Lynskey 1996 juga menyatakan bahwa remaja yang resilien menunjukkan intelegensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
sebayanya yang tidak resilien. Selanjutnya, terlihat pula upaya untuk mengubah sesuatu serta adanya tujuan dalam berhubungan dengan
lawan jenis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rutter dalam Smtih Carlson, 1997 bahwa orientasi dalam hidup dan pemahamaan diri
menjadi karakteristik yang penting pada remaja yang resilien. Selain itu, Grotberg 1995 menyatakan bahwa remaja resilien dapat
menemukan seseorang yang dapat ia mintai bantuan maupun berbagi perasaan dan keprihatinan.
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan temuan penelitian, ketiga informan dapat dikatakan resilien, meskipun mengalami dampak dari perceraian orangtua. Hal ini
dikarenakan ketiga informan memiliki sumber-sumber pembentukan resiliensi yang saling berinteraksi dan dapat menopang satu sama lain,
sehingga ada keseimbangan antara dampak yang ditimbulkan dengan sumber yang dimiliki. Disamping itu, sumber-sumber yang dimiliki semua
informan termasuk dalam profil remaja yang resilien. Adapun beberapa dampak perceraian orangtua yang dialami oleh
semua informan ialah kurang atau tidak adanya kehadiran dan keterlibatan figur orangtua, terutama ayah. Bentuk dari dampak tersebut bermacam-
macam untuk ketiga informan. Perilaku eksternalisasi hanya muncul pada informan pertama. Dalam hal pendidikan, tidak semua informan
menunjukkan adanya pencapaian prestasi. Dampak-dampak yang dialami semua informan diimbangi oleh
sumber pembentukan resiliensi, yaitu sumber I Have. Semua informan memiliki sumber dukungan dari figur-figur terdekatnya, seperti ibu, teman,
pacar dan keluarga besar orangtua. Akan tetapi, tidak semua informan memiliki sumber dukungan dari figur-figur tersebut. Semua informan
menunjukkan bahwa figur yang satu menggantikan figur lainnya yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak dimiliki oleh informan. Ketiga informan juga mendapatkan dukungan yang cukup dalam hal ekonomi dan akses layanan kesehatan.
Sumber I Am yang mendukung pembentukan resiliensi yaitu gambaran diri positif yang nampak dari karakteristik yang bervariasi pada
tiap informan. Selain itu, semua informan merupakan pribadi yang berpengharapan serta memiliki sikap berbeda-beda dalam berelasi dengan
orang lain yang mendukung pembentukan resiliensi. Selanjutnya, sumber I Can yang ada pada semua informan, yakni
kemampuan memahami perasaan serta kemampuan mengatasi masalah dengan cara yang bervariasi. Namun semua informan lebih banyak
menunjukkan emotion focused coping.
B. SARAN
1. Bagi Remaja yang Mengalami Perceraian Orangtua.
Perceraian orangtua dapat memberikan dampak negatif pada remaja. Disisi lain, perceraian juga tidak memberikan masalah yang
signifikan pada remaja. Dengan kata lain, remaja masih mampu melakukan sesuatu dengan baik. Oleh karena itu, remaja yang
mengalami perceraian orangtua hendaknya dapat memilih lingkungan yang tepat, yang dapat memberikan dukungan padanya. Remaja juga
diharapkan mengembangkan kualitas-kualitas pribadi yang dapat mendukung dirinya dalam meminimalisir dampak perceraian orangtua.
Selain itu, remaja yang mengalami perceraian orangtua hendaknya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI