BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi 2001, penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
personelnya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas
perilaku manusia dalam melaksanakan peran mereka dalam suatu organisasi.
B. Organisasi Sektor Publik
Menurut Nordiawan 2006 organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut entitas ekonomi
karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan sangat besar. Organisasi tersebut juga melakukan transaksi
ekonomi dan keuangan. Namun perbedaannya dengan sektor swasta, organisasi sektor publik tidak bertujuan untuk mencari laba sedangkan sektor
swasta atau perusahaan komersial bertujuan untuk mencari laba.
C. Pentingnya Pengukuran Kinerja di Sektor Publik
Hal yang menjadi fokus utama dari sektor publik adalah pelayanan kepada masyarakat. Orientasi sektor publik adalah pelayanan oleh sebab itu
organisasisektor publik harus tahu apakah tujuannya untuk memuaskan pelanggan sudah tercapai atau belum. Diperlukannya suatu alat yaitu
pengukuran kinerja untuk mengetahui kesuksesan dari organisasi tersebut.
9
D. Tujuan Pengukuran Kinerja di Sektor Publik
Mahmudi 2005 menjelaskan bahwa tujuan dilakukannya penilaian kinerja organisasi sektor publik adalah:
1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi.
Penilaian kinerja ini berfungsi sebagai tonggak milestone yang menunjukan apakah organisasi tersebut telah berjalan sesuai dengan arah
yang direncanakan atau malah menyimpang dari tujuan yang ditentukan. 2.
Menyediakan sarana pembelajaran pegawai. Pengukuran kinerja juga dapat dijadikan sarana pegawai untuk belajar
mengenai bagaimana mereka seharusnya bertindak, bagaimana mereka meningkatkan skills, mengubah perilaku, sikap atau memberikan
pengetahuan kerja yang harus dimilik pegawai untuk mencapai hasil kerja yang baik.
3. Memperbaiki kinerja periode berikutnya.
Pengukuran kinerja dapat menjadi sarana pembelajaran bagi organisasi itu sendiri untuk memperbaiki kinerjanya di periode yang akan datang. Sistem
pengukuran jangka panjang bertujuan untuk membangun budaya berprestasi di lingkungan kerja tersebut, maka diperlukan perbaikan terus-
menerus untuk menciptakan atmosfer itu sehingga menciptakan orang- orang didalamnya untuk berprestasi.
4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan
pemberian reward dan punishment. Sistem kinerja modern diperlukan untuk mendukung sistem gaji
berdasarkan kinerja. Untuk mengimplementasikan hal tersebut sistem
10 manajemen kinerja haruslah modern, efektif dan valid. Reward ini yang
akan diberikan kepada pegawai yang mempunyai kinerja yang baik dalam organisasi, oleh karena itu pengukuran kinerja dijadikan pertimbangan
sistematik bagi manajer untuk memberikan reward kepada pegawai tersebut.
5. Memotivasi pegawai.
Dengan adanya pengukuran kinerja yang dihubungkan dengan manajemen, maka kompensasi secara otomatis akan memotivasi pegawai
untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi pegawai berprestasi untuk mendapatkan reward.
6. Menciptakan akuntabilitas publik.
Pengukuran kinerja merupakan alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas publik. Pengukuran tersebut menunjukan seberapa besar
kinerja manajerial yang dapat dicapai, seberapa bagus kinerja finansial organisasi dan kinerja yang lain yang menjadi dasar penilaian
akuntabilitas. Kemudian kinerja-kinerja tersebut harus dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja yang diperuntukkan bagi pihak internal dan
eksternal.
E. Macam-Macam Penilian Kinerja.