Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Hasil belajar dilihat dari proses siswa dalam menyelesaikan masalah

menentukan hubungan, synthesis mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru dan evaluation menilai. Kemampuan afektif meliputi receiving sikap menerima, responding memberikan respon, valuing nilai, organization organisasi, characterization karakterisasi. Kemampuan psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized, keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Berdasarkan penjelasan diatas, diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memahami, merencanakan, melaksanakan dan melihat kembali suatu masalah sampai menemukan penyelesaian terhadap masalah tersebut. Pengertian hasil belajar ini yang kemudian digunakan penulis untuk pembahasan selanjutnya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

1 Faktor Internal Faktor internal adalah segala hal dari dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini meliputi: intelegensi, sikap, bakat, minat, motivasi, informasi dan daya ingat. 2 Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah segala hal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini meliputi: lingkungan sosial dan nonsosial.

c. Hasil belajar dilihat dari proses siswa dalam menyelesaikan masalah

matematika Menurut Polya 1973 ada 4 tahap penyelesaian masalah, yaitu: 1 Memahami Masalah Merupakan suatu hal aneh jika menyelesaikan soal yang tidak dimengerti. Oleh sebab itu terlebih dahulu siswa harus memahami masalah yang ada, agar dapat menentukan penyelesaiannya. Siswa harus memahami pernyataan dalam masalah secara keseluruhan dengan cara mengulang pernyataan, sehingga dapat menunjukkan masalah yang diperoleh. Melalui cara demikian siswa juga dapat menunjukkan bagian-bagian utama dari masalah, apa yang tidak diketahui, apa yang diketahui, dan bagaimana kondisinya. 2 Merancang Rencana Pada tahap kedua siswa mulai merancang suatu rencana. Ketika siswa mengetahui masalah yang ada dan apa yang harus ditunjukkannya agar dapat memperoleh apa yang tidak diketahui. Proses dari memahami masalah sampai pada merencanakan, melalui proses yang panjang. Hal utama yang ingin dicapai dalam pemecahan masalah adalah untuk memperoleh rencana. Rencana ini dapat muncul secara bertahap setelah gagal mencoba atau saat masih ragu-ragu dan mungkin terjadi secara tiba-tiba, yang dikenal sebagai ide cemerlang. Dalam kondisi seperti ini, hal yang baik untuk dilakukan adalah membimbing dan mengarahkan siswa untuk memperoleh ide cemerlang tersebut. Misalnya dengan cara mengajukan pertanyaan atau saran kepada siswa untuk dijadikan sebagai bahan diskusi sehingga dapat mendorong munculnya ide tersebut. Tidak mudah memiliki ide yang baik jika siswa memiliki sedikit pengetahuan tentang materi pelajaran, dan tidak mungkin untuk memilikinya jika siswa tidak memiliki pengetahuan. Rencana yang baik didasarkan pada pengalaman masa lalu dan pengetahuan yang dimiliki. Mengingat saja tidak cukup untuk memperoleh ide yang baik. Siswa tidak bisa memiliki ide yang baik tanpa mengingat kembali beberapa fakta yang relevan. Pemecahan masalah matematika memerlukan pengetahuan yang relevan seperti rumus atau teorema-teorema matematika. Jika ada masalah dan solusi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi, dapatkah siswa menggunakannya? Pertanyaan ini harus dipahami dan dipertimbangkan dengan serius sebab dapat membantu munculnya ide solusi. Namun apabila pertanyaan tersebut tidak dapat membantu, siswa harus melihat hal penting lainnya dan mencoba melihat berbagai aspek dari masalah siswa. Siswa harus kreatif mengubah dan memodifikasi masalah. Jika siswa tidak dapat memecahkan masalah, maka hendaknya terlebih dahulu mencoba memecahkan beberapa masalah dengan tipe yang sama. Memecahkan masalah dapat dilakukan dengan mencoba menerapkan berbagai teorema, mempertimbangkan berbagai modifikasi, dan bereksperimen dengan berbagai masalah tambahan yang mungkin menyimpang jauh dari masalah semula yang dihadapi siswa. 3 Melaksanakan rencana Tahap ketiga adalah pelaksanaan rencana. Hal ini tidaklah mudah, membutuhkan banyak hal untuk dapat melakukannya, di antaranya pengetahuan sebelumnya, kebiasaan mental yang baik, konsentrasi pada tujuan, dan keberuntungan. Melaksanakan rencana jauh lebih mudah dibandingkan dengan menyusun rencana, yang terutama siswa butuhkan untuk tahap ini adalah kesabaran dan ketelitian. Siswa harus yakin bahwa rincian dari rencana yang telah disusun sesuai dengan garis besar dan rincian itu harus diperiksa kembali oleh siswa agar tidak memunculkan suatu kesalahan. Di dalam pelaksanaan rencana yang telah disusun, perlu diketahui apakah penalaran siswa bersifat “intuitif” atau “formal”. Bersifat intuitif berarti siswa hanya meyakinkan diri sendiri bahwa langkahnya benar. Bersifat penalaran formal berarti siswa fokus pada masalah menurut aturan formal. Hal yang paling utama adalah siswa harus yakin kebenaran dari setiap langkah. Dalam kasus tertentu, dapat ditekankan perbedaan antara “melihat” dan “membuktikan”, yaitu apakah siswa dapat melihat dengan jelas bahwa langkah tersebut benar dan dapatkah ia membuktikan bahwa langkah tersebut benar. 4 Melihat kembali Setelah 3 tahap dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah melihat kembali seluruh langkah penyelesaian yang diberikan. Pada tahap ini dapat dilihat bagaimana siswa menyajikan rencana yang dimiliki dalam bentuk tulisan, ketika telah memperoleh solusi dan memeriksa kembali penyelesaian terhadap solusi tersebut. Melalui tahap melihat kembali solusi akhir dan langkah penyelesaian yang diberikan, siswa bisa menghubungkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan dirinya untuk memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa hendaknya diberikan pengertian bahwa dengan belajar cukup, siswa mampu untuk menemukan solusi terhadap masalah mengenai hal apapun. Selain itu, siswa juga dapat selalu meningkatkan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi sebelum menentukan solusi terhadap masalah matematika. Beberapa hal atau tahap yang perlu harus siswa lakukan dalam menyelesaikan masalah matematika adalah membuat rencana, menuliskan solusi, dan kemudian memeriksa kembali setiap langkah terhadap solusi yang diberikan. Dengan demikian, ia memiliki alasan yang baik untuk membuktikan bahwa solusinya benar. Hal ini tidak menutup suatu kemungkinan bahwa kesalahan selalu mungkin terjadi, terutama jika siswa menyelesaikannya dengan langkah yang panjang.

B. Kerangka berpikir

Motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor belajar yang memiliki pengaruh besar dalam proses belajar, namun masih sering diabaikan. Hal ini dapat dilihat melalui cara pandang siswa terhadap suatu keberhasilan yang hanya diukur dari kompetensi yang dimiliki. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kompetensi belajar. Kompetensi dapat ditingkatkan jika motivasi belajar juga meningkat, oleh karena itu penting untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar baik yang berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Hal ini dilakukan agar di dalam belajar siswa mendapatkan dorongan dari luar dan dalam dirinya. Keberhasilan tidak lagi dipandang hanya sebagai milik siswa-siswa dengan kompetensi yang tinggi. Siswa-siswa dengan kompetensi yang rendah tetapi memiliki motivasi belajar tinggi dalam berusaha meraih keberhasilan akan memiliki peluang yang sama untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui keterkaitan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar melalui penyelesaian soal matematika.

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Efektivitas remediasi dengan metode tugas yang direpresentasikan dalam meningkatkan hasil belajar fisika: Studi Eksperimen pada siswa kelas II cawu II pokok bahasan cahaya di SLTP Negeri 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 2 87

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika pada siswa MTsN Parung-Bogor

8 31 88

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran project based learning (pjbl) dan konvensional pada pokok bahasan lingkaran kelas viii smp n 3 Tanjung Morawa tahun ajaran 2017-2018 - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 162

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150