitas Sumatera Utara − Kadar oksigen terlarut dalam contoh air yang diperiksa dapat dihitung dengan rumus c. Pengukuran BOD Untuk BOD, setelah pengukuran sampel disimpan selama 5 hari. Kadar BOD = DO hari – DO 5 hari

3.9.3 Pengukuran COD