Tabel 4.1. Hasil ParameterLimbah Cair
Industri Tahu Sebelum
Pengolahan di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012
No Parameter
Hasil Pengukuran Baku Mutu
Keterangan 1
TSS 1064 mgl
200 Tidak memenuhi
syarat 2
pH 4,7
6-9 3
BOD
58,01 mgl
50 4
COD 161,1 mgl
100 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terjadi pencemaran air limbah tahu yang
ditandai dengan beberapa pemeriksaan parameter air, seperti TSS Total Suspended Solid, pH, BOD dan COD yang tidak sesuai dengan standarbaku
mutu yang ditetapkan oleh KEPMENLH No. 51MENLH101995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
4.3. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu dengan Perlakuan
BiofiltrasiMenggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu dengan parameter TSS, pH, BOD dan COD secara biofiltrasi
dengan menggunakan perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan bak, yang terdiri atas 4 taraf yaitu 0, 25, 50 dan 75. Dan adanya perlakuan
waktu 3 taraf yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
4.3.1. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu untuk Parameter TSS Total Suspended Solid
dengan Perlakuan BiofiltrasiMenggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes
Penelitian yang telah dilakukan tentang penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu untuk parameter TSS secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng
gondok dengan variasi 0, 25, 50 dan 75 dan lama hari pengamatan yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan maka
diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.2 dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Hasil Parameter TSS Total Suspended Solid pada Limbah Cair Tahu dengan Perlakuan Enceng Gondok Eichornia crassipes
No Perlakuan
Parameter TSS pada Limbah Cair Tahu
Rata-rata mgl
Besar Penurunan
Nilai TSS Pengulangan
1 2
3
Sebelum Perlakuan
1. Kadar awal
1066 1064
1062 1064
Sesudah Perlakuan
2. Hari ke-3 Kontrol 0
795 794
793 794
25,38 25
431 427
426 428
59,77
50 128
127 126
127 88,06
75 186
183 180
183 82,80
3 Hari ke-6 Kontrol 0
780 779
777 779
26,79 25
211 208
207 209
80,36 50
215 212
212 213
79,98 75
152 151
151 151
85,81 4
Hari ke-9 Kontrol 0 345
345 342
344 67,67
25 309
308 304
307 71,15
50 317
316 316
316 70,30
75 237
237 234
236 77,82
Pada tabel 4.2 diatas terlihat bahwa parameter TSS Total Suspended Solid pada dua belas perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok
menunjukkan hsil yang berbeda. Pada perlakuan hari ketiga, parameter TSS yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 794
mgl dan mengalami penurunan sebesar 25,38. sedangkan parameter TSS paling rendah terdapat pada variasi 50 yaitu dengan rata-rata sebesar 127 mgl dan
mengalami penurunan sebesar 88,06. Selain itu pada tabel 4.2 juga terlihat parameter TSS pada perlakuan
biofiltrasi menggunakan enceng gondok pada hari keenam. Parameter TSS yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 779
mgl dan mengalami penurunan sebesar 26,79. sedangkan parameter TSS paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 151 mgl dan
mengalami penurunan sebesar 85,81.
Universitas Sumatera Utara
Pada perlakuan hari ke-9, parameter TSS yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 344 mgl dan mengalami
penurunan sebesar 67,67. sedangkan parameter TSS paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 236 mgl dan mengalami penurunan
sebesar 77,82.
Gambar 4.1. Perbandingan Penurunan Parameter TSS Total Suspended Solid pada Limbah Cair Tahu
Pada Gambar 4.1 diatas menunjukkan perbandingan penurunan parameter TSS pada limbah cair tahu dengan perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng
gondok. Pada variasi kontrol 0 terjadi penurunan yang paling signifikan yaitu menurunnya kadar TSS sampai 67,67 pada hari kesembilan. Pada variasi 25
penurunan yang paling signifikan sampai 80, 36 terjadi pada hari keenam. Pada variasi 50 penurunan yang paling signifikan terjadi pada hari ketiga dan pada
variasi 75 penurunan yang paling signifikan terjadi pada hari keenam.
4.3.2. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu untuk Parameter pH dengan Perlakuan BiofiltrasiMenggunakan Enceng
Gondok Eichornia Crassipes
Penelitian yang telah dilakukan tentang penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu untuk parameter pH secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng
Universitas Sumatera Utara
gondok dengan variasi 0, 25, 50 dan 75 dan lama hari pengamatan yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan
maka diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3. Hasil Parameter pHpada Limbah Cair Tahu dengan Perlakuan Enceng Gondok Eichornia crassipes
No Perlakuan
Parameter pH pada Limbah Cair Tahu
Rata-rata Besar
Peningkatan Nilai pH
Pengulangan 1
2 3
Sebelum Perlakuan
1 Kadar awal
4,6 4,6
4,9 4,7
Sesudah Perlakuan
2 Hari ke-3 Kontrol 0
5,6 5,6
5,6 5,6
16,07 25
5,6 5,6
5,6 5,6
16,07 50
6,2 6,1
6,0 6,1
22,95 75
6,1 5,9
5,8 5,9
20,34 3
Hari ke-6 Kontrol 0 5,6
5,6 5,6
5,6 16,07
25 6,9
6,6 6,5
6,7 29,85
50 6,8
6,7 6,6
6,7 29,85
75 6,9
6,9 6,9
6,9 31,88
4 Hari ke-9 Kontrol 0
6,3 6,3
6,3 6,3
25,40
25 7,1
6,9 6,9
7,0 32,86
50 6,9
6,9 6,9
6,9 31,88
75 7,1
7,0 6,8
7,0 32,86
Pada tabel 4.3 diatas terlihat bahwa parameter pH pada dua belas perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok menunjukkan hasil yang
berbeda. Pada perlakuan hari ketiga, parameter pH yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 50 yaitu dengan rata-rata sebesar 6,1 dan mengalami
peningkatan sebesar 22,95. sedangkan parameter pH paling rendah terdapat pada variasi kontrol 0 dan 25 yaitu dengan rata-rata sebesar 5,6 dan
mengalami peningkatan sebesar 16,07. Selain itu pada tabel 4.3 juga terlihat parameter pH pada perlakuan
biofiltrasi menggunakan enceng gondok pada hari keenam. Parameter pH yang
Universitas Sumatera Utara
paling tinggi terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 6,9 dan mengalami peningkatan sebesar 31,88. sedangkan parameter pH paling rendah
terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 5,6 dan mengalami peningkatan sebesar 16,07.
Pada perlakuan hari ke-9, parameter pH yang paling tinggi terdapat pada variasi 25 dan 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 7,0 dan mengalami
peningkatan sebesar 32,86. sedangkan parameter pH paling rendah terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 6,3 dan mengalami
peningkatan sebesar 25,40.
Gambar 4.2. Perbandingan Peningkatan Parameter pH pada Limbah Cair Tahu
Pada Gambar 4.2 diatas menunjukkan perbandingan peningkatan parameter pH pada limbah cair tahu dengan perlakuan biofiltrasi menggunakan
enceng gondok.Pada semua variasi yaitu kontrol 0, 25, 50 dan 75 terjadi peningkatan pH yang signifikan. Peningkatan tertinggi ada pada variasi 75,
yaitu dimulai dari peningkatan pH sebanyak 20,34 pada hari ketiga, kemudian
Universitas Sumatera Utara
meningkat lagi pada hari keenam yaitu 31,88 dan kemudian meningkat lagi menjadi 32,86 pada hari kesembilan.
4.3.3. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahuuntuk Parameter BOD Biochemical Oxygen Demand dengan Perlakuan
Biofiltrasi Menggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes
Penelitian yang telah dilakukan tentang penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu untuk parameter BOD secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng
gondok dengan variasi 0, 25, 50 dan 75 dan lama hari pengamatan yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan
maka diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4. Hasil Parameter BODpada Limbah Cair Tahu dengan Perlakuan Enceng Gondok Eichornia Crassipes
No Perlakuan
Parameter BOD pada Limbah Cair Tahu
Rata-rata mgl
Besar Penurunan
Nilai BOD Pengulangan
1 2
3
Sebelum Perlakuan
1 Kadar awal
57,99 58,00
58,04 58,01
Sesudah Perlakuan
2 Hari ke-3 Kontrol 0
57,00 56,50
56,39 56,63
2,38 25
47,34 47,24
46,66 47,08
18,84 50
42,48 42,24
42,24 42,32
27,05 75
41,46 41,30
41,23 41,33
28,75 3
Hari ke-6 Kontrol 0 42,30
42,30 42,30
42,30 27,08
25 40,00
40,00 39,31
39,77 31,44
50 39,00
38,50 38,06
38,52 33,60
75 38,05
38,03 37,99
38,02 34,46
4 Hari ke-9 Kontrol 0
35,30 35,29
35,25 35,28
39,18 25
31,43 31,43
31,43 31,43
45,82 50
32,57 32,50
32,49 32,52
43,94
75 29,45
29,45 29,45
29,45 49,23
Pada tabel 4.4 diatas terlihat bahwa parameter BOD pada dua belas perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok menunjukkan hasil yang
Universitas Sumatera Utara
berbeda. Pada perlakuan hari ke-3, parameter BOD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 56,63 mgl dan
mengalami penurunan sebesar 2,38. sedangkan parameter BOD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 41,33 mgl dan
mengalami penurunan sebesar 28,75. Selain itu pada tabel 4.4 juga terlihat parameter BOD pada perlakuan
biofiltrasi menggunakan enceng gondok pada hari keenam. Parameter BOD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar
42,30 mgl dan mengalami penurunan sebesar 27,08. sedangkan parameter BOD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 38,02 mgl
dan mengalami penurunan sebesar 34,46. Pada perlakuan hari kesembilan, parameter BOD yang paling tinggi
terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 35,28 mgl dan mengalami penurunan sebesar 39,18. sedangkan parameter BOD paling rendah
terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 29,45 mgl dan mengalami penurunan sebesar 49,23.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3. Perbandingan Penurunan Parameter BOD pada Limbah Cair Tahu
Pada Gambar 4.3 diatas menunjukkan perbandingan penurunan parameter BOD pada limbah cair tahu dengan perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng
gondok. Pada semua variasi yaitu kontrol 0, 25, 50 dan 75 terjadi penurunan kadar BOD yang signifikan. Penurunan tertinggi ada pada variasi 75,
yaitu 49,23 pada hari kesembilan dan penurunan terendah ada pada variasi kontrol 0 pada hari ke-3 sebesar 2,38.
4.3.4. Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu untuk Parameter COD Chemical Oxygen Demand dengan Perlakuan
Biofiltrasi Menggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes
Penelitian yang telah dilakukan tentang penurunan tingkat pencemaran air limbah tahu dengan parameter COD secara biofiltrasi dengan menggunakan
enceng gondok dengan variasi 0, 25, 50 dan 75 dan lama hari pengamatan yaitu hari ketiga, keenam dan kesembilan dan dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan maka diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.5 dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Hasil Parameter CODpada Limbah Cair Tahu dengan Perlakuan Enceng Gondok Eichornia crassipes
No Perlakuan
Parameter COD pada Limbah Cair Tahu
Rata-rata mgl
Besar Penurunan
Nilai COD Pengulangan
1 2
3
Sebelum Perlakuan
1 Kadar awal
161,13 161,10 161,07
161,10
Sesudah Perlakuan
2 Hari ke-3 Kontrol 0 157,50 157,40
157,00 157,30
2,36 25
130,80 130,80 130,50
130,70 18,87
50 117,50 117,50
117,50 117,50
27,06 75
115,00 114,80 114,60
114,80 28,74
3 Hari ke-6 Kontrol 0 118,00 117,70
116,80 117,50
27,06 25
110,60 110,50 110,40
110,50 31,41
50 110,00 106,00
105,00 107,00
33,58 75
105,80 105,6
105,40 105,60
34,45 4
Hari ke-9 Kontrol 0 150,00 98,00
96,00 98,00
39,17 25
87,50 87,30
87,10 87,30
45,81 50
90,45 90,30
90,24 90,33
43,93
75 82,00
81,80 81,60
81,80 49,22
Pada tabel 4.5 diatas terlihat bahwa parameter COD pada dua belas perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng gondok menunjukkan hsil yang
berbeda. Pada perlakuan hari ketiga, parameter COD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 157,30 mgl dan
mengalami penurunan sebesar 2,36. sedangkan parameter COD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 114,80 mgl dan
mengalami penurunan sebesar 28,74. Selain itu pada tabel 4.5 juga terlihat parameter COD pada perlakuan
biofiltrasi menggunakan enceng gondok pada hari keenam. Parameter COD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar
117,50 mgl dan mengalami penurunan sebesar 27,06. sedangkan parameter
Universitas Sumatera Utara
COD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 105,60 mgl dan mengalami penurunan sebesar 34,45.
Pada perlakuan hari kesembilan, parameter COD yang paling tinggi terdapat pada variasi kontrol 0 yaitu dengan rata-rata sebesar 98,00 mgl dan
mengalami penurunan sebesar 39,17. sedangkan parameter COD paling rendah terdapat pada variasi 75 yaitu dengan rata-rata sebesar 81,80 mgl dan
mengalami penurunan sebesar 49,22.
Gambar 4.4. Perbandingan Penurunan Parameter COD pada Limbah Cair Tahu
Pada Gambar 4.4 diatas menunjukkan perbandingan penurunan parameter COD pada limbah cair tahu dengan perlakuan biofiltrasi menggunakan enceng
gondok. Pada semua variasi yaitu kontrol 0, 25, 50 dan 75 terjadi penurunan kadar COD yang signifikan. Penurunan tertinggi ada pada variasi 75,
yaitu 49,22 pada hari kesembilan dan penurunan terendah ada pada variasi kontrol 0 pada hari ke-3 sebesar 2,36.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Analisa Statistik PerbedaanTingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter TSS, pH, BOD dan COD dengan Perlakuan
BiofiltrasiMenggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes
Hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis dengan uji statistik sidik ragam untuk rancangan acak lengkap faktorial Anova dua arah pada taraf nyata
5. Dari uji statistik ini dapat diketahui apakah ada perbedaan penurunan tingkat pencemaran limbah cair tahu secara biofiltrasi dengan menggunakan enceng
gondok secara signifikan atau tidak Hartono, 2008 dengan hasil seperti yang tertera pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.6. Hasil Analisis Sidik Ragam Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter TSS secara
Biofiltrasi dengan Menggunakan Enceng Gondok Eichornia Crassipes
Sumber Kerag aman
Jumlah Kuadrat
JK Derajat
bebas db
Rata-rata Kuadrat
F Hitung F tabel
α=5 Waktu T
40636,17 2
20318,08 5898,80
3,40 Variasi N
1144279,19 3
381426,40 110736,7
3,01 WaktuVariasi
488352,72 6
81392,12 23629,97
2,51 Galat
82,67 24
3,44 Total
5849243,00 36
Keterangan : F tabel
α=5 : dilihat dari tabel nilai kritis distribusi F Pada tabel 4.6 diatas terlihat hasil Analisis Sidik Ragam, ternyata F hitung
perlakuan lama waktu T lebih besar daripada F tabel 5898,803,40 artinya Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan waktu
perlakuanpengukuran air limbah tahu terhadap penurunan kadar TSS. Hasil F hitung perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan N lebih besar
dari F tabel 110736,73,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
Universitas Sumatera Utara
signifikan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan bak terhadap penurunan kadar TSS pada air limbah industri tahu. Hasil F hitung perlakuan lama
waktu interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan lebih besar dari F tabel 23629,972,51. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan perlakuan lama waktu interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan secara bersama - sama terhadap penurunan kadar TSS pada limbah
cair tahu.
Tabel 4.7. Hasil Analisis Sidik Ragam Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter pH secara
Biofiltrasi dengan Menggunakan Enceng Gondok Eichornia Crassipes
Sumber Keragaman Jumlah
Kuadrat JK
Derajat bebas
db Rata-rata
Kuadrat F Hitung
F tabel α=5
Waktu T 5,937
2 2,969
288,838 3,40
Variasi N 3,421
3 1,140
110,946 3,01
WaktuVariasi 1,185
6 0,198
19,216 2,51
Galat 0,247
24 0,010
Total 1463,670
36 Keterangan :
F tabel α=5 : dilihat dari tabel nilai kritis distribusi F
Pada tabel 4.7 diatas terlihat hasil Analisis Sidik Ragam, ternyata F hitung perlakuan lama waktu T lebih besar daripada F tabel 288,8383,40 artinya Ho
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktu air limbah tahu terhadap penurunan kadar pH. Hasil F hitung
perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan N lebih besar dari F tabel 110,9463,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
variasi enceng gondok
Universitas Sumatera Utara
menutupi luas permukaan bak terhadap penurunan kadar pH pada air limbah industri tahu. Hasil F hitung perlakuan lama waktu interaksi variasi enceng
gondok menutupi luas permukaan lebih besar dari F tabel 19,2162,51. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktu
interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan secara bersama – samaterhadap penurunan kadar pH pada air limbah tahu.
Tabel 4.8. Hasil Analisis Sidik Ragam Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter BOD secara
Biofiltrasi dengan Menggunakan Enceng Gondok Eichornia Crassipes
Sumber Keragaman Jumlah
Kuadrat JK
Derajat bebas
db Rata-rata
Kuadrat F Hitung
F tabel α=5
Waktu T 1291,427
2 645,714
11793,858 3,40
Variasi N 367,256
3 122,419
2235,960 3,01
WaktuVariasi 158,954
6 26,492
438,878 2,51
Galat 1,314
24 0,055
Total 58142,107
36 Keterangan :
F tabel α=5 : dilihat dari tabel nilai kritis distribusi F
Pada tabel 4.8 diatas terlihat hasil Analisis Sidik Ragam, ternyata F hitung perlakuan lama waktu T lebih besar daripada F tabel 11793,8583,40 artinya
Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktu air limbah tahu terhadap penurunan kadar BOD. Hasil F hitung
perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan N lebih besar dari F tabel 2235,9603,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan bak terhadap penurunan kadar BOD pada limbah cair industri tahu. Hasil F hitung perlakuan
waktu interaksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan lebih besar dari F tabel 438,8782,51. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktuinteraksi variasi enceng gondok menutupi luas permukaan secara bersama -
sama terhadap penurunan kadar BOD pada air limbah tahu.
Tabel 4.9. Hasil Analisis Sidik Ragam Penurunan Tingkat Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu pada Parameter COD secara
Biofiltrasi dengan Menggunakan Enceng Gondok Eichornia crassipes
Sumber Keragaman Jumlah
Kuadrat JK
Derajat bebas
db Rata-rata
Kuadrat F Hitung
F tabel α=5
Waktu T 99,48,994
2 4974,497
5114,419 3,40
Variasi N 2836,362
3 945,454
972,047 3,01
WaktuVariasi 1228,054
6 204,676
210,433 2,51
Galat 23,343
24 0,973
Total 448535,250
36 Keterangan :
F tabel α=5 : dilihat dari tabel nilai kritis distribusi F
Pada tabel 4.9 diatas terlihat hasil Analisis Sidik Ragam, ternyata F hitung perlakuan lama waktu T lebih besar daripada F tabel 5114,4193,40 artinya
Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perlakuan lama waktu air limbah tahu terhadap penurunan kadar COD. Hasil F hitung
perlakuan variasi enceng gondok menutupi luas permukaan N lebih besar dari F tabel 972,0473,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
variasi enceng gondok menutupi luas permukaan bak terhadap penurunan kadar COD pada air limbah industri tahu. Hasil F hitung perlakuan lama waktu interaksi
variasi enceng gondok menutupi luas permukaan lebih besar dari F tabel 210,4332,51. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
perlakuan lama waktuinteraksi variasi enceng gondok terhadap penurunan kadar COD pada air limbah tahu.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN