2. Balas Jasa Gaji
a. Pengertian Balas Jasa Gaji
Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah memberi imbalan balas jasa kepada para pekerja. Gaji merupakan
imbalan atau balas jasa berupa uang, yang diberikan secara periodik kepada seorang karyawan tetap oleh perusahaan atas kontribusi
karyawan tersebut. Menurut Wursanto, 1988:53 gaji adalah imbalan jasa yang
diberikan secara teratur atas prestasi kerja yang diberikan oleh seorang pegawai. Sedangkan Ivancevch, 1995:304 mengemukakan bahwa
kompensasi atau gaji adalah salah satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia yang berhubungan dengan segala bentuk penghargaan
yang diterima oleh masing-masing individu sebagai timbal balik dan hasil kerja perusahaan. Imbalan pada dasarnya merupakan suatu
hubungan timbal balik. Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa gaji
dapat diartikan sebagai pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada seseorang sebagai balas jasa, yang diberikan secara teratur atas
prestasi kerja yang diberikan oleh seorang pegawai. Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil karakteristik dari gaji,
yaitu: 1
diberikan secara bulanan; 2
diberikan kepada pegawai tetap;
3 diberikan dalam bentuk uang;
4 ada potongan-potongan.
b. Tingkat Gaji
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat gaji Suprihanto, 1987:56 adalah sebagai berikut.
1 Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Hukum ekonomi mengenai permintaan dan penawaran mempengaruhi tinggi rendahnya imbalan tenaga kerja. Pekerjaan
yang memiliki keterampilan yang tinggi dan tenaga kerja yang langka, akan cenderung menuntut gaji tinggi sedangkan apabila
penawaran tenaga kerja melimpah maka gaji cenderung turun. 2
Organisasi Buruh Adanya serikat buruh yang kuat berarti posisi penawaran karyawan
juga kuat akan menaikkan gaji, demikian pula sebaliknya. 3
Kemampuan untuk Membayar Tinggi gaji akan mengakibatkan naiknya biaya produksi dan
akhirnya akan mengurangi keuntungan. Jika biaya produksi sampai mengakibatkan kerugian perusahaan, maka akan mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk membayar karyawan. 4
Pemerintah Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga mempengaruhi
tinggi rendahnya gaji, peraturan tentang gaji minimum merupakan batas bawah dari tingkat gaji yang akan dibayarkan.
c. Bentuk-Bentuk Balas Jasa
Dalam pemberian balas jasa antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain jelas berbeda. Pemberian balas jasa kepada
karyawan disesuaikan dengan kepentingan masing-masing pihak dan kemampuan perusahaan dalam menjalankan program tersebut. Bentuk-
bentuk balas jasa sebagai berikut: 1
Menurut Henry Simamora 1999 : 542 adalah: a
Finansial 1
Langsung a Bayaran Pokok, seperti: upah.
b Bayaran Insentif, seperti: bonus, komisi, pembagian laba keuntungan.
c Bayaran Tertangguh, seperti: program tabungan,
anuitas pembelian saham. 2
Tidak Langsung a Program-program proteksi, seperti: asuransi
kesehatan, asuransi jiwa, asuransi tenaga kerja, pensiun.
b Bayaran diluar jam kerja, seperti: liburan, hari besar, cuti.
c Fasilitas, seperti: kendaraan, ruang kantor, tempat
parkir.
b Non Finansial
1 Pekerjaan, seperti: tugas-tugas yang menarik, tantangan,
tanggung-jawab, rasa pencapaian. 2
Lingkungan Pekerjaan, seperti: kebijakan-kebijakan yang sehat, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja
yang nyaman. 2
Menurut J. Sudarsono 1996 : 140, balas jasa yang diterima karyawan sehubungan dengan pekerjaannya dapat digolongkan
dalam empat bentuk, yaitu: a
upah atau gaji dalam bentuk uang; b
tunjangan dalam bentuk natura seperti gula, beras, garam, dan pakaian yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pokok
karyawan dan menjaga gaji riil pada masa inflasi; c
fringe benefits adalah berbagai jenis keuntungan diluar gaji yang diperoleh karyawan sehubungan dengan jabatannya;
d kondisi lingkungan kerja yang mencakup lokasi dan jarak
perusahaan dari tempat tinggal, kebersihan, dan mutu tempat kerja.
d. Sistem Pengupahan
Pada dasarnya sistem pengupahan dibagi menjadi empat bagian As’ad, 1980:90-92 yaitu sebagai berikut.
1 Sistem upah menurut produksi
Upah menurut produksi yang diberikan bisa mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras untuk memproduksi lebih banyak.
2 Sistem upah menurut lamanya bekerja
Untuk memilih sistem ini menggunakan sistem pengupahan harian, mingguan atau bulanan. Sistem ini meminimalkan keterlambatan
karena upah sudah dapat dihitung terlepas dari keterlambatan bahan untuk bekerja, kerusakan alat, sakit dan sebagainya.
3 Sistem upah senioritas
Sistem upah ini mendorong karyawan untuk lebih setia dan loyal terhadap perusahaan. Sistem upah ini memberikan rasa aman
security falling terhadap karyawan lanjut usia senior. 4
Sistem upah menurut kebutuhan Sistem ini memberikan upah yang lebih besar kepada mereka yang
sudah menikah dan berkeluarga. Seandainya semua kebutuhan itu dipenuhi, maka upah itu akan mempersamakan standar hidup
semua orang.
3. Lingkungan Kerja Karyawan