8 Pengukuran daya lekat
Sampel nanokrim ditimbang sebanyak 0,03 gram, diratakan pada gelas objek dan ditutup dengan gelas objek lainnya. Beban
seberat satu kg ditambahkan dan didiamkan selama satu menit. Setelah satu menit, beban diturunkan. Gelas objek ditempatkan pada
alat uji dan ditarik dengan beban 80 gram. Waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan kedua gelas objek dicatat.
b. Evaluasi stabilitas fisik
Metode evaluasi stabilitas fisik nanokrim yang digunakan adalah accelerated testing. Sediaan nanokrim disimpan pada climatic chamber
dengan suhu 40 ± 2 ºC dengan RH 75 ± 5 selama satu bulan. Setelah waktu uji, perubahan warna, bau, konsistensi dan terjadinya pemisahan
fase nanokrim diamati. Apabila sampel tetap stabil maka dilakukan uji organoleptis, homogenitas, pH, tipe krim, ukuran droplet, viskositas, daya
sebar, dan daya lekat.
F. Analisis Data
Aplikasi program R-3.2.2 digunakan untuk melakukan uji statistika dengan membandingkan data sifat fisik dan stabilitas fisik. Pada tingkat
kepercayaan 95 maka dilihat apakah nilai p-value menunjukkan distrubusi data normal atau tidak normal. Data yang terdistribusi normal diolah dengan uji T
sedangkan untuk data yang tidak normal diolah dengan Wilcoxon untuk mendapatkan p-value. Jika nilai p-value kurang dari 0,05 dapat disimpulkan
terdapat perbedaan setelah sampel mengalami accelerated testing.
33
BAB IV PEMBAHASAN HASIL
A. Formulasi Nanokrim KAD
Pada penelitian ini, dibuat formulasi nanokrim kojic acid dipalmitate KAD dengan fase minyak virgin coconut oil VCO dan kombinasi surfaktan
antara Tween 80 dan Span 80. Metode pembuatan yang digunakan adalah metode emulsifikasi energi tinggi dengan pengadukan kecepatan tinggi mengunakan
mixer. Metode ini diacu dari metode hasil penelitian Abdulkarim et al. 2010 dengan menggunakan alat berupa propeller dengan prinsip yang sama yaitu
pengadukan kecepatan tinggi.
B. Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Nanokrim KAD
Sediaan nanokrim KAD yang baik yaitu memiliki kriteria ukuran droplet kurang dari 500 nm, tidak mengalami pemisahan fase, memiliki pH sesuai dengan
pH kulit yaitu antara 4,5 – 7, serta mempunyai viskositas antara 7,5 – 45 Pa.s.
Karakterisasi sediaan nanokrim KAD tersaji dalam tabel IV.
Tabel IV. Karakterisasi sediaan nanokrim KAD
Spesifikasi Hasil
Bentuk Krim
Warna Putih kekuningan
Bau Minyak kelapa
Pemisahan fase Tidak terjadi
pH 6,395 ± 0,298
Homogenitas Tipe krim
Ukuran droplet Homogen
Minyak dalam air MA 80,78 ± 79, 99 nm
Viskositas 22,345±6,546 Pa.s
Rheologi Pseudoplastis
Daya sebar 2,51 ± 0,05 cm
Daya lekat 0,49±0,02 detik
1. Pemeriksaan organoleptis dan pH
Gambar 11. Nanokrim KAD
Ketiga replikasi nanokrim masing-masing dilakukan evaluasi awal terhadap organoleptisnya. Uji organoleptis meliputi warna, bau dan
pemisahan fase. Nanokrim KAD yang dihasilkan berwarna putih kekuningan. Warna tersebut terbentuk dari perpaduan kojic acid dipalmitate yang
berwarna putih dan Tween 80-Span 80 yang berwarna kuning. Bau khas kojic acid dipalmitate tidak tercium karena tertutup oleh bau dari virgin coconut oil
dalam sediaan. Ketiga replikasi formula tidak mengalami pemisahan fase. Secara umum, pH ketiga formula cenderung bersifat netral yaitu dengan
pH rata-rata 6,395 ± 0,298 yang menunjukkan bahwa pH sediaan sesuai dengan persyaratan pH untuk sediaan kulit yaitu 4,5-7. Hal ini akan
menurunkan resiko terjadinya iritasi saat pengaplikasian sediaan pada kulit.
2. Pemeriksaan homogenitas
Sediaan dikatakan homogen apabila susunan partikelnya terdistribusi merata. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, hasil menunjukkan bahwa
dari ketiga replikasi sediaan nanokrim yang dibuat memiliki homogenitas
yang baik dan menunjukkan pendistribusian partikel yang merata. Hasil pengamatan homogenitas ditunjukkan pada gambar 12.
Gambar 12. Hasil uji homogenitas nanokrim KAD
3. Pemeriksaan tipe nanokrim
Tipe nanokrim diperiksa dengan mendispersikan sampel nanokrim pada fase minyak dan fase air yang digunakan. Fase di mana sampel dapat
terdispersi homogen menunjukkan tipe emulsi tersebut. Berdasarkan hasil yang dilakukan, diketahui sediaan nanokrim KAD memiliki tipe minyak
dalam air. Sampel dapat terdispersi dalam fase air dengan baik, sedangkan tidak terlarut membentuk droplet pada fase minyak gambar 13.
Gambar 13. Kelarutan sediaan nanokrim KAD a dalam air b dalam minyak
Tipe sediaan juga dapat diketahui dari nilai HLB sistem yang digunakan. Apabila nilai HLB campuran lebih dari 8 menunjukkan tipe
minyak dalam air dan apabila kurang dari 8 menunjukkan tipe air dalam a
b
minyak. Nilai HLB campuraan sediaan nanokrim KAD yaitu 12,86 sehingga diklasifikasikan dalam tipe minyak dalam air. Perhitungan nilai HLB tertera
pada lampiran 2.
4. Pemeriksaan ukuran droplet
Gambar 14. Distribusi droplet nanokrim KAD
Pemeriksaan ukuran droplet dari sediaan nanokrim KAD dengan menggunakan mixer menghasilkan ukuran sebesar 80,78 nm. Dari hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa nanokrim KAD yang dibuat menggunakan mixer termasuk dalam kategori sediaan nanokrim. Namun simpangan baku
yang diperoleh masih cukup besar yaitu 79,99 nm. Hal ini disebabkan karena pengecilan ukuran droplet dengan menggunakan emulsifikasi energi tinggi
akan menyebabkan ukuran yang terbentuk tidak seragam dan memiliki puncak yang banyak Affandi, Julianto, and Majeed, 2011. Untuk mendapat
ukuran droplet yang seragam maka diperlukan energi yang lebih tinggi serta pembuatan nanokrim dilakukan dengan beberapa siklus di mana sistem
nanokrim yang terbentuk pertama kali di hitung sebagai siklus pertama.
5. Pengukuran viskositas
Viskositas adalah tahanan untuk mengalir. Viskositas, elastisitas, dan rheologi adalah karakteristik yang penting dalam produk sediaan semisolid.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, sediaan nanokrim KAD memiliki viskositas sebesar 22,345±6,546 Pa.s dengan rheologi yang bersifat
pseudoplastis.
Gambar 15. Kurva rheologi sediaan nanokrim KAD
Sediaan dengan sifat aliran pseudoplastis menunjukkan semakin besar gaya atau shearing stress yang diberikan mengakibatkan penurunan
viskositas sediaan Martin et al., 2008. Rheologi yang ideal untuk sediaan nanokrim yaitu pseudoplastis karena saat dioleskan pada wajah maka
viskositas sediaan akan menurun yang berakibat daya sebar akan meningkat sehingga memudahkan saat pemakaian sediaan.
200 400
600 800
1000 1200
1400
10 20
30 40
50 60
Vis co
sit y
P a
.s
Shear Rate 1s
Viscosity Pa.s R1 Viscosity Pa.s R2
Viscosity Pa.s R3