C. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari
langsung. Cairan penyari yang biasa digunakan adalah air, eter, atau cairan etanol- air Anonim, 1979. Penyarian simplisia dengan air dapat dilakukan dengan
infundasi, dekok, atau destilasi, sedangkan penyarian simplisia dengan pelarut organik dapat dilakukan dengan maserasi, perkolasi, dan sokhletasi Silva, Lee,
dan Kinghorn, 1998. Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang
dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20 ke atas, tidak beracun, netral, absorpsinya baik, dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, dan
panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit, sedangkan kerugian etanol adalah harganya yang mahal. Etanol dapat melarutkan alkaloida basa, minyak
menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar, dan klorofil Anonim, 1986.
Ekstrak rimpang kunir putih adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil perkolasi rimpang kunir putih menggunakan pelarut etanol 70.
D. Gel
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan Ansel, 1989. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gel digolongkan berdasarkan 2 sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi pertama membagi gel menjadi inorganik dan organik. Inorganik gel pada
umumnya berupa sistem 2 fase, sedangkan organik gel berupa sistem 1 fase. Klasifikasi yang kedua membagi gel menjadi hidrogel dan organogel. Hidrogel
mengandung bahan-bahan yang terdispersi sebagai koloid atau larut dalam air Allen Jr., 2002, sedangkan organogel mengandung pelarut non aqueous sebagai
fase kontinyu Zatz, Berry, dan Alderman, 1996. Gel merupakan sistem penghantaran obat yang sempurna untuk cara
pemberian yang beragam dan kompatibel dengan banyak bahan obat yang berbeda Allen Jr., 2002. Gel dengan tujuan penggunaan topikal tidak boleh kasar less
greasy Zatz et al., 1996.
Hidrogel adalah sistem dimana air tidak bisa bergerak immobilized oleh adanya polimer tidak larut. Salah satu alasan disukainya hidrogel sebagai
komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan obat dikarenakan kompatibilitasnya yang relatif baik dengan jaringan biologi. Polimer yang
digunakan dalam hidrogel terhidrolisis lambat dan secara bertahap melepaskan obat bebas. Banyak polimer untuk tujuan ini telah disintesis Zatz dan Kushla,
1996. Hidrogel cocok sebagai salep tidak berlemak untuk kulit dengan fungsi
kelenjar sebasea yang berlebihan. Setelah kering, hidrogel akan meninggalkan suatu lapisan tipis transparan elastis dengan daya lekat tinggi, tidak menyumbat
pori kulit, tidak mempengaruhi respirasi kulit, dan dapat mudah dicuci dengan air Voigt, 1994.
E. Gelling Agent
H
2
C H
C COOH
n
Gambar 2. Struktur umum carbomer Anonim, 2001
Carbopol
®
carbomer adalah polimer sintetik asam akrilat yang memiliki berat molekul besar, berupa serbuk putih dan halus, memiliki bau yang
khas, mudah terion, sedikit asam, higroskopis, terdispersi dalam air menghasilkan pH 2,8 – 3,2 tetapi tidak larut dalam air dan sebagian besar
pelarut Anonim, 2001; Zatz dan Kushla, 1996. Carbopol
®
940 memiliki sifat pengental yang baik pada konsentrasi tinggi serta menghasilkan gel yang jernih,
sangat cocok digunakan pada kosmetik dan sediaan topikal Anonim, 2006b. Larutan carbomer memiliki sifat alir pseudoplastic, yaitu viskositas
menurun seiring dengan kecepatan pencampuran yang meningkat Zatz dan Kushla, 1996. Carbomer akan menghasilkan gel yang jernih dan stabil pada pH
netral. Pada larutan asam pH 3,5 – 4, carbomer membentuk sistem dispersi dengan viskositas rendah sampai sedang. Antara pH 5 – 10, polimer akan
mencapai viskositas yang optimal saat membentuk gel. Pada pH di atas 10, struktur gel rusak dan viskositas menurun. Dispersi carbomer akan meningkat
viskositasnya seiring dengan peningkatan konsentrasi polimer. Gel carbomer akan mengalami degradasi oksidatif jika terpapar cahaya matahari dan terkatalisis oleh
logam. Penyerap UV ditambahkan ke dalam gel carbomer untuk mencegah oksidasi yang dapat mengakibatkan penurunan viskositas dan stabilitas gel
Anonim, 2001. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Carbomer digunakan sebagai pengental, suspending dan dispersing
agent , stabilizer, dan emulsifier. Carbomer sebagai gelling agent akan
membentuk sistem tiga dimensi, dimana medium pendispersi akan tertahan di dalam matriks gel. Carbomer biasa digunakan dalam kosmetik pada pH 6 sampai
9 dengan konsentasi di bawah 1. Carbomer tidak diabsorpsi oleh jaringan tubuh karena memiliki berat molekul yang besar. Uji klinis menunjukkan bahwa
carbomer memiliki potensial iritasi dan sensitisasi kulit yang rendah sampai pada
konsentrasi 100. Hal ini membuktikan bahwa carbomer aman digunakan sebagai bahan kosmetik Anonim, 2001; Anonim, 2006b
F. Humectant