Upah menurut produksi yang diberikan bisa mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras untuk memproduksi lebih banyak.
2 Sistem upah menurut lamanya bekerja
Untuk memilih sistem ini menggunakan sistem pengupahan harian, mingguan atau bulanan. Sistem ini meminimalkan keterlambatan
karena upah sudah dapat dihitung terlepas dari keterlambatan bahan untuk bekerja, kerusakan alat, sakit dan sebagainya.
3 Sistem upah senioritas
Sistem upah ini mendorong karyawan untuk lebih setia dan loyal terhadap perusahaan. Sistem upah ini memberikan rasa aman
security falling terhadap karyawan lanjut usia senior. 4
Sistem upah menurut kebutuhan Sistem ini memberikan upah yang lebih besar kepada mereka yang
sudah menikah dan berkeluarga. Seandainya semua kebutuhan itu dipenuhi, maka upah itu akan mempersamakan standar hidup
semua orang.
3. Lingkungan Kerja Karyawan
a. Pengertian lingkungan kerja
Lingkungan kerja sangat mempengaruhi karyawannya dalam pelaksanakan tugasnya. Kondisi lingkungan kerja yang nyaman,
aman dan mendukung akan membuat karyawan menjadi bersemangat dan bergairah dalam bekerja, dalam hal ini dapat memberi pengaruh
positif pada kinerjanya. Dengan adanya semangat dan gairah dalam bekerja karyawan cenderung akan merasa puas dalam bekerja.
Sebaliknya, lingkungan kerja yang banyak menimbulkan risiko atau tidak nyaman, dan tidak mendukung dalam pelaksanaan tugas yang
dibebankan akan menyebabkan merosotnya semangat dan gairah kerja, kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam tugas, dan
menurunnya produktivitas kerja Nitisemito, 1982:183. Menurut Nitisemito, 1982:183 lingkungan kerja disini adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam melakukan tugas-tugas yang
dibebankan. Adapun faktor lingkungan fisik yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan semangat dan gairah
kerja antara lain: kebersihan, pertukaran udara, penerangan, ketenangan, keamanan dan kebisingan.
Cascio 1992:20 menyebutkan bahwa kualitas lingkungan kerja itu menyangkut lingkungan kerja secara fisik dan psikis. Lingkungan
kerja fisik adalah lingkungan kerja yang bisa dikenali dengan indera oleh para karyawan misalnya tempat, alat dan prasarana kerja,
sedangkan lingkungan kerja psikis adalah lingkungan kerja yang tidak bisa dikenali dengan indera oleh para karyawan misalnya relasi
dengan atasan dan rekan kerja. Perusahaan yang ingin menciptakan kepuasan kerja bagi para
karyawan harus memperhatikan kondisi lingkungan kerja perusahaan,
sehingga karyawan memiliki kegairahan dan semangat untuk melakukan tugas-tugasnya. Dengan memiliki kegairahan dan
semangat kerja yang tinggi karyawan akan memberikan kontribusinya yang terbaik, sehingga perusahaan akan diuntungkan
karena perusahaan meningkat. b.
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam lingkungan kerja Menurut Nitisemito 1982:184 ada 2 jenis faktor-faktor yang
digolongkan kedalam lingkungan kerja yaitu faktor fisik dan faktor psikis.
Faktor fisik tercakup dalam lingkungan kerja, antara lain sebagai berikut.
1 Pewarnaan
Warna dapat mempengaruhi jiwa seseorang yang ada disekitarnya dan pemilihan warna berhubungan dengan
penerangan. 2
Kebersihan Lingkungan yang bersih dapat menimbulkan rasa senang
sehingga bisa mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja para karyawan.
3 Penerangan
Perusahaan harus mengusahakan penerangan yang cukup mendukung tetapi tidak menyulitkan bagi pekerjaan. Sebab
dengan cara ini diharapkan pekerja dapat melakukan pekerjaan
dengan lebih baik, lebih teliti dan kelelahan dapat dikurangi. Dengan demikian hasil produksi yang lebih baik dapat diterima
bagi pihak perusahaan. 4 Keamanan
Perusahaan yang dapat memberikan jaminan terhadap keamanan karyawan baik secara fisik dari bahaya kecelakaan dan
penyakit maupun non fisik jaminan sosial hari tua pensiun akan menyebabkan para karyawan dapat bekerja dengan tenang.
5 Ventilasi Manfaat dari ventilasi bagi karyawan yang bekerja di perusahaan
sangat kinerja yang optimal bagi pekerja. Udara di sekitar terasa segar karena adanya pergantian udara sehingga pekerja dapat
merasa nyaman dan betah saat melakukan pekerjaan. 6 Teknologi
Pemilihan teknologi hendaknya secara tepat guna. Artinya pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan sesuai dengan
perkembangan jaman dan sifat pekerjaan yang ada serta tanpa mengorbankan salah satu pihak, bagi pihak perusahaan dalam
peningkatan kinerja maupun pihak karyawan dalam hal kesempatan kerja. Dengan demikian para karyawan akan merasa
puas karena mereka tidak hanya memandang diri mereka sebagai faktor produksi semata.
7 Peralatan kerja
Apabila perusahaan ini agar karyawannya puas dalam melakukan pekerjaannya, maka pihak perusahaan harus menyediakan alat-
alat kerja yang dibutuhkan dengan lengkap. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan yang dibebankan kepada dirinya sehingga kinerja mereka lebih meningkat.
8 Suara Suara yang berada dalam ruangan kerja hendaknya diatur sebaik
mungkin supaya tidak mengganggu atau mengacaukan konsentrasi dalam bekerja.
Faktor lingkungan kerja psikis antara lain terdiri dari beberapa aspek.
1 Hubungan dengan atasan supervisi Hubungan yang terjalin antara karyawan dengan atasan atau
supervisi di dalam suatu perusahaan dapat mendorong terjadinya peningkatan kepuasan kerja para karyawan. Hubungan yang
terjalin baik tersebut berarti mengindikasikan adanya saling pengertian dan hormat menghormati antara kedua pihak. Dengan
demikian karyawan akan merasa puas karena diperhatikannya oleh perusahaan sehingga mereka bekerja dengan lebih giat. Di
samping itu para karyawan tersebut akhirnya memiliki sense of belonging terhadap perusahaan. Dengan demikian sense of
belonging berarti para karyawan merasa bahwa hidup dan matinya perusahaan itu ditentukan oleh kinerja mereka. Jika
perusahaan itu maju maka mereka diuntungkan. Jika perusahaan itu rugi maka mereka pula yang dirugikan.
Pembinaan hubungan yang baik dengan pimpinan bisa membantu meningkatkan potensi kerja secara lebih baik dan
mempermudah jalinan komunikasi yang selaras di dalam ruangan lingkup perusahaan Robbins:1993. Dalam menjalin
hubungan dengan karyawan, diperlukan seorang pemimpin yang baik. Kepemimpinan yang baik memiliki ciri-ciri yaitu sebagai
berikut. a Pemahaman sosial yaitu kecakapan dalam melihat dan
memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota lainnya dalam suatu kelompok.
b Kemampuan berpikir abstrak yaitu mempunyai kecerdasan yang tinggi.
c Keseimbangan emosional merupakan kematangan emosional yang diperlukan untuk turut merasakan keinginan dan cita-
cita anggota kelompok. Dengan kepemimpinan yang baik, karyawan akan bekerja
dengan perasaan senang dan gairah kerja yang tinggi, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya kepemimpinan yang tidak baik akan mengundang protes dan pemogokan.
2 Hubungan dengan rekan kerja Kerjasama dengan sesama rekan kerja dapat juga membantu
kelancaran berkomunikasi saat akan maupun sesudah melakukan pekerjaan dengan baik atau bahkan dapat lebih baik. Pada
dasarnya apabila hubungan dengan rekan kerja dapat terbina dengan baik akan memunculkan ide-ide atau gagasan yang lebih
baik. Oleh sebab itu, diharapkan hasil para pekerja dapat dijadikan peluang utama bagi perkembangan perusahaan di masa
depan Robbins,1993. Hubungan dengan rekan kerja juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya kepuasan kerja para karyawan. Jika hubungan dengan rekan kerja baik maka
karyawan akan merasa puas karena mereka bekerja dalam lingkungan yang tenang. Pekerjaan akan menjadi lebih ringan
dan mudah untuk diselesaikan jika adanya suasana saling mendukung. Sebaliknya, apabila hubungan dengan rekan kerja
buruk, maka akan mengakibatkan karyawan tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Dampak yang
ditimbulkan kinerja yang diberikan karyawan tidak maksimal. Hal ini dapat mengakibatkan kinerja karyawan menjadi turun.
3 Keamanan kerja
Perusahaan dapat memberikan jaminan terhadap keamanan sehingga pekerja saat melaksanakan pekerjaan dapat dengan
serius dan tenang. Bentuk jaminan keamanan kerja yang biasanya diberikan oleh perusahaan adalah asuransi tenaga kerja
dan lainnya. 4 Kecocokan seorang pekerja dengan pekerjaannya
Pekerjaan dapat menghasilkan pekerjaan yang maksimal apabila pimpinan perusahaan dapat menempatkan pekerjaannya sesuai
dengan keahlian dan ketrampilannya. Hal ini dapat diartikan dengan menempatkan seseorang pada keahlian yang tepat, di
dalam tempat kerja yang tepat, sehingga mampu menghasilkan produk pada waktu yang tepat the right person, in the right
place on the right time. Oleh sebab itu, dapat diartikan bahwa dengan menempatkan
pekerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya, maka kecocokan seorang pekerja dengan pekerja yang dilakukan dapat
terwujud. Dengan demikian hal ini dapat dijadikan manfaat yang besar bagi perkembangan perusahaan dan kemajuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan. 5 Kerjasama dengan rekan kerja sosialisasi
Pekerja dapat bekerja dengan tenang dan serius apabila tidak ada rasa ingin menang sendiri yang cenderung mengedepankan sikap
egois. Dengan adanya sikap egois, dapat menimbulkan sikap saling bermusuhan antara pekerja di dalam ruang kerja
perusahaan atau adanya persaingan dalam menjatuhkan rekan kerja. Dengan demikian, sikap saling menghargai sangat penting
guna mewujudkan keakraban antara sesama pekerja. Hal ini sangat diutamakan untuk mendukung kinerja yang baik bagi
pekerja. 6 Otonomi dalam melakukan pekerjaan
Otonomi dapat diartikan seberapa besar tugas itu memberikan kebebasan, bersifat tidak tergantung dan diskresi kebijaksanaan
keleluasaan pada
seseorang untuk
menjadwalkannya Robbins: 1993. Dengan demikian otonomi pekerja dapat
diartikan kewenangan yang diberikan secara bebas bagi pekerja, bersifat tidak tergantung pada hal tertentu dan diskresi seorang
pekerja untuk menjadwalkan pelaksanaan itu sendiri.
4. Kesejahteraan Karyawan