8
BAB II LANDASAN TEORITIK DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritis
1. Minat Menurut Ketut 1987:46, minat berarti suatu perangkat mental yang
terdiri dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruh dalam mencapai prestasi dalam suatu
pekerjaan, jabatan, atau karir. Sekali terbentuk minat mengandung makna bagi perencanaan masa depan sehubungan dengan jabatan yang akan
dipangku vocational planning, lebih- lebih bidang jabatan apa yang akan dimasukinya dan apakah orang akan merasa puas dalam jabatan yang akan
dimasuki vocational satisfication. Winkel 1991:533 mengemukakan bahwa minat merupakan kecenderungan yang agak menetap pada
seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
bidang Seseorang yang tidak suka kepada pekerjaannya atau tidak berminat
pada pekerjaannya tidak akan mendapatkan hasil yang baik meskipun kemampuan mengerjakan ada. Syarat untuk mendapatkan ketenangan
kerja seseorang adalah tugas dan pekerjaan yang dipegangnya harus sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dengan kemampuan dan minatnya. Oleh karena itu kita harus mengetahui apakah kemampuan dan minat kita cocok dengan pekerjaan yang kita
masuki. Faktor – faktor yang mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu
pekerjaan adalah: a.
Faktor pada individu sendiri Faktor pada individu sendiri internal dapat dibedakan yang satu
dengan yang lainnya, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena bersama-sama membentuk keunikan kepribadian
seseorang. Faktor pada individu sendiri seperti kebutuha n, sifat kepribadian, intelektual, bakat khusus dan keadaan jasmani.
b. Faktor-faktor eksternal
Faktor-faktor eksternal dapat dibedakan yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena bersama-sama
menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup. Faktor-faktor eksternal seperti masyarakatlingkungan sosial budaya, keadaan sosial
ekonomi negara atau daerah, status sosial ekonomi keluarga, pengaruh dari seluruh anggota keluarga, pendidikan sekolah,
pergaulan dengan teman-teman sebaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut pandangan Super dalam Ketut 1987:49, minat yang dimiliki seseorang dapat diteliti dengan empat cara, yaitu:
a. Menyaksikan kegiatan-kegiatan yang suka dilakukan manifested interest
. b. Menanyakan secara langsung kegiatan-kegiatan apa dan pekerjaan apa
yang disukai expressed interest. c. Memberikan suatu tes minat dimana orang harus menjawab sejumlah
pertanyaan tentang kegiatan apa yang disukai dan kegiatan yang tidak disukai inventoried interest.
d. Memberikan tes untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan seseorang tentang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang-
bidang jabatan tested interest. Dari keempat cara di atas, untuk mengetahui minat mahasiswa untuk
bekerja menjadi peneliti menggunakan cara yang kedua. 2.
Persepsi a.
Pengertian Persepsi Persepsi sering dinyatakan sebagai interpretation of experience
penafsiran pengalaman. Interprestasi menyebabkan kita menjadi subjek dari pengalaman kita sendiri.
Winkel 1991:55
mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses diterimanya rangsang objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa
sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Proses presepsi dimulai dengan penginderaan, yaitu diterimanya berbagai gejala dari luar diri kita melalui lima indera
yang kita miliki yang sering kita sebut sebagai rangsangan. Rangsangan tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga
menyebabkan kita mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Walgito 1994:53 mengungkapkan persepsi sebagai proses
yang didahului oleh pengindraan, yaitu merupakan proses berwujud diterimanya stimulus individu melalui alat reseptornya alat penerima
rangsangan. Stimulus tersebut kemudian diteruskan sampai ke pusat susunan saraf otak sehingga individu menyadari apa yang dilihat,
apa yang didengar dan sebagainya. Persepsi yaitu pengamatan secara global yang belum disertai
dengan kesadaran, sehingga subjek dan objeknya belum dibedakan satu dari yang lainnya Kartono, 1984:77.
Konsep lain mengenai persepsi, yaitu proses diterimanya rangsangan objek, kualitas, hubunga n antar gejala, maupun
peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti Irwanto, 1983:55.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman, penerima,
pengorganisasian, dan menginterprestasikan rangsangan dari
lingkungannya melalui panca indra, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang di inderakan. Dalam kenyataanya setiap
12
orang diharapkan pada sejumlah besar objek atau peristiwa. Objek dan peristiwa yang ada tidak akan mempunyai arti jika orang tidak
dapat menginterprestasikan atau menafsirkan. Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa belum tentu sama antara satu ind ividu dengan
individu lainnya, walaupun objek dan peristiwa sama dan disampaikan oleh orang yang sama pula.
b. Persepsi tentang profesi guru
Menurut Joni 1980:6, guru adalah jabatan yang profesional. Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dari jenis pekerjaan
yang menuntut dan dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu magang, keterlibatan langsung dalam situasi
kerja dilingkungannya, keterampilan kerja sebagai warisan orang tua pendahulunya. Seseorang bekerja secara profesional dituntut
menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional, dan memiliki sikap yang
positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu karyawan.
Jenis pekerjaan yang kualifikasi profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu: me merlukan pendidikan atau pendidikan khusus bagi
calon pelakunya membutuhkan pendidikan pra jabatan yang relevan, kecakapan seseorang pekerja profesional dituntut memenuhi
persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwenang, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
jabatan profesional tersebut mendapatkan pengakuan dari masyarakat dan atau negara dengan segala civil effect-nya. Dari uraian diatas,
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa jabatan guru merupakan jabatan profesional karena memenuhi ketiga macam persyaratan.
Pandangan tentang citra guru sebagai seorang yang wajib digugu dipatuhi dan ditiru diteladani tanpa reserve perlu
diragukan ketepatannya lagi. Konsep keguruan yang klasik tersebut mengandaikan pribadi guru serta perbuatan keguruannya adalah tanpa
cela, sehingga pantas hadir sebagai manusia yang ideal. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan, jadi citra guru yang wajib digugu dan ditiru
perlu disikapi secara kritis dan realistis. Benarlah bahwa guru wajib menjadi teladan bagi siswa dan orang-orang sekelilingnya, tetapi guru
adalah orang yang tidak pernah bebas dari cela dan kelemahan, justru salah satu keutamaan guru hendaknya diukur dari kegigihan usaha
guru yang bersangkutan untuk menyempurnakan diri serta karyanya. Citra guru di masa depan sangat diharapkan hadirnya pribadi
guru sebagai penutan yang tindak keguruannya mampu membendung dampak negatif dari kondisi serta situasi masyarakat modern yang
cenderung mudah tergelincir ke sifat meterialistis, konsumeristis, dan bahkan ateistis yang tidak sesuai dengan falsafal Pancasila.
Kondisi masyarakat yang semakin maju yang ditandai kadar rasionalisasi dalam berkarya, yang mengutamakan efisiensi, yang
menuntut disiplin sosial yang tinggi terhadap warganya yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
berorientasi pada mutu baik dalam proses maupun hasil kerja, yang semakin menuntut warganya untuk menguasai ilmu serta teknologi
dala m segala bidang kehidupan, semakin gamblang bahwa masyakat modern tersebut memerlukan jasa sekolah atau guru. Dengan kata
lain, dalam kondisi masyarakat modern tersebut, jelaslah bahwa orang tua sepandai apapun tidak mampu membimbing anak-
anaknya dalam semua segi persiapan hidupnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi sosial sekolah dan atau guru dalam
masyarakat modern semakin penting. Citra guru di masyarkat atau di negara berubah dari waktu ke
waktu. Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan aspirasi penilaian serta penghargaan warga masyarakat terhadap
jabatan guru, unjuk kerja para guru yang telah berkarya performance, dan adanya perubahan persyaratan jabatan guru
sebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi era profesionalisme dan spesialisasi.
Dalam situa si sosial apapun, jabatan guru tetap dinilai warga masyarakat sebagai pemberi inspirasi, penggerak dan pelatihan dalam
penguasaan kecakapan tertentu bagi sesama, khususnya bagi para siswa agar mereka siap untuk membangun hidup berserta lingkungan
sosialnya. Secara garis besar dapat disimpulkan tentang gambaran citra guru
yang bermutu, yaitu pribadi dewasa yang mempersiapkan diri secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
khusus melalui lembaga pendidikan guru, agar dengan keahliannya mampu mengajar sekaligus mendidik siswanya untuk menjadi warga
negara yang baik susila, berilmu, produktif, sosial, sehat dan mampu berperan aktif dalam peningkatan sumber daya manusia atau
investasi kehidupan. 3.
Status Sosial Ekonomi Keluarga Menurut Susanto 1997:99 status adalah perbandingan peranan
dalam masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Status sosial ekonomi merupakan
kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang orang tua dalam kelompok masyarakat.status sosial ekonomi
mempunyai dua aspek: a.
Aspek yang agak statis struktural, dimaksudkan sifat hirarkis ialah mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya secara relatif
terhadap status lain. b.
Aspek yang relatif dinamis aspek fungsional dimaksudkan peranan sosial yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status
tersebut. Sehubungan dengan konsep status dalam aspeknya yang struktural,
maka setiap orang mempunyai tingkatan secara hirarkis antara orang yang satu dengan yang lain, sehingga setiap orang mempunyai status atau
kedudukan yang berbeda satu dengan yang lainnya tergantung posisi dalam masyarakat.
16
Adanya perbedaan kedudukan-kedudukan tersebut menyebabkan sistem pelapisan sosial atau social stratification, yaitu perbedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau secara hirarkis.
Sistem berlapis-lapis dalam masyarakat ditimbulkan karena adanya sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Barang merupakan sesuatu yang
dihargai oleh masyarakat biasanya berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan
beragama, dan juga keturunan dari keluarga yang terhormat. Soemarjan dan Sumardi, 1946:271.
Menurut Soekamto 1997:265-266 masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam kedudukan yaitu:
a. Ascribed Status
yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran. b.
Archieved status yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan
usaha- usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak dipengaruhi melalui kelahiran akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja dan
ini tergantung dari kemampuan masing- masing dalam mengejar dan mencapai tujuannya.
Status sosial ekonomi keluarga dimana didalamnya mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan
orang tua serta kualitas lingkungan keluarga yang mencakup fasilitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
khusus dan barang-barang berharga yang ada dirumah Mahmud, 1990:83-84.
Winkel 1991:536 mengemukakan bahwa status sosial ekonomi keluarga yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi rendahnya pendapatan
orang tua, jabatan ayah atau ibu, daerah tempat tinggal, suku bangsa. Melly G- Tan dalam Koentjaraningrat 1997:53 mengatakan
bahwa konsep kedudukan sosial ekono mi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sudah sudah sewajarnya mencakup tiga faktor yaitu :
a. Tingkat Pendidikan
Menurut tap MPR No. IV tahun 1973 dikatakan bahwa pendidikan pada hakekatnya suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup oleh sebab itu melalui pendidikan,
seseorang akan memperoleh pengalaman kemampuan mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima
nilai- nilai dan hal yang baru, yang semuanya itu akhirnya akan memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri.
Sedangkan menurut Philip H Coombs dalam Rostiawati 1992:43-44, pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam tiga
bagian yaitu: 1
Pendidikan informal Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh dari
seseorang dari pengalaman sehari- hari dengan atau tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
disadari sejak lahir sampai akhir hayat, didalam keluarga, dalam pekerjaan dan pengalaman sehari-hari.
2 Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah yang mengkhus uskan diri pada
penyelenggaraan pendidikan generasi muda dari usia 5-6 tahun sampai usia sekitar 24 tahun secara sistematis,
terencana dan berurutan dengan tujuan pendidikan yang jelas untuk tiap angkatan dan dilaksanakan dalam situasi belajar
khusus. 3
Pendidikan non- formal Pendidikan non- formal yaitu pendidikan yang teraratur yang
sudah dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang sudah diterapkan.
Berdasarkan jenjang atau tingkatan-tingkatan yang ada pada pendidikan formal maka setiap kepribadian yang terbentuk pada
lulusan setiap jenjang pendidikan berbeda pula, yaitu: a
Lulusan SD, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah statis, monolis dan cenderung dogmatis.
b Lulusan SMP, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah
sedikit mempunyai inisiatif, kritis. c
Lulusan SMU, sifat dan kepribadiannya rasional, memiliki inisiatif dan cenderung otonom.
19
d Lulusan PT, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah
terbuka terhadap kritikan, kosmopolis, tidak fanatik, dan cenderung bersifat terbuka.
Dari paparan di atas sela njutnya penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud
adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua. Tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai ini akan
membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang yaitu dalam masyarakat. Tingkat pendidikan orang tua akan
mempengaruhi keberhasilan anaknya dalam belajar Sardiman, 1986: 15.
b. Tingkat Pendapatan
Pendapatan adalah pengahasilan yang diperoleh responden dalam hal ini orang tua besarta anggota keluarga yang bersumber dari
segi formal, sektor informal, sektor sub sistem dalam waktu satu bulan diukur dengan rupiah.
Menurut Gilarso 1984:47 sumber-sumber pendapatan dapat diperoleh dari:
1 Usaha sendiri wiraswasta, misalnya berdagang, berternak,
bercocok tanam. 2
Bekerja pada orang lain, misalnya bekerja dikantor atau perusahaan sebagai pegawai kantor baik swasta maupun
negeri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3 Hasil dari apa yang dimiliki, misalnya menyewakan rumah,
menyewakan mobil, menyewakan tanah. Menurut Sardiman dan Evers Die rtes Hans 1998:92 pendapatan
dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu: 1
Pendapatan berupa uang Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa
uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumber yang utama
adalah gaji dan upah serta lain- lain, balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan
bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara di halaman rumah sendiri, hasil investasi serta keuntungan
sosial. 2
Pendapatan berupa barang Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang
bersifat reguler dan biasa akan tetapi selalu berbentuk belas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan
jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekaligus tidak diimbangin atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati
barang dan jasa tersebut. Demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma. Pemberian barang dan jasa dengan harga
subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.
21
3 Pendapatan lain- lain
Pendapatan lain- lain adalah pendapatan yang berasal dari penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman
bahwa segala penerimaan bersifat trasfe r atau redistribusi biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga,
misalnya barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang dan
menang judi. Tingkat pendapatan orang tua akan mempengaruhi seorang anak
mencapai pendidikan yang tinggi, yang pada akhirnya akan mene ntukan persepsi seseorang terhadap profesi guru sehingga
akan mempengaruhi minat seseorang utuk bekerja menjadi guru. c.
Fasilitas Keluarga Fasilitas keluarga adalah fasilitas yang dimiliki oleh keluarga,
fasilitas keluarga diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus benda atau berang berharga yang dimiliki oleh keluarga responden.
4. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah sifat pria dan wanita baik yang menyangkut segi fisik maupun psikisnya. Alasan penulis meneliti perbedaan antara
siswa wanita dan pria karena berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata wanita dan pria mempunyai perkembangan yang
berbeda Gilarso, 1993:2. Wanita pada umumnya mempunyai sifat yang
lembut, luwes, lincah, sabar dan keibuan. Pria
22
cenderung mempunyai sifat tegas, inisiatif dan mempunyai fisik lebih kuat dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Jenis kelamin tersebut
berbeda pula dalam hal perhatian, kesanggupan, pandangan, dan lain- lain. Ini dapat disebabkan karena pengaruh dan sifat tradisi terhadap jenis
kelamin tersebut. Keadaan fisik dan psikologis inilah yang dapat mempengaruhi perbedaan persepsi antara wanita dan pria.
Menurut Kartono 1981:20, perbedaan pria dan wanita meliputi: a. pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah dari pada
kemampuan intelektual pria; b. wanita lebih menyenangi pekerjaan yang bersifat sosial seperti juru
rawat dan guru, sedangkan pria lebih menyenangi pekerjaan yang membutuhkan pemikiran;
5. Rangkuman Hasil Tinjauan Teoritis Tentang Pengaruh Antar Variabel.
Selama proses perkembangan jabatannya, orang muda memperoleh sejumlah keyakinan, nilai, kebutuhan, kemampuan, keterampilan, sifat
kepribadian, pemahaman dan pengetahuan yang dapat menumbuhkan minat seseorang terhadap suatu jabatan. Perkembangan karir dipengaruhi
dari corak pendidikan dalam keluarga, pengaruh dari adanya kecocokan antara pribadi sesorang dan lingkungan jabatan.
23
a. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Hubungan Antara Persepsi
Mahasiswa Tentang Profesi Guru Dengan Minat Mahasiswa Untuk Bekerja Menjadi Guru.
Jenis Kelamin yang dimaksud adalah mahasiswa laki- laki dan perempuan. Secara psikologi dan fisiologi ternyata laki- laki
dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Pengaitan dan pembatasan kesempatan berjabatan tertentu pada
jenis kelamin pria atau wanita dan lingkup kebudayaan atau golongan sosial akan membawa akibat terhadap cara masyarakat
luas berpikir tentang dunia kerja. Sifat kepribadian yang dimiliki antara pria dan wanita berbeda-beda. Perbedaan kepribadian ini
akan membawa akibat terhadap cara masyarakat berfikir luas tentang dunia kerja. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat
keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih feminim. Sedangkan laki- laki mempunyai sifat maskulin, kasar dan lebih
perkasa. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku mutlak karena ada laki- laki yang bersifat keibuan, lemah lembut, berperasaan dan
lebih feminim. Sedangkan ada perempuan yang bersifat maskulin, kasar dan lebih perkasa. Perbedaan sifat antara laki- laki dan
perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berpikir dan perasaan akan berpengaruh pada persepsi seseorang tentang profesi
guru yang pada akhirnya akan berpenga ruh pada minat mahasiswa untuk berkerja menjadi guru. Gilarso, 1993:5.
24
Ada anggapan bahwa profesi guru lebih cocok untuk perempuan, karena perempuan mempunyai sifat keibuan, lemah
lembut, berperasaan dan lebih feminim sehingga perempuan lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa maupun masalah-masalah
yang menyangkut kepribadian atau psikologi siswa. Faktor lain berkaitan dengan anggapan bahwa profesi guru merupakan profesi
yang aman bagi perempuan, karena perempuan dapat menjadi guru sambil menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga. Tugas
seorang ibu adalah mendidik anak maka secara tidak langsung perumpuan juga mendidik siswa-siswanya seperti anak-anak
sendiri oleh karena itu secara alamiah anak lebih dekat dan mudah berkomunikasi dengan ibunya. Realitas ini terbawa masuk sampai
ke sekolah, sehingga di sekolah seorang murid menemukan “ibunya” yang kali ini menjadi guru baginya.
Profesi guru kurang cocok untuk laki- laki karena sifat laki- laki maskulin, kasar, dan lebih perkasa, sehingga kurang peka
terhadap siswa dalam hal pendampingan belajar maupun dalam setiap pembimbingan masalah- masalah yang terjadi pada pribadi
siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Hubungan Status Sosial
Ekonomi Keluarga Dengan Minat Mahasiswa Untuk berkerja Menjadi Guru.
Status sosial ekonomi keluarga menentukan tingkat pendidikan sekolah yang dimungkinkan, jumlah kenalan sebagai
pemegang kunci bagi jabatan tertentu yang dianggap masih sesuai dengan jabatan sosial tertentu. Keadaan orang tua mempengaruhi
pandangan dan sikap terhadap suatu pekerjaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu pekerjaan.
Orang muda harus menentukan sikapnya sendiri terhadap harapan dan pandangan itu. Bilama na dia menerimanya, dia akan mendapat
dukungan dalam rencana masa depannya vocational planning, bilamana dia tidak menerimanya, dia mengahadapi situasi sulit
karena tidak mendapat dukungan dalam perencanan masa depan. Keluarga dapat juga memberikan pandangan-pandangan mengenai
nilai- nilai yang terkandung dalam berkerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan, dan kecocokan jabatan-jabatan tertentu untuk anak
laki- laki atau anak perempuan. Misalnya, bilamana orang tua meninggik an jabatan seorang guru, menjunjung tinggi
pengorbanan dan pengabdian guru untuk bangsa dan negara, maka dapat diharapkan anak tersebut akan memiliki persepsi positif
tentang profesi guru yang pada akhirnya dapat menumbuhkan minat anak tersebut untuk menjadi guru.
26
Latar belakang status sosial ekonomi keluarga memiliki pengaruh tertentu terhadap pilihan jabatan anak. Peranan
pekerjaan, jabatan, atau karir telah dipelajari oleh anak melalui orang tua, keluarga, atau anggota keluarga lainnya dirumah.
Misalnya, seorang anak dibesarkan dalam lingkungan keluarga besar yang mencari nafkah sebagai guru, maka seorang anak itu
pun akan memiliki minat untuk berkerja sebagai guru. Anggota keluarga yang mendorong dan mendukung kerja anaknya untuk
menjadi guru, turut membantu secara mental dan spiritual untuk berhasilnya seorang anak itu dalam karier. Keluarga dapat juga
memberikan pandangan-pandangan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam berkerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan,
dan kecocokan jabatan-jabatan tertentu untuk anak laki- laki atau anak perempuan. Misalnya, bilamana orang tua meninggikan
jabatan seorang guru, menjunjung tinggi pengorbanan dan pengabdian guru untuk bangsa dan negara, maka dapat diharapkan
anak tersebut akan memiliki persepsi positif tentang profesi guru yang pada akhirnya dapat menumbuhkan minat anak tersebut untuk
menjadi guru. 1
Jenis Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan penghasilan setiap bulan di suatu instansi pemerintahan, swasta atau wiraswasta. Pekerjaan
27
orang tua mahasiswa yang satu dengan pekerjaan orang tua yang lain berbeda-beda. Secara tidak langsung jenis
pekerjaan orang tua akan berpengaruh terhadap cara pandang seseorang terhadap suatu pekerjaan atau profesi.
Jika dilihat dari pengaruh orang tua dalam lingkungan keluarga, maka orang tua yang membuat keputusan-
keputusan dan merupakan panutan bagi anak-anaknya. Bagi anak, orang tua merupakan orang yang lebih banyak tahu.
Melalui orang tua, anak belajar bersikap dan berperilaku. Jenis pekerjaan orang tua secara tidak langsung berkaitan
erat dengan pola pengasuhan anak sehingga ikut mempengaruhi pendidikan di dalam rumah. Sikap mental
orang tua mahasiswa berbeda dengan sikap mental orang tua mahasiswa yang lain tergantung dari jenis pekerjaan
orang tuanya. Hal ini akan berpengaruh terhadap cara pandang mahasiswa terhadap suatu pekerjaan. Sebagai
seorang guru tentunya sikap mentalnya berbeda dengan yang bukan guru.
Seorang gur u akan memiliki pola mengasuh atau mendidik anak seperti orang tua. Orang tua lebih sabar, telaten dalam
membimbing anak dalam belajar. Orang tua akan memperlakukan anak seperti siswa disekolah yang akan
terus dibimbing dengan penuh kesabaran. Seorang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bukan guru akan mempunyai pola asuh yang berbeda dengan seorang guru. Secara tidak langsung orang tua yang
bukan seorang guru akan mempunyai pola asuh atau mendidik anaknya tidak ubahnya sebagai seorang militer
dengan disiplin yang tinggi, penuh dengan hukuman. Sikap mental yang dimiliki orang tua baik guru maupun
bukan guru, akan ditularkan kepada anak-anak lewat pola asuh. Pola asuh yang diberikan kepada anak sangat berbeda
sesuai dengan mentalitas yang dimiliki orang tua, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap mental anaknya dalam
memandang lingkungan sekitarnya. Dengan demikian tidaklah mustahil apabila seorang anak
mengikuti pekerjaan orang tuanya, sehingga akan menimbulakan pewarisan pekerjaan dari orang tua kepada
anaknya. Ada kecenderungan bahwa anak dari keluarga guru mengikuti jejak orang tuanya menjadi guru. Hal ini
memperkuat dugaan siswa yang mempunyai orang tua dengan profesi sebagai guru cenderung lebih mempunyai
persepsi yang positif terhadap profesi guru yang pada akhirnya akan menumbuhkan minat seseorang untuk
berkerja menjadi guru, sebaliknya siswa yang mempunyai orang tua bukan guru cenderung mempunyai persepsi yang
negatif terhadap profesi guru karena siswa menganggap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
profesi guru adalah profesi yang tidak terhormat dan tidak dapat menjamin pemenuhan kebutuhannya.
2 Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua maksudnya adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua, dalam
hal ini adalah tingkat SD, SMP, SMU dan PT. Setiap siswa mempunyai orang tua yang tingkat pendidikannya berbeda-
beda antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya. Tingkat pendidikan orang tua secara tidak
langs ung berpengaruh terhadap cara pandang siswa terhadap lingkungan sekitarnya.
Salah satu tugas dari orang tua adalah membimbing, mendidik dan mendampingi anak-anaknya dalam
mempersiapkan masa depannya. Kemampuan orang tua dalam membimbing, mendidik, mendampingi anaknya
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan yng dicapai orang tua akan membawa
pengaruh pada kehidupan seseorang yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi
juga berpengaruh terhadap jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat.
Kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan pendidikan formal yang tinggi menjadi pemicu anak untuk mencapai
30
hal yang serupa. Hal ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat orang tua semakin menyadari arti
penting pendidikan, sehingga akan menyadarkan dan mendorong anak untuk rajin belajar sehingga menjadi
orang yang berpengetahuan. Orang tua selalu ingin anak-anknya mengenyam tingkat
pendidikan yang lebih tinggi dari orang tua nnya. Apabila orang tuanya hanya sampai tingkat SMU, maka orang
tuanya akan berusaha untuk menyekolahkan anaknya sampai tingkat perguruan tinggi. Pola asuh demikian akan
mempengaruhi siswa dalam memandang suatu profesi. Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi
secara tidak langsung akan cenderung memandang profesi guru sebagai profesi yang rendah, sedangkan orang tua
yang mempunyai pendidikan yang rendah akan tetap memandang profesi guru sebagai profesi yang terhormat
dan tinggi. Pola asuh seperti ini mengakibatkan berbedanya cara pandang siswa terhadap profesi guru dan pada
akhirnya berpengaruh terhadp minat seseorang untuk bekerja menjadi guru.
31
B. Rasionalitas Penelitian