c. Aliran dilatan
Viskositas cairan akan naik dengan naiknya shear rate karena volume interpartikel void akan naik bila ia bergeser.
Gambar 7. Pembesaran volume interpartikel void Aulton, 2002.
Partikel dalam larutan memiliki volume interpartikel void yang kecil pada saat zero shear karena jumlah pembawa cukup untuk mengisi
void tersebut. Tetapi adanya shear rate akan menyebabkan terjadinya pergerakan partikel yang cepat memperbesar void. Akibatnya, pembawa
dengan jumlah yang tetap tidak cukup untuk mengisi void antar partikel yang melebar. Maka dari itu, viskositas sistem akan meningkat Aulton,
2002.
Gambar 8. Kurva sifat alir dilatan Allen et al., 2011.
F. Evaluasi Sediaan Nanokrim
1. Uji organoleptis
Pengujian organoleptis didasarkan pada proses pengindraan. Pengujian ini bertujuan untuk mengamati adanya perubahan atau pemisahan fase,
timbulnya bau, perubahan warna, dan perubahan konsistensi krim Lawrence and Rees, 2000.
2. Uji homogenitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi partikel fase dispers dalam sediaan nanokrim Voight, 1994.
3. Uji pH
Sediaan farmasetik untuk tujuan penggunaan topikal sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5
– 7,0 Yadav et al., 2014. pH yang terlalu basa akan menyebabkan kulit menjadi bersisik, sedangkan
pH yang terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit Ali and Yosipovitch, 2013.
4. Uji tipe krim
Uji ini dilakukan untuk mengetahui tipe nanokrim yang terbentuk. Tipe nanokrim dapat berupa tipe minyak dalam air MA, air dalam minyak
AM, dan bikontinu Firoz, Afzal, and Imran, 2012.
5. Uji ukuran droplet
Pengujian ukuran droplet dilakukan dengan particle size analyzer PSA tipe dynamic light scattering DLS. Prinsip PSA adalah sampel
disinari dengan sinar laser dan fluktuasi cahaya yang tersebar dideteksi pada
hamburan sudut � yang dikenal oleh detektor foton secara cepat Volker,
2009.
6. Uji viskositas dan rheologi
Viskositas merupakan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Viskositas dipengaruhi zat pengental, surfaktan, jumlah fase terdispersi, dan
ukuran partikel Martin et al., 2008. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan
deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas
fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh bioavailability Allen et al., 2011.
7. Uji daya sebar
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan daya sebar krim pada kulit. Caranya yaitu volume tertentu diletakkan pada bagian tengah lempeng
gelas, kemudian ditutup dengan lempeng gelas lainnya. Pada bagian lempeng sebelah atas dalam interval waktu tertentu dibebani oleh anak timbang.
Diameter penyebaran yang dihasilkan dengan penambahan pembebanan menggambarkan daya sebar sediaan Parchuri, Kumar, Goli, and Karki,
2013.
8. Uji daya lekat
Uji ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh krim untuk melekat pada kulit. Hal ini juga berhubungan dengan lama durasi kerja
obat. Semakin lama waktu yang dibutuhan, maka semakin lama durasi kerja obat Voight, 1994.
G. Uji Stabilitas Fisik
Stabilitas merupakan kemampuan suatu produk obat atau kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan
dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk. Sediaan yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam batas
yang dapat diterima selama periode waktu penyimpanan dan penggunaan, di mana memiliki sifat dan karakteristik yang sama dengan yang dimiliki ketika dibuat
ACCSQ-PPWG, 2005. Ketidakstabilan fisik sediaan ditandai dengan adanya warna yang
memudar atau munculnya warna, timbul bau, perubahan atau pemisahan fase, pecahnya sistem, pengendapan suspensi atau caking, perubahan konsistensi,
pertumbuhan kristal, terbentuknya gas, dan perubahan fisik lainnya Martin et al., 2008.
Uji stabilitas
dipercepat accelerated testing
dirancang untuk meningkatkan laju degradasi kimia dan perubahan fisik sediaan dengan
menggunakan kondisi penyimpanan berlebih dengan tujuan pemantauan reaksi degradasi dan memprediksi masa simpan dibawah kondisi penyimpanan normal.
Desain uji stabilitas dipercepat meliputi suhu tinggi atau rendah, kelembaban tinggi atau rendah, dan cahaya yang kuat atau lemah Gadhave, 2002.
Uji stabilitas dipercepat untuk sediaan krim dapat dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu 40°C dan RH 75 selama satu bulan. Efek dari
suhu, kelembapan dan waktu terhadap karakteristik fisik krim akan diamati sebagai bentuk stabilitas dari formulasi. Dengan melakukan uji stabilitas
dipercepat, kondisi kestabilan sediaan farmasetika atau kosmetik dapat diperoleh dalam waktu singkat. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan dalam waktu singkat dengan menyimpan sediaan pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat terjadinya perubahan. Jika hasil pengujian pada
accelerated testing diperoleh hasil yang stabil, maka sediaan yang dibuat dapat dinyatakan stabil selama dua tahun pada masa simpannya Kumar, Sasikanth,
Sabareesh, and Dorarabu, 2011.
H. Pemerian Bahan
1. Tween 80
Polyoxyethylene 80 sorbitan monolaurate atau biasa disebut Tween 80 gambar 9 mempunyai rumus molekul C
64
H
124
O
26
dan berat molekul 1310 grammol. Tween 80 larut dalam air, etanol, serta tidak larut dalam minyak
mineral dan minyak sayur Rowe, Shesky, and Quinn, 2009. Tween 80 merupakan surfaktan non-ionik yang pemeriannya berupa
cairan berwarna kuning dan memiliki nilai HLB 15. Tween 80 stabil pada keberadaan elektrolit, asam lemah, dan basa. Tween 80 sering digunakan
dalam kosmetik, produk makanan, formulasi oral, parenteral dan topikal serta
merupakan eksipien yang tidak toksik dan tidak mengiritasi American Pharmaceutical Association, 1994.
Konsentrasi Tween 80 sebagai kombinasi surfaktan dalam suatu sediaan berkisar antara 1-10 Rowe et al., 2009.
Gambar 9. Struktur kimia Tween 80 Rowe et al., 2009.
2. Span 80
Sifik fisik Span 80 gambar 10 yaitu cairan berwarna kuning, mempunyai HLB 4,3, densitas 1,01, viskositas 970-1080 mPa.s pada suhu
25ºC, titik lebur 43-48ºC dan larut dalam minyak serta pelarut organik. Konsentrasi Span 80 sebagai kombinasi surfaktan dalam suatu sediaan
berkisar antara 1-10 Rowe et al., 2009.
Gambar 10. Struktur kimia Span 80 Rowe et al., 2009.
3. Virgin coconut oil VCO
VCO merupakan minyak yang dihasilkan dari buah kelapa segar. VCO dihasilkan tanpa melalui penambahan bahan kimia atau proses pemanasan
tinggi Timoti and Hana, 2005. Virgin coconut oil VCO diperoleh melalui wet process santan kelapa yaitu dimulai dari proses creaming, flokulasi, dan
kemudian coalescence. Proses yang dilakukan tidak menggunakan pelarut organik sehingga hemat biaya, hemat energi, dan sederhana Marina, Man,
and Amin, 2009. VCO mengandung banyak asam lemak rantai menengah medium chain
fatty acid. Kandungan asam lemak rantai menengah yang paling banyak terkandung dalam VCO yaitu asam laurat Timoti and Hana, 2005.
Kandungan asam lemak dalam VCO tertera pada tabel I.
Tabel I. Kandungan asam lemak dalam VCO Nama
Asam lemak Konsentrasi
Asam kaproat C6
0,52-0,69 Asam kaprilat
C8 7,19-8,81
Asam kaprat C10
5,65-6,59 Asam laurat
C12 46,64-48,03
Asam miristat C14
16,23-18,90 Asam palmitat
C16 7,41-9,55
Asam stearat C18
2,81-3,57 Asam oleat
C18:1 5,72-6,70
Asam linoleat C18:2
0,90-1,72
Marina, Man, Nazimah, and Amin, 2009
4. Akuades
Akuades digunakan sebagai pelarut dan pembawa pada formulasi farmasetika. Untuk aplikasi farmasi, air dimurnikan dengan cara destilasi,
pertukaran ion, reverse osmosis RO, atau beberapa proses lain yang sesuai untuk menghasilkan akuades. Karakteristik akuades adalah cairan bening,
tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa Rowe et al., 2009.
I. Landasan Teori
Kojic acid dipalmitate KAD merupakan senyawa ester dari kojic acid KA yang mempunyai stabilitas yang lebih baik dibanding KA Mohamad et al.,
2010. KAD memiliki sifat lipofil, stabil terhadap pH, suhu, dan cahaya. Sifat lipofilik dari KAD ini menjadikan KAD cocok untuk diformulasikan dalam
bentuk nanokrim MA Goncalez et al., 2015. Nanokrim adalah sediaan semisolid berupa emulsi yang stabil secara kinetika dan mempunyai ukuran
droplet berkisar antara 20-500 nm. Komponen penting pada pembuatan nanokrim yaitu surfaktan Maestro et
al., 2008. Surfaktan merupakan kopolimer amfifilik yang akan secara efektif membentuk nanokrim yang stabil karena surfaktan membantu penggabungan fase
air dan fase minyak dan memperkecil ukuran droplet yang terbentuk dengan shear yang sesuai Martin et al., 2008. HLB yang sesuai dapat diperoleh dengan
menggunakan kombinasi antar surfaktan. Pada penelitian ini, surfaktan yang digunakan yaitu Tween 80 dan Span 80. Penelitian yang dilakukan oleh Dizaj
2013 menunjukkan kombinasi surfaktan Tween 80 dan Span 80 banyak digunakan untuk sediaan topikal karena sifatnya yang aman, non-toksik,
kompatibel terhadap media asam dan basa, tahan terhadap hidrolisis dan degradasi mikroorganisme, serta memiliki critical micelle concentration CMC rendah
yang dapat menghasilkan micelle yang lebih stabil sehingga dapat meningkatkan kestabilan sistem yang terbentuk.
Penelitian Abdulkarim et al. 2010 menggunakan kombinasi surfaktan Tween 80 dan Span 20 dalam pembuatan nanokrim piroksikam. Konsentrasi yang
digunakan yaitu 38 dengan perbandingan Tween 80 dan Span 20 sebesar 8 : 2. Pada penelitian tersebut, ukuran droplet yang dihasilkan dalam rentang 130-140
nm. Selain komponen formula, metode pembuatan nanokrim harus sesuai
karena metode pembuatan berperan dalam proses pembentukan ukuran droplet dalam rentang nanometer. Metode yang digunakan untuk pembuatan nanokrim
KAD yaitu emulsifikasi energi tinggi menggunakan mixer. Energi tinggi yang dihasilkan mixer diperoleh dari pengadukan kecepatan yang tinggi. Pengadukan
kecepatan tinggi yang dihasilkan rotor mixer akan mengakibatkan emulsi terlempar ke sekeliling rotor sehingga terjadi dispersi yang intens pada ruang
antara rotor dan dinding dalam stator yang menyebabkan droplet yang terbentuk berukuran kecil.
J. Hipotesis Penelitian
Sediaan nanokrim KAD yang memiliki stabilitas fisik yang baik dapat dihasilkan dengan kombinasi surfaktan Tween 80 dan Span 80 menggunakan
mixer.