Surfaktan yang dipilih harus dapat menurunkan tegangan antarmuka untuk membantu proses penyatuan fase minyak dan fase air, menghasilkan film fleksibel
yang dapat ditembus oleh kedua fase sehingga dapat bercampur, dan memiliki sifat hidrofil-lipofil untuk memberikan lingkungan yang tepat pada daerah
antarmuka agar dapat terlihat tipe sistem yang diinginkan yaitu MA, AM, atau bicontinuous Swarbrick, 2007.
Surfaktan digolongkan menjadi surfaktan tipe ionik, non-ionik, dan amfoterik Sinko, 2011. Surfaktan non ionik umumnya lebih sering digunakan
karena memiliki toksisitas yang rendah dibanding dengan surfaktan ionik. Nilai HLB yang sesuai sulit dicapai pada penggunaan surfaktan secara tunggal. Oleh
sebab itu, digunakan kombinasi dua surfaktan non ionik untuk mendapatkan nilai HLB yang sesuai Gupta et al., 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Dizaj
2013 menunjukkan kombinasi surfaktan Tween 80 dan Span 80 banyak digunakan untuk sediaan topikal karena sifatnya yang aman, non-toksik,
kompatibel terhadap media asam dan basa, tahan terhadap hidrolisis dan degradasi mikroorganisme, serta memiliki critical micelle concentration CMC rendah
yang dapat menghasilkan micelle yang lebih stabil sehingga dapat meningkatkan kestabilan sistem yang terbentuk.
E. Rheologi
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Dalam bidang
farmasi, prinsip-prinsip rheologi diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi,
emulsi, losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi dosage form sebagai
penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat oleh pasien, stabilitas fisika obat,
bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh bioavailability Allen, Popovich, and Ansel, 2011. Terdapat dua jenis sifat aliran bahan, yaitu:
1. Newtonian
Aliran newtonian mempunyai karakteristik viskositas yang konstan dengan peningkatan shear rate Allen et al., 2011.
Gambar 4. Kurva tipe sifat alir newtonian Allen et al., 2011.
2. Non-newtonian
Aliran non-newtonian mempunyai karakteristik viskositas yang selalu berubah dengan penambahan shear rate. Dispersi heterogen cairan dan
padatan seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair, dan salep termasuk dalam tipe aliran non-newtonian Sinko and Singh, 2011. Aliran non-
newtonian dibedakan menjadi tiga tipe yaitu:
a. Aliran plastik
Cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir sebelum suatu gaya tertentu dilampauinya. Gaya tersebut adalah yield value atau f.
Adanya yield value diakibatkan adanya interaksi van der Waals antar droplet yang berdekatan. Pada tekanan di bawah yield value, cairan
tersebut bertindak sebagai bahan elastik sedangkan di atas yield value, aliran mengikuti hukum newton Allen et al., 2011.
Gambar 5. Kurva sifat alir plastik Allen et al., 2011.
b. Aliran pseudoplastik
Viskositas cairan pseudoplastik akan berkurang dengan naiknya shear rate dan tidak ada yield value. Viskositas yang menurun terjadi
karena adanya peningkatan shear rate yang menyebabkan rantai polimer tersusun menjadi rantai panjang yang lurus sehingga akan terjadi
penurunan resistensi sistem Sinko and Singh, 2011.
Gambar 6. Kurva sifat alir pseudoplastik Yulianti, Lestari, Aksarina, Simorangkir, Kusuma, and Banaimun, 2009.