10 manajemen kinerja haruslah modern, efektif dan valid. Reward ini yang
akan diberikan kepada pegawai yang mempunyai kinerja yang baik dalam organisasi, oleh karena itu pengukuran kinerja dijadikan pertimbangan
sistematik bagi manajer untuk memberikan reward kepada pegawai tersebut.
5. Memotivasi pegawai.
Dengan adanya pengukuran kinerja yang dihubungkan dengan manajemen, maka kompensasi secara otomatis akan memotivasi pegawai
untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi pegawai berprestasi untuk mendapatkan reward.
6. Menciptakan akuntabilitas publik.
Pengukuran kinerja merupakan alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas publik. Pengukuran tersebut menunjukan seberapa besar
kinerja manajerial yang dapat dicapai, seberapa bagus kinerja finansial organisasi dan kinerja yang lain yang menjadi dasar penilaian
akuntabilitas. Kemudian kinerja-kinerja tersebut harus dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja yang diperuntukkan bagi pihak internal dan
eksternal.
E. Macam-Macam Penilian Kinerja.
1. EVA
Menurut Tunggal 2001 dalam Nasution 2009 Economic Value AddedEVA
adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan
11 hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya
operasi dan biaya modal. Manfaat penerapan model EVA:
a. Pengukur kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai
tambah value creation. b.
Manajemen akan lebih memperhatikan kepentingan pemegang saham. c.
Mendorong perusahaan lebih mementingkan kebijakan struktur modalnya.
d. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan
yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modalnya.
Adapun perhitungan yang digunakan untuk menghitung EVA adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rumus Perhitungan EVA
Komponen EVA Rumus Perhitungan masing-masing komponen
EVA NOPAT
EBIT 1-Tarif Pajak WACC
Cost of Debt 1-T +
Modal yang diinvestasikan
Kewajiban jangka panjang + Ekuitas pemegang saham
EVA NOPAT-WACC x Modal yang diinvestasikan
Sumber : Sartono 2001 dalam Nasution 2009, Tunggal 2001, Young O’byrne 2001
2. Analisis Rasio Keuangan
Pengertian analisis rasio keuangan menurut Riyanto 2001 dalam Nilasari 2008 adalah analisa yang menghubungkan perkiraan neraca dan
laporan yang lain, yang memberikan gambaran tentang sebuah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan.
12 Jenis-jenis rasio keuangan menurut Kasmir2009 dalam Reni
dikelompokkan menjadi empat: a.
Rasio Likuiditas Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban- kewajiban yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak diluar perusahaan maupun didalam
perusahaan. Adapun rasio yang digunakan current ratio, quick ratio dan cash ratio.
b. Rasio Profitabilitas
Digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifivitas
manajemen suatu perusahaan, ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Adapun ratio yang digunakan
adalah gross profit margin, net profit margin, ROE dan ROI. c.
Rasio Solvabilitas Untuk menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki
berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana segar agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Adapun ratio yang
digunakan adalah debt ratio dan debt to equity ratio. d.
Rasio Aktivitas Mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya serta untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Adapun ratio yang digunakan adalah Total
Asset Turn Over dan Inventory Turn Over.
13 Keunggulan analisis rasio keuangan menurut Harahap 2004 dalam
Nilasari2008: a.
Lebih mudah dibaca atau ditafsirkan. b.
Merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam menganalisis model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi. e.
Menstandartkan kemajuan perusahaan. f.
lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
g. lebih mudah melihat trend perusahaan serta prediksi dimasa yang akan
datang. 3.
Balanced Scorecard Balanced Scorecard
terdiri dari dua kata yaitu scorecard yang artinya kartu skor dan balanced yang artinya berimbang. Maksud dari kartu skor
adalah kartu yang digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa datang, sedangkan berimbang berarti mengukur kinerja seseorang
secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal Mulyadi,2005.
Keunggulan balanced scorecard menurut Luis dan Biromo 2007: a.
Balanced scorecard dapat dipakai sebagai alat untuk mengkomunikasikan
strategi diantara
manajemen, karyawan,
pelanggan, maupun komunitas sekitar.
14 b.
Balanced scorecard melalui konsep strategic map memberikan peluang untuk merumuskan faktor-faktor kunci penentu keberhasilan,
baik yang tangible maupun intangible. Manfaat ini dapat mengatasi kendala pada manajemen sekaligus menjawab permasalahan
dominansi intangible asset dalam bisnis era informasi. c.
Balanced scorecard mengaitkan logika antara strategi dan kinerja. Konsep ini memungkinkan organisasi yang mengaitkan strategi yang
dibangun dengan proses penerapannya. Proses itu pun dapat dipantau tingkat
pencapaiannya dengan
menyimak key
performance indicatorKPI
ditiap perspektif. d.
Di dalam balanced scorecard dikenal dengan istilah hubungan sebab akibat. Setiap perspektif mempunyai serangkaian sasaran strategik
yang kemudian dijelaskan hubungan sebab akibatnya. Hal tersebut menjadikan konsep ini memiliki sifat koherensi di antara variabel-
variabel pemicu pertumbuhan. Masing-masing pelaku organisasi mendapat gambaran yang jelas tentang tanggung jawab mereka dalam
mencapai sukses dan keterkaitannya satu sama lain dalam organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian mereka akan berupaya
meningkatkan kerja sama team, karena keberhasilan satu bagian akan mempengaruhi bagian lain.
e. Karena balanced scorecard menerjemahkan strategi ke dalam inisiatif-
inisiatif strategik yang konkrit, organisasi dapat memanfaatkannya sebagai rujukan dalam menyusun anggaran yang terkait dengan
strategi. Organisasi dapat mengetahui kegiatan apa saja yang harus
15 dilakukan untuk mencapai target-targetnya, dan mengalokasikan
sumberdaya yang cocok untuk dimasukkan dalam anggaran.
F. Membangun Balanced Scorecard