Iritasi Primer Landasan Teori

{ } { } 2 a - 1 b - ab interaksi Efek + = Bolton, 1990

J. Iritasi Primer

Iritasi primer adalah suatu reaksi kulit terhadap zat kimia misalnya alkali kuat, asam kuat, pelarut, dan deterjen. Beratnya bermacam-macam, dari hiperaemia kelebihan zat kimia dalam darah, edema, dan vesikulasi sampai pemborokan. Iritasi primer terjadi di tempat kontak dan umumnya pada sentuhan pertama Lu, 1995. Suatu rangsangan kimia langsung pada jaringan disebabkan oleh zat yang mudah bereaksi dengan berbagai bagian jaringan. Biasanya zat ini tidak mencapai peredaran darah, karena langsung bereaksi dengan tempat jaringan yang pertama berhubungan. Organ tubuh yang terlibat terutama mata, hidung, tenggorokan, trakea, bronkus, epitel, alveolus, esophagus, dan kulit Ariens, Simons, dan Mutschler, 1985.

K. Landasan Teori

Radiasi sinar UV yang masuk sampai ke permukaan bumi UVA dan UVB dapat menimbulkan kerusakan yang berbahaya bagi tubuh. Salah satu langkah untuk mengurangi kerusakan ini adalah dengan menggunakan sunscreen. Sunscreen bekerja dengan mengabsorpsi atau memantulkan sinar UV. Produk sunscreen yang beredar di pasaran saat ini masih banyak yang mengandung senyawa sintetik. Penelitian ini menggunakan zat aktif dari bahan alam, yang diharapkan dapat mengurangi efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh senyawa sintetik. Bahan alam yang digunakan adalah rimpang kunir putih yang diketahui mengandung kurkumin yang dapat mengabsorpsi sinar UVA dan UVB. Produk sunscreen yang baik seharusnya mudah dan praktis, nyaman, aman, dan efektif saat digunakan. Oleh karena itu diperlukan suatu bentuk sediaan yang memenuhi persyaratan mutu. Penelitian ini membuat sediaan sunscreen dalam bentuk gel berbasis senyawa hidrofilik. Sediaan gel memiliki konsistensi yang lembut, tidak terlalu berminyak, memberikan rasa dingin yang timbul karena terjadinya evaporasi etanol dan air, serta dapat membentuk lapisan tipis di permukaan kulit dengan daya lekat tinggi sehingga efek perlindungannya lebih stabil. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi formula gel dengan bahan ekstrak rimpang kunir putih yang menggunakan Carbopol ® sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humectant, dimana Carbopol ® dan sorbitol dikombinasi untuk mendapatkan sediaan gel dengan sifat fisik yang baik. Gelling agent dan humectant merupakan bahan yang memegang peranan penting dalam sediaan gel sunscreen karena Carbopol ® sebagai gelling agent membentuk matriks tiga dimensi yang akan menghasilkan gel dan sorbitol sebagai humectant yang bersifat higroskopis akan menahan air pada sediaan gel untuk mengurangi penguapan, selain itu penambahan humectant dalam sediaan sunscreen bertujuan untuk mencegah timbulnya garis atau kerutan pada kulit, kulit kering, dan efek jangka panjang lainnya karena paparan radiasi UV dari sinar matahari. Sifat fisik dan stabilitas formula dilihat dari formula yang memiliki viskositas tertentu, yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki konsistensi padat pada penyimpanan dan memiliki konsistensi cair sesaat setelah diaplikasikan pada kulit, serta memiliki daya sebar yang baik, dalam arti tanpa tekanan besar mampu menyebar secara merata sehingga menjamin pemerataan dosis efektif. Nilai SPF didapatkan melalui pengukuran serapan ekstrak rimpang kunir putih menggunakan spektrofotometer UV dan untuk membuktikan keamanan pemakaian gel dilakukan uji iritasi primer dengan hewan uji kelinci albino.

L. Hipotesis