Sebagai akibat menurunnya oksigen terlarut di dalam air adalah menurunnya kehidupan hewan dan tanaman air. Hal ini disebabkan karena
makhluk – makhluk hidup tersebut banyak yang mati atau melakukan migrasi ke tempat lain yang konsentrasi oksigennya masih cukup tinggi. Jika konsentrasi
oksigen terlarut sudah terlalu rendah, maka mikroorganisme aerobik tidak dapat hidup dan berkembang biak, tetapi sebaliknya mikroorganisme yang bersifat
anaerobik karena tidak adanya oksigen. Senyawa – senyawa hasil pemecahan anaerobik akan menghasilkan bau yang menyengat, oleh karena itu perubahan
badan air dari kondisi aerobik menjadi anaerobik tidak dikehendaki Fardiaz, 1992.
2.2.5 Kebutuhan Oksigen Kimiawi Chemical Oxygen Demand COD
COD Chemical Oxygen Demand merupakan suatu uji yang lebih cepat dibandingkan dengan uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan
oksidan. Uji COD adalah suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat, untuk mengoksidasi
bahan – bahan organik yang terdapat dalam air. Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi
daripada uji BOD karena bahan – bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD. Sebagai contoh, selulosa
sering tidak terukur melalui uji BOD karena sukar dioksidasi melalui reaksi biokimia, tetapi dapat terukur melalui uji COD. Sembilan puluh enam persen hasil
uji COD yang dilakukan selama 10 menit kira–kira akan setara dengan hasil uji BOD selama 5 hari. Adanya senyawa khlor selain mengganggu uji BOD juga
dapat mengganggu uji COD karena khlor dapat bereaksi dengan kalium
Universitas Sumatera Utara
dikhromat. Cara pencegahannya adalah dengan menambahkan merkuri sulfat yang akan memmbentuk senyawa kompleks dengan khlor. Jumlah merkuri yang
ditambahkan harus kira – kira sepuluh kali jumlah khlor di dalam contoh. Fardiaz, 1992.
2.2.6 Derajat Keasaman pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Nilai ph air yang
normal adalah 6,5 – 7,5 sedangkan pH air yang tercemar seperti air limbah berbeda – beda tergantung pada jenis limbahnya. Perubahan keasaman pada air
limbah, baik ke arah alkali atau basa pH naik maupun ke arah basa pH turun dapat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air Kristanto, 2002. Perubahan
pH pada air limbah menunjukkan bahwa telah terjadi aktivitas mikroba yang mengubah bahan organik mudah terurai menjadi asam. Air limbah industri tahu
sifatnya cenderung asam pada keadaan asam ini akan terlepas zat – zat yang mudah menguap . hal ini akan mengakibatkan limbah cair industri mengeluarkan
bau busuk BPPT, 1997a. Umumnya indikator sederhana yang digunakan untuk mengukur pH adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila
keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja
berdasarkan prinsip elektrolit suatu larutan.
2.3 Dampak Limbah Cair Industri Tahu