Manfaat Teoritis. Manfaat Praktis:
jenis sumber yang befungsi sebagai tenaga penahan setelah proses perceraian dan penting untuk pemulihan keluarga. Pertama, sumber
ekonomi termasuk sumber material, seperti penghasilan dan barang milik. Kedua, sumber pengasuhan termasuk tingginya tingkat keterlibatan
orangtua, disiplin yang konsisten, parameter yang jelas batas-batasnya berfungsi sebagai contoh bagi anak serta memberikan keamanan. Ketiga,
sumber komunitas termasuk teman, hubungan keluarga dan organisasi formal yang menyediakan informasi dan dukungan sosial yang mengarah
ke perbaikan fungsi keluarga dan anggota tiap individu. Selain itu, menurut Grotberg 1995, upaya mengatasi kesulitan serta
mengembangkan resiliensi remaja sangat tergantung pada pemberdayaan tiga faktor dalam diri remaja yang disebut tiga sumber resiliensi. Pertama,
I have Aku punya merupakan sumber resiliensi yang berhubungan dengan pemaknaan remaja terhadap besarnya dukungan yang diberikan
oleh lingkungan sosial terhadap dirinya. Sumber I have memiliki beberapa kualitas yang memberikan sumbangan bagi pembentukan resiliensi, yaitu
hubungan yang dilandasi oleh kepercayaan penuh, struktur dan peraturan di rumah, model peran, dorongan untuk mandiri serta akses terhadap
layanan kesehatan, pendidikan, keamanan dan kesejahteraan. Kedua, I am Aku ini merupakan sumber resiliensi yang berkaitan dengan kekuatan
pribadi yang dimiliki oleh remaja, yang terdiri dari perasaan, sikap dan keyakinan pribadi. Beberapa kualitas pribadi yang mempengaruhi I am ini
adalah disayang dan disukai oleh banyak orang, mencintai, empati, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepedulian pada orang lain, bangga dengan dirinya sendiri, bertanggungjawab terhadap perilaku sendiri dan menerima
konsekuensinya, percaya diri, optimistik dan penuh harapan. Ketiga, I can Aku dapat adalah sumber resiliensi yang berkaitan dengan apa saja yang
dapat dilakukan oleh remaja sehubungan dengan keterampilan sosial dan interpersonal yang meliputi keterampilan berkomunikasi, memecahkan
masalah, mengelola perasaan dan impuls, mengukur temperamen sendiri dan orang lain serta menjalin hubungan yang saling mempercayai.
Resiliensi merupakan kombinasi dari faktor-faktor I have, I am dan I can. Untuk menjadi resilien, tidak cukup hanya memiliki satu faktor saja,
melainkan harus ditopang oleh faktor-faktor lain. Untuk menumbuhkan resiliensi remaja, ketiga faktor tersebut harus saling berinteraksi satu sama
lain. Interaksi ketiga faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas lingkungan sosial dimana remaja hidup.
Menurut Bernard 1991, individu yang resilien dapat dilihat dari profilnya. Pertama, individu resilien dapat dilihat dari kompetensi
sosialnya, yaitu memiliki kualitas responsif yang baik, fleksibel, empati dan peduli, keahlian komunikasi, selera humor, dan perilaku prososial
lainnya. Individu resilien juga memiliki selera humor bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menghasilkan kehidupan yang menyenangkan
dan menemukan cara alternatif untuk melihat segala sesuatunya baik seperti menertawakan diri sendiri dan situasi yang aneh. Selain itu, dari
masa kanak-kanak awal, mereka cenderung membangun hubungan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI