Pengolahan limbah Cair Berdasarkan Sifat Limbah Cair

dengan fix–bed. Influen akan melakukan kontak dengan media ini sehingga terjadi proses biokimia. Akibatnya, bahan organik yang ada pada limbah cair tersebut dapat diturunkan kandungannya. 4. Pengolahan tahap ketiga atau pengolahan lanjutan Pengolahan tahap ketiga disebut juga pengolahan lanjutan. Proses ini disebut pengolahan tahap ketiga karena mengolah efluen dari pengolahan tahap kedua. Apabila proses ini mengacu pada metode dan proses pengolahan kontaminan tertentu yang tidak tertangani pada tahap pengolahan konvensional sebelumnya, maka proses ini disebut pengolahan lanjutan Advanced Treatment. Kontaminan tersebut misalnya senyawa fosfat, senyawa nitrogen, dan sebagian berupa padatan tersuspensi SS. Proses pengolahan tahap ketiga yang dapat mengurangi kontaminan tertentu dalam limbah cair antara lain meliputi Okun Ponghis, 1975 : 1. Koagulasi dan sedimentasi 2. Absorpsi 3. Elektrodialisis 4. Nitrifikasi dan denitrifikasi 5. Osmosis balik 6. Pertukaran ion

2.4.2 Pengolahan limbah Cair Berdasarkan Sifat Limbah Cair

Berdasarkan sifat limbah cair, proses pengolahan limbah cair dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Cara Fisika Cara fisika merupakan metode pemisahan sebagian dari beban pencemaran khususnya padatan tersuspensi atau koloid dari limbah cair dengan memanfaatkan gaya – gaya fisika Eckenfelder, 1989 dan Metcalf dan Eddy, 2003. Proses yang digunakan adalah filtrasi dan pengendapan sedimentasi. Filtrasi atau penyaringan menggunakan media penyaring terutama untuk menjernihkan dan memisahkan partikel – partikel kasar dan padatan tersuspensi dari limbah cair. Dalam sedimentasi, flok–flok padatan dipisahkan dari aliran dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Husin, 2008 2. Cara Kimia Cara kimia merupakan metode penghilangan atau konversi senyawa – senyawa polutan dalam limbah cair dengan penambahan bahan – bahan kimia atau reaksi kimia lainnya Metcalf dan Eddy, 2003. Proses yang digunakan adalahnetralisasi dan koagulasi. Proses netralisasi biasanya diterapkan dengan cara penambahan asam atau basa guna menetralisir ion – ion terlarut dalam limbah cair sehingga memudahkan proses pengolahan selanjutnya. Koagulasi pada dasarnya merupakan proses destabilisasi partikel koloid bermuatan dengan cara penambahan ion – ion berlawanan koagulan dalam koloid, dengan demikian partikel koloid menjadi netral dan dapat beraglomerasi satu sama lain dengan mikroflok. Selanjutnya mikroflok– mikroflok yang telah terbentuk dengan dibantu pengadukan lambat mengalami penggabungan menghasilkan makroflok flokuasi, sehingga dapat dipisahkan dari dalam larutan dengan cara pengendapan atau filtrasi. Universitas Sumatera Utara 3. Cara Biologi Cara Biologi dapat menurunkan kadar zat organik dengan memanfaatkan jasad renik. Pada dasarnya cara biologi adalah pemutusan molekul kompleks menjadi molekul sederhana. Pengolahan limbah cair secara biologi dapat dilakukan dengan proses biofiltrasi menggunakan mikroorganisme dan tanaman air sebagai media penyaring. Mikroorgnisme yang digunakan untuk pengolahan limbah adalah bakteri, algae, atau protozoa. Sedangkan tumbuhan air yang dapat digunakan adalah enceng gondok, kayu apu, kayambang, kangkung, Azolla pinata dan sebagainya. Husin, 2008. Proses biofiltrasi memiliki beberapakelebihan diantaranya sangat efektif, biaya pembuatan kolam biofiltrasi relatif murah,tanaman untuk biofiltrasi cepat tumbuh dan mudah dipelihara, serta tidak membutuhkanoperator yang memiliki keahlian khusus Ulfin, 2001.

2.5 Tinjauan Tentang Enceng Gondok