BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, jalan Jambon No 41 Tegalrejo Yogyakarta 554349. Waktu
penelitian dilaksanakan selama empat bulan yang dimulai dari bulan Januari sampai April 2014.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan atau Research and development RD. Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2010: 407. Penelitian ini mengembangakan modul
bimbingan belajar berbasis inteligensi matematis-logis yang berfokus pada mata pelajaran IPS materi mengenal jenis-jenis pekerjaan untuk kelas III, dan
menguji keefektifan modul tersebut lewat uji coba modul di lapangan. Modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis tentang mengenal
jenis-jenis pekerjaan diuji cobakan kepada 1 siswa berprestasi rendah dan 8 siswa
yang memilki
inteligensi matematis-dominan.
Perkembangan pemahaman siswa tentang mengenal jenis-jenis pekerjaan diukur dengan
pretest dan posttest yang diberi skor dan dianalisis dengan statistik uji t sampel berpasangan. Sedangkan pemahaman siswa dan bagaimana perkembangan
pemahaman itu, dilihat secara kualitatif, dengan menggunakan model coding.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadaptasi model dari Sugiyono yang terdiri dari 10 langkah. Langkah-langkah penelitian dan
pengembangan dari Sugiyono sebagai berikut Sugiyono, 2010: 409.
Gambar 2. Bagan Langkah-langkah penggunaan penelitian dan pengembangan Sugiyono
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono dimulai dari potensi dan permasalahan, dari suatu potensi dan permasalahan dilakukan
pengumpulan data terhadap hal-hal yang berhubungan dengan potensi dan permasalahan. Setelah data terkumpul kemudian pembuatan desain produk
yang melalui validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba produk, revisi desain, revisi produk dan langkah terakhir adalah sampai pada
pembuatan produk secara masal. Peneliti memilih 10 tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono. Kemudian,
peneliti memodifikasi langkah pengembangan modul bimbingan belajar menjadi 6 langkah yaitu tahap 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data,
Pengumpulan Data
Desain Produk
Potensi dan Masalah
Validasi Desain
Revisi Desain
Uji Coba Produk
Revisi Produk
Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk
Produksi Masal
3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji coba produk. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya sampai pada tahap ke tujuh yaitu
tahap revisi produk. Tahapan yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari:
Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan Langkah 1: Potensi dan masalah
Langkah pertama dari penelitian ini adalah potensi dan masalah .
Penelitian ini dimulai dari adanya potensi dan masalah dengan melakukan analisis
kebutuhan .
Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan dokumentasi. Peneliti melakukan dokumentasi dengan cara menganalisis nilai rapor siswa
kelas III semester ganjil. Peneliti menemukan potensi dan masalah dari hasil dokumentasi yang telah dilakukan. Potensi dan masalahnya yaitu ada siswa
yang mendapat nilai matematika cukup baik tetapi nilai IPS dibawah KKM dan beberapa siswa mendapat nilai matematika yang tinggi tetapi nilai IPS tidak
setinggi nilai matematikanya. Dokumentasi ini bertujuan untuk mengetahui inteligensi dominan siswa. Setelah melakukan dokumentasi ditemukan
inteligensi dominan yaitu inteligensi matematis-logis berdasarkan nilai matematika yang didapat siswa.
Pengumpulan Data
Desain Produk
Potensi dan Masalah
Validasi Desain
Revisi Desain
Uji Coba Produk
Langkah 2: Pengumpulan data
Langkah kedua adalah pengumpulan data. Hasil dokumentasi tersebut digunakan sebagai data awal untuk menganalisis kebutuhan terkait inteligensi
dominan siswa yaitu inteligensi matematis-logis dan kebutuhan siswa dalam mempelajari pembelajaran IPS.
Langkah 3: Desain Produk
Langkah ketiga adalah desain produk. Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal modul bimbingan belajar dan materi yang akan ditulis
dalam bahan ajar. Desain awal bahan dimulai dengan membuat silabus dan RPP terkait mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan yang disajikan
sesuai dengan inteligensi mereka yang dominan yaitu inteligensi matematis- logis. Modul bimbingan belajar IPS yang dikembangkan disajikan atau
diterangkan dengan model inteligensi matematis-logis yaitu secara skematis, bagan, berpikir rasional, dan grafik. Kemudian, menyusun kerangka modul
bimbingan belajar yang meliputi merancang tampilan modul, menentukan isi modul dan menentukan urutan isi modul. Isi modul bimbingan belajar meliputi
standar kompetensi dan kompetensi dasar SKKD, indikator dan tujuan yang akan dicapai, materi bahan ajar serta soal pretest dan posttest.
Pada langkah ini peneliti masih mengumpulkan bahan materi jenis-jenis pekerjaan dari berbagai sumber untuk bahan modul bimbingan belajar.
Kemudian, peneliti menyusun pretest dan posttest untuk mengukur ketuntasan pemahaman siswa terhadap materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Setelah
semua bahan materi terkumpul, selanjutnya menyusun modul bimbingan
belajar sesuai dengan rancangan tampilan modul dan urutan isi yang telah
ditentukan. Langkah 4: Validasi Desain
Langkah keempat adalah validasi desain. Peneliti menggunakan validasi desain sebagai evaluasi formatif terhadap desain produk yang sudah jadi.
Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh empat orang pakar yang terdiri dari guru kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, pakar
pembelajaran berbasis inteligensi ganda, pakar pembelajaran IPS, dan pakar tata bahasa. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran
serta penilaian dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan. Kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang
dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan. Langkah 5: Revisi Desain
Langkah kelima adalah Revisi Desain. Setelah mendapat komentar dan saran, selanjutnya adalah melakukan revisi desain yang dibuat berdasarkan
validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan produk yang sudah divalidasi oleh para pakar.
Langkah 6: Uji Coba Produk
Langkah keenam adalah uji coba produk. Produk yang sudah direvisi berdasarkan saran dan komentar dari para pakar selanjutnya digunakan dan
diujicoba lapangan. Uji coba akan dilakukan kepada 9 siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan.
Setelah melakukan uji coba produk, siswa diberi posttest untuk mengetahui
peningkatan prestasi setelah uji coba modul bimbingan belajar berbasis inteligensi matematis-logis. Mengetahui peningkatan prestasi diketahui dari
perbandingan skor pretest dan posttest yang didapat siswa.
D. Populasi dan Sampel Penelitian