Pengembangan modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III DI SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

Krisdiantoro, Agustinus (2014): Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPS Berbasis

Inteligensi Matematis-Logis pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, (2) meningkatkan pemahaman siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan, (3) meningkatkan pemahaman siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R and D). Uji coba produk melibatkan 9 siswa yang terdiri dari 1 siswa berprestasi rendah dan 8 siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan instrument sebagai berikut: (1) kuesioner validasi ahli (expert

judgement) untuk mengetahui hasil validasi kualitas produk modul yang dikembangkan, (2) pretest dan posttest untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi jenis-jenis

pekerjaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Modul yang dikembangkan mendapat kualitas baik dari para ahli. Hal itu ditunjukkan dengan rerata produk yang memperoleh skor 4 dan

termasuk kategori “baik” ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan

pengorganisasian, isi modul, topik, dan metodologi; (2) uji coba modul yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan; (3) uji coba modul yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III di SD Kristen kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan.


(2)

ABSTRACT

Krisdiantoro, Agustinus (2014) The Developing of Tutoring Module Social Science based

Logical-Mathematical Intelligence on underachieving Students in

3

thGrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta of Primary School.Thesis. Yogyakarta. Primary School Teacher

Education Program of Sanata Dharma University.

This research aimed (1) to describe the validation result of the product quality of the developing of tutoring module social science based logical-mathematical Intelligence on underachieving students in

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta of primary school, (2) to improve understanding on underachieving students in

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school material about the kinds of work, (3) to improve understanding students in

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school who have logical-mathematical dominant in material about the kinds of work.

This research used research and development (R and D) methods. Trial products of 9 involving students who consisted of 1 underachieving Students and 8 studentsin

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school who have logical-mathematicaldominant.

This research module developed had good quality according to experts. It was showed by

the value of the product’s average that got score 4, belong to “good” category, concerned from

some aspect such as objectives and approach, design and the arrangement, contents, topic and methodology. The trial module can improve the understanding underachieving students in

3

th grade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school material about the kinds of work and can improve students understanding.

Keywords: research and development methods, logical-mathematical intelligence, module, social science.


(3)

i

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR IPS BERBASIS INTELIGENSI MATEMATIS-LOGIS PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH KELAS III DI SD KRISTEN KALAM KUDUS YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agustinus Cahyo Krisdiantoro NIM: 101134118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus yang selalu menyertaiku.

2. Bapak dan ibu tersayang yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan kepada saya.

3. Dosen pembimbing yang selalu membantu dan memberi pengarahan. 4. Teman-teman seperjuanganku PGSD 2010.


(7)

v

HALAMAN MOTTO


(8)

(9)

(10)

viii

ABSTRAK

Krisdiantoro, Agustinus (2014): Pengembangan Modul Bimbingan Belajar

IPS Berbasis Inteligensi Matematis-Logis pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, (2) meningkatkan pemahaman siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan, (3) meningkatkan pemahaman siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R and

D). Uji coba produk melibatkan 9 siswa yang terdiri dari 1 siswa berprestasi

rendah dan 8 siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan instrument sebagai berikut: (1) kuesioner validasi ahli (expert judgement) untuk mengetahui hasil validasi kualitas produk modul yang dikembangkan, (2) pretest dan posttest untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Modul yang dikembangkan mendapat kualitas baik dari para ahli. Hal itu ditunjukkan dengan rerata produk yang memperoleh skor 4 dan termasuk kategori “baik” ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi modul, topik, dan metodologi; (2) uji coba modul yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan; (3) uji coba modul yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III di SD Kristen kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

Kata kunci: metode penelitian dan pengembangan, inteligensi matematis-logis, modul, IPS.


(11)

ix

ABSTRACT

Krisdiantoro, Agustinus (2014) The Developing of Tutoring Module Social

Science based Logical-Mathematical Intelligence on underachieving Students in

3

thGrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta of Primary School. Thesis. Yogyakarta. Primary School Teacher Education Program of

Sanata Dharma University.

This research aimed (1) to describe the validation result of the product quality of the developing of tutoring module social science based logical-mathematical Intelligence on underachieving students in

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta of primary school, (2) to improve understanding on underachieving students in

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school material about the kinds of work, (3) to improve understanding students in

th

3

grade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school who have logical-mathematical dominant in material about the kinds of work.

This research used research and development (R and D) methods. Trial products of 9 involving students who consisted of 1 underachieving Students and 8 students in

3

th grade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school who have logical-mathematical dominant.

This research module developed had good quality according to experts. It was showed by the value of the product’s average that got score 4, belong to “good” category, concerned from some aspect such as objectives and approach, design and the arrangement, contents, topic and methodology. The trial module can improve the understanding underachieving students in

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school material about the kinds of work and can improve students understanding.

Keywords: research and development methods, logical-mathematical intelligence, module, social science.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat serta kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPS Berbasis Inteligensi Matematis-Logis Pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis pada kesempatan ini ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J, M.S.T, selaku dosen pembimbing I, terimakasih atas bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi, selaku dosen pembimbing II, yang telah mengarahkan saya selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J, M.S.T dan Rusmawan, S.Pd, M.Pd, selaku validator yang telah memberikan saran untuk perbaikan kualitas produk yang dikembangkan.

6. Lily Halim, S.Pd selaku kepala sekolah SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 7. Hepy Dwiarti, S.T.P dan Yustinus Kumoro D, S.Pd selaku guru kelas SD

Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang telah memberikan masukan dan saran sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

8. Siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang telah mendukung pelaksanaan penelitian.

9. Para Dosen PGSD yang selalu mendampingi serta mendidik penulis selama menempuh ilmu di PGSD.

10. Sekretariat PGSD yang telah ramah dalam memberikan informasi dan kemudahan dalam berbagai urusan administrasi.


(13)

xi

11. Orangtuaku M. Sudiyono dan M.G Sudariyah yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Saudara-saudaraku, Mas Kris dan Mbak Siwi yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman PGSD’10 kelas B yang selalu memberikan kebahagiaan. Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan.


(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Inteligensi ... 8

B. Teori Inteligensi Ganda ... 9

C. Inteligensi Matematis-Logis ... 10


(15)

xiii

1. Ciri-Ciri Modul ... 11

2. Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Modul ... 13

E. Bimbingan Belajar ... 15

F. Prestasi Belajar Siswa... 16

1. Belajar... 16

2. Prestasi Belajar ... 17

3. Prestasi Belajar Rendah ... 17

G. Mengenal Jenis-Jenis Pekerjaan ... 18

1. Jenis-Jenis Pekerjaan ... 18

2. Alasan Orang Harus Bekerja ... 21

F. Kajian Penelitian yang Relevan ... 21

1. Penelitian tentang Modul Pembelajaran... 21

2. Penelitian tentang Pembelajaran Berbasis Inteligensi Ganda ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Jenis Penelitian ... 27

C. Prosedur Pengembangan ... 28

D. Populasi dan Sampel Penelitian... 31

E. Treatment ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Dokumentasi ... 34

2. Kuesioner ... 35

3. Test ... 35

G. Instrumen Penelitian ... 36

H. Data Validasi Ahli (expert judgement) ... 39

1. Data Validasi Guru Kelas III SD dan Revisi Produk ... 39

2. Data Validasi Pakar Tata Bahasa dan Revisi Produk ... 42

3. Data Validasi Pakar Pembelajaran IPS dan Revisi Produk ... 43

4. Data Validasi Pakar Inteligensi Ganda dan Revisi Produk ... 44

I. Teknik Analisis data 1. Konversi Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif Skala Lima ... 44


(16)

xiv

2. Paired-Samples t-test (Uji t sampel Berpasangan) ... 48

BAB IV PELAKSANAAN DAN DATA ANALISIS ... 49

A. Pelaksanaan Penelitian ... 49

1. Sebelum Penelitian ... 49

2. Selama Penelitian ... 52

B. Data dan Analisis ... 55

1. Data Penelitian... 55

2. Analisis Data ... 58

a. Pemahaman Awal dan Akhir Siswa Berprestasi Rendah ... 58

b. Pemahaman Awal dan Akhir Siswa yang Memiliki Inteligensi Matematis-Logis Dominan ... 63

c. Tanggapan Siswa dalam Belajar ... 68

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 70

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Ahli ... 36

Tabel 2. Kisi-Kisi Tes IPS (Pretest dan Posttest) ... 39

Tabel 3. Penjabaran Komentar Guru Kelas III SD ... 40

Tabel 4. Penjabaran Komentar Pakar Tata Bahasa ... 43

Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo ... 45

Tabel 6. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo ... 48

Tabel 7. Perolehan Skor Validasi Produk ... 51

Tabel 8. Nilai Pretest dan Posttest Siswa Berprestasi Rendah ... 55

Tabel 9. Nilai Pretest dan Postest Siswa yang Memiliki Inteligensi Matematis-Logis Dominan ... 56

Tabel 10. Rangkuman Perubahan Pemahaman Awal dan Akhir Siswa Berprestasi Rendah ... 58

Tabel 11. Rangkuman Perubahan Pemahaman Awal dan Akhir Siswa yang Memiliki Inteligensi Matematis-Logis Dominan ... 63


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema dari Studi-Studi Sebelumnya ... 25 Gambar 2. Bagan langkah-Langkah Penggunaan Penelitian dan Pengembangan

Sugiyono... 27 Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan ... 28


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Melakukan Penelitian... 75

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 76

Lampiran 3. Dokumentasi Berupa Ledger Rapor ... 77

Lampiran 4. Instrumen Validasi Pakar (Expert Judgement) ... 78

Lampiran 5. Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa ... 82

Lampiran 6. Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPS ... 85

Lampiran 7. Hasil Validasi Guru Kelas III SD ... 89

Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa ... 92

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPS ... 95

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas III SD ... 98

Lampiran 11. Resume Hasil Validasi Oleh Para Pakar ... 101

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 102

Lampiran 13. Instrumen Pretest dan Posttest ... 107

Lampiran 14. Kunci Jawaban Pretest dan Posttest ... 111

Lampiran 15. Contoh Pekerjaan Siswa (Pretest) ... 114

Lampiran 16. Contoh Pekerjaan Siswa (Postest) ... 122

Lampiran 17. Modul ... 130

Lampiran 18. Foto Uji Coba Modul di SD Kristen Kalam Kudus ... 149


(20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya menjadi lebih baik (Hamalik, 2003: 79). Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling bergantung dan terorganisir antara kompetensi yang harus diraih siswa, materi pelajaran, pokok bahasan, metode dan pelaksanaan pengajaran, media pengajaran, sumber belajar, pengorganisasian kelas, dan penilaian (Suyono & Hariyanto, 2011: 17). Pertanyaan pokok yang muncul dalam pendidikan dan pembelajaran adalah bagaimana agar siswa cerdas. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan guru tentang bagaimana cara siswa belajar secara lebih efektif. Cara siswa belajar itu disebut tipe belajar atau modalitas belajar.

Salah satu model pembelajaran yang menghargai cara siswa belajar adalah pembelajaran berbasis inteligensi ganda (multiple intelligences atau

MI). Gardner (dalam Suparno, 2004: 19, 45) mengungkapkan teori inteligensi

ganda dan pengaruhnya dalam pembelajaran. Menurut dia, manusia memiliki beberapa inteligensi seperti: inteligensi linguistik, metematis-logis, ruang, kinestetik badani, musikal, interpersonal, intrapersonal, lingkungan, dan eksistensial. Setiap orang memiliki inteligensi itu, tetapi yang menonjol


(21)

hanya beberapa saja. Gardner mengungkapkan bahwa setiap orang dapat mempelajari sesuatu bahan dengan lebih mudah kalau bahan itu disajikan dengan menggunakan inteligensi mereka yang dominan. Misalnya, jika siswa mempunyai inteligensi matematis-logis dominan, ia akan mudah mempelajari ilmu sosial bila ilmu sosial itu disajikan atau diterangkan dengan model inteligensi matematis-logis, yaitu secara skematis, dengan bagan ataupun logika yang jelas. Maka untuk dapat membantu siswa belajar, pertama-tama siswa perlu dibantu untuk mengerti inteligensi mereka masing-masing. Selanjutnya, mereka dibantu untuk belajar dengan inteligensi yang kuat atau dominan pada mereka. Dengan demikian mereka dapat melihat kekuatan dan cara belajar mana yang cocok dan mana yang kurang. Segi yang kurang itulah nanti yang perlu dibantu oleh guru. Dari teori itu dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang memiliki matematis-logis dominan, mereka akan lebih mudah mempelajari materi IPS yang disajikan dengan model inteligensi matematis-logis yaitu berpikir rasional, secara skematis, menghitung, dan grafik.

Modul menjadi perangkat pembelajaran yang harus ada dalam sebuah aktivitas belajar di kelas. Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Modul digunakan oleh guru dan siswa sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan. Kenyataan di lapangan bahwa isi modul yang digunakan untuk aktivitas belajar tidak disajikan sesuai dengan inteligensi siswa yang dominan.


(22)

Berdasarkan hasil dokumentasi yang berupa ledger nilai rapor kelas III semester 1 tahun ajaran 2013-2014 di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, ditemukan 8 siswa yang memiliki nilai matematika tinggi dengan skor rata-rata 86 tetapi nilai IPS tidak setinggi nilai matematika dengan skor rata-rata 79. Juga ditemukan 1 siswa berprestasi rendah yang mendapat nilai matematika cukup tetapi nilai IPS di bawah KKM dengan nilai 67. Berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut, ditemukan 9 sampel yang terdiri dari 1 siswa berprestasi rendah dan 8 siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan.

Hasil analisis tersebut memberikan data awal mengenai hal yang menjadi kebutuhan siswa. Siswa membutuhkan modul bimbingan belajar yang sesuai dengan inteligensi mereka yaitu inteligensi matematis-logis. Isi modul bimbingan belajar IPS disajikan dengan model inteligensi matematis-logis yaitu berpikir rasional, secara skematis, menghitung, dan grafik. Maka dari itu peneliti berinisiatif untuk mengembangkan modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis dan melakukan uji coba lapangan untuk mengetahui perkembangan pemahaman siswa dalam mempelajari IPS materi jenis-jenis pekerjaan.

Penelitian ini hanya dibatasi pada pengembangan modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Materi yang dikembangkan mengacu pada kompetensi dasar mengenal jenis-jenis pekerjaan. Materi yang dibahas adalah Jenis-jenis pekerjaan.


(23)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil validasi kualitas produk “modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta?”

2. Apakah uji coba produk “modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta” dapat meningkatkan pemahaman tentang materi jenis-jenis pekerjaan?

3. Apakah uji coba produk “modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta” dapat meningkatkan pemahaman tentang materi jenis-jenis pekerjaan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. 2. Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil uji coba produk modul

bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis untuk siswa berprestasi rendah dapat meningkatkan pemahaman tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

3. Untuk mendeskripsikan bagaimana uji coba modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis untuk siswa yang memiliki


(24)

inteligensi matematis-logis dominan dapat meningkatkan pemahaman tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta terkait dengan penelitian dan pengembangan

(Research and Development/ R & D) dan produk modul bimbingan

belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III.

2. Bagi Guru

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai modul bimbingan belajar berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini dapat memberi inspirasi bagi guru untuk mengembangkan sendiri modul bimbingan belajar berbasis inteligensi matematis-logis.

3. Bagi Siswa

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh siswa sebagai modul pelajaran IPS berbasis inteligensi matematis-logis kelas III.

4. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman berharga dalam mengembangkan modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis.


(25)

5. Bagi Prodi PGSD

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R & D) dan produk modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III.

E. Definisi Operasional

1. Inteligensi adalah kemampuan yang melibatkan proses berpikir dan bertindak untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk di dalam dunia nyata.

2. Inteligensi ganda adalah model inteligensi yang membagi inteligensi menjadi sembilan yaitu inteligensi linguistik, matematis-logis, ruang, kinestetik badani, musik, interpersonal, intrapersonal, naturalis/ lingkungan, dan eksistensial.

3. Inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang melibatkan proses berpikir dan bertindak secara rasional, sistematis, dan logis. 4. Modul adalah paket belajar mandiri yang disajikan sesuai dengan tipe

belajar matematis-logis yaitu berpikir rasional, secara skematis, bagan, menghitung, dan grafik pada mata pelajaran IPS tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

5. Bimbingan belajar adalah Program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap siswa berprestasi rendah.


(26)

6. Siswa berprestasi rendah adalah siswa yang memperoleh nilai mata pelajaran IPS yang tidak tuntas menurut kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. 7. Mata pelajaran IPS adalah pelajaran yang mengembangkan

kompetensi mengenal jenis-jenis pekerjaan siswa kelas III semester genap SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.


(27)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Inteligensi

Kesadaran akan pentingnya inteligensi atau kecerdasan anak, sering kali tidak dibarengi dengan kejelasan pemahaman tentang apa itu inteligensi. Inteligensi diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli. Menurut David Wechsler (dalam Subini, 2012:11), mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Hal ini berarti bahwa inteligensi merupakan suatu kemampuan yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan perwujudan dari proses berpikir rasional itu.

Gardner (dalam Suparno, 2004:17) mengatakan bahwa inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Gardner berpendapat bahwa suatu kemampuan disebut inteligensi jika (1) seseorang mampu menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya, (2) ada unsur pengetahuan dan keahlian, (3) bersifat universal dan harus berlaku bagi banyak orang, (4) kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training, dan (5) kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat dikembangkan.


(28)

Masidjo (1995), berpendapat bahwa inteligensi adalah suatu aktitivitas kognitif individu dimana berpikir berperanan utama yang nampak dalam tingkah lakunya yang terarah pada penyesuaian diri terhadap segala situasi baru yang mengandung masalah. Orang yang berinteligensi tinggi akan cepat dan tepat dalam mengadakan analisis, memecahkan masalah dan menarik suatu generalisasi dari suatu masalah dengan tepat serta cepat dalam melakukan sesuatu, dan memberikan reaksi terhadap suatu stimulus.

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa inteligensi pada umumnya berkaitan dengan kemampuan kognitif seseorang, dimana ia dapat berpikir dan bertindak untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk yang dihadapinya di dalam situasi yang nyata.

B. Teori Inteligensi Ganda

Gardner (dalam Suparno, 2004: 19, 45 dan 49) mengungkapkan teori inteligensi ganda dan pengaruhnya dalam pembelajaran. Menurut dia, manusia memiliki beberapa inteligensi seperti: inteligensi linguistik, metematis-logis, ruang, kinestetik badani, musikal, interpersonal, intrapersonal, lingkungan, dan eksistensial. Setiap orang memiliki inteligensi itu, tetapi yang menonjol hanya beberapa saja. Gardner mengungkapkan bahwa setiap orang dapat mempelajari sesuatu bahan dengan lebih mudah kalau bahan itu disajikan dengan menggunakan inteligensi mereka yang dominan. Misalnya, jika siswa mempunyai inteligensi matematis-logis dominan, ia akan mudah mempelajari ilmu sosial bila ilmu sosial itu disajikan atau diterangkan dengan model inteligensi matematis-logis, yaitu secara


(29)

skematis, dengan bagan ataupun logika yang jelas. Maka, untuk dapat membantu siswa belajar, pertama-tama siswa perlu dibantu untuk mengerti inteligensi mereka masing-masing. Selanjutnya, mereka dibantu untuk belajar dengan inteligensi yang kuat atau dominan pada mereka. Dengan demikian, mereka dapat melihat kekuatan dan cara belajar mana yang cocok dan mana yang kurang. Segi yang kurang itulah nanti yang perlu dibantu oleh guru. Dari teori itu dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang memiliki matematis-logis dominan, mereka akan lebih mudah mempelajari materi IPS yang disajikan dengan model inteligensi matematis-logis yaitu berpikir rasional, secara skematis, bagan, menghitung, dan grafik.

C. Inteligensi Matematis-Logis

Menurut Gardner, inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti dipunyai seorang matematikus, saintis, programmer, dan logikus. (Suparno, 2004: 29).

Anak yang mempunyai inteligensi matematis-logis menonjol biasanya mempunyai nilai matematika yang baik, jalan pikirannya bila bicara dan memecahkan persoalan logis. Pikirannya rasional. Ia mudah belajar matematika dan sains. Anak ini biasanya suka belajar skema, bagan, dan tidak begitu suka dengan bacaan yang panjang kalimatnya. Ia dengan mudah mengerti isi buku bila ada skema dan bagan atau gambar di dalamnya. Dengan melihat pekerjaan siswa dalam hal matematika atau sains, seorang


(30)

guru dengan cepat dapat mengetahui siswa mana yang mempunyai inteligensi matematis-logis lebih menonjol dibandingkan yang lain (Suparno, 2004: 30).

D. Modul

Modul menurut Mulyasa (2002) adalah paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar dan disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.

1. Ciri-Ciri Modul

Vembriyanto (1981), mengungkapkan ciri-ciri modul secara lengkap yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instructional, yaitu pengajaran yang menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau unit dari pada bahan pelajaran. Pendekatan pengalaman belajar siswa yang telibat secara aktif dalam proses belajar itu.

b. Pengakuan-pengakuan atas perbedaan individual, yaitu perbedaan-perbedaan perorangan yang mempunyai pengaruh penting terhadap proses belajar yaitu perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, latar belakang akademik, dan perbedaan dalam gaya belajar.

c. Memuat rumusan tujuan pengajaran secara eksplisit, yaitu dengan adanya modul diharapkan dapat memberikan arah kepada murid tentang tujuan belajar apa yang harus dikuasainya.


(31)

d. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan, yaitu proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat melihat bedanya (tiruan), mendengar suara guru, membaca teks, dan melihat diagram-diagram dari buku modulnya. Materi pelajaran pada modul dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkhis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan pengetahuan secara teratur. Apabila urutan itu kurang sesuai bagi siswa tertentu, mereka dapat merubahnya sesuai kebutuhan, karena pengajaran denga modul memungkinkan siswa bergerak menurut iramanya masing-masing. e. Penggunaan berbagai macam media, yaitu penggunaan media yang

dapat diklasifikasikan: bahan cetakan berupa buku-buku pegangan siswa dan buku pegangan yang disediakan oleh pihak sekolah, bahan visual, benda tiruan atau yang sebenarnya dan interaksi langsung antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.

f. Partisipasi aktif dari para siswa, yaitu penyelidikan membuktikan, bahwa teknik ceramah hanya mampu mengikat perhatian sekitar 10% dari pada jumlah siswa dalam kelas. Sebaliknya dalam pengajaran modul, siswa secara aktif berpartisipasi dalam proses belajar.

g. Adanya konfirmasi langsung terhadap respon siswa, yaitu siswa secara langsung mendapatkan konfirmasi atas jawaban atau kegiatan yang benar, dan mendapatkan konfirmasi atas jawaban-jawaban atau kegiatan yang benar, dan mendapatkan koreksi langsung atas kesalahan jawaban atau kegiatan yang dilakukan.


(32)

h. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya, yaitu modul yang digunakan untuk mengevaluasi penguasaan hasil belajar siswa sebelum siswa melanjutkan kepada modul berikutnya dalam urutan modul-modul yang harus dikuasainya.

2. Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Modul

Suryosubroto (1983) menguraikan secara terperinci unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah modul adalah:

a. Pedoman Guru

Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan mengenai: 1) Tujuan instruksional umum

2) Tujuan instruksional khusus 3) Penilaian

b. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan siswa memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Penyusunan materi pelajaran ini disesuaikan dengan tujuan-tujuan instruksional yang akan dicapai yang telah dirumuskan dalam modul itu, materi pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa.

c. Lembar Kerja

Lembar kerja yang disertai lembar kegiatan siswa digunakan untuk menjawab atau mengerjakan tugas yang harus dipecahkan. Lembar kegiatan siswa harus dijaga supaya tetap bersih, tidak boleh


(33)

ada coretan apapun didalamnya, sebab buku modul ini akan digunakan lagi untuk siswa-siswa yang lain pada tahun-tahun berikutnya.

d. Kunci lembar kerja

Kunci lember kerja diberikan agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya. Apabila siswa membuat kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya.

e. Lembaran tes

Lembaran tes merupakan alat evaluasi yang digunakan sebagai pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi keberhasilan pengajaran dengan suatu modul tidak dinilai atas dasar jawaban-jawaban pada lembaran kerja. Jadi lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.

f. Kunci lembaran tes

Kunci lembaran tes disusun oleh penulis modul yang bersangkutan, sehingga kunci tes inipun juga dibuat penulis modul, gunanya sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan.


(34)

E. Bimbingan Belajar

Harol Alberty (dalam Hamalik, 2009:193), mengungkapkan bahwa bimbingan di sekolah merupakan aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan sosialnya. Chrisholm (dalam Oemar Hamalik, 2009), berpendapat bahwa bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.

Senada dengan pendapat di atas, Stikes dan Dorcy (dalam Hamalik, 2009), menjelaskan bahwa bimbingan adalah suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya. Definisi ini menekankan pandangan pribadi. Sedangkan Stoops (dalam Hamalik, 2009), berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau atau kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri sehingga dapat menentukan pilihan, dapat mengenal dirinya (kelemahan dan kekuatannya) dan memecahkan masalah-masalah hidupnya sendiri


(35)

sehingga ia dapat menikmati hidup dengan bahagia. Membantu berarti dalam bimbingan tidak ada paksaan, tetapi lebih menekankan pada pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau keputusan dari orang yang dibimbingnya, yang menentukan pilihan atau keputusan adalah individu itu sendiri. Bimbingan atau bantuan diberikan agar individu dapat mengembangkan dirinya semaksimal mungkin dan mampu menerima keadaan dirinya serta mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Bimbingan belajar adalah suatu bantuan yang diberikan kepada individu atau siswa untuk mampu menyesuaikan diri dalam situasi belajar, menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Belajar merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar disekolah, oleh karena itu, wajiblah jika siswa dibimbing agar tercapai tujuan belajarnya.

F. Prestasi Belajar Siswa 1. Belajar

Menurut Sudjana (1989:71) Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari berbagai bentuk seperti perubahan, pemahaman, sikap tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 7) Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang


(36)

kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa yang menentukan terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar. Sedangkan menurut Ahmadi dan Supriyono (1991 :121) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2. Prestasi Belajar

Menurut Tirtonegoro (1984: 43) prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Menurut Winkel (1997:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar manusia (siswa) dalam mengeyam di dunia pendidikan, baik itu hasilnya tinggi maupun rendah.

3. Prestasi Belajar Rendah

Siswa berprestasi rendah adalah siswa yang memperoleh nilai mata pelajaran IPS yang tidak tuntas menurut kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.


(37)

G. Mengenal Jenis-Jenis Pekerjaan

Mata pelajaran yang akan diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk kelas III SD, kompetensi dasar yaitu 2.1 mengenal jenis-jenis pekerjaan. Materi yang akan dibahas adalah jenis-jenis pekerjaan.

1. Jenis-Jenis Pekerjaan

Menurut Sarwiyanto (2009: 95-104) jenis-jenis pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa.

a. Pekerjaan yang Menghasilkan barang

Ada beberapa jenis pekerjaan yang menghasilkan barang. Barang itu dapat berupa barang mentah, barang setengah jadi atau barang jadi. Barang yang dihasilkan kemudian dijual. Hasil penjualannya berupa uang. Berikut contoh pekerjaan yang menghasilkan barang.

1) Peternak

Kegiatan memelihara dan mengembangbiakkan hewan ternak disebut beternak. Orang yang pekerjaannya beternak disebut peternak. Hewan yang biasanya diternak, antara lain ayam, itik, burung, kambing, sapi, dan kelinci. Peternak menghasikan telur, daging, susu, kulit, dan pupuk.

2) Petani

Petani adalah orang yang pekerjannya mengolah tanah atau bercocok tanam. Kegiatan bertani dapat dilakukan di


(38)

persawahan, perladangan, perkebunan. Hasil bertani antara lain padi, jagung, ketela, kedelai, kopi, cengkeh, tembakau.

3) Nelayan

Nelayan adalah orang yang pekerjaannya mencari ikan. Mereka mencari ikan di laut. Mereka tinggal di perkampungan dekat pantai. Nelayan menangkap ikan dengan cara tradisional. Mereka mengunakan perahu layar, jala, atau pancing. Ikan hasil tangkapan mereka dijual. Hasilnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

4) Perajin

Perajin adalah orang yang pekerjaannya membuat barang kerajinan. Mereka mempunyai keahlian dan keterampilan tertentu, misalnya perajin gerabah. Perajin gerabah membuat barang kerajinan dari tanah liat. Contohnya pot bunga, vas, patung, atau gentong. Ada pula perajin sepatu, perajin tas, perajin batik, dan sebagainya.

b. Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa

Pekerjaan yang menghasilkan jasa memerlukan keahlian dan keterampilan tertentu. Orang yang melakukan jasa mendapatkan imbalan. Imbalan itu berupa upah atau gaji. Berikut contoh pekerjaan yang menghasilkan jasa.

1) Guru

Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar dan mendidik siswa. Orang menjadi guru karena dididik dan memiliki


(39)

keahlian mengajar. Guru mengajar di TK, SD, SMP, atau SMA. Guru yang mengajar di perguruan tinggi disebut dosen.

2) Dokter

Dokter adalah seseorang yang berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran.

3) Pedagang

Pedagang adalah orang yang pekerjaannya menjual barang. Mereka menjual barang untuk mendapatkan keuntungan. Ada pedagang besar. Ada pula pedagang kecil. Pedagang besar memiliki modal besar. Pedagang kecil mempunyai modal kecil. Ada pedagang yang menetap. Mereka membuka warung, toko, atau kios.

2. Alasan Orang Harus Bekerja

Orang bekerja untuk mendapatkan uang. Namun, ada juga alasan lain. Berikut alasan-alasan orang harus bekerja.

a. Mencukupi Kebutuhan

Pada umumnya orang bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Bila kebutuhan hidup terpenuhi, orang akan merasa tentram.


(40)

Orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila kebutuhan hidup terpenuhi, kesejahteraan keluarga akan dapat dirasakan.

c. Menambah Pendapatan

Kebutuhan orang semakin bertambah. Dari pekerjaan tetapnya, orang mendapatkan penghasilan. Namaun kadang-kadang penghasilan itu dirasa belum mencukupi. Maka, mereka mencari pekerjaan tambahan atau sambilan. Hal itu dilakukan untuk menambah penghasilan keluarga.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Penelitian tentang Modul Pembelajaran

Krisnawati (2005) meneliti Modul Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometri dengan Bantuan Winplot dan Hasil Uji Cobanya di Kelas XI IPA SMA Sang Timur Yogyakarta. Program winplot dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran. Kemampuan yang dimiliki winplot ini direalisasikan dalam bentuk modul pembelajaran grafik fungsi trigonometri. Setelah dilakukan uji coba di laboratorium SMA Sang Timur Yogyakarta diperoleh hasil bahwa siswa mampu mengeksplorasi grafik dengan baik. Dari hasil evaluasi siswa didapatkan bahwa prestasi belajar siswa tergolong dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 6,60 dan pembelajaran dengan modul ini diminati dengan skor 76,65%.

Ndori (2006) meneliti Efektifitas Rancangan Modul Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VI Sekolah Dasar yang Kurang dalam


(41)

Prestasi Belajar Matematika.Subjek penelitian menggunakan siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 11 Sumbawa Besar tahun ajaran 2005-2006. Subjek penelitian terdiri atas 50 siswa berusia 11-12 tahun yang memiliki nilai matematika dibawah 6. Subjek yang sudah didapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan metode random assignment, dengan pembagian 25 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan 25 orang siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan rancangan modul pembelajaran matematika efektif bagi siswa kelas VI SD yang kurang dalam prestasi belajar matematika.

Trismawati (2011) meneliti Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Pendidikan Antikorupsi di Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/ 2011. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa diketahui bahwa siswa kelas XI semester 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta berminat pada materi pembelajaran antikorupsi yang diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Diketahui 20 (80%) dari 25 topik yang diajukan oleh peneliti sangat diminati oleh siswa. Topik “Nasihat untuk tidak korupsi” dipilih siswa sebanyak 100% atau diminati oleh seluruh siswa. Topik “Berpikir kreatif, menjauhkan sikap berani korupsi” dipilih siswa sebanyak 97%. Sedangkan topik “Menumbuhkan kemandirian agar hidup jujur” dipilih oleh semua siswa (100%). Sedangkan topik-topik yang kurang diminati oleh siswa adalah topik-topik yang mendapat persepsi dari siswa kurang dari 80%.


(42)

2. Penelitian tentang Pembelajaran Berbasis Inteligensi Ganda

Purnomo (2007) meneliti Pembelajaran Tentang Magnet Untuk Kelas V SD Yang Dikembangkan Berdasarkan Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences): Fokus Pada Inteligensi Linguistik dan Spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tentang magnet yang dikembangkan berdasarkan teori kecerdasan ganda mampu memfasilitasi perkembangan kecerdasan siswa terutama untuk kecerdasan linguistik dan kecerdasan spasial dengan baik. Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 digunakan sebagai dasar penetuan materi magnet sedangkan teori kecerdasan ganda digunakan untuk menentukan bentuk kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan rancangan pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan ganda dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Hasil rancangan pembelajaran menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran siswa merasa senang, bebas, dan percaya diri, siswa dapat terlihat aktif, dan perkembangan kecerdasan siswa untuk kecerdasan linguistik dan kecerdasan spasial semakin meningkat. Selanjutnya dari angket tanggapan uraian diperoleh hasil bahwa siswa merasa senang dan tertarik terhadap kegiatan pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan ganda.

Dewi (2012) meneliti Multiple Intelligences: Penerapannya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Konsep multiple intelligences yang diperkenalkan Gardner memberikan dampak yang luar biasa bagi perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Konsep multiple intelligences yang dimaksud adalah inteligensi linguistik, matematis-logis, ruang, kinestetik-badani, musikal, interpersonal, intrapersonal, lingkungan,


(43)

dan eksistensial. Pemahaman akan perbedaan inteligensi yang dimiliki seseorang mendorong daya kepekaan dan kreativitas dalam pengembangan teknik-teknik pembelajaran, yang nantinya mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki seseorang. Hal ini juga akan mendorong daya kepekaan dan kreativitas dalam pengembangan teknik-teknik pembelajaran yang nantinya mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki seseorang khususnya para peserta didik dan guru sebagai pengembangan teknik-teknik pembelajaran.

Harjuno (2012) meneliti Penerapan Inteligensi Ganda Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Fisika Pada Pokok Bahasan Usaha di SMP Budi Mulia Padon, Sendang Rejo, Sleman, D.I. Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan metode inteligensi ganda dapat membantu siswa menjadi berminat pada fisika dan meningkatkan prestasi siswa kelas VIII di SMP Budi Mulia pada materi usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran fisika dengan teori inteligensi ganda untuk pokok bahasan usaha (1) meningkatkan prestasi siswa dengan perbedaan posttest dan pretest secara signifikan, dan (2) mempengaruhi minat siswa terhadap fisika.

Penelitian yang telah dilakukan tersebut sama-sama menggunakan teori inteligensi ganda dalam pembelajaran, namun penelitian tersebut belum ada yang menggunakan jenis penelitian Research and Development

(R and D) dengan mengembangkan produk berupa modul bimbingan


(44)

Sehingga penelitian ini memberikan sumbangan baru tentang pengembangan modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis. Secara skematis studi-studi di atas dapat digambar sebagai berikut.

Gambar 1. Skema dari studi-studi sebelumnya Metode Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Pengembangan modul pembelajaran Purnomo (2007) Pembelajaran berdasarkan Multiple Intelligences dan

pembelajaran magnet

Krisnawati (2005) Modul Pembelajaran dan Grafik Fungsi Trigonometri dengan

Bantuan Winplot

Dewi (2012) Penerapan Multiple Intelligences dan pembelajaran bahasa Indonesia

Ndori (2006) Efektifitas Rancangan Modul Pembelajaran Matematika dan

Siswa Yang Kurang dalam Prestasi Belajar

Harjuno (2012) Penerapan Inteligensi Ganda, minat dan

prestasi belajar Fisika

Trismawati (2011) Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia

Terintegrasi dan Pendidikan Antikorupsi

Yang diteliti: Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPS Berbasis MI: Fokus Pada Inteligensi Matematis-Logis


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, jalan Jambon No 41 Tegalrejo Yogyakarta (554349). Waktu penelitian dilaksanakan selama empat bulan yang dimulai dari bulan Januari sampai April 2014.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan atau Research and

development (R&D). Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Penelitian ini mengembangakan modul bimbingan belajar berbasis inteligensi matematis-logis yang berfokus pada mata pelajaran IPS materi mengenal jenis-jenis pekerjaan untuk kelas III, dan menguji keefektifan modul tersebut lewat uji coba modul di lapangan.

Modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis tentang mengenal jenis-jenis pekerjaan diuji cobakan kepada 1 siswa berprestasi rendah dan 8 siswa yang memilki inteligensi matematis-dominan. Perkembangan pemahaman siswa tentang mengenal jenis-jenis pekerjaan diukur dengan

pretest dan posttest yang diberi skor dan dianalisis dengan statistik uji t sampel

berpasangan. Sedangkan pemahaman siswa dan bagaimana perkembangan pemahaman itu, dilihat secara kualitatif, dengan menggunakan model coding.


(46)

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadaptasi model dari Sugiyono yang terdiri dari 10 langkah. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Sugiyono sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 409).

Gambar 2. Bagan Langkah-langkah penggunaan penelitian dan pengembangan Sugiyono

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono dimulai dari potensi dan permasalahan, dari suatu potensi dan permasalahan dilakukan pengumpulan data terhadap hal-hal yang berhubungan dengan potensi dan permasalahan. Setelah data terkumpul kemudian pembuatan desain produk yang melalui validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba produk, revisi desain, revisi produk dan langkah terakhir adalah sampai pada pembuatan produk secara masal.

Peneliti memilih 10 tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono. Kemudian, peneliti memodifikasi langkah pengembangan modul bimbingan belajar menjadi 6 langkah yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data,

Pengumpulan Data Desain Produk Potensi dan Masalah Validasi Desain Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Revisi Produk Produksi Masal


(47)

(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya sampai pada tahap ke tujuh yaitu tahap revisi produk. Tahapan yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari:

Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan Langkah 1: Potensi dan masalah

Langkah pertama dari penelitian ini adalah potensi dan masalah. Penelitian ini dimulai dari adanya potensi dan masalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan dokumentasi. Peneliti melakukan dokumentasi dengan cara menganalisis nilai rapor siswa kelas III semester ganjil. Peneliti menemukan potensi dan masalah dari hasil dokumentasi yang telah dilakukan. Potensi dan masalahnya yaitu ada siswa yang mendapat nilai matematika cukup baik tetapi nilai IPS dibawah KKM dan beberapa siswa mendapat nilai matematika yang tinggi tetapi nilai IPS tidak setinggi nilai matematikanya. Dokumentasi ini bertujuan untuk mengetahui inteligensi dominan siswa. Setelah melakukan dokumentasi ditemukan inteligensi dominan yaitu inteligensi matematis-logis berdasarkan nilai matematika yang didapat siswa.

Pengumpulan Data

Desain Produk Potensi dan

Masalah

Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba


(48)

Langkah 2: Pengumpulan data

Langkah kedua adalah pengumpulan data. Hasil dokumentasi tersebut digunakan sebagai data awal untuk menganalisis kebutuhan terkait inteligensi dominan siswa yaitu inteligensi matematis-logis dan kebutuhan siswa dalam mempelajari pembelajaran IPS.

Langkah 3: Desain Produk

Langkah ketiga adalah desain produk. Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal modul bimbingan belajar dan materi yang akan ditulis dalam bahan ajar. Desain awal bahan dimulai dengan membuat silabus dan RPP terkait mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan yang disajikan sesuai dengan inteligensi mereka yang dominan yaitu inteligensi matematis-logis. Modul bimbingan belajar IPS yang dikembangkan disajikan atau diterangkan dengan model inteligensi matematis-logis yaitu secara skematis, bagan, berpikir rasional, dan grafik. Kemudian, menyusun kerangka modul bimbingan belajar yang meliputi merancang tampilan modul, menentukan isi modul dan menentukan urutan isi modul. Isi modul bimbingan belajar meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), indikator dan tujuan yang akan dicapai, materi bahan ajar serta soal pretest dan posttest.

Pada langkah ini peneliti masih mengumpulkan bahan materi jenis-jenis pekerjaan dari berbagai sumber untuk bahan modul bimbingan belajar. Kemudian, peneliti menyusun pretest dan posttest untuk mengukur ketuntasan pemahaman siswa terhadap materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Setelah semua bahan materi terkumpul, selanjutnya menyusun modul bimbingan


(49)

belajar sesuai dengan rancangan tampilan modul dan urutan isi yang telah ditentukan.

Langkah 4: Validasi Desain

Langkah keempat adalah validasi desain. Peneliti menggunakan validasi desain sebagai evaluasi formatif terhadap desain produk yang sudah jadi. Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh empat orang pakar yang terdiri dari guru kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, pakar pembelajaran berbasis inteligensi ganda, pakar pembelajaran IPS, dan pakar tata bahasa. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan. Kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan.

Langkah 5: Revisi Desain

Langkah kelima adalah Revisi Desain. Setelah mendapat komentar dan saran, selanjutnya adalah melakukan revisi desain yang dibuat berdasarkan validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan produk yang sudah divalidasi oleh para pakar.

Langkah 6: Uji Coba Produk

Langkah keenam adalah uji coba produk. Produk yang sudah direvisi berdasarkan saran dan komentar dari para pakar selanjutnya digunakan dan diujicoba lapangan. Uji coba akan dilakukan kepada 9 siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan. Setelah melakukan uji coba produk, siswa diberi posttest untuk mengetahui


(50)

peningkatan prestasi setelah uji coba modul bimbingan belajar berbasis inteligensi matematis-logis. Mengetahui peningkatan prestasi diketahui dari perbandingan skor pretest dan posttest yang didapat siswa.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan kelompok yang lebih besar dimana hasil penelitian diharapkan berlaku; semua anggota grup yang akan diteliti (Suparno, 2010:43). Menurut (Arikunto, 2002: 108), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau semua elemen yang ada dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan penelitian populasi yaitu Semua siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

2. Sampel Penelitian Sampel adalah himpunan bagian dari populasi (Suparno, 2010:43).

Sampel menunjuk pada kelompok dimana informasi atau data didapatkan. Proses menentukan sampel penelitian dengan cara memilih sampel yang diperkirakan akan memberikan informasi, data yang diperlukan. Tidak setiap anggota populasi mendapatkan kesempatan sama untuk menjadi sampel. Sampel yang diperkirakan akan memberikan informasi adalah siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan. Menentukan siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan dengan cara melakukan dokumentasi yang berupa nilai rapor kelas III semester 1 yang berfokus pada nilai matematika yang tinggi. Ditemukan 9 siswa yang memiliki nilai matematika tinggi tetapi nilai IPS tidak setinggi nilai


(51)

matematika. 9 siswa tersebut dianggap memiliki inteligensi matematis-logis dominan. Dalam penelitian ini yang digunakan penelitian sampel yaitu siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang berjumlah 9 siswa.

E. Treatment

Sebagai treatment, siswa melakukan proses belajar mengenal jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat dengan cara belajar menggunakan modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, setiap siswa mendapatkan modul. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan apersepsi. Selanjutnya, Peneliti menjelaskan petunjuk cara mengerjakan soal pada setiap kegiatan siswa. Kemudian, siswa mengerjakan kegiatan siswa 1 sampai 4 yang sudah disediakan di dalam modul. Peneliti merancang 4 kegiatan siswa sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran pada materi jenis-jenis pekerjaan yang disajikan dalam bentuk inteligensi matematis-logis matematik-logis. Ada 4 kegiatan siswa yang ada di dalam modul sebagai bimbingan belajar, kegiatan siswa tersebut disajikan dengan model inteligensi matematis-logis yaitu meliputi (1) berpikir rasional, (2) secara skematis, (3) menghitung, (4) tabel dan (5) grafik. Model inteligensi matematis-logis tersebut diintegrasikan dalam aktivitas pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang sudah dipilih yaitu mengenal jenis-jenis pekerjaan, seperti berikut ini:


(52)

Kegiatan siswa 1: Berpikir rasional

Pertanyaan:

1. Apa yang sedang dilakukan dokter? 2. Apa yang sedang dilakukan tukang cukur? 3. Apa yang sedang dilakukan pedagang? 4. Apa yang sedang dilakukan nelayan? Kegiatan siswa 2: Skematis

Pertanyaan:

Jelaskan pekerjaan tersebut (petani, koki, penjahit, perajin, peternak, satpam, polisi, guru, dokter, tukang cukur, pedagang, nelayan) pada skema yang sudah disediakan!

Kegiatan siswa 3: Menghitung Pertanyaan:

1. Sebutkan paling sedikit 8 contoh pekerjaan yang menghasilkan barang!

2. Sebutkan paling sedikit 16 contoh pekerjaan yang menghasilkan jasa!

Kegiatan siswa 4: Tabel dan menghitung

Perhatikan daftar pekerjaan di bawah ini yang merupakan cita-cita siswa kelas V SD Kalam Kudus!


(53)

No. Nama Siswa Cita-Cita

1 Ad Peneliti

2 Di Pengacara

3 Ag Peneliti

4 Au Fotografer

5 Ni Peneliti

6 An Peneliti

7 El Pengacara

8 Ri Fotografer

9 Vi Pengacara

10 Cl Akuntan

11 Yo Akuntan

12 Ag Peneliti

13 Co Bidan

14 Va Pengacara

Pertanyaan:

1. Pekerjaan apa yang paling banyak dicita-citakan oleh siswa kelas V SD Kalam Kudus?

2. Pekerjaan apa yang paling sedikit dicita-citakan oleh siswa kelas V SD Kalam Kudus?

Kegiatan siswa 5: Berpikir rasional Pertanyaan:

Mengapa orang tuamu bekerja? Berikan alasannya!

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Arikunto, (2002:149), mengatakan bahwa dokumentasi yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengutip langsung data yang sudah terarsip atau ada pada masing-masing bagian. Data tersebut berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan


(54)

sebagainya. Data yang digunakan untuk menentukan siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan adalah nilai ledger raport siswa yang telah menempuh pelajaran matematika pada kelas III semester 1 SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, Tahun ajaran 2013/2014. Ledger nilai rapor dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 76.

2. Kuesioner

Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:140). Penelitian ini juga menggunakan kuesioner untuk validasi ahli (expert judgment) yang ditujukan kepada guru kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, pakar tata bahasa, pakar pembelajaran IPS, dan pakar inteligensi ganda terhadap kualitas modul bimbingan belajar yang dikembangkan. Bentuk kuesioner yang dibuat mengadopsi model skala Likert (1-5). Peneliti mengeliminasi skala 3 pada kuesioner ini untuk menghilangkan kemungkinan responden memberikan jawaban ragu-ragu dan tidak objektif. Metode ini digunakan untuk mengetahui kelayakan modul jika digunakan dalam pembelajaran. Kuesioner untuk validasi ahli dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 77

3. Test (pretest dan posttest)

Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu (Masidjo, 2010:38). Bentuk tes yang dipilih adalah tes uraian yang terdiri dari 5 soal. Masidjo (2010:46) menjelaskan bahwa tes


(55)

uraian memberi kesempatan siswa untuk mengorganisasikan jawabannya secara bebas dengan tuntutan jawaban yang benar, relevan, lengkap, berstruktur, dan jelas. Soal tes (pretest dan posttest) yang dibuat dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 106. Pretest digunakan untuk melihat pemahaman awal siswa tentang jenis-jenis pekerjaan sedangkan posttest untuk mengerti tingkat pemahaman sesudah uji coba modul. Isi posttest sama dengan pretest. Kemudian hasil pretest dan posttest diuji dengan uji t sampel berpasangan, apakah perbedaannya signifikan atau tidak. Pengujian menggunakan SPSS 16.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto, (2002:126), mengatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam waktu penelitian dengan menggunakan sesuatu metode. Kegunaan instrumen ini agar lebih mudah dalam penelitian dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan tes tertulis. Instrumen untuk mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis menggunakan kuesioner. Adapun kisi-kisi kuesioner sebagai tabel berikut:

Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Ahli

No

Unsur-unsur

Pertanyaan No Item


(56)

Pendekatan akan dicapai.

Modul sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Modul mempermudah siswa memahami materi jenis-jenis pekerjaan.

Modul sesuai dengan kebutuhan kecerdasan siswa yang dimiliki siswa yaitu matematis-logis.

Modul merupakan sumber belajar yang baik bagi siswa dan guru.

2 3

4

5

2 Desain dan

Pengorgani sasian

Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, indikator, tujuan, materi pembelajaran, kegiatan belajar, lembar kerja siswa, rangkuman, evaluasi, sumber bahan).

Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul telah disusun secara sistematis.

Ruang lingkup kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan matematis-logis.

Modul memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. Modul mudah dipahami.

Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul menarik dan sesuai dengan kecerdasan matematis-logis.

Modul menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 1 2 3 4 5 6 7

3 Isi Modul Kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan

matematis-logis yang dimiliki siswa.

Modul memfasilitasi siswa untuk memahami

1


(57)

jenis-jenis pekerjaan sesuai dengan kecerdasan matematis-logis yang dimiliki siswa.

Modul mengembangkan kecerdasan yang

berkaitan dengan kecerdasan matematik-logis. Kegiatan dalam modul sesuai dengan materi jenis-jenis pekerjaan.

Instrumen evaluasi dalam modul, mengukur materi jenis-jenis pekerjaan yang dikembangkan dalam modul.

3

4

5

4 Topik Topik modul menarik bagi siswa.

Topik modul membantu untuk memperkaya pengalaman siswa.

Topik sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya siswa.

Topik sesuai dengan perkembangan siswa.

1 2

3

4

5 Metodologi Modul dirancang dengan berpusat pada siswa

dalam membangunpengetahuannya sendiri

(konstruktivis).

Modul dirancang menyenangkan bagi siswa. Modul membuat siswa aktif.

Modul memfasilitasi beragam gaya belajar siswa.

1

2 3 4

Berikut adalah kisi-kisi tes IPS, yang digunakan untuk Pretest dan


(58)

Tabel 2. Kisi-Kisi Tes IPS (Pretest dan Posttest)

No Indikator No. Item

1 Menyebutkan contoh pekerjaan yang menghasilkan barang 1

2 Menyebutkan contoh pekerjaan yang menghasilkan jasa 2

3 Menjelaskan tugas suatu pekerjaan yang menghasilkan barang dan

jasa

3

4 Menentukan pekerjaan yang paling banyak diminati dan pekerjaan

yang paling sedikit diminati.

4

5 Menjelaskan alasan seseorang harus bekerja 5

H. Data Validasi Ahli (expert judgement)

Desain produk modul pembelajaran (prototipe) yang telah disusun kemudian diberikan kepada empat orang pakar yang terdiri dari pakar pembelajaran IPS, pakar inteligensi ganda, pakar tata bahasa, dan guru kelas III SD Kristen Kalam Kudus untuk divalidasi. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan.

1. Data Validasi Guru Kelas III SD dan Revisi Produk

Validasi guru kelas III SD dilakukan oleh Ibu Hepy Dwiarti, S.TP, selaku guru kelas III SD Kristen Kalam kudus. Validasi dilakukan satu kali pada bulan Maret. Validasi oleh guru IPS dilakukan untuk meningkatkan kualitas desain produk modul pembelajaran yang meliputi: (1) aspek tujuan dan pendekatan, (2) aspek desain dan pengorganisasian, (3) aspek isi, (4) aspek topik, dan (5) aspek metodologi.

Hasil validasi oleh Ibu Hepy Dwiarti, S.TP diperoleh kualitas desain produk dengan nilai rata-rata 4,85. Berdasarkan nilai rata-rata itu


(59)

maka desain produk termasuk dalam kategori sangat baik. Komentar umum dari beliau yaitu secara keseluruhan modul pembelajaran sudah baik untuk pembelajaran di kelas. Namun, ada beberapa saran dari beliau yaitu penggunaan tanda baca untuk kalimat perintah dan kalimat tanya dalam lembar tugas siswa tidak dicantumkan, lembar tugas 1 harus ditukar dengan lembar tugas 2, karena di tugas 1 hanya mendeskripsikan pekerjaan, sedangkan di tugas 2 ditambah kesimpulan untuk membedakan pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa. Ukuran huruf sebaiknya diperbesar, sebab di dalam modul font 12, sebaiknya diganti dengan font 14 supaya siswa nyaman membaca modul pembelajaran. Berikut tabel penjabaran komentar dan saran dari guru kelas III disertai dengan penjelasan revisinya.

Tabel 3. Penjabaran Komentar Guru Kelas III SD

No. Komentar Pakar Revisi

Desain dan Pengorganisasian

1 Perhatikan penggunaan tanda baca untuk kalimat perintah dan kalimat tanya dalam lembar tugas siswa.

Menggunakan tanda baca pada kalimat perintah dan menggunakan tanda tanya pada kalimat tanya dalam lembar tugas siswa.

2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul pembelajaran belum disusun secara sistematis. Kegiatan tugas 1 pada modul yaitu menyebutkan

Mengurutkan kegiatan-kegiatan dalam modul pembelajaran secara sistematis. Menukar kegiatan lembar tugas siswa 1 dengan 2.


(60)

contoh-contoh pekerjaan yang menghasilkan jasa atau barang sedangkan pada kegiatan tugas 2 yaitu menjelaskan pekerjaan yang telah diketahui siswa. Sebaiknya, Lembar tugas 1 ditukar dengan lembar tugas 2. Jadi, pertama-tama siswa menjelaskan berbagai pekerjaan yang sudah diketahui dari pengalamanya. Kemudian, siswa mengelompokkan pekerjaan tersebut, apakah pekerjaan tersebut menghasilkan barang atau jasa. Terakhir, ditambah kesimpulan yang harus dikerjakan siswa yaitu jenis-jenis pekerjaan dikelompokkan menjadi 2 yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa.

Pada lembar tugas siswa 2 ditambah kesimpulan untuk membedakan pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa.

3 Ukuran huruf sebaiknya diperbesar. Merubah ukuran font huruf dari 12 menjadi 14.

Berdasarkan komentar yang diberikan oleh guru IPS kelas III SD Kristen Kalam Kudus, peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang diberi komentar dan saran. Selain revisi pada aspek yang diberi komentar


(61)

oleh guru, peneliti juga merevisi kata dan kalimat yang salah di dalam modul pembelajaran yang dikoreksi dan dicoreti oleh guru.

Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh guru IPS kelas III SD Kristen Kalam Kudus adalah layak untuk digunakan uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Produk yang telah divalidasi oleh guru kemudian direvisi sesuai dengan komentar dan saran dari guru. 2. Data Validasi Pakar Tata Bahasa dan Revisi Produk

Pakar tata bahasa yang menjadi validator dalam produk penelitian ini adalah Yustinus Kumoro D. S.Pd. Beliau merupakan seorang guru bahasa Indonesia di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Beliau melakukan validasi pada bulan Maret 2014. Validasi pakar tata bahasa dilakukan untuk meningkatkan kualitas desain produk modul pembelajaran yang meliputi (1) aspek tujuan dan pendekatan, (2) aspek desain dan pengorganisasian, (3) aspek isi, (4) aspek topik, dan (5) aspek metodologi. Validasi pakar tata bahasa diperoleh penilaian kualitas desain produk dengan nilai rata-rata 3,28. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut maka desain produk termasuk dalam kategori cukup baik. Adapun komentar umum dari Bpk. Yustinus terkait tata bahasa secara umum sudah baik, akan lebih baik lagi jika diperbaiki ragam tulis yang dipakai dalam menyusun modul ini. Berikut tabel penjabaran komentar dan saran dari pakar tata bahasa beserta revisinya.


(62)

Tabel 4. Penjabaran Komentar Pakar Tata Bahasa

No. Komentar Pakar Revisi

Desain dan pengorganisasian

1 Ragam tulis yang dipakai dalam menyusun modul ini masih perlu diperbaiki

Memperbaiki ragam tulis yang dipakai dalam menyusun modul pembelajaran. Mengganti kata yang tepat sesuai dengan kata baku. Menyusun kembali kalimat yang sesuai dengan EYD dan menghapus kata yang dianggap tidak perlu atau salah.

Berdasarkan komentar yang diberikan pakar tata bahasa, selanjutnya peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang diberi komentar oleh beliau. Selain revisi pada aspek yang diberi komentar oleh pakar tata bahasa, peneliti juga merevisi kata, kalimat, ejaan yang terdapat pada modul pembelajaran yang telah dikoreksi oleh beliau.

Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh pakar tata bahasa adalah layak untuk digunakan uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Produk yang telah divalidasi oleh pakar kemudian direvisi sesuai dengan komentar dan saran dari beliau. Revisi desain produk akan dikerjakan setelah lembar validasi dikembalikan kepada peneliti.

3. Data Validasi Pakar Pembelajaran IPS dan Revisi Produk

Validasi pakar pembelajaran IPS dilakukan oleh Rusmawan, S.Pd., M.Ed. Validasi dilakukan satu kali pada bulan Maret. Validasi dilakukan


(63)

untuk mengetahui kualitas desain produk modul pembelajaran yang meliputi: (1) aspek tujuan dan Pendekatan, (2) aspek desain dan pengorganisasian, (3) aspek isi, (4) aspek topik, dan (5) aspek metodologi.

Hasil validasi yang dilakukan oleh Bpk. Rusmawan diperoleh kualitas desain produk dengan nilai rata 3,88. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut maka desain produk termasuk dalam kategori baik.

4. Data Validasi Pakar Inteligensi Ganda dan Revisi Produk

Pakar inteligensi ganda yang menjadi validator dalam produk penelitian ini adalah Prof. Dr. Paulus Suparno. Validasi dilakukan satu kali pada bulan Maret 2014. Komentar umum dari Romo Paul terkait dengan kualitas desain produk modul pembelajaran adalah pada bagian tujuan pembelajaran yang ditulis siswa dapat menyebutkan paling sedikit 3 contoh pekerjaan. Menyebutkan paling sedikit 3 contoh pekerjaan terlalu sedikit, sebab banyak sekali contoh pekerjaan yang ada di masyarakat. Jadi, menyebutkan paling sedikit 3 contoh pekerjaan pada tujuan pembelajaran perlu ditambah. Modul bimbingan belajaran IPS berbasis inteligensi matematis-logis perlu ditambah kegiatan pembelajaran berpikir rasional.

I. Teknik Analisis Data

1. Konversi Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif Skala Lima

Analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas modul bimbingan belajar. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh pakar pembelajaran IPS,


(64)

pakar inteligensi ganda, dan guru kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta dengan mengisi kuesioner kualitas modul bimbingan belajar. Penelitian dilakukan oleh 9 siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan. Data kuantitatif berupa skor dari komentar pakar inteligensi ganda, pakar pembelajaran IPS, guru kelas III.

Skor yang diperoleh dari uji validasi berdasarkan kuesioner kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut.

Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo

Interval Skor Kategori

X >X + 1,80 Sbi i Sangat Baik

i

X + 0,60 Sbi < X ≤ X + 1,80 Sbi i Baik i

X - 0,60 Sbi < X ≤ X + 0,60 Sbi i Cukup i

X - 1,80 Sbi < X ≤ X - 0,60 Sbi i Kurang

X ≤ X - 1,80Sbi i Sangat Kurang Keterangan:

Rerata ideal (X ) i : 2 1

(skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (Sbi) : 6 1

(skor maksimal ideal – skor minimal ideal)


(65)

Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (X ) i : 1/2 (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (Sbi) :1/6 (5-1) = 0,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X >X + 1,80Sbi i

= X > 3+ (1,80.0,67) = X > 3+ (1,21) = X > 4,21

Kategori baik = Xi+ 0,60 Sbi < X ≤ X + 1,80 Sbi i


(66)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21) = 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = X - i 0,60 Sbi < X ≤ X + 0,60 Sbi i

= 3 –(0,60.0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X ≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X ≤ 3,40

Kategori kurang baik = Xi+ 1,80 Sbi < X ≤ X - 0,60 Sbi i

= 3 –(1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67) = 3 –(1,21) < X ≤ 3 + (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60 Kategori sangat kurang baik = X ≤ X - 1,80Sbi i

= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 – (1,21) = X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan konversi data kuantitatif menjadi kualitatif skala lima sebagai berikut.


(67)

Tabel 6. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang

X ≤ 1,79 Sangat Kurang

2. Paired-Samples t-test (Uji t Sampel Berpasangan)

Uji t sampel berpasangan adalah prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata pretest dan posttest. Uji t untuk dua kelompok berpasangan untuk pretest dan posttest dengan menggunakan program SPSS 16.

Setelah diperoleh hasil dari uji t untuk dua kelompok berpasangan untuk pretest dan posttest, maka untuk melakukan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan prosedur, uji selisih rata-rata.

a. Hipotesis

Ho : Rata-rata nilai posttest = pretest Ha : Rata-rata nilai posttest > pretest b. Statistik uji : uji t

c. α = 0,05


(68)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN DATA ANALISIS

A. Pelaksanaan Penelitian 1. Sebelum Penelitian

Peneliti mencari beberapa siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan di kelas III SD Kristen Kalam Kudus. Pertama, peneliti ingin mengetahui seberapa tinggi inteligensi matematis-logis yang dimiliki setiap siswa. Salah satunya, dengan cara mengumpulkan data lewat dokumen yang berupa ledger nilai rapor kelas III semester 1 tahun ajaran 2013-2014. Pengumpulan data lewat dokumen berupa ledger nilai rapor dilakukan untuk menentukan siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan. Siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan selalu mendapat nilai matematika yang tinggi. Sehingga, peneliti menganalisis nilai matematika untuk menemukan siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan. Sehingga diperoleh 8 siswa yang mendapatkan nilai diatas 80 dengan kategori tinggi. Jadi, dari hasil dokumentasi berupa ledger nilai rapor tersebut, ada 8 siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan dan ditemukan 1 siswa berprestasi rendah yang mendapat nilai matematika cukup baik tetapi nilai IPS di bawah KKM dengan nilai 67.

Peneliti menemukan bahwa kenyataannya semua siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan memiliki nilai IPS lebih rendah dibandingkan nilai matematika dan tidak ada yang mendapat nilai di bawah KKM untuk setiap mata pelajaran.


(69)

Berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut, peneliti menemukan 9 sampel yang terdiri dari 1 siswa berprestasi rendah yang memiliki nilai matematika cukup baik tetapi nilai IPS dibawah KKM dan 8 siswa yang memiliki nilai matematika sangat tinggi tetapi nilai IPS tidak setinggi nilai matematikanya. Hasil analisis tersebut memberikan data awal mengenai hal yang menjadi kebutuhan siswa. Siswa membutuhkan modul pembelajaran yang sesuai dengan inteligensi mereka yaitu modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis.

Atas dasar kebutuhan siswa tersebut, peneliti mengembembangkan modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis yang diawali dengan menentukan mata pelajaran dan kompetensi dasar yang akan dikembangkan, yaitu IPS tema pekerjaan kelas III semester genap, dengan kompetensi dasar 2.1 mengenal jenis-jenis pekerjaan. Setelah menentukan bahan ajar mata pelajaran yang akan dikembangkan, peneliti menciptakan modul bimbingan belajar IPS yang disajikan atau diterangkan dengan model inteligensi matematis-logis yaitu meliputi (1) berpikir rasional, (2) secara skematis, (3) bagan, (4) menghitung, dan (5) grafik. Model inteligensi matematis-logis tersebut diintegrasikan dalam aktivitas pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang sudah dipilih yaitu mengenal jenis-jenis pekerjaan.

Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS dengan merumuskan beberapa indikator yang mengintegrasikan model inteligensi matematis-logis. RPP yang dibuat mencangkup satu pertemuan. Alokasi waktu selama empat jam pertemuan (4 JP) atau 4 x 30 menit. Model inteligensi matematis-logis yang diintegrasikan dengan materi


(1)

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

149

Lampiran 18 Foto Uji Coba Modul di SD Kristen Kalam Kudus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Lampiran 19

Biodata Penulis

Agustinus Cahyo Krisdiantoro lahir di Jember, 30 Agustus 1991. Pendidikan dasar diperoleh di SDN Kertosari 4 Jember, tamat pada tahun 2004. Dilanjutkan menempuh pendidikan menengah pertama di SMPN 11 Jember, tamat pada tahun 2007. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMAN 1 Pakusari, Jember, tamat pada tahun 2010. Pada tahun 2010, tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPS Berbasis Inteligensi Matematis-Logis Pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta”.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

0 1 170

Pengembangan modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis logis pada siswa berprestasi rendah kelas III DI SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta

0 0 167

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KRISTEN KALAM KUDUS TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 175

Pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta - USD Repository

0 0 132

Pengembangan modul bimbingan belajar matematika berbasis kecerdasan interpersonal pada siswa berprestasi rendah di kelas V SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta - USD Repository

0 0 265

Pengembangan modul bimbingan belajar ipa berbasis kecerdasan musikal pada siswa berprestasi rendah kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta - USD Repository

0 0 177

Pengembangan modul bimbingan belajar matematika berbasis kecerdasan naturalis pada siswa berprestasi rendah kelas III A di SDN Percobaan 3 Pakem - USD Repository

0 0 182

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS KECERDASAN KINESTETIK- BADANIPADA SISWA BERPRESTASI RENDAH DI KELAS IV SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 176