mengalami kesulitan ekonomi. Saat ibunya merantau ke Yogyakarta, P3 dititipkan pada bibinya di Jakarta. Saat ini, P3 tinggal bersama
ibunya di Yogyakarta serta ayahnya sudah mulai bertanggungjawab membiayai kuliah P3. Saat P3 dititipkan dengan bibinya, ia tidak
merasakan kehadiran figur ibu dalam masa remajanya, sehingga ia kurang terurus dan kurang pendampingan dalam hal pendidikan. Ayah
P3 belum mempunyai mendamping lagi, tetapi ibunya sudah memiliki kekasih.
Hubungan di antara orangtua P3 tidak baik karena saling menjelek-jelekan satu sama lain di depan P3. P3 diperbolehkan
berkomunikasi dengan ayahnya, namun selama ini, P3 jauh dengan ayahnya. Ibunya pun memiliki kesibukkan, sehingga membuat dirinya
merasa kesepian dan iri hati melihat orang lain yang dapat berkumpul bersama keluarganya.
C. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Dampak Perceraian.
Dalam dampak perceraian, akan dijabarkan mengenai dampak dari perceraian orangtua yang dialami oleh setiap informan.
Tabel 4.8. Ringkasan Dampak Perceraian Informan 1
No Dampak perceraian
1 Ingin mendapatkan figur ayah.
2 Perilaku membangkang dan nakal P1.
3 Perilaku suka kabur, melawan, berbohong, bermain dan dekat
dengan lelaki.
4 Perceraian berdampak pada relasi, seperti pergaulan yang salah.
5 Perilaku merokok, mabuk-mabukan dan nakal.
6 Suka mempermainkan perasaan lelaki.
Catatan. Cara Membaca P1, K11 = Informan 1, Kolom ke bawah koding verbatim pada lampiran nomor 11.
Berikut beberapa penjelasan ringkasan mengenai dampak perceraian orangtua yang dialami oleh setiap informan :
Dampak perceraian yang paling dominan terlihat pada informan 1 yaitu keinginan untuk mendapatkan figur ayah
nonresident parents. Informan mencari figur ayah dengan cara berkomunikasi dengan ayahnya. Berikut ini pernyataan informan
terkait hal tersebut:
Setelah aku ngerti loh ternyata aku butuh loh papa. Makanya aku nyari, suka ngobrol sama papa lewat chatting
walaupun kadang ga dibolehin kan…P1, K72. Nah mulai SMP, mulai mandiri tuh, mulai yang nyari-
nyari, SMA apalagi. Papa tuh dimana, mulai cari kontaknya papa tapi mama ga ngasih…P1, K39.
Kaya nyari-nyari sosoknya papa tuh kaya apa, dimana P1, K40.
Informan
juga mencari seorang yang dapat menggantikan sosok ayah. Hal ini dikarenakan informan kehilangan figur ayah.
Demikian pernyataan informan:
Mulai banyak, kalo kita anak psikologi sok-sokannya bilang cari figur ayah, kaya gitu. Aku jadi mulai SMP SMA jadi
lebih seringnya main sama cowok, aku tuh kaya nyari, aku tuh ga pernah, kaya nyari-nyari gitu loh, gaulnya tuh kebanyakan
sama cowok. Kalo pacaran tuh kadang-kadang suka penasaran cowok tuh kaya gimana si P1, K11.
Kehilangan figur ayah si sebenernya. Aku jadi merasa ga mendapatkan bener-bener sosok ayah gitu loh. Nah aku nyari
itu diluar, ya itu aku temenan sama cowok. Kadang-kadang sama, suka ngobrol sama orang yang lebih tua gitu loh…P1,
K68.
Dampak lain yang ditimbulkan yaitu adanya perilaku
eksternalisasi terkait relasi seperti pergaulan yang salah. Demikian
pernyataan informan:
Cuma ga amannya tuh di relasi aja si. Temen tuh aku ga suka milih, karena ga suka milih, aku tuh malah kaya sama siapa
aja temenan, jadi salah, gitu P1, K18.
Perilaku eksternalisasi lain yang dialami informan seperti perilaku membangkang dan nakal. Hal ini ditunjukkan dari
pernyataan informan:
engg….dampaknya yang paling kerasa ya waktu itu yang tadi kubilang, puncaknya ya SMA, ya SMA mau kuliah lah. SMA
sampai awal-awal kuliah lah. Mulai apa ya, aku rebel banget anaknya, maksudnya bandel, bandel banget P1, K13.
Selain itu perilaku eksternalisasi yang muncul pada informan yaitu perilaku suka kabur, melawan, berbohong, bermain
dan dekat dengan lelaki. Berikut pernyataan informan: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
paling aku rasakan ya itu pas SMA mulai banyak masalah. Mulai suka kabur dari rumah, ngelawan, suka.., suka
bohong, suka main keluar bilangnya ngerjain tugas tapi main, ya gitulah banyak bohongnya. banyak main sama cowok, suka
pacaran tapi ga bener-bener pacaran, maksudnya suka deket- deket cowok aja gitu loh P1, K16.
Informan juga menunjukkan adanya perilaku eksternalisasi seperti perilaku merokok, mabuk-mabukan dan nakal. Inilah
pernyataan informan:
Mulai kenal ngerokok, tapi aku kenal ngerokok mulai ngerokok tuh dari kuliah, minum, mabok-mabok kaya gitu tuh,
nakal ketawa P1, K18.
Lebih lanjut, informan mencari tahu rasa ingin tahunya dengan suka mempermainkan perasaan lelaki. Demikian
pernyataan informan yang mendukung hal tersebut:
Aku suka mainin perasaan cowok. Misal buat cowok suka terus di biarin gitu aja P1, K73.
Tabel 4.9. Ringkasan Dampak Perceraian Informan 2
No Dampak perceraian
1 Tidak merasakan kasih sayang ayah.
2 Ayah kurang memberi materi.
3 Kehadiran dan keterlibatan ayah sedikit.
4 Perasaan berbeda dengan lainnya tentang keberadaan ayah.
Catatan. Cara Membaca P1, K11 = Informan 1, Kolom ke bawah koding verbatim pada lampiran nomor 11.
Berikut beberapa penjelasan ringkasan mengenai dampak perceraian orangtua yang dialami oleh setiap informan :
Dampak perceraian yang dialami oleh informan antara lain beberapa hal terkait dengan ketidakdekatan informan dengan
nonresident parents, yaitu ayah. Informan merasa berbeda dengan yang lainnya, seperti pernyataan berikut ini:
Yaa, kok lainnya pada punya ayah aku ga punya ayah sendiri, awalnya gitu agak ketawa P2, K28.
Selain itu, setelah perceraian, kehadiran dan keterlibatan ayah sedikit dalam hidup informan. Demikian pernyataan
informan:
Baru ketemu papa waktu umur 3 tahun terus kelas 3 SD P2, K19.
Kadang-kadang papa suka ngechat, ya ngechat gitu. Lagi ngapain, udah makan belum P2, K18.
Jarang komunikasi sama papa, rasanya biasa aja P2, K23.
Keterlibatan ayah dalam memberi materi juga kurang. Inilah pernyataan informan terkait hal tersebut:
....baru ngasih uang berapa kali selama 12 tahun P2, K9.
… Ya kadang papa kasih tas, kasih sepatu P2,K31.
Sehingga menyebabkan informan merasa kehilangan, dalam hal ini tidak merasakan kasih sayang ayah. Berikut
pernyataan yang menunjukkan hal tersebut:
Yaa kadang suka ngerasa, gimana yaa, ga dapat kasih sayang dari seorang ayah, gitu P2, K8.