Pengembangan modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis logis pada siswa berprestasi rendah kelas III DI SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta

(1)

i

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR IPS BERBASIS INTELIGENSI MATEMATIS-LOGIS PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH KELAS III DI SD KRISTEN KALAM KUDUS YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agustinus Cahyo Krisdiantoro NIM: 101134118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus yang selalu menyertaiku.

2. Bapak dan ibu tersayang yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan

dukungan kepada saya.

3. Dosen pembimbing yang selalu membantu dan memberi pengarahan.

4. Teman-teman seperjuanganku PGSD 2010.


(5)

v

HALAMAN MOTTO


(6)

(7)

(8)

viii ABSTRAK

Krisdiantoro, Agustinus (2014): Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPS Berbasis Inteligensi Matematis-Logis pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hasil validasi kualitas produk modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, (2) meningkatkan pemahaman siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan, (3) meningkatkan pemahaman siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R and D). Uji coba produk melibatkan 9 siswa yang terdiri dari 1 siswa berprestasi rendah dan 8 siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan instrument sebagai berikut: (1) kuesioner validasi ahli (expert judgement) untuk mengetahui hasil validasi kualitas produk modul yang dikembangkan, (2) pretest dan posttest untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Modul yang dikembangkan mendapat kualitas baik dari para ahli. Hal itu ditunjukkan dengan rerata produk

yang memperoleh skor 4 dan termasuk kategori “baik” ditinjau dari aspek tujuan

dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi modul, topik, dan metodologi; (2) uji coba modul yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa berprestasi rendah kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan; (3) uji coba modul yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan kelas III di SD Kristen kalam Kudus Yogyakarta tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

Kata kunci: metode penelitian dan pengembangan, inteligensi matematis-logis, modul, IPS.


(9)

ix

ABSTRACT

Krisdiantoro, Agustinus (2014) The Developing of Tutoring Module Social Science based Logical-Mathematical Intelligence on underachieving Students in

3

thGrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta of Primary School. Thesis. Yogyakarta. Primary School Teacher Education Program of Sanata Dharma University.

This research aimed (1) to describe the validation result of the product quality of the developing of tutoring module social science based logical-mathematical Intelligence on underachieving students in

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta of primary school, (2) to improve understanding on underachieving students in

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school material about the kinds of work, (3) to improve understanding students in

th

3

grade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school who have

logical-mathematical dominant in material about the kinds of work.

This research used research and development (R and D) methods. Trial products of 9 involving students who consisted of 1 underachieving Students and 8 students in

3

th grade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school who

have logical-mathematical dominant.

This research module developed had good quality according to experts. It

was showed by the value of the product’s average that got score 4, belong to “good” category, concerned from some aspect such as objectives and approach, design and the arrangement, contents, topic and methodology. The trial module can improve the understanding underachieving students in

3

thgrade Christian Kalam Kudus Yogyakarta primary school material about the kinds of work and can improve students understanding.

Keywords: research and development methods, logical-mathematical intelligence, module, social science.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat serta kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPS Berbasis Inteligensi Matematis-Logis Pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis pada kesempatan ini ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J, M.S.T, selaku dosen pembimbing I, terimakasih atas bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi, selaku dosen pembimbing II, yang telah mengarahkan saya selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J, M.S.T dan Rusmawan, S.Pd, M.Pd, selaku validator yang telah memberikan saran untuk perbaikan kualitas produk yang dikembangkan.

6. Lily Halim, S.Pd selaku kepala sekolah SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 7. Hepy Dwiarti, S.T.P dan Yustinus Kumoro D, S.Pd selaku guru kelas SD

Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang telah memberikan masukan dan saran sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

8. Siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang telah mendukung pelaksanaan penelitian.

9. Para Dosen PGSD yang selalu mendampingi serta mendidik penulis selama menempuh ilmu di PGSD.

10.Sekretariat PGSD yang telah ramah dalam memberikan informasi dan kemudahan dalam berbagai urusan administrasi.


(11)

xi

11.Orangtuaku M. Sudiyono dan M.G Sudariyah yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Saudara-saudaraku, Mas Kris dan Mbak Siwi yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman PGSD’10 kelas B yang selalu memberikan kebahagiaan. Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan.


(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Inteligensi ... 8

B. Teori Inteligensi Ganda ... 9

C. Inteligensi Matematis-Logis ... 10


(13)

xiii

1. Ciri-Ciri Modul ... 11

2. Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Modul ... 13

E. Bimbingan Belajar ... 15

F. Prestasi Belajar Siswa... 16

1. Belajar... 16

2. Prestasi Belajar ... 17

3. Prestasi Belajar Rendah ... 17

G. Mengenal Jenis-Jenis Pekerjaan ... 18

1. Jenis-Jenis Pekerjaan ... 18

2. Alasan Orang Harus Bekerja ... 21

F. Kajian Penelitian yang Relevan ... 21

1. Penelitian tentang Modul Pembelajaran... 21

2. Penelitian tentang Pembelajaran Berbasis Inteligensi Ganda ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Jenis Penelitian ... 27

C. Prosedur Pengembangan ... 28

D. Populasi dan Sampel Penelitian... 31

E. Treatment ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Dokumentasi ... 34

2. Kuesioner ... 35

3. Test ... 35

G. Instrumen Penelitian ... 36

H. Data Validasi Ahli (expert judgement) ... 39

1. Data Validasi Guru Kelas III SD dan Revisi Produk ... 39

2. Data Validasi Pakar Tata Bahasa dan Revisi Produk ... 42

3. Data Validasi Pakar Pembelajaran IPS dan Revisi Produk ... 43

4. Data Validasi Pakar Inteligensi Ganda dan Revisi Produk ... 44

I. Teknik Analisis data 1. Konversi Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif Skala Lima ... 44


(14)

xiv

2. Paired-Samples t-test (Uji t sampel Berpasangan) ... 48

BAB IV PELAKSANAAN DAN DATA ANALISIS ... 49

A. Pelaksanaan Penelitian ... 49

1. Sebelum Penelitian ... 49

2. Selama Penelitian ... 52

B. Data dan Analisis ... 55

1. Data Penelitian... 55

2. Analisis Data ... 58

a. Pemahaman Awal dan Akhir Siswa Berprestasi Rendah ... 58

b. Pemahaman Awal dan Akhir Siswa yang Memiliki Inteligensi Matematis-Logis Dominan ... 63

c. Tanggapan Siswa dalam Belajar ... 68

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 70

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Ahli ... 36

Tabel 2. Kisi-Kisi Tes IPS (Pretest dan Posttest) ... 39

Tabel 3. Penjabaran Komentar Guru Kelas III SD ... 40

Tabel 4. Penjabaran Komentar Pakar Tata Bahasa ... 43

Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo ... 45

Tabel 6. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo ... 48

Tabel 7. Perolehan Skor Validasi Produk ... 51

Tabel 8. Nilai Pretest dan Posttest Siswa Berprestasi Rendah ... 55

Tabel 9. Nilai Pretest dan Postest Siswa yang Memiliki Inteligensi Matematis-Logis Dominan ... 56

Tabel 10. Rangkuman Perubahan Pemahaman Awal dan Akhir Siswa Berprestasi Rendah ... 58

Tabel 11. Rangkuman Perubahan Pemahaman Awal dan Akhir Siswa yang Memiliki Inteligensi Matematis-Logis Dominan ... 63


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema dari Studi-Studi Sebelumnya ... 25

Gambar 2. Bagan langkah-Langkah Penggunaan Penelitian dan Pengembangan

Sugiyono... 27


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Melakukan Penelitian... 75

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 76

Lampiran 3. Dokumentasi Berupa Ledger Rapor ... 77

Lampiran 4. Instrumen Validasi Pakar (Expert Judgement) ... 78

Lampiran 5. Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa ... 82

Lampiran 6. Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPS ... 85

Lampiran 7. Hasil Validasi Guru Kelas III SD ... 89

Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Tata Bahasa ... 92

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPS ... 95

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas III SD ... 98

Lampiran 11. Resume Hasil Validasi Oleh Para Pakar ... 101

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 102

Lampiran 13. Instrumen Pretest dan Posttest ... 107

Lampiran 14. Kunci Jawaban Pretest dan Posttest ... 111

Lampiran 15. Contoh Pekerjaan Siswa (Pretest) ... 114

Lampiran 16. Contoh Pekerjaan Siswa (Postest) ... 122

Lampiran 17. Modul ... 130

Lampiran 18. Foto Uji Coba Modul di SD Kristen Kalam Kudus ... 149


(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi

siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya

dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya menjadi

lebih baik (Hamalik, 2003: 79). Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini

agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.

Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari

komponen-komponen yang saling bergantung dan terorganisir antara kompetensi yang

harus diraih siswa, materi pelajaran, pokok bahasan, metode dan pelaksanaan

pengajaran, media pengajaran, sumber belajar, pengorganisasian kelas, dan

penilaian (Suyono & Hariyanto, 2011: 17). Pertanyaan pokok yang muncul

dalam pendidikan dan pembelajaran adalah bagaimana agar siswa cerdas.

Dalam hal ini diperlukan pengetahuan guru tentang bagaimana cara siswa

belajar secara lebih efektif. Cara siswa belajar itu disebut tipe belajar atau

modalitas belajar.

Salah satu model pembelajaran yang menghargai cara siswa belajar

adalah pembelajaran berbasis inteligensi ganda (multiple intelligences atau

MI). Gardner (dalam Suparno, 2004: 19, 45) mengungkapkan teori inteligensi

ganda dan pengaruhnya dalam pembelajaran. Menurut dia, manusia memiliki

beberapa inteligensi seperti: inteligensi linguistik, metematis-logis, ruang,

kinestetik badani, musikal, interpersonal, intrapersonal, lingkungan, dan


(19)

hanya beberapa saja. Gardner mengungkapkan bahwa setiap orang dapat

mempelajari sesuatu bahan dengan lebih mudah kalau bahan itu disajikan

dengan menggunakan inteligensi mereka yang dominan. Misalnya, jika siswa

mempunyai inteligensi matematis-logis dominan, ia akan mudah mempelajari

ilmu sosial bila ilmu sosial itu disajikan atau diterangkan dengan model

inteligensi matematis-logis, yaitu secara skematis, dengan bagan ataupun

logika yang jelas. Maka untuk dapat membantu siswa belajar, pertama-tama

siswa perlu dibantu untuk mengerti inteligensi mereka masing-masing.

Selanjutnya, mereka dibantu untuk belajar dengan inteligensi yang kuat atau

dominan pada mereka. Dengan demikian mereka dapat melihat kekuatan dan

cara belajar mana yang cocok dan mana yang kurang. Segi yang kurang itulah

nanti yang perlu dibantu oleh guru. Dari teori itu dapat ditarik kesimpulan

bahwa siswa yang memiliki matematis-logis dominan, mereka akan lebih

mudah mempelajari materi IPS yang disajikan dengan model inteligensi

matematis-logis yaitu berpikir rasional, secara skematis, menghitung, dan

grafik.

Modul menjadi perangkat pembelajaran yang harus ada dalam sebuah

aktivitas belajar di kelas. Modul merupakan paket belajar mandiri yang

meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang

secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Modul

digunakan oleh guru dan siswa sebagai sarana untuk memperoleh

pengetahuan. Kenyataan di lapangan bahwa isi modul yang digunakan untuk

aktivitas belajar tidak disajikan sesuai dengan inteligensi siswa yang


(20)

Berdasarkan hasil dokumentasi yang berupa ledger nilai rapor kelas

III semester 1 tahun ajaran 2013-2014 di SD Kristen Kalam Kudus

Yogyakarta, ditemukan 8 siswa yang memiliki nilai matematika tinggi

dengan skor rata-rata 86 tetapi nilai IPS tidak setinggi nilai matematika

dengan skor rata-rata 79. Juga ditemukan 1 siswa berprestasi rendah yang

mendapat nilai matematika cukup tetapi nilai IPS di bawah KKM dengan

nilai 67. Berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut, ditemukan 9 sampel

yang terdiri dari 1 siswa berprestasi rendah dan 8 siswa yang memiliki

inteligensi matematis-logis dominan.

Hasil analisis tersebut memberikan data awal mengenai hal yang

menjadi kebutuhan siswa. Siswa membutuhkan modul bimbingan belajar

yang sesuai dengan inteligensi mereka yaitu inteligensi matematis-logis. Isi

modul bimbingan belajar IPS disajikan dengan model inteligensi

matematis-logis yaitu berpikir rasional, secara skematis, menghitung, dan grafik. Maka

dari itu peneliti berinisiatif untuk mengembangkan modul bimbingan belajar

IPS berbasis matematis-logis dan melakukan uji coba lapangan untuk

mengetahui perkembangan pemahaman siswa dalam mempelajari IPS materi

jenis-jenis pekerjaan.

Penelitian ini hanya dibatasi pada pengembangan modul bimbingan

belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah

di kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Materi yang dikembangkan

mengacu pada kompetensi dasar mengenal jenis-jenis pekerjaan. Materi yang


(21)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil validasi kualitas produk “modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah

kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta?”

2. Apakah uji coba produk “modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III di

SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta” dapat meningkatkan pemahaman tentang materi jenis-jenis pekerjaan?

3. Apakah uji coba produk “modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa yang memiliki inteligensi

matematis-logis dominan kelas III di SD Kristen Kalam Kudus

Yogyakarta” dapat meningkatkan pemahaman tentang materi jenis-jenis pekerjaan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk modul

bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa

berprestasi rendah kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil uji coba produk modul

bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis untuk

siswa berprestasi rendah dapat meningkatkan pemahaman tentang

materi jenis-jenis pekerjaan.

3. Untuk mendeskripsikan bagaimana uji coba modul bimbingan belajar


(22)

inteligensi matematis-logis dominan dapat meningkatkan pemahaman

tentang materi jenis-jenis pekerjaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi SD Kristen Kalam

Kudus Yogyakarta terkait dengan penelitian dan pengembangan

(Research and Development/ R & D) dan produk modul bimbingan

belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi

rendah kelas III.

2. Bagi Guru

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh

guru sebagai modul bimbingan belajar berbasis inteligensi

matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III SD Kristen Kalam Kudus

Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini dapat memberi inspirasi bagi

guru untuk mengembangkan sendiri modul bimbingan belajar berbasis

inteligensi matematis-logis.

3. Bagi Siswa

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh

siswa sebagai modul pelajaran IPS berbasis inteligensi

matematis-logis kelas III.

4. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman berharga dalam mengembangkan modul


(23)

5. Bagi Prodi PGSD

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi prodi PGSD

Universitas Sanata Dharma terkait dengan penelitian dan

pengembangan (Research and Development/ R & D) dan produk

modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis

pada siswa berprestasi rendah kelas III.

E. Definisi Operasional

1. Inteligensi adalah kemampuan yang melibatkan proses berpikir dan

bertindak untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk di

dalam dunia nyata.

2. Inteligensi ganda adalah model inteligensi yang membagi inteligensi

menjadi sembilan yaitu inteligensi linguistik, matematis-logis, ruang,

kinestetik badani, musik, interpersonal, intrapersonal, naturalis/

lingkungan, dan eksistensial.

3. Inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang melibatkan

proses berpikir dan bertindak secara rasional, sistematis, dan logis.

4. Modul adalah paket belajar mandiri yang disajikan sesuai dengan tipe

belajar matematis-logis yaitu berpikir rasional, secara skematis, bagan,

menghitung, dan grafik pada mata pelajaran IPS tentang materi

jenis-jenis pekerjaan.

5. Bimbingan belajar adalah Program pendidikan yang berkenaan


(24)

6. Siswa berprestasi rendah adalah siswa yang memperoleh nilai mata

pelajaran IPS yang tidak tuntas menurut kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yang ditentukan oleh SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

7. Mata pelajaran IPS adalah pelajaran yang mengembangkan

kompetensi mengenal jenis-jenis pekerjaan siswa kelas III semester


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Inteligensi

Kesadaran akan pentingnya inteligensi atau kecerdasan anak, sering

kali tidak dibarengi dengan kejelasan pemahaman tentang apa itu inteligensi.

Inteligensi diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli. Menurut David

Wechsler (dalam Subini, 2012:11), mengatakan bahwa inteligensi adalah

kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir rasional, dan

menghadapi lingkungannya secara efektif. Hal ini berarti bahwa inteligensi

merupakan suatu kemampuan yang melibatkan proses berpikir secara

rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung,

melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan

perwujudan dari proses berpikir rasional itu.

Gardner (dalam Suparno, 2004:17) mengatakan bahwa inteligensi

merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan

produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang

nyata. Gardner berpendapat bahwa suatu kemampuan disebut inteligensi jika

(1) seseorang mampu menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan dalam

memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya, (2)

ada unsur pengetahuan dan keahlian, (3) bersifat universal dan harus berlaku

bagi banyak orang, (4) kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu

karena otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau

training, dan (5) kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam


(26)

Masidjo (1995), berpendapat bahwa inteligensi adalah suatu aktitivitas

kognitif individu dimana berpikir berperanan utama yang nampak dalam

tingkah lakunya yang terarah pada penyesuaian diri terhadap segala situasi

baru yang mengandung masalah. Orang yang berinteligensi tinggi akan cepat

dan tepat dalam mengadakan analisis, memecahkan masalah dan menarik

suatu generalisasi dari suatu masalah dengan tepat serta cepat dalam

melakukan sesuatu, dan memberikan reaksi terhadap suatu stimulus.

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa inteligensi pada

umumnya berkaitan dengan kemampuan kognitif seseorang, dimana ia dapat

berpikir dan bertindak untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan

produk yang dihadapinya di dalam situasi yang nyata.

B. Teori Inteligensi Ganda

Gardner (dalam Suparno, 2004: 19, 45 dan 49) mengungkapkan teori

inteligensi ganda dan pengaruhnya dalam pembelajaran. Menurut dia,

manusia memiliki beberapa inteligensi seperti: inteligensi linguistik,

metematis-logis, ruang, kinestetik badani, musikal, interpersonal,

intrapersonal, lingkungan, dan eksistensial. Setiap orang memiliki inteligensi

itu, tetapi yang menonjol hanya beberapa saja. Gardner mengungkapkan

bahwa setiap orang dapat mempelajari sesuatu bahan dengan lebih mudah

kalau bahan itu disajikan dengan menggunakan inteligensi mereka yang

dominan. Misalnya, jika siswa mempunyai inteligensi matematis-logis

dominan, ia akan mudah mempelajari ilmu sosial bila ilmu sosial itu disajikan


(27)

skematis, dengan bagan ataupun logika yang jelas. Maka, untuk dapat

membantu siswa belajar, pertama-tama siswa perlu dibantu untuk mengerti

inteligensi mereka masing-masing. Selanjutnya, mereka dibantu untuk belajar

dengan inteligensi yang kuat atau dominan pada mereka. Dengan demikian,

mereka dapat melihat kekuatan dan cara belajar mana yang cocok dan mana

yang kurang. Segi yang kurang itulah nanti yang perlu dibantu oleh guru.

Dari teori itu dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang memiliki

matematis-logis dominan, mereka akan lebih mudah mempelajari materi IPS

yang disajikan dengan model inteligensi matematis-logis yaitu berpikir

rasional, secara skematis, bagan, menghitung, dan grafik.

C. Inteligensi Matematis-Logis

Menurut Gardner, inteligensi matematis-logis adalah kemampuan

yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif,

seperti dipunyai seorang matematikus, saintis, programmer, dan logikus.

(Suparno, 2004: 29).

Anak yang mempunyai inteligensi matematis-logis menonjol biasanya

mempunyai nilai matematika yang baik, jalan pikirannya bila bicara dan

memecahkan persoalan logis. Pikirannya rasional. Ia mudah belajar

matematika dan sains. Anak ini biasanya suka belajar skema, bagan, dan tidak

begitu suka dengan bacaan yang panjang kalimatnya. Ia dengan mudah

mengerti isi buku bila ada skema dan bagan atau gambar di dalamnya.


(28)

guru dengan cepat dapat mengetahui siswa mana yang mempunyai inteligensi

matematis-logis lebih menonjol dibandingkan yang lain (Suparno, 2004: 30).

D. Modul

Modul menurut Mulyasa (2002) adalah paket belajar mandiri yang

meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang

secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar dan disertai

dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.

1. Ciri-Ciri Modul

Vembriyanto (1981), mengungkapkan ciri-ciri modul secara lengkap

yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instructional,

yaitu pengajaran yang menggunakan paket pelajaran yang memuat

satu konsep atau unit dari pada bahan pelajaran. Pendekatan

pengalaman belajar siswa yang telibat secara aktif dalam proses

belajar itu.

b. Pengakuan-pengakuan atas perbedaan individual, yaitu

perbedaan-perbedaan perorangan yang mempunyai pengaruh penting terhadap

proses belajar yaitu perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,

latar belakang akademik, dan perbedaan dalam gaya belajar.

c. Memuat rumusan tujuan pengajaran secara eksplisit, yaitu dengan

adanya modul diharapkan dapat memberikan arah kepada murid


(29)

d. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan, yaitu proses

asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat melihat bedanya

(tiruan), mendengar suara guru, membaca teks, dan melihat

diagram-diagram dari buku modulnya. Materi pelajaran pada modul dapat

disusun mengikuti struktur pengetahuan secara hirarkhis. Dengan

demikian siswa dapat mengikuti urutan pengetahuan secara teratur.

Apabila urutan itu kurang sesuai bagi siswa tertentu, mereka dapat

merubahnya sesuai kebutuhan, karena pengajaran denga modul

memungkinkan siswa bergerak menurut iramanya masing-masing.

e. Penggunaan berbagai macam media, yaitu penggunaan media yang

dapat diklasifikasikan: bahan cetakan berupa buku-buku pegangan

siswa dan buku pegangan yang disediakan oleh pihak sekolah, bahan

visual, benda tiruan atau yang sebenarnya dan interaksi langsung

antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.

f. Partisipasi aktif dari para siswa, yaitu penyelidikan membuktikan,

bahwa teknik ceramah hanya mampu mengikat perhatian sekitar

10% dari pada jumlah siswa dalam kelas. Sebaliknya dalam

pengajaran modul, siswa secara aktif berpartisipasi dalam proses

belajar.

g. Adanya konfirmasi langsung terhadap respon siswa, yaitu siswa

secara langsung mendapatkan konfirmasi atas jawaban atau kegiatan

yang benar, dan mendapatkan konfirmasi atas jawaban-jawaban atau

kegiatan yang benar, dan mendapatkan koreksi langsung atas


(30)

h. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya,

yaitu modul yang digunakan untuk mengevaluasi penguasaan hasil

belajar siswa sebelum siswa melanjutkan kepada modul berikutnya

dalam urutan modul-modul yang harus dikuasainya.

2. Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Modul

Suryosubroto (1983) menguraikan secara terperinci unsur-unsur yang

terdapat dalam sebuah modul adalah:

a. Pedoman Guru

Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat

diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan mengenai:

1) Tujuan instruksional umum

2) Tujuan instruksional khusus

3) Penilaian

b. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan siswa memuat materi pelajaran yang harus

dikuasai oleh siswa. Penyusunan materi pelajaran ini disesuaikan

dengan tujuan-tujuan instruksional yang akan dicapai yang telah

dirumuskan dalam modul itu, materi pelajaran juga disusun secara

teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah

oleh siswa.

c. Lembar Kerja

Lembar kerja yang disertai lembar kegiatan siswa digunakan

untuk menjawab atau mengerjakan tugas yang harus dipecahkan.


(31)

ada coretan apapun didalamnya, sebab buku modul ini akan

digunakan lagi untuk siswa-siswa yang lain pada tahun-tahun

berikutnya.

d. Kunci lembar kerja

Kunci lember kerja diberikan agar siswa dapat mengevaluasi

(mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya. Apabila siswa membuat

kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau

kembali pekerjaannya.

e. Lembaran tes

Lembaran tes merupakan alat evaluasi yang digunakan

sebagai pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang

telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi keberhasilan pengajaran

dengan suatu modul tidak dinilai atas dasar jawaban-jawaban pada

lembaran kerja. Jadi lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai

keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam

modul tersebut.

f. Kunci lembaran tes

Kunci lembaran tes disusun oleh penulis modul yang

bersangkutan, sehingga kunci tes inipun juga dibuat penulis modul,

gunanya sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang


(32)

E. Bimbingan Belajar

Harol Alberty (dalam Hamalik, 2009:193), mengungkapkan bahwa

bimbingan di sekolah merupakan aspek program pendidikan yang

berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan

diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk merencanakan masa

depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan sosialnya.

Chrisholm (dalam Oemar Hamalik, 2009), berpendapat bahwa bimbingan

ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu

itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi dalam kehidupannya.

Senada dengan pendapat di atas, Stikes dan Dorcy (dalam

Hamalik, 2009), menjelaskan bahwa bimbingan adalah suatu proses untuk

menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan

diri dan memecahkan masalah-masalahnya. Definisi ini menekankan

pandangan pribadi. Sedangkan Stoops (dalam Hamalik, 2009),

berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus

untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan

kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau atau

kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri

sehingga dapat menentukan pilihan, dapat mengenal dirinya (kelemahan


(33)

sehingga ia dapat menikmati hidup dengan bahagia. Membantu berarti

dalam bimbingan tidak ada paksaan, tetapi lebih menekankan pada

pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya.

Dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau

keputusan dari orang yang dibimbingnya, yang menentukan pilihan atau

keputusan adalah individu itu sendiri. Bimbingan atau bantuan diberikan

agar individu dapat mengembangkan dirinya semaksimal mungkin dan

mampu menerima keadaan dirinya serta mengarahkan dirinya sesuai

dengan kemampuan yang dimilikinya.

Bimbingan belajar adalah suatu bantuan yang diberikan kepada

individu atau siswa untuk mampu menyesuaikan diri dalam situasi belajar,

menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai hasil belajar

yang optimal. Belajar merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar

disekolah, oleh karena itu, wajiblah jika siswa dibimbing agar tercapai

tujuan belajarnya.

F. Prestasi Belajar Siswa 1. Belajar

Menurut Sudjana (1989:71) Belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai

hasil dari berbagai bentuk seperti perubahan, pemahaman, sikap tingkah

laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek

yang lain yang ada pada individu yang belajar. Menurut Dimyati dan


(34)

kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu

sendiri. Siswa yang menentukan terjadinya atau tidak terjadinya proses

belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada

di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa

keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau

hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal

tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.

Sedangkan menurut Ahmadi dan Supriyono (1991 :121) Belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

2. Prestasi Belajar

Menurut Tirtonegoro (1984: 43) prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Menurut Winkel (1997:162)

mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar

atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar merupakan hasil dari

proses belajar manusia (siswa) dalam mengeyam di dunia pendidikan, baik

itu hasilnya tinggi maupun rendah.

3. Prestasi Belajar Rendah

Siswa berprestasi rendah adalah siswa yang memperoleh nilai mata

pelajaran IPS yang tidak tuntas menurut kriteria ketuntasan minimal


(35)

G. Mengenal Jenis-Jenis Pekerjaan

Mata pelajaran yang akan diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

untuk kelas III SD, kompetensi dasar yaitu 2.1 mengenal jenis-jenis

pekerjaan. Materi yang akan dibahas adalah jenis-jenis pekerjaan.

1. Jenis-Jenis Pekerjaan

Menurut Sarwiyanto (2009: 95-104) jenis-jenis pekerjaan dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang

dan pekerjaan yang menghasilkan jasa.

a. Pekerjaan yang Menghasilkan barang

Ada beberapa jenis pekerjaan yang menghasilkan barang. Barang itu dapat berupa barang mentah, barang setengah jadi atau

barang jadi. Barang yang dihasilkan kemudian dijual. Hasil

penjualannya berupa uang. Berikut contoh pekerjaan yang

menghasilkan barang.

1) Peternak

Kegiatan memelihara dan mengembangbiakkan hewan

ternak disebut beternak. Orang yang pekerjaannya beternak

disebut peternak. Hewan yang biasanya diternak, antara lain

ayam, itik, burung, kambing, sapi, dan kelinci. Peternak

menghasikan telur, daging, susu, kulit, dan pupuk.

2) Petani

Petani adalah orang yang pekerjannya mengolah tanah


(36)

persawahan, perladangan, perkebunan. Hasil bertani antara lain

padi, jagung, ketela, kedelai, kopi, cengkeh, tembakau.

3) Nelayan

Nelayan adalah orang yang pekerjaannya mencari ikan.

Mereka mencari ikan di laut. Mereka tinggal di perkampungan

dekat pantai. Nelayan menangkap ikan dengan cara tradisional.

Mereka mengunakan perahu layar, jala, atau pancing. Ikan hasil

tangkapan mereka dijual. Hasilnya untuk mencukupi kebutuhan

sehari-hari.

4) Perajin

Perajin adalah orang yang pekerjaannya membuat barang

kerajinan. Mereka mempunyai keahlian dan keterampilan

tertentu, misalnya perajin gerabah. Perajin gerabah membuat

barang kerajinan dari tanah liat. Contohnya pot bunga, vas,

patung, atau gentong. Ada pula perajin sepatu, perajin tas, perajin

batik, dan sebagainya.

b. Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa

Pekerjaan yang menghasilkan jasa memerlukan keahlian dan

keterampilan tertentu. Orang yang melakukan jasa mendapatkan

imbalan. Imbalan itu berupa upah atau gaji. Berikut contoh pekerjaan

yang menghasilkan jasa.

1) Guru

Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar dan


(37)

keahlian mengajar. Guru mengajar di TK, SD, SMP, atau SMA.

Guru yang mengajar di perguruan tinggi disebut dosen.

2) Dokter

Dokter adalah seseorang yang berusaha menyembuhkan

orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan

penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya

diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar

dalam bidang kedokteran.

3) Pedagang

Pedagang adalah orang yang pekerjaannya menjual

barang. Mereka menjual barang untuk mendapatkan keuntungan.

Ada pedagang besar. Ada pula pedagang kecil. Pedagang besar

memiliki modal besar. Pedagang kecil mempunyai modal kecil.

Ada pedagang yang menetap. Mereka membuka warung, toko,

atau kios.

2. Alasan Orang Harus Bekerja

Orang bekerja untuk mendapatkan uang. Namun, ada juga alasan

lain. Berikut alasan-alasan orang harus bekerja.

a. Mencukupi Kebutuhan

Pada umumnya orang bekerja untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya. Bila kebutuhan hidup terpenuhi, orang akan merasa

tentram.


(38)

Orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila

kebutuhan hidup terpenuhi, kesejahteraan keluarga akan dapat

dirasakan.

c. Menambah Pendapatan

Kebutuhan orang semakin bertambah. Dari pekerjaan tetapnya,

orang mendapatkan penghasilan. Namaun kadang-kadang penghasilan

itu dirasa belum mencukupi. Maka, mereka mencari pekerjaan

tambahan atau sambilan. Hal itu dilakukan untuk menambah

penghasilan keluarga.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Penelitian tentang Modul Pembelajaran

Krisnawati (2005) meneliti Modul Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometri dengan Bantuan Winplot dan Hasil Uji Cobanya di Kelas XI

IPA SMA Sang Timur Yogyakarta. Program winplot dapat digunakan

untuk mendukung pembelajaran. Kemampuan yang dimiliki winplot ini

direalisasikan dalam bentuk modul pembelajaran grafik fungsi

trigonometri. Setelah dilakukan uji coba di laboratorium SMA Sang Timur

Yogyakarta diperoleh hasil bahwa siswa mampu mengeksplorasi grafik

dengan baik. Dari hasil evaluasi siswa didapatkan bahwa prestasi belajar

siswa tergolong dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 6,60 dan

pembelajaran dengan modul ini diminati dengan skor 76,65%.

Ndori (2006) meneliti Efektifitas Rancangan Modul Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VI Sekolah Dasar yang Kurang dalam


(39)

Prestasi Belajar Matematika.Subjek penelitian menggunakan siswa kelas

VI Sekolah Dasar Negeri 11 Sumbawa Besar tahun ajaran 2005-2006.

Subjek penelitian terdiri atas 50 siswa berusia 11-12 tahun yang memiliki

nilai matematika dibawah 6. Subjek yang sudah didapat dibagi menjadi

dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan

metode random assignment, dengan pembagian 25 orang siswa sebagai

kelompok eksperimen dan 25 orang siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil

penelitian ini menunjukkan rancangan modul pembelajaran matematika

efektif bagi siswa kelas VI SD yang kurang dalam prestasi belajar

matematika.

Trismawati (2011) meneliti Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Pendidikan Antikorupsi di Kelas XI Semester 2 SMA

Negeri 11 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/ 2011. Berdasarkan hasil

analisis kebutuhan siswa diketahui bahwa siswa kelas XI semester 2 SMA

Negeri 11 Yogyakarta berminat pada materi pembelajaran antikorupsi

yang diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Diketahui 20

(80%) dari 25 topik yang diajukan oleh peneliti sangat diminati oleh siswa.

Topik “Nasihat untuk tidak korupsi” dipilih siswa sebanyak 100% atau diminati oleh seluruh siswa. Topik “Berpikir kreatif, menjauhkan sikap

berani korupsi” dipilih siswa sebanyak 97%. Sedangkan topik

“Menumbuhkan kemandirian agar hidup jujur” dipilih oleh semua siswa

(100%). Sedangkan topik-topik yang kurang diminati oleh siswa adalah


(40)

2. Penelitian tentang Pembelajaran Berbasis Inteligensi Ganda

Purnomo (2007) meneliti Pembelajaran Tentang Magnet Untuk Kelas V SD Yang Dikembangkan Berdasarkan Teori Kecerdasan Ganda

(Multiple Intelligences): Fokus Pada Inteligensi Linguistik dan Spasial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tentang magnet yang

dikembangkan berdasarkan teori kecerdasan ganda mampu memfasilitasi

perkembangan kecerdasan siswa terutama untuk kecerdasan linguistik dan

kecerdasan spasial dengan baik. Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004

digunakan sebagai dasar penetuan materi magnet sedangkan teori

kecerdasan ganda digunakan untuk menentukan bentuk kegiatan

pembelajaran. Pelaksanaan rancangan pembelajaran berdasarkan teori

kecerdasan ganda dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Hasil rancangan

pembelajaran menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran siswa

merasa senang, bebas, dan percaya diri, siswa dapat terlihat aktif, dan

perkembangan kecerdasan siswa untuk kecerdasan linguistik dan

kecerdasan spasial semakin meningkat. Selanjutnya dari angket tanggapan

uraian diperoleh hasil bahwa siswa merasa senang dan tertarik terhadap

kegiatan pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan ganda.

Dewi (2012) meneliti Multiple Intelligences: Penerapannya Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Konsep multiple intelligences yang

diperkenalkan Gardner memberikan dampak yang luar biasa bagi

perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Konsep multiple

intelligences yang dimaksud adalah inteligensi linguistik, matematis-logis,


(41)

dan eksistensial. Pemahaman akan perbedaan inteligensi yang dimiliki

seseorang mendorong daya kepekaan dan kreativitas dalam pengembangan

teknik-teknik pembelajaran, yang nantinya mampu mengoptimalkan

kemampuan yang dimiliki seseorang. Hal ini juga akan mendorong daya

kepekaan dan kreativitas dalam pengembangan teknik-teknik pembelajaran

yang nantinya mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki

seseorang khususnya para peserta didik dan guru sebagai pengembangan

teknik-teknik pembelajaran.

Harjuno (2012) meneliti Penerapan Inteligensi Ganda Dalam

Pelaksanaan Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi

Belajar Fisika Pada Pokok Bahasan Usaha di SMP Budi Mulia Padon,

Sendang Rejo, Sleman, D.I. Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah pembelajaran dengan metode inteligensi ganda dapat

membantu siswa menjadi berminat pada fisika dan meningkatkan prestasi

siswa kelas VIII di SMP Budi Mulia pada materi usaha. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model pembelajaran fisika dengan teori inteligensi

ganda untuk pokok bahasan usaha (1) meningkatkan prestasi siswa dengan

perbedaan posttest dan pretest secara signifikan, dan (2) mempengaruhi

minat siswa terhadap fisika.

Penelitian yang telah dilakukan tersebut sama-sama menggunakan

teori inteligensi ganda dalam pembelajaran, namun penelitian tersebut

belum ada yang menggunakan jenis penelitian Research and Development

(R and D) dengan mengembangkan produk berupa modul bimbingan


(42)

Sehingga penelitian ini memberikan sumbangan baru tentang

pengembangan modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi

matematis-logis. Secara skematis studi-studi di atas dapat digambar

sebagai berikut.

Gambar 1. Skema dari studi-studi sebelumnya Metode Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Pengembangan modul pembelajaran Purnomo (2007) Pembelajaran berdasarkan Multiple Intelligences dan

pembelajaran magnet

Krisnawati (2005) Modul Pembelajaran dan Grafik Fungsi Trigonometri dengan

Bantuan Winplot

Dewi (2012) Penerapan Multiple Intelligences dan pembelajaran bahasa Indonesia

Ndori (2006) Efektifitas Rancangan Modul Pembelajaran Matematika dan

Siswa Yang Kurang dalam Prestasi Belajar

Harjuno (2012) Penerapan Inteligensi Ganda, minat dan

prestasi belajar Fisika

Trismawati (2011) Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia

Terintegrasi dan Pendidikan Antikorupsi

Yang diteliti: Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPS Berbasis MI: Fokus Pada Inteligensi Matematis-Logis


(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Kristen Kalam Kudus

Yogyakarta, jalan Jambon No 41 Tegalrejo Yogyakarta (554349). Waktu

penelitian dilaksanakan selama empat bulan yang dimulai dari bulan Januari

sampai April 2014.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian dan pengembangan atau Research and

development (R&D). Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Penelitian ini mengembangakan modul

bimbingan belajar berbasis inteligensi matematis-logis yang berfokus pada

mata pelajaran IPS materi mengenal jenis-jenis pekerjaan untuk kelas III, dan

menguji keefektifan modul tersebut lewat uji coba modul di lapangan.

Modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis tentang mengenal

jenis-jenis pekerjaan diuji cobakan kepada 1 siswa berprestasi rendah dan 8

siswa yang memilki inteligensi matematis-dominan. Perkembangan

pemahaman siswa tentang mengenal jenis-jenis pekerjaan diukur dengan

pretest dan posttest yang diberi skor dan dianalisis dengan statistik uji t sampel

berpasangan. Sedangkan pemahaman siswa dan bagaimana perkembangan


(44)

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadaptasi model dari

Sugiyono yang terdiri dari 10 langkah. Langkah-langkah penelitian dan

pengembangan dari Sugiyono sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 409).

Gambar 2. Bagan Langkah-langkah penggunaan penelitian dan pengembangan Sugiyono

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono dimulai dari

potensi dan permasalahan, dari suatu potensi dan permasalahan dilakukan

pengumpulan data terhadap hal-hal yang berhubungan dengan potensi dan

permasalahan. Setelah data terkumpul kemudian pembuatan desain produk

yang melalui validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba

produk, revisi desain, revisi produk dan langkah terakhir adalah sampai pada

pembuatan produk secara masal.

Peneliti memilih 10 tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono. Kemudian,

peneliti memodifikasi langkah pengembangan modul bimbingan belajar

menjadi 6 langkah yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, Pengumpulan Data Desain Produk Potensi dan Masalah Validasi Desain Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Uji Coba Pemakaian Revisi Produk Produksi Masal


(45)

(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya sampai pada tahap ke tujuh yaitu

tahap revisi produk. Tahapan yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari:

Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan Langkah 1: Potensi dan masalah

Langkah pertama dari penelitian ini adalah potensi dan masalah. Penelitian ini dimulai dari adanya potensi dan masalah dengan melakukan analisis

kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan dokumentasi. Peneliti melakukan dokumentasi dengan cara menganalisis nilai rapor siswa

kelas III semester ganjil. Peneliti menemukan potensi dan masalah dari hasil

dokumentasi yang telah dilakukan. Potensi dan masalahnya yaitu ada siswa

yang mendapat nilai matematika cukup baik tetapi nilai IPS dibawah KKM dan

beberapa siswa mendapat nilai matematika yang tinggi tetapi nilai IPS tidak

setinggi nilai matematikanya. Dokumentasi ini bertujuan untuk mengetahui

inteligensi dominan siswa. Setelah melakukan dokumentasi ditemukan

inteligensi dominan yaitu inteligensi matematis-logis berdasarkan nilai

matematika yang didapat siswa. Pengumpulan

Data

Desain Produk Potensi dan

Masalah

Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba


(46)

Langkah 2: Pengumpulan data

Langkah kedua adalah pengumpulan data. Hasil dokumentasi tersebut

digunakan sebagai data awal untuk menganalisis kebutuhan terkait inteligensi

dominan siswa yaitu inteligensi matematis-logis dan kebutuhan siswa dalam

mempelajari pembelajaran IPS.

Langkah 3: Desain Produk

Langkah ketiga adalah desain produk. Desain produk dimulai dengan

menentukan desain awal modul bimbingan belajar dan materi yang akan ditulis

dalam bahan ajar. Desain awal bahan dimulai dengan membuat silabus dan

RPP terkait mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan yang disajikan

sesuai dengan inteligensi mereka yang dominan yaitu inteligensi

matematis-logis. Modul bimbingan belajar IPS yang dikembangkan disajikan atau

diterangkan dengan model inteligensi matematis-logis yaitu secara skematis,

bagan, berpikir rasional, dan grafik. Kemudian, menyusun kerangka modul

bimbingan belajar yang meliputi merancang tampilan modul, menentukan isi

modul dan menentukan urutan isi modul. Isi modul bimbingan belajar meliputi

standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), indikator dan tujuan yang

akan dicapai, materi bahan ajar serta soal pretest dan posttest.

Pada langkah ini peneliti masih mengumpulkan bahan materi jenis-jenis

pekerjaan dari berbagai sumber untuk bahan modul bimbingan belajar.

Kemudian, peneliti menyusun pretest dan posttest untuk mengukur ketuntasan

pemahaman siswa terhadap materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Setelah


(47)

belajar sesuai dengan rancangan tampilan modul dan urutan isi yang telah

ditentukan.

Langkah 4: Validasi Desain

Langkah keempat adalah validasi desain. Peneliti menggunakan validasi

desain sebagai evaluasi formatif terhadap desain produk yang sudah jadi.

Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh empat orang pakar yang

terdiri dari guru kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, pakar

pembelajaran berbasis inteligensi ganda, pakar pembelajaran IPS, dan pakar

tata bahasa. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran

serta penilaian dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan. Kritik dan

saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang

dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan.

Langkah 5: Revisi Desain

Langkah kelima adalah Revisi Desain. Setelah mendapat komentar dan

saran, selanjutnya adalah melakukan revisi desain yang dibuat berdasarkan

validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan produk yang

sudah divalidasi oleh para pakar.

Langkah 6: Uji Coba Produk

Langkah keenam adalah uji coba produk. Produk yang sudah direvisi

berdasarkan saran dan komentar dari para pakar selanjutnya digunakan dan

diujicoba lapangan. Uji coba akan dilakukan kepada 9 siswa kelas III SD

Kristen Kalam Kudus yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan.


(48)

peningkatan prestasi setelah uji coba modul bimbingan belajar berbasis

inteligensi matematis-logis. Mengetahui peningkatan prestasi diketahui dari

perbandingan skor pretest dan posttest yang didapat siswa.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan kelompok yang lebih besar dimana hasil penelitian diharapkan berlaku; semua anggota grup yang akan diteliti

(Suparno, 2010:43). Menurut (Arikunto, 2002: 108), populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian atau semua elemen yang ada dalam

penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan penelitian populasi yaitu

Semua siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah himpunan bagian dari populasi (Suparno, 2010:43).

Sampel menunjuk pada kelompok dimana informasi atau data didapatkan.

Proses menentukan sampel penelitian dengan cara memilih sampel yang

diperkirakan akan memberikan informasi, data yang diperlukan. Tidak

setiap anggota populasi mendapatkan kesempatan sama untuk menjadi

sampel. Sampel yang diperkirakan akan memberikan informasi adalah

siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan. Menentukan

siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan dengan cara

melakukan dokumentasi yang berupa nilai rapor kelas III semester 1 yang

berfokus pada nilai matematika yang tinggi. Ditemukan 9 siswa yang


(49)

matematika. 9 siswa tersebut dianggap memiliki inteligensi

matematis-logis dominan. Dalam penelitian ini yang digunakan penelitian sampel

yaitu siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang berjumlah

9 siswa.

E. Treatment

Sebagai treatment, siswa melakukan proses belajar mengenal

jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat dengan cara belajar menggunakan

modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis. Sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai, setiap siswa mendapatkan modul. Kegiatan

pembelajaran dimulai dengan kegiatan apersepsi. Selanjutnya, Peneliti

menjelaskan petunjuk cara mengerjakan soal pada setiap kegiatan siswa.

Kemudian, siswa mengerjakan kegiatan siswa 1 sampai 4 yang sudah

disediakan di dalam modul. Peneliti merancang 4 kegiatan siswa sesuai

dengan indikator dan tujuan pembelajaran pada materi jenis-jenis pekerjaan

yang disajikan dalam bentuk inteligensi matematis-logis matematik-logis.

Ada 4 kegiatan siswa yang ada di dalam modul sebagai bimbingan belajar,

kegiatan siswa tersebut disajikan dengan model inteligensi matematis-logis

yaitu meliputi (1) berpikir rasional, (2) secara skematis, (3) menghitung, (4)

tabel dan (5) grafik. Model inteligensi matematis-logis tersebut diintegrasikan

dalam aktivitas pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang sudah


(50)

Kegiatan siswa 1: Berpikir rasional

Pertanyaan:

1. Apa yang sedang dilakukan dokter?

2. Apa yang sedang dilakukan tukang cukur?

3. Apa yang sedang dilakukan pedagang?

4. Apa yang sedang dilakukan nelayan?

Kegiatan siswa 2: Skematis

Pertanyaan:

Jelaskan pekerjaan tersebut (petani, koki, penjahit, perajin,

peternak, satpam, polisi, guru, dokter, tukang cukur, pedagang,

nelayan) pada skema yang sudah disediakan!

Kegiatan siswa 3: Menghitung

Pertanyaan:

1. Sebutkan paling sedikit 8 contoh pekerjaan yang menghasilkan

barang!

2. Sebutkan paling sedikit 16 contoh pekerjaan yang menghasilkan

jasa!

Kegiatan siswa 4: Tabel dan menghitung

Perhatikan daftar pekerjaan di bawah ini yang merupakan cita-cita siswa


(51)

No. Nama Siswa Cita-Cita

1 Ad Peneliti

2 Di Pengacara

3 Ag Peneliti

4 Au Fotografer

5 Ni Peneliti

6 An Peneliti

7 El Pengacara

8 Ri Fotografer

9 Vi Pengacara

10 Cl Akuntan

11 Yo Akuntan

12 Ag Peneliti

13 Co Bidan

14 Va Pengacara

Pertanyaan:

1. Pekerjaan apa yang paling banyak dicita-citakan oleh siswa kelas V

SD Kalam Kudus?

2. Pekerjaan apa yang paling sedikit dicita-citakan oleh siswa kelas V

SD Kalam Kudus?

Kegiatan siswa 5: Berpikir rasional

Pertanyaan:

Mengapa orang tuamu bekerja? Berikan alasannya!

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Arikunto, (2002:149), mengatakan bahwa dokumentasi yaitu

metode yang dilakukan dengan cara mengutip langsung data yang sudah

terarsip atau ada pada masing-masing bagian. Data tersebut berupa catatan,


(52)

sebagainya. Data yang digunakan untuk menentukan siswa yang memiliki

inteligensi matematis-logis dominan adalah nilai ledger raport siswa yang

telah menempuh pelajaran matematika pada kelas III semester 1 SD

Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, Tahun ajaran 2013/2014. Ledger nilai

rapor dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 76.

2. Kuesioner

Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya

maupun hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:140). Penelitian ini juga

menggunakan kuesioner untuk validasi ahli (expert judgment) yang

ditujukan kepada guru kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta,

pakar tata bahasa, pakar pembelajaran IPS, dan pakar inteligensi ganda

terhadap kualitas modul bimbingan belajar yang dikembangkan. Bentuk

kuesioner yang dibuat mengadopsi model skala Likert (1-5). Peneliti

mengeliminasi skala 3 pada kuesioner ini untuk menghilangkan

kemungkinan responden memberikan jawaban ragu-ragu dan tidak

objektif. Metode ini digunakan untuk mengetahui kelayakan modul jika

digunakan dalam pembelajaran. Kuesioner untuk validasi ahli dapat

dilihat pada lampiran 4 halaman 77

3. Test (pretest dan posttest)

Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian

pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil

belajar individu (Masidjo, 2010:38). Bentuk tes yang dipilih adalah tes


(53)

uraian memberi kesempatan siswa untuk mengorganisasikan jawabannya

secara bebas dengan tuntutan jawaban yang benar, relevan, lengkap,

berstruktur, dan jelas. Soal tes (pretest dan posttest) yang dibuat dapat

dilihat pada lampiran 13 halaman 106. Pretest digunakan untuk melihat

pemahaman awal siswa tentang jenis-jenis pekerjaan sedangkan posttest

untuk mengerti tingkat pemahaman sesudah uji coba modul. Isi posttest

sama dengan pretest. Kemudian hasil pretest dan posttest diuji dengan uji

t sampel berpasangan, apakah perbedaannya signifikan atau tidak.

Pengujian menggunakan SPSS 16.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto, (2002:126), mengatakan bahwa instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam waktu penelitian dengan

menggunakan sesuatu metode. Kegunaan instrumen ini agar lebih mudah

dalam penelitian dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap,

dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan tes

tertulis. Instrumen untuk mengetahui hasil validasi kualitas produk modul

bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis menggunakan

kuesioner. Adapun kisi-kisi kuesioner sebagai tabel berikut:

Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Ahli

No

Unsur-unsur

Pertanyaan No Item


(54)

Pendekatan akan dicapai.

Modul sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Modul mempermudah siswa memahami materi jenis-jenis pekerjaan.

Modul sesuai dengan kebutuhan kecerdasan siswa yang dimiliki siswa yaitu matematis-logis.

Modul merupakan sumber belajar yang baik bagi siswa dan guru.

2 3

4

5

2 Desain dan

Pengorgani sasian

Komponen dalam modul lengkap (SK, KD, indikator, tujuan, materi pembelajaran, kegiatan belajar, lembar kerja siswa, rangkuman, evaluasi, sumber bahan).

Urutan kegiatan-kegiatan dalam modul telah disusun secara sistematis.

Ruang lingkup kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan matematis-logis.

Modul memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. Modul mudah dipahami.

Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam modul menarik dan sesuai dengan kecerdasan matematis-logis.

Modul menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 1 2 3 4 5 6 7

3 Isi Modul Kegiatan dalam modul sesuai dengan kecerdasan

matematis-logis yang dimiliki siswa.

Modul memfasilitasi siswa untuk memahami

1


(55)

jenis-jenis pekerjaan sesuai dengan kecerdasan matematis-logis yang dimiliki siswa.

Modul mengembangkan kecerdasan yang

berkaitan dengan kecerdasan matematik-logis. Kegiatan dalam modul sesuai dengan materi jenis-jenis pekerjaan.

Instrumen evaluasi dalam modul, mengukur materi jenis-jenis pekerjaan yang dikembangkan dalam modul.

3

4

5

4 Topik Topik modul menarik bagi siswa.

Topik modul membantu untuk memperkaya pengalaman siswa.

Topik sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya siswa.

Topik sesuai dengan perkembangan siswa.

1 2

3

4

5 Metodologi Modul dirancang dengan berpusat pada siswa

dalam membangunpengetahuannya sendiri

(konstruktivis).

Modul dirancang menyenangkan bagi siswa. Modul membuat siswa aktif.

Modul memfasilitasi beragam gaya belajar siswa.

1

2 3 4

Berikut adalah kisi-kisi tes IPS, yang digunakan untuk Pretest dan


(56)

Tabel 2. Kisi-Kisi Tes IPS (Pretest dan Posttest)

No Indikator No. Item

1 Menyebutkan contoh pekerjaan yang menghasilkan barang 1

2 Menyebutkan contoh pekerjaan yang menghasilkan jasa 2

3 Menjelaskan tugas suatu pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa

3

4 Menentukan pekerjaan yang paling banyak diminati dan pekerjaan yang paling sedikit diminati.

4

5 Menjelaskan alasan seseorang harus bekerja 5

H. Data Validasi Ahli (expert judgement)

Desain produk modul pembelajaran (prototipe) yang telah disusun

kemudian diberikan kepada empat orang pakar yang terdiri dari pakar

pembelajaran IPS, pakar inteligensi ganda, pakar tata bahasa, dan guru kelas

III SD Kristen Kalam Kudus untuk divalidasi. Validasi ini dilakukan untuk

mengetahui kualitas produk yang dikembangkan.

1. Data Validasi Guru Kelas III SD dan Revisi Produk

Validasi guru kelas III SD dilakukan oleh Ibu Hepy Dwiarti, S.TP,

selaku guru kelas III SD Kristen Kalam kudus. Validasi dilakukan satu

kali pada bulan Maret. Validasi oleh guru IPS dilakukan untuk

meningkatkan kualitas desain produk modul pembelajaran yang meliputi:

(1) aspek tujuan dan pendekatan, (2) aspek desain dan pengorganisasian,

(3) aspek isi, (4) aspek topik, dan (5) aspek metodologi.

Hasil validasi oleh Ibu Hepy Dwiarti, S.TP diperoleh kualitas


(57)

maka desain produk termasuk dalam kategori sangat baik. Komentar

umum dari beliau yaitu secara keseluruhan modul pembelajaran sudah

baik untuk pembelajaran di kelas. Namun, ada beberapa saran dari beliau

yaitu penggunaan tanda baca untuk kalimat perintah dan kalimat tanya

dalam lembar tugas siswa tidak dicantumkan, lembar tugas 1 harus ditukar

dengan lembar tugas 2, karena di tugas 1 hanya mendeskripsikan

pekerjaan, sedangkan di tugas 2 ditambah kesimpulan untuk membedakan

pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa. Ukuran huruf sebaiknya

diperbesar, sebab di dalam modul font 12, sebaiknya diganti dengan font

14 supaya siswa nyaman membaca modul pembelajaran. Berikut tabel

penjabaran komentar dan saran dari guru kelas III disertai dengan

penjelasan revisinya.

Tabel 3. Penjabaran Komentar Guru Kelas III SD

No. Komentar Pakar Revisi

Desain dan Pengorganisasian

1 Perhatikan penggunaan tanda baca

untuk kalimat perintah dan kalimat

tanya dalam lembar tugas siswa.

Menggunakan tanda baca pada

kalimat perintah dan menggunakan

tanda tanya pada kalimat tanya

dalam lembar tugas siswa.

2 Urutan kegiatan-kegiatan dalam

modul pembelajaran belum disusun

secara sistematis. Kegiatan tugas 1

pada modul yaitu menyebutkan

Mengurutkan kegiatan-kegiatan

dalam modul pembelajaran secara

sistematis. Menukar kegiatan


(58)

contoh-contoh pekerjaan yang

menghasilkan jasa atau barang

sedangkan pada kegiatan tugas 2

yaitu menjelaskan pekerjaan yang

telah diketahui siswa. Sebaiknya,

Lembar tugas 1 ditukar dengan

lembar tugas 2. Jadi, pertama-tama

siswa menjelaskan berbagai

pekerjaan yang sudah diketahui dari

pengalamanya. Kemudian, siswa

mengelompokkan pekerjaan

tersebut, apakah pekerjaan tersebut

menghasilkan barang atau jasa.

Terakhir, ditambah kesimpulan

yang harus dikerjakan siswa yaitu

jenis-jenis pekerjaan

dikelompokkan menjadi 2 yaitu

pekerjaan yang menghasilkan

barang dan jasa.

Pada lembar tugas siswa 2

ditambah kesimpulan untuk

membedakan pekerjaan yang

menghasilkan barang dan jasa.

3 Ukuran huruf sebaiknya diperbesar. Merubah ukuran font huruf dari 12

menjadi 14.

Berdasarkan komentar yang diberikan oleh guru IPS kelas III SD

Kristen Kalam Kudus, peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang


(59)

oleh guru, peneliti juga merevisi kata dan kalimat yang salah di dalam

modul pembelajaran yang dikoreksi dan dicoreti oleh guru.

Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh guru

IPS kelas III SD Kristen Kalam Kudus adalah layak untuk digunakan uji

coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Produk yang telah divalidasi

oleh guru kemudian direvisi sesuai dengan komentar dan saran dari guru.

2. Data Validasi Pakar Tata Bahasa dan Revisi Produk

Pakar tata bahasa yang menjadi validator dalam produk penelitian

ini adalah Yustinus Kumoro D. S.Pd. Beliau merupakan seorang guru

bahasa Indonesia di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Beliau

melakukan validasi pada bulan Maret 2014. Validasi pakar tata bahasa

dilakukan untuk meningkatkan kualitas desain produk modul

pembelajaran yang meliputi (1) aspek tujuan dan pendekatan, (2) aspek

desain dan pengorganisasian, (3) aspek isi, (4) aspek topik, dan (5) aspek

metodologi. Validasi pakar tata bahasa diperoleh penilaian kualitas desain

produk dengan nilai rata-rata 3,28. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut

maka desain produk termasuk dalam kategori cukup baik. Adapun

komentar umum dari Bpk. Yustinus terkait tata bahasa secara umum sudah

baik, akan lebih baik lagi jika diperbaiki ragam tulis yang dipakai dalam

menyusun modul ini. Berikut tabel penjabaran komentar dan saran dari


(60)

Tabel 4. Penjabaran Komentar Pakar Tata Bahasa

No. Komentar Pakar Revisi

Desain dan pengorganisasian

1 Ragam tulis yang dipakai

dalam menyusun modul ini

masih perlu diperbaiki

Memperbaiki ragam tulis yang dipakai

dalam menyusun modul pembelajaran.

Mengganti kata yang tepat sesuai

dengan kata baku. Menyusun kembali

kalimat yang sesuai dengan EYD dan

menghapus kata yang dianggap tidak

perlu atau salah.

Berdasarkan komentar yang diberikan pakar tata bahasa,

selanjutnya peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang diberi

komentar oleh beliau. Selain revisi pada aspek yang diberi komentar oleh

pakar tata bahasa, peneliti juga merevisi kata, kalimat, ejaan yang terdapat

pada modul pembelajaran yang telah dikoreksi oleh beliau.

Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh pakar

tata bahasa adalah layak untuk digunakan uji coba lapangan dengan revisi

sesuai saran. Produk yang telah divalidasi oleh pakar kemudian direvisi

sesuai dengan komentar dan saran dari beliau. Revisi desain produk akan

dikerjakan setelah lembar validasi dikembalikan kepada peneliti.

3. Data Validasi Pakar Pembelajaran IPS dan Revisi Produk

Validasi pakar pembelajaran IPS dilakukan oleh Rusmawan, S.Pd.,


(61)

untuk mengetahui kualitas desain produk modul pembelajaran yang

meliputi: (1) aspek tujuan dan Pendekatan, (2) aspek desain dan

pengorganisasian, (3) aspek isi, (4) aspek topik, dan (5) aspek metodologi.

Hasil validasi yang dilakukan oleh Bpk. Rusmawan diperoleh

kualitas desain produk dengan nilai rata 3,88. Berdasarkan nilai

rata-rata tersebut maka desain produk termasuk dalam kategori baik.

4. Data Validasi Pakar Inteligensi Ganda dan Revisi Produk

Pakar inteligensi ganda yang menjadi validator dalam produk

penelitian ini adalah Prof. Dr. Paulus Suparno. Validasi dilakukan satu kali

pada bulan Maret 2014. Komentar umum dari Romo Paul terkait dengan

kualitas desain produk modul pembelajaran adalah pada bagian tujuan

pembelajaran yang ditulis siswa dapat menyebutkan paling sedikit 3

contoh pekerjaan. Menyebutkan paling sedikit 3 contoh pekerjaan terlalu

sedikit, sebab banyak sekali contoh pekerjaan yang ada di masyarakat.

Jadi, menyebutkan paling sedikit 3 contoh pekerjaan pada tujuan

pembelajaran perlu ditambah. Modul bimbingan belajaran IPS berbasis

inteligensi matematis-logis perlu ditambah kegiatan pembelajaran berpikir

rasional.

I. Teknik Analisis Data

1. Konversi Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif Skala Lima

Analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas modul bimbingan

belajar. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data


(62)

pakar inteligensi ganda, dan guru kelas III SD Kristen Kalam Kudus

Yogyakarta dengan mengisi kuesioner kualitas modul bimbingan belajar.

Penelitian dilakukan oleh 9 siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus. Data

dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan

produk yang dihasilkan. Data kuantitatif berupa skor dari komentar pakar

inteligensi ganda, pakar pembelajaran IPS, guru kelas III.

Skor yang diperoleh dari uji validasi berdasarkan kuesioner kemudian

dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut

Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut.

Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo

Interval Skor Kategori

X >Xi + 1,80 Sbi Sangat Baik

i

X + 0,60 Sbi < X ≤ Xi+ 1,80 Sbi Baik i

X - 0,60 Sbi < X ≤ Xi+ 0,60 Sbi Cukup

i

X - 1,80 Sbi < X ≤ Xi- 0,60 Sbi Kurang

X ≤ Xi- 1,80Sbi Sangat Kurang

Keterangan:

Rerata ideal (Xi) : 2 1

(skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (Sbi) : 6 1

(skor maksimal ideal – skor minimal ideal)


(63)

Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perhitungan data-data

kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan

rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan

ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5

Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (Xi) : 1/2 (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (Sbi) :1/6 (5-1) = 0,67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan

sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X >Xi+ 1,80Sbi

= X > 3+ (1,80.0,67)

= X > 3+ (1,21)

= X > 4,21

Kategori baik = Xi+ 0,60 Sbi < X ≤ Xi+ 1,80 Sbi


(64)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = Xi- 0,60 Sbi < X ≤ Xi+ 0,60 Sbi

= 3 –(0,60.0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)

= 3 –(0,40) < X ≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X ≤ 3,40

Kategori kurang baik = Xi+ 1,80 Sbi < X ≤ Xi- 0,60 Sbi

= 3 –(1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67)

= 3 –(1,21) < X ≤ 3 + (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = X ≤ Xi- 1,80Sbi

= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3 – (1,21)

= X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan konversi data kuantitatif


(65)

Tabel 6. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang

X ≤ 1,79 Sangat Kurang

2. Paired-Samples t-test (Uji t Sampel Berpasangan)

Uji t sampel berpasangan adalah prosedur yang digunakan untuk

membandingkan rata-rata pretest dan posttest. Uji t untuk dua kelompok

berpasangan untuk pretest dan posttest dengan menggunakan program

SPSS 16.

Setelah diperoleh hasil dari uji t untuk dua kelompok berpasangan

untuk pretest dan posttest, maka untuk melakukan pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan prosedur, uji selisih rata-rata.

a. Hipotesis

Ho : Rata-rata nilai posttest = pretest

Ha : Rata-rata nilai posttest > pretest

b. Statistik uji : uji t

c. α = 0,05


(66)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN DATA ANALISIS

A. Pelaksanaan Penelitian 1. Sebelum Penelitian

Peneliti mencari beberapa siswa yang memiliki inteligensi

matematis-logis dominan di kelas III SD Kristen Kalam Kudus. Pertama, peneliti ingin

mengetahui seberapa tinggi inteligensi matematis-logis yang dimiliki setiap

siswa. Salah satunya, dengan cara mengumpulkan data lewat dokumen yang

berupa ledger nilai rapor kelas III semester 1 tahun ajaran 2013-2014.

Pengumpulan data lewat dokumen berupa ledger nilai rapor dilakukan untuk

menentukan siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan. Siswa

yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan selalu mendapat nilai

matematika yang tinggi. Sehingga, peneliti menganalisis nilai matematika

untuk menemukan siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan.

Sehingga diperoleh 8 siswa yang mendapatkan nilai diatas 80 dengan kategori

tinggi. Jadi, dari hasil dokumentasi berupa ledger nilai rapor tersebut, ada 8

siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan dan ditemukan 1

siswa berprestasi rendah yang mendapat nilai matematika cukup baik tetapi

nilai IPS di bawah KKM dengan nilai 67.

Peneliti menemukan bahwa kenyataannya semua siswa yang memiliki

inteligensi matematis-logis dominan memiliki nilai IPS lebih rendah

dibandingkan nilai matematika dan tidak ada yang mendapat nilai di bawah


(67)

Berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut, peneliti menemukan 9

sampel yang terdiri dari 1 siswa berprestasi rendah yang memiliki nilai

matematika cukup baik tetapi nilai IPS dibawah KKM dan 8 siswa yang

memiliki nilai matematika sangat tinggi tetapi nilai IPS tidak setinggi nilai

matematikanya. Hasil analisis tersebut memberikan data awal mengenai hal

yang menjadi kebutuhan siswa. Siswa membutuhkan modul pembelajaran

yang sesuai dengan inteligensi mereka yaitu modul bimbingan belajar IPS

berbasis matematis-logis.

Atas dasar kebutuhan siswa tersebut, peneliti mengembembangkan

modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis yang diawali dengan

menentukan mata pelajaran dan kompetensi dasar yang akan dikembangkan,

yaitu IPS tema pekerjaan kelas III semester genap, dengan kompetensi dasar

2.1 mengenal jenis-jenis pekerjaan. Setelah menentukan bahan ajar mata

pelajaran yang akan dikembangkan, peneliti menciptakan modul bimbingan

belajar IPS yang disajikan atau diterangkan dengan model inteligensi

matematis-logis yaitu meliputi (1) berpikir rasional, (2) secara skematis, (3)

bagan, (4) menghitung, dan (5) grafik. Model inteligensi matematis-logis

tersebut diintegrasikan dalam aktivitas pembelajaran berdasarkan kompetensi

dasar yang sudah dipilih yaitu mengenal jenis-jenis pekerjaan.

Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata

pelajaran IPS dengan merumuskan beberapa indikator yang mengintegrasikan

model inteligensi matematis-logis. RPP yang dibuat mencangkup satu

pertemuan. Alokasi waktu selama empat jam pertemuan (4 JP) atau 4 x 30


(68)

IPS merupakan aspek kognitif yang harus dicapai siswa sesuai dengan tujuan

pembelajaran. RPP yang dibuat ini menggunakan model pembelajaran

berbasis inteligensi ganda. RPP yang dibuat juga disertai materi pelajaran dan

instrumen penilaian. Silabus dan RPP yang sudah dibuat digunakan sebagai

pedoman dalam mengembangkan kegiatan belajar dan materi yang

dituangkan dalam desain produk modul bimbingan belajar yang

dikembangkan.

Setelah RPP selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah membuat modul

bimbingan belajar berbasis matematis-logis. Pada tahap ini penulis

mengumpulkan isi modul pembelajaran meliputi materi pembelajaran IPS,

gambar jenis-jenis pekerjaan, skema, dan grafik. Materi pembelajaran dan

gambar diperoleh dari beberapa buku paket pelajaran IPS kelas III SD dan

internet. Semua gambar diperoleh dari internet dan beberapa gambar didesain

oleh peneliti.

Desain modul bimbingan belajar IPS berbasis matematis-logis yang

telah disusun kemudian diberikan kepada empat orang pakar yang terdiri dari

pakar pembelajaran IPS, pakar inteligensi ganda, pakar tata bahasa, dan guru

kelas III SD Kristen Kalam Kudus untuk divalidasi. Validasi ini dilakukan

untuk mengetahui kualitas produk modul yang dikembangkan. Berikut

perolehan skor pada validasi sebagai berikut.

Tabel 7. Perolehan Skor Validasi Produk

No. Penilaian

Alat Peraga

Skor Kategori


(1)

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

149

Lampiran 18 Foto Uji Coba Modul di SD Kristen Kalam Kudus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Lampiran 19

Biodata Penulis

Agustinus Cahyo Krisdiantoro lahir di Jember, 30 Agustus 1991. Pendidikan dasar diperoleh di SDN Kertosari 4 Jember, tamat pada tahun 2004. Dilanjutkan menempuh pendidikan menengah pertama di SMPN 11 Jember, tamat pada tahun 2007. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMAN 1 Pakusari, Jember, tamat pada tahun 2010. Pada tahun 2010, tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPS Berbasis Inteligensi Matematis-Logis Pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas III di SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta”.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Pengembangan modul bimbingan belajar IPS berbasis inteligensi matematis-logis pada siswa berprestasi rendah kelas III DI SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

0 0 169

Pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta.

0 1 170

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KRISTEN KALAM KUDUS TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 175

Pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan berbicara bahasa Indonesia kelas V SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta - USD Repository

0 0 132

Pengembangan modul bimbingan belajar matematika berbasis kecerdasan interpersonal pada siswa berprestasi rendah di kelas V SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta - USD Repository

0 0 265

Pengembangan modul bimbingan belajar ipa berbasis kecerdasan musikal pada siswa berprestasi rendah kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta - USD Repository

0 0 177

Pengembangan modul bimbingan belajar matematika berbasis kecerdasan naturalis pada siswa berprestasi rendah kelas III A di SDN Percobaan 3 Pakem - USD Repository

0 0 182

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS KECERDASAN KINESTETIK- BADANIPADA SISWA BERPRESTASI RENDAH DI KELAS IV SD KANISIUS GAYAM I YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 176