Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu dengan Perlakuan

Tabel 4.1. Hasil ParameterLimbah Cair Industri Tahu Sebelum Pengolahan di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 No Parameter Hasil Pengukuran Baku Mutu Keterangan 1 TSS 1064 mgl 200 Tidak memenuhi syarat 2 pH 4,7 6-9 3 BOD 58,01 mgl 50 4 COD 161,1 mgl 100 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terjadi pencemaran air limbah tahu yang ditandai dengan beberapa pemeriksaan parameter air, seperti TSS Total Suspended Solid, pH, BOD dan COD yang tidak sesuai dengan standarbaku mutu yang ditetapkan oleh KEPMENLH No. 51MENLH101995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

4.3. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu dengan Perlakuan

BiofiltrasiMenggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu dengan parameter TSS, pH, BOD dan COD secara biofiltrasi dengan menggunakan perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan bak, yang terdiri atas 4 taraf yaitu 0, 25, 50 dan 75. Dan adanya perlakuan waktu 3 taraf yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. 4.3.1. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu untuk Parameter TSS Total Suspended Solid dengan Perlakuan BiofiltrasiMenggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes Penelitian yang telah dilakukan tentang penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu untuk parameter TSS secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng gondok dengan variasi 0, 25, 50 dan 75 dan lama hari pengamatan yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan maka diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.2 dibawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Hasil Parameter TSS Total Suspended Solid pada Limbah Cair Tahu dengan Perlakuan Enceng Gondok Eichornia crassipes No Perlakuan Parameter TSS pada Limbah Cair Tahu Rata-rata mgl Besar Penurunan Nilai TSS Pengulangan 1 2 3 Sebelum Perlakuan 1. Kadar awal 1066 1064 1062 1064 Sesudah Perlakuan 2. Hari ke-3 Kontrol 0 795 794 793 794 25,38 25 431 427 426 428 59,77 50 128 127 126 127 88,06 75 186 183 180 183 82,80 3 Hari ke-6 Kontrol 0 780 779 777 779 26,79 25 211 208 207 209 80,36 50 215 212 212 213 79,98 75 152 151 151 151 85,81 4 Hari ke-9 Kontrol 0 345 345 342 344 67,67 25 309 308 304 307 71,15 50 317 316 316 316 70,30 75 237 237 234 236 77,82 Pada tabel 4.2 diatas terlihat bahwa parameter TSS Total Suspended Solid pada dua belas perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok menunjukkan hsil yang berbeda. Pada perlakuan hari ketiga, parameter TSS yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 794 mgl dan mengalami penurunan sebesar 25,38. sedangkan parameter TSS paling rendah terdapat pada variasi 50 yaitu dengan rata-rata sebesar 127 mgl dan mengalami penurunan sebesar 88,06. Selain itu pada tabel 4.2 juga terlihat parameter TSS pada perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok pada hari keenam. Parameter TSS yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 779 mgl dan mengalami penurunan sebesar 26,79. sedangkan parameter TSS paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 151 mgl dan mengalami penurunan sebesar 85,81. Universitas Sumatera Utara Pada perlakuan hari ke-9, parameter TSS yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 344 mgl dan mengalami penurunan sebesar 67,67. sedangkan parameter TSS paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 236 mgl dan mengalami penurunan sebesar 77,82. Gambar 4.1. Perbandingan Penurunan Parameter TSS Total Suspended Solid pada Limbah Cair Tahu Pada Gambar 4.1 diatas menunjukkan perbandingan penurunan parameter TSS pada limbah cair tahu dengan perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok. Pada variasi kontrol 0 terjadi penurunan yang paling signifikan yaitu menurunnya kadar TSS sampai 67,67 pada hari kesembilan. Pada variasi 25 penurunan yang paling signifikan sampai 80, 36 terjadi pada hari keenam. Pada variasi 50 penurunan yang paling signifikan terjadi pada hari ketiga dan pada variasi 75 penurunan yang paling signifikan terjadi pada hari keenam. 4.3.2. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu untuk Parameter pH dengan Perlakuan BiofiltrasiMenggunakan Enceng Gondok Eichornia Crassipes Penelitian yang telah dilakukan tentang penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu untuk parameter pH secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng Universitas Sumatera Utara gondok dengan variasi 0, 25, 50 dan 75 dan lama hari pengamatan yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan maka diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3. Hasil Parameter pHpada Limbah Cair Tahu dengan Perlakuan Enceng Gondok Eichornia crassipes No Perlakuan Parameter pH pada Limbah Cair Tahu Rata-rata Besar Peningkatan Nilai pH Pengulangan 1 2 3 Sebelum Perlakuan 1 Kadar awal 4,6 4,6 4,9 4,7 Sesudah Perlakuan 2 Hari ke-3 Kontrol 0 5,6 5,6 5,6 5,6 16,07 25 5,6 5,6 5,6 5,6 16,07 50 6,2 6,1 6,0 6,1 22,95 75 6,1 5,9 5,8 5,9 20,34 3 Hari ke-6 Kontrol 0 5,6 5,6 5,6 5,6 16,07 25 6,9 6,6 6,5 6,7 29,85 50 6,8 6,7 6,6 6,7 29,85 75 6,9 6,9 6,9 6,9 31,88 4 Hari ke-9 Kontrol 0 6,3 6,3 6,3 6,3 25,40 25 7,1 6,9 6,9 7,0 32,86 50 6,9 6,9 6,9 6,9 31,88 75 7,1 7,0 6,8 7,0 32,86 Pada tabel 4.3 diatas terlihat bahwa parameter pH pada dua belas perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok menunjukkan hasil yang berbeda. Pada perlakuan hari ketiga, parameter pH yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 50 yaitu dengan rata-rata sebesar 6,1 dan mengalami peningkatan sebesar 22,95. sedangkan parameter pH paling rendah terdapat pada variasi kontrol 0 dan 25 yaitu dengan rata-rata sebesar 5,6 dan mengalami peningkatan sebesar 16,07. Selain itu pada tabel 4.3 juga terlihat parameter pH pada perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok pada hari keenam. Parameter pH yang Universitas Sumatera Utara paling tinggi terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 6,9 dan mengalami peningkatan sebesar 31,88. sedangkan parameter pH paling rendah terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 5,6 dan mengalami peningkatan sebesar 16,07. Pada perlakuan hari ke-9, parameter pH yang paling tinggi terdapat pada variasi 25 dan 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 7,0 dan mengalami peningkatan sebesar 32,86. sedangkan parameter pH paling rendah terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 6,3 dan mengalami peningkatan sebesar 25,40. Gambar 4.2. Perbandingan Peningkatan Parameter pH pada Limbah Cair Tahu Pada Gambar 4.2 diatas menunjukkan perbandingan peningkatan parameter pH pada limbah cair tahu dengan perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok.Pada semua variasi yaitu kontrol 0, 25, 50 dan 75 terjadi peningkatan pH yang signifikan. Peningkatan tertinggi ada pada variasi 75, yaitu dimulai dari peningkatan pH sebanyak 20,34 pada hari ketiga, kemudian Universitas Sumatera Utara meningkat lagi pada hari keenam yaitu 31,88 dan kemudian meningkat lagi menjadi 32,86 pada hari kesembilan. 4.3.3. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahuuntuk Parameter BOD Biochemical Oxygen Demand dengan Perlakuan Biofiltrasi Menggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes Penelitian yang telah dilakukan tentang penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu untuk parameter BOD secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng gondok dengan variasi 0, 25, 50 dan 75 dan lama hari pengamatan yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan maka diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4. Hasil Parameter BODpada Limbah Cair Tahu dengan Perlakuan Enceng Gondok Eichornia Crassipes No Perlakuan Parameter BOD pada Limbah Cair Tahu Rata-rata mgl Besar Penurunan Nilai BOD Pengulangan 1 2 3 Sebelum Perlakuan 1 Kadar awal 57,99 58,00 58,04 58,01 Sesudah Perlakuan 2 Hari ke-3 Kontrol 0 57,00 56,50 56,39 56,63 2,38 25 47,34 47,24 46,66 47,08 18,84 50 42,48 42,24 42,24 42,32 27,05 75 41,46 41,30 41,23 41,33 28,75 3 Hari ke-6 Kontrol 0 42,30 42,30 42,30 42,30 27,08 25 40,00 40,00 39,31 39,77 31,44 50 39,00 38,50 38,06 38,52 33,60 75 38,05 38,03 37,99 38,02 34,46 4 Hari ke-9 Kontrol 0 35,30 35,29 35,25 35,28 39,18 25 31,43 31,43 31,43 31,43 45,82 50 32,57 32,50 32,49 32,52 43,94 75 29,45 29,45 29,45 29,45 49,23 Pada tabel 4.4 diatas terlihat bahwa parameter BOD pada dua belas perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok menunjukkan hasil yang Universitas Sumatera Utara berbeda. Pada perlakuan hari ke-3, parameter BOD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 56,63 mgl dan mengalami penurunan sebesar 2,38. sedangkan parameter BOD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 41,33 mgl dan mengalami penurunan sebesar 28,75. Selain itu pada tabel 4.4 juga terlihat parameter BOD pada perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok pada hari keenam. Parameter BOD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 42,30 mgl dan mengalami penurunan sebesar 27,08. sedangkan parameter BOD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 38,02 mgl dan mengalami penurunan sebesar 34,46. Pada perlakuan hari kesembilan, parameter BOD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 35,28 mgl dan mengalami penurunan sebesar 39,18. sedangkan parameter BOD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 29,45 mgl dan mengalami penurunan sebesar 49,23. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Perbandingan Penurunan Parameter BOD pada Limbah Cair Tahu Pada Gambar 4.3 diatas menunjukkan perbandingan penurunan parameter BOD pada limbah cair tahu dengan perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok. Pada semua variasi yaitu kontrol 0, 25, 50 dan 75 terjadi penurunan kadar BOD yang signifikan. Penurunan tertinggi ada pada variasi 75, yaitu 49,23 pada hari kesembilan dan penurunan terendah ada pada variasi kontrol 0 pada hari ke-3 sebesar 2,38. 4.3.4. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu untuk Parameter COD Chemical Oxygen Demand dengan Perlakuan Biofiltrasi Menggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes Penelitian yang telah dilakukan tentang penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu dengan parameter COD secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng gondok dengan variasi 0, 25, 50 dan 75 dan lama hari pengamatan yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan maka diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.5 dibawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Hasil Parameter CODpada Limbah Cair Tahu dengan Perlakuan Enceng Gondok Eichornia crassipes No Perlakuan Parameter COD pada Limbah Cair Tahu Rata-rata mgl Besar Penurunan Nilai COD Pengulangan 1 2 3 Sebelum Perlakuan 1 Kadar awal 161,13 161,10 161,07 161,10 Sesudah Perlakuan 2 Hari ke-3 Kontrol 0 157,50 157,40 157,00 157,30 2,36 25 130,80 130,80 130,50 130,70 18,87 50 117,50 117,50 117,50 117,50 27,06 75 115,00 114,80 114,60 114,80 28,74 3 Hari ke-6 Kontrol 0 118,00 117,70 116,80 117,50 27,06 25 110,60 110,50 110,40 110,50 31,41 50 110,00 106,00 105,00 107,00 33,58 75 105,80 105,6 105,40 105,60 34,45 4 Hari ke-9 Kontrol 0 150,00 98,00 96,00 98,00 39,17 25 87,50 87,30 87,10 87,30 45,81 50 90,45 90,30 90,24 90,33 43,93 75 82,00 81,80 81,60 81,80 49,22 Pada tabel 4.5 diatas terlihat bahwa parameter COD pada dua belas perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok menunjukkan hsil yang berbeda. Pada perlakuan hari ketiga, parameter COD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 157,30 mgl dan mengalami penurunan sebesar 2,36. sedangkan parameter COD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 114,80 mgl dan mengalami penurunan sebesar 28,74. Selain itu pada tabel 4.5 juga terlihat parameter COD pada perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok pada hari keenam. Parameter COD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 117,50 mgl dan mengalami penurunan sebesar 27,06. sedangkan parameter Universitas Sumatera Utara COD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 105,60 mgl dan mengalami penurunan sebesar 34,45. Pada perlakuan hari kesembilan, parameter COD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 98,00 mgl dan mengalami penurunan sebesar 39,17. sedangkan parameter COD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 81,80 mgl dan mengalami penurunan sebesar 49,22. Gambar 4.4. Perbandingan Penurunan Parameter COD pada Limbah Cair Tahu Pada Gambar 4.4 diatas menunjukkan perbandingan penurunan parameter COD pada limbah cair tahu dengan perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok. Pada semua variasi yaitu kontrol 0, 25, 50 dan 75 terjadi penurunan kadar COD yang signifikan. Penurunan tertinggi ada pada variasi 75, yaitu 49,22 pada hari kesembilan dan penurunan terendah ada pada variasi kontrol 0 pada hari ke-3 sebesar 2,36. Universitas Sumatera Utara 4.4. Analisa Statistik PerbedaanTingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter TSS, pH, BOD dan COD dengan Perlakuan BiofiltrasiMenggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes Hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis dengan uji statistik sidik ragam untuk rancangan acak lengkap faktorial Anova dua arah pada taraf nyata 5. Dari uji statistik ini dapat diketahui apakah ada perbedaan penurunan tingkat pencemaran limbah cair tahu secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng gondok secara signifikan atau tidak Hartono, 2008 dengan hasil seperti yang tertera pada tabel dibawah ini : Tabel 4.6. Hasil Analisis Sidik Ragam Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter TSS secara Biofiltrasi dengan Menggunakan Enceng Gondok Eichornia Crassipes Sumber Kerag aman Jumlah Kuadrat JK Derajat bebas db Rata-rata Kuadrat F Hitung F tabel α=5 Waktu T 40636,17 2 20318,08 5898,80 3,40 Variasi N 1144279,19 3 381426,40 110736,7 3,01 WaktuVariasi 488352,72 6 81392,12 23629,97 2,51 Galat 82,67 24 3,44 Total 5849243,00 36 Keterangan : F tabel α=5 : dilihat dari tabel nilai kritis distribusi F Pada tabel 4.6 diatas terlihat hasil Analisis Sidik Ragam, ternyata F hitung perlakuan lama waktu T lebih besar daripada F tabel 5898,803,40 artinya Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan waktu perlakuanpengukuran air limbah tahu terhadap penurunan kadar TSS. Hasil F hitung perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan N lebih besar dari F tabel 110736,73,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang Universitas Sumatera Utara signifikan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan bak terhadap penurunan kadar TSS pada air limbah industri tahu. Hasil F hitung perlakuan lama waktu interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan lebih besar dari F tabel 23629,972,51. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktu interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan secara bersama - sama terhadap penurunan kadar TSS pada limbah cair tahu. Tabel 4.7. Hasil Analisis Sidik Ragam Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter pH secara Biofiltrasi dengan Menggunakan Enceng Gondok Eichornia Crassipes Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat JK Derajat bebas db Rata-rata Kuadrat F Hitung F tabel α=5 Waktu T 5,937 2 2,969 288,838 3,40 Variasi N 3,421 3 1,140 110,946 3,01 WaktuVariasi 1,185 6 0,198 19,216 2,51 Galat 0,247 24 0,010 Total 1463,670 36 Keterangan : F tabel α=5 : dilihat dari tabel nilai kritis distribusi F Pada tabel 4.7 diatas terlihat hasil Analisis Sidik Ragam, ternyata F hitung perlakuan lama waktu T lebih besar daripada F tabel 288,8383,40 artinya Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktu air limbah tahu terhadap penurunan kadar pH. Hasil F hitung perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan N lebih besar dari F tabel 110,9463,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan variasi enceng gondok Universitas Sumatera Utara menutupi luas permukaan bak terhadap penurunan kadar pH pada air limbah industri tahu. Hasil F hitung perlakuan lama waktu interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan lebih besar dari F tabel 19,2162,51. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktu interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan secara bersama – samaterhadap penurunan kadar pH pada air limbah tahu. Tabel 4.8. Hasil Analisis Sidik Ragam Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter BOD secara Biofiltrasi dengan Menggunakan Enceng Gondok Eichornia Crassipes Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat JK Derajat bebas db Rata-rata Kuadrat F Hitung F tabel α=5 Waktu T 1291,427 2 645,714 11793,858 3,40 Variasi N 367,256 3 122,419 2235,960 3,01 WaktuVariasi 158,954 6 26,492 438,878 2,51 Galat 1,314 24 0,055 Total 58142,107 36 Keterangan : F tabel α=5 : dilihat dari tabel nilai kritis distribusi F Pada tabel 4.8 diatas terlihat hasil Analisis Sidik Ragam, ternyata F hitung perlakuan lama waktu T lebih besar daripada F tabel 11793,8583,40 artinya Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktu air limbah tahu terhadap penurunan kadar BOD. Hasil F hitung perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan N lebih besar dari F tabel 2235,9603,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan bak terhadap penurunan kadar BOD pada limbah cair industri tahu. Hasil F hitung perlakuan waktu interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan lebih besar dari F tabel 438,8782,51. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktuinteraksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan secara bersama - sama terhadap penurunan kadar BOD pada air limbah tahu. Tabel 4.9. Hasil Analisis Sidik Ragam Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter COD secara Biofiltrasi dengan Menggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat JK Derajat bebas db Rata-rata Kuadrat F Hitung F tabel α=5 Waktu T 99,48,994 2 4974,497 5114,419 3,40 Variasi N 2836,362 3 945,454 972,047 3,01 WaktuVariasi 1228,054 6 204,676 210,433 2,51 Galat 23,343 24 0,973 Total 448535,250 36 Keterangan : F tabel α=5 : dilihat dari tabel nilai kritis distribusi F Pada tabel 4.9 diatas terlihat hasil Analisis Sidik Ragam, ternyata F hitung perlakuan lama waktu T lebih besar daripada F tabel 5114,4193,40 artinya Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktu air limbah tahu terhadap penurunan kadar COD. Hasil F hitung perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan N lebih besar dari F tabel 972,0473,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan bak terhadap penurunan kadar COD pada air limbah industri tahu. Hasil F hitung perlakuan lama waktu interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan lebih besar dari F tabel 210,4332,51. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktuinteraksi variasi enceng gondok terhadap penurunan kadar COD pada air limbah tahu. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN