Perumusan masalah Keaslian penelitian

Melanin merupakan pigmen utama yang menentukan warna kulit. Melanin disintesis pada melanosom yaitu organela khusus pada melanosit yang terletak pada lapisan basal epidermis. Melanin yang terbentuk kemudian akan ditransfer ke keratinosit sehingga akan terjadi pigmentasi kulit Hindritiani, Dhianawaty, Sujatno, Sutedja, and Setiawan, 2013. Gambar 2. Struktur epidermis kulit Park and Yaar, 2012. Efek penghambatan dan kondisi penyimpanan dari KA tidak memadai karena mudah mengalami ketidakstabilan yang dapat dipercepat dengan adanya panas dan cahaya. Oleh sebab itu, dalam formulasinya di sediaan kosmetik digunakan senyawa derivat dari KA. Kojic acid dipalmitate KAD merupakan salah satu bentuk derivat dari senyawa KA yang mempunyai stabilitas dan efektivitas penghambatan enzim tirosinase lebih baik dibanding KA Mohamad et al., 2010. KAD gambar 3 adalah serbuk berwarna kuning, dengan titik lebur 92 – 95 ºC, bersifat lipofilik dan mempunyai stabilitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan KA. KAD memiliki sifat yang lipofil, stabil terhadap cahaya, panas, dan pH. Batas penggunaan KAD pada sediaan perawatan kulit yaitu 0,5-3 Spec-Chem, 2013. KAD mempunyai aktivitas yang sama seperti KA yaitu memiliki aktivitas antioksidan dengan melalui mekanisme radical scavenging activity dan mengkhelat besi serta digunakan juga sebagai agen pemutih Al-Edresi and Baie, 2010. Gambar 3. Struktur kimia kojic acid dipalmitate Balaguer, Salvador, and Chisvert, 2008.

B. Nanokrim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut dalam bahan dasar yang sesuai Depkes RI, 1995. Nanoemulsi adalah salah satu bentuk dari emulsi yang stabil secara kinetika, mengandung dispersi yang sangat halus dengan ukuran droplet berkisar antara 20-500 nm Porras et al., 2004. Oleh karena itu, nanokrim dapat didefinisikan nanokrim sebagai sediaan semisolid berupa emulsi yang stabil secara kinetika dan mempunyai ukuran droplet berkisar antara 20-500 nm. Sistem penghantaran nanokrim terdiri dari dua jenis yaitu nanokrim minyak dalam air MA dengan sistem fase minyak sebagai fase internal dan fase air sebagai fase eksternal serta nanokrim air dalam minyak AM dengan sistem fase minyak sebagai fase eksternal dan fase air sebagai fase internal Al-Edresi and Baie, 2010. Tipe nanokrim dapat diuji dengan tiga cara yaitu uji pengenceran, uji kelarutan warna dan uji konduktivitas. Uji pengenceran didasarkan pada prinsip bahwa suatu emulsi akan bercampur dengan fase luarnya. Misalnya suatu emulsi MA akan mudah diencerkan dengan penambahan air dan tipe emulsi AM akan mudah diencerkan dengan penambahan minyak. Uji kelarutan warna dilakukan dengan menggunakan zat warna larut air seperti metilen biru atau biru brillian CFC yang diteteskan pada permukaan emulsi. Jika zat warna terlarut dan berdifusi homogen pada fase eksternal yang berupa air, maka tipe emulsi adalah MA. Uji Konduktivitas didasarkan pada prinsip bahwa air mampu untuk menghantarkan listrik dan minyak tidak dapat menghantarkan listrik. Jika suatu elektroda diletakkan pada suatu sistem emulsi dan terlihat adanya konduktivitas elektrik maka tipe emulsi tersebut adalah MA namun apabila tidak ada kondiktivitas elektrik yang terjadi maka tipe emulsi tersebut adalah AM Martin, 2008.

C. Metode Pembuatan Nanokrim

Berdasarkan besarnya energi yang diberikan pada sistem, terdapat dua metode pembuatan nanokrim, yaitu:

1. Metode emulsikasi energi tinggi

Emulsifikasi energi tinggi membutuhkan energi mekanik dari luar misalnya dengan instrumen seperti stirrer, homogenizers, microfluidizers, atau ultrasound generator Villers, Aramwit, and Kwon, 2009. Energi tinggi