Humectant Sinar UV dan

Carbomer digunakan sebagai pengental, suspending dan dispersing agent , stabilizer, dan emulsifier. Carbomer sebagai gelling agent akan membentuk sistem tiga dimensi, dimana medium pendispersi akan tertahan di dalam matriks gel. Carbomer biasa digunakan dalam kosmetik pada pH 6 sampai 9 dengan konsentasi di bawah 1. Carbomer tidak diabsorpsi oleh jaringan tubuh karena memiliki berat molekul yang besar. Uji klinis menunjukkan bahwa carbomer memiliki potensial iritasi dan sensitisasi kulit yang rendah sampai pada konsentrasi 100. Hal ini membuktikan bahwa carbomer aman digunakan sebagai bahan kosmetik Anonim, 2001; Anonim, 2006b

F. Humectant

Humectant adalah bahan dalam produk kosmetik yang dimaksudkan untuk mencegah hilangnya lembab dari produk dan meningkatkan jumlah air kelembaban pada lapisan kulit terluar saat produk digunakan Loden, 2001. Humectant merupakan senyawa higroskopis yang umumnya larut dalam air. Humectant tidak menutup kulit dan mudah hilang jika tercuci. Gliserol, propilen glikol, dan sorbitol biasa digunakan sebagai humectant dalam sediaan untuk mencegah penguapan dan pembentukan lapisan kering pada permukaan produk Zocchi, 2001. Humectant membantu menjaga kelembaban kulit dengan cara menjaga kandungan air pada lapisan stratum corneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit Rawlings, Harding, Watkinson, Chandar, dan Scott, 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3. Struktur sorbitol Anonim, 1979 Sorbitol merupakan serbuk, granul, atau serpihan berwarna putih, bersifat higroskopik, berasa manis, biasanya meleleh pada suhu sekitar 96ºC. Satu gram sorbitol larut dalam 0,45 mL air, sedikit larut dalam alkohol, metanol, atau asam asetat Anonim, 2000b. Sorbitol sangat tidak larut dalam pelarut organik. Sorbitol bersifat inert dan dapat bercampur dengan bahan tambahan lainnya Loden, 2001. Larutan sorbitol berupa cairan seperti sirup yang tidak berwarna, jernih, berasa manis, tidak memiliki bau yang khas, dan bersifat netral. Larutan sorbitol tidak untuk diinjeksikan Anonim, 2000b. Sorbitol sifatnya tidak iritatif pada kulit, dan tidak toksik jika digunakan peroral sampai dosis 9 gramhari. Pada umumnya sorbitol digunakan sebagai pemanis Loden, 2001. Saat ini sorbitol sering digunakan dalam kosmetik modern sebagai humectant dan bahan pembengkak thickener karena sifatnya yang higroskopis Anonim, 2005b. Sorbitol, di bawah kondisi 25ºC dengan kelembaban relatif 50, memiliki higroskopisitas sebesar 1 mg H 2 O 100 mg dan kapasitas menahan air sebesar 21 mg H 2 O 100 mg Rawlings et al., 2002.

G. Sinar UV dan

Sunscreen Sinar matahari terdiri dari tiga kategori yang dikelompokkan berdasarkan panjang gelombangnya, yaitu UV, sinar tampak, dan infra merah. UV dekat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu UVA 320 – 400 nm, UVB 290 – 320 nm, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan UVC 200 – 290 nm. Sinar UVC umumnya tidak mencapai permukaan bumi karena memiliki panjang gelombang yang paling pendek sehingga terserap seluruhnya di lapisan ozon. Sinar UVB memiliki panjang gelombang yang lebih panjang daripada UVC sehingga masih dapat melewati lapisan ozon sekitar 10. Apabila lapisan ozon menipis, sinar UVB yang dapat melewati lapisan ozon akan semakin banyak sehingga UVB yang mencapai permukaan bumi akan meningkat jumlahnya. Sinar UVA memiliki panjang gelombang yang paling panjang diantara sinar UV dekat lainnya sehingga sinar ini hampir seluruhnya dapat melewati lapisan ozon. Dengan demikian sinar UV yang paling banyak mencapai permukaan bumi adalah sinar UVA. Anonim, 2005a ; Lucas et al., 2006. Sinar UVB dapat memberikan efek positif dengan menginduksi produksi vitamin D di kulit. Sepuluh dari seribu kematian di US setiap tahunnya disebabkan oleh kanker akibat kekurangan UVB kekurangan vitamin D. Kekurangan vitamin D juga dapat menyebabkan osteomalasia, yang dapat mengakibatkan sakit pada tulang, sulit menahan berat badan, dan terkadang patah tulang Anonim, 2007a. Namun demikian, UVB merupakan sinar UV yang paling bertanggung jawab mengakibatkan sunburn di kulit. Sinar ini hanya mampu menembus kulit sampai pada lapisan epidermis, dimana pada lapisan ini terdapat keratinosit sel kulit, sel basal, dan sel melanosit. Sel melanosit mensintesis enzim tirosinase dan pigmen melanin yang kemudian dipindahkan ke keratinosit dan menimbulkan warna di kulit. UVB akan merangsang sel melanosit untuk membentuk melanin lebih banyak, akibatnya kulit akan menjadi lebih gelap yang sering disebut terbakar, atau jika ukurannya sangat kecil biasa disebut titik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atau flek hitam Anonim, 2005a. Selain itu, radiasi UVB akan menginduksi pembentukan radikal bebas, dimana jika tubuh sudah tidak mampu menahan radikal bebas yang jumlahnya sangat berlebih maka radikal bebas tersebut akan bereaksi dengan molekul yang ada di dekatnya sehingga akan merusak molekul dan struktur sel. Perusakan ini akan mendorong timbulnya kanker kulit seperti melanoma Anonim, 2006c. Sinar UV yang memiliki panjang gelombang paling tinggi adalah UVA. Sinar ini dapat menembus kulit sampai ke lapisan dermis, dimana pada lapisan ini terdapat kolagen, elastin, pembuluh darah, dan ujung saraf. Lapisan ini memberikan perlindungan bagi kulit. Paparan UVA dalam jangka panjang dapat merusak dan menyusutkan kolagen dan elastin, dengan demikian lapisan terluar epidermis akan mengkerut atau tidak terikat lagi dengan jaringan tubuh Anonim, 2005a. Radiasi UV berlebih yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan efek negatif seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Efek negatif lainnya adalah pengaruh radiasi UV terhadap sistem imun dan radikal bebas dalam tubuh. Efek lokal radiasi UV adalah menghentikan respon sel imun terhadap sel abnormal yang dapat mengakibatkan terbentuknya kanker kulit, sedangkan efek sistemiknya adalah menekan respon imun dari sel Thelper Th-1 yang dapat mengakibatkan timbulnya autoimmune disorder gangguan autoimun, dimana tubuh mengenali sel-sel di dalamnya sebagai sel asing Lucas et al., 2006. Salah satu cara untuk melindungi kulit dari efek berbahaya sinar UV adalah menggunakan sunscreen setiap hari. Sunscreen adalah senyawa kimia yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengabsorpsi dan atau memantulkan sinar UV sebelum berhasil mencapai kulit. Biasanya sunscreen merupakan kombinasi dari dua atau lebih zat aktif. Jika hanya digunakan satu zat aktif, sunscreen tersebut hanya mampu mengabsorpsi energi UV pada spektrum yang terbatas Stanfield, 2003. Sunscreen bekerja dengan 2 cara: 1. Memantulkan sinar light scattering. Mekanisme tersebut menyebabkan radiasi UV dipantulkan ke segala arah oleh permukaan kecil kristal dari beberapa pigmen. Prinsipnya adalah membentuk lapisan tipis yang kusamburam pada permukaan kulit. 2. Mengabsorpsi panjang gelombang pada range UVA dan UVB oleh suatu senyawa. Radiasi yang diabsorpsi kemudian dikeluarkan kembali sebagai panas oleh getaran deeksitasi pada keadaan eksitasi Calder, 2005. Tingkat perlindungan efektivitas produk sunscreen terhadap sinar UV dilihat dari nilai SPF Sun Protection Factors. SPF dapat mengindikasikan lamanya seseorang yang menggunakan sunscreen dapat bertahan di bawah sinar matahari tanpa menimbulkan eritema sebagai salah satu akibat dari sunburn Anonim, 2007b. Uji nilai SPF menggunakan metode in vivo adalah membandingkan MED Minimal Erythema Dose antara seseorang yang menggunakan sunscreen dengan yang tidak Walters, Keeney, Wigal, Johnston, dan Cornelius, 1997. MED adalah kuantitas energi yang efektif menimbulkan eritema Joulesm 2 yang dibutuhkan untuk menghasilkan penampakan pertama, reaksi kemerahan dengan batas yang jelas Anonim, 1999. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SPF = skin protected - non in skin protected in MED MED Anonim, 1999 Metode in vitro untuk mencari nilai SPF merupakan hubungan antara SPF dan absorbansi yang ditunjukkan pada persamaan berikut : A = – log 10 SPF 1 = log 10 SPF Walters et al., 1997 Produk sunscreen yang telah beredar di pasaran saat ini mengandung sunscreen agent antara lain PABA para amino benzoic acid yang mengabsorbsi pada panjang gelombang 260 – 313 nm, oxybenzone yang mengabsorbsi pada panjang gelombang 270 – 350 nm, octyl methoxycinnamate yang mengabsorbsi pada panjang gelombang 280 – 310 nm, dan octyl salicylate yang mengabsorbsi pada panjang gelombang 260 – 310 nm Anonim, 2007c.

H. Spektrofotometri UV–Vis