− Kadar oksigen terlarut dalam contoh air yang diperiksa dapat dihitung dengan rumus
c. Pengukuran BOD Untuk BOD, setelah pengukuran sampel disimpan selama 5 hari.
Kadar BOD = DO
hari – DO
5
hari
3.9.3 Pengukuran COD
a. Standarisasi larutan Natrium tiosulfat b. Pengkuran COD
− Ke dalam tabung reaksi kuvet dicampurkan 0.3 mL reagent COD A dan 2,3 mL reagent COD B. Biarkan
bercampur sempurna. − Tambahkan 3 mL sampel
− Panaskan di COD reaktor selama 2 jam pada suhu 140°C − Setelah 2 jam, keluarkan dan biarkan sampai mencapai
suhu kamar. − Tempatkan kuvet ke dalam ruang sel, dan konsentrasi COD
akan terbaca di layar.
3.9.4 Pengukuran pH a. pH meter dibilas dengan air suling.
b. pH meter dibilas dengan sampel. Kadar O
2
ppm =
ml Na
2
S
2
O
3
x N Na
2
S
2
O
3
x 8 x 1000 ml sample
Universitas Sumatera Utara
c. Hidupkan pH meter, dan celupkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi sampel. Pastikan bagian elektroda dari pH meter terendam
sampel.
d. Tunggu sampai pembacaan pada pH meter menunjukkan angka
yang stabil e. Catat hasil pembacaan, matikan alat pH meter
f. Bilas pH meter dengan air suling dan keringkan dengan kertas tisu. 3.10 Analisa Data
Hasil penelitian dianalisa secara analitik menggunakan rumus ujianova dua arahtwo ways anova test karena penelitian berdasarkan dua kriteria yaitu
berdasarkan variasi enceng gondok dan lama perlakuan hari. Uji anova two ways untuk melihat apakah terdapat perbedaan variasi enceng gondok dan lama
perlakuan terhadap nilai – nilai parameter limbah cair tahu TSS, pH, BOD, dan COD
Hasil pengukuran Parameter limbah cair industri tahu setelah diberi perlakuan kemudian
dibandingkan dengan KepMenLH No. Kep – 51MENLH101995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri,
dimana kadar maksimum yang diperbolehkan untuk BOD
5,
COD, dan TSS berturut – turut adalah 50, 100, 200 mgL dan pH 6,0 – 9,0.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Industri Tahu di Desa Marindal
Industri tahu di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang merupakan industri tahu berskala kecil dimana hasil produksinya dijual
ke pasar – pasar di daerah sekitarnya. Industri ini sudah berjalan lebih dari 10 tahun dimana tiap tahunnya kebutuhan bahan baku mengalami peningkatan.
Untuk saat ini kebutuhan kedelai sebanyak 400 kg.Berdasarkan perbandingan neraca pembuatan tahu maka dengan bahan baku sebanyak 400 kg akan
dihasilkam limbah sebanyak 17400 kg tiap harinya. Industri kecil ini berproduksi setiap hari dimana kebutuhan air paling banyak digunakan dalam proses
penggilingan kedelai sampai menghasilkan bubur tahu. Limbah cair yang dihasilkan dibuang begitu saja di area lantai dari setiap tahap – tahap produksinya
yang kemudian limbah cair tersebut mengalir ke saluran yang bermuara ke badan air.
4.2. Hasil Pemeriksaan Parameter Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu di Desa Marindal
Sampel limbah cair diambil langusng dari outlet pembuangan dan belum
mendapatkan pengolahan. Limbah cair tersebut dipindahkan ke 12 bak dengan perlakuan yang sama, untuk sampel awal diambil dengan menggunakan botol
plastik dengan volume 1500 mL. Hasil pemeriksaan tingkat pencemaran air limbah industri tahu dengan
parameter TSS, BOD, COD dan pH secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng gondok Eichornia crassipes di Desa Marindal menunjukkan hasil seperti
yang tertera pada tabel 4.1 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara