Definisi Tuntutan Kerja Tuntutan Kerja

12 12 didukung dengan hasil data yang diperoleh dari penelitiannya yang mengatakan bahwa adanya hubungan yang kuat pada pola hubungan yang terjadi antara tuntutan kerja dan burnout . Selain itu, You, Huang dan Wang 2016 menyatakan bahwa tuntutan kerja mempengaruhi secara positif terhadap job burnout . Hal tersebut menambahkan bahwa job burnout dipengaruhi oleh persepsi karyawan terhadap tuntutan kerja. Di tempat kerja, karyawan yang mengalami ketegangan atau sering meninggalkan pekerjaan akan meningkatkan tuntutan kerja pada diri mereka sendiri, seperti mengalami penurunan terhadap tugas-tugas pekerjaannya, mengalami stres ketika berinteraksi dengan rekan kerjanya atau tidak mampu untuk melakukan coping yang efektif dengan tuntutan kerjanya.

B. Performansi Kerja

Di bawah ini merupakan penjabaran definisi, faktor, dimensi, penilaian performansi dan metode penilaian performansi yang berkaitan dengan performansi kerja.

1. Definisi Performansi Kerja

Performansi kerja merupakan efektivitas karyawan yang berkontribusi terhadap tujuan organisasi Motowidlo, 2003 dalam Menges, Tussing, Wihler Grant, 2016. Britt dan Jex 2008 mengatakan bahwa performansi kerja merupakan semua perilaku karyawan yang dilakukan ketika bekerja di dalam tempat kerja. Selain itu, June dan Mahmood 13 13 2011 mengatakan bahwa performansi kerja merupakan pola perilaku yang bertujuan untuk memenuhi tujuan atau ekspektasi yang ditetapkan oleh perusahaan. Bernadin, Kane, Ross, Spina dan Johnson 1995 dan Kane 1996 dalam Armstrong, 2012 menganggap performansi sebagai hasil kerja yang didalamnya berisi catatan prestasi seseorang. Akan tetapi, performansi dapat dilihat pula sebagai perilaku ketika organisasi, tim dan individu mendapatkan pekerjaan yang akan dilakukan. Hal tersebut dibantah oleh Campbell 1990, dalam Amstrong, 2012 yang mendefinisikan performansi sebagai perilaku dan menyatakan bahwa hal tersebut harus dibedakan dari hasil kerja karena dapat terkontaminasi oleh faktor sistem. Campbell, Mccloy, Oppler dan Sager 1993 menyatakan bahwa performansi kerja merupakan pola perilaku yang nyata untuk meneruskan tujuan dari perusahaan atau organisasi yang didalamnya terdapat fungsi pengetahuan keterampilan, kemampuan dan motivasi dalam Zyphur, Chaturvedi Richard, 2008. Selain itu, Vandenbos 2006 mengatakan bahwa performansi kerja merupakan perilaku efektif yang berkaitan dengan pekerjaan yang dapat diukur dengan kriteria kesuksesan tertentu seperti kuantitas atau kualitas output atau berbagai macam dimensi kriteria lainnya. Berdasarkan beberapa teori mengenai performansi kerja yang telah diuraikan tersebut, performansi kerja merupakan suatu pola perilaku yang 14 14 dilakukan oleh karyawan berkaitan dengan pekerjaan sesuai tujuan perusahaan atau organisasi yang dapat diukur.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja

Performansi merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi performansi Mahmudi, 2010 antara lain: a. Faktor personalindividu, meliputi pengetahuan, keterampilan, kemampuan, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu. b. Faktor kepemimpinan, meliputi kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader . c. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim. d. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastuktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur performansi dalam organisasi. e. Faktor kontekstual situasional, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.