Balanced Scorecard untuk Organisasi Publik

18 visi dan core value tersebut diturunkan ke dalam strategi. Langkah berikutnya menerjemahkan strategi kedalam tujuan dalam bentuk strategic map dan dari setiap tujuan tersebut ditetapkan ukuran yang akan dicipai. Setelah ukuran dicapai maka selanjutnya menetapkan target dan program yang harus dilakukan untuk mencapai misi organisasi. Identifikasi sumber daya dan anggaran merupakan langkah penutup dalam membangun balanced scorecard .

G. Balanced Scorecard untuk Organisasi Publik

Balanced scorecard adalah suatu alat penilaian kinerja yang pada awalnya didesain untuk organisasi bisnis, namun pada perkembangannya balanced scorecard kini dapat diterapkan untuk organisasi publik, namun dengan beberapa modifikasi. Jika didalam organisasi bisnis yang menjadi fokus utama terdapat diperspektif keuangan, sedangkan untuk organisasi publik perlu perubahan yaitu fokus pada perspektif pelanggan. Rumah sakit swasta tergolong dalam quasy non profit organization sehingga yang menjadi fokusnya tidak hanya kepuasan pelanggan tapi juga meningkatkan keuntungan Mahsun, 2006. Oleh karena itu, dapat digambarkan posisi perspektif keuangan sejajar dengan perspektif pelanggan. Kemudian diikuti oleh perspektif proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Hal tersebut berarti sasaran utama organisasi adalah tercapainya target keuangan dan kepuasan pelanggan, yang dipicu oleh proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. 19 Sumber : Mahsun 2006 Gambar II. Perspektif Balance Scorecard 1. Perspektif Pelanggan Didalam perspektif ini, organisasi publik berfokus untuk memenuhi kepuasan masyarakat melalui barang dan pelayanan publik yang berkualitas dengan harga terjangkau. Untuk itu, yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, kemudian membuat ukuran baku kepuasan tersebut Mahmudi, 2005. Menurut Zeithaml, Parasuraman, dan Berry dalam Hartati, 2012, ada lima dimensi penentu kualitas layanan yang dinamakan konsep Serqual. Adapun kelima dimensi tersebut adalah: a. Tangibles wujud fisik adalah penampakan fisik dari gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers . b. Reliability keandalan adalah kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat. c. Responsiveness daya tanggap adalah kerelaan untuk mendorong customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas. Perspektif Keuangan Perspektif Pembelajaran dan Perspektif Proses Bisnis Perspektif 20 d. Assurance kepastianjaminan adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada customers. e. Emphaty adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh providers kepada customers. Oleh karena itu, didalam penelitan ini pengukuran untuk perspektif pelanggan akan diukur dari kelima dimensi yang telah dijelaskan diatas. 2. Perspektif Keuangan Tujuan dari perspektif ini adalah untuk meningkatkan kinerja keuangan organisasi dengan meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya Mahmudi, 2005. Adapun konsep penilaian yang bisa digunakan adalah konsep value for money, konsep ini dapat melihat dari sisi ekonomis, efektivitas, dan efisiensi dari kinerja organisasi sektor publik. a. Rasio Ekonomis Rasio ini digunakan untuk melihat kehematan dari pengeluaran yang dilakukan suatu organisasi khususnya organisasi sektor publik Mahsun, 2006. Adapun kriteria ekonomi adalah Kepmendagri No.680.900.327 tahun 1996 dalam Joko Pramono, 2014: 1. 90 : Sangat Ekonomis 2. 90 - 95 : Ekonomis 3. 95 - 100 : Cukup Ekonomis 4. 100 - 105 : Tidak Ekonomis 21 5. 105 : Sangat Tidak Ekonomis b. Rasio Efektivitas Rasio ini digunakan untuk melihat tingkat output terhadap target- target pendapatan sektor publik Mahsun, 2006. Adapun kriteria efektivitas adalah Kepmendagri No.680.900.327 tahun 1996 dalam Joko Pramono, 2014: 1. 100 : Sangat Efektif 2. 90 - 100 : Efektif 3. 80 - 90 : Cukup Efektif 4. 60 - 80 : Tidak Efektif 5. 60 : Sangat Tidak Efektif c. Rasio Efisiensi Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat input terhadap tingkat output suatu organisasi sektor publik Mahsun, 2006. Adapun kriteria efisiensi adalah Kepmendagri No.680.900.327 tahun 1996 dalam Joko Pramono, 2014: 1. 60 : Sangat Efisien 2. 60 - 80 : Efisien 3. 80 - 100 : Cukup Efisien 4. 100 - 120 : Tidak Efisien 5. 120 : Sangat Tidak Efisien 22 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Tujuan dari perspektif ini adalah membangun keunggulan organisasi melalui perbaikan proses internal organisasi secara berkelanjutan. Beberapa tujuan strategis dalam perspektif ini misalnya peningkatan proses layanan, perbaikan siklus layanan, peningkatan kapasitas infrastruktur, pemutakhiran teknologi, dan pengintegrasian proses pelanggan. Untuk dapat meningkatkan kinerja dalam perspektif ini diperlukan pengidentifikasian proses layanan, mengidentifikasi teknologi yang dimiliki dan menentukan ukuran dan target kinerja. Identifikasi proses layanan diperlukan untuk mengetahui tahapan apa yang dapat membuat proses pelayanan menjadi lambat, sehingga proses tersebut dapat dihilangkan sehingga membuat proses menjadi lebih cepat Mahmudi, 2005. Oleh karena itu, dalam penelitian ini perspektif proses bisnis internal akan dinilai dari proses, pelayanan, sarana dan prasarana dan kualitas. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sasaran dan tujuan strategis dalam perspektif ini akan mempengaruhi 3 perpektif yang lain yaitu perspektif pelanggan, keuangan dan proses bisnis internal. Beberapa sasaran strategik dalam perspektif ini antara lain peningkatan keahlian pegawai, peningkatan komitmen pegawai, peningkatan kemampuan membangun jaringan dan peningkatan motivasi pegawai Mahmudi, 2005. 23 Oleh karena itu, dalam penelitian ini perspektif pembelajaran dan pertumbuhan akan dinilai dari kemampuan dan motivasi.

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Manajemen Melalui Pendekatan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Haji Medan

3 106 72

Evaluasi Kinerja Rumah Sakit X Periode 1998-2001 Menggunakan Modifikasi Balanced Scorecard

0 63 241

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Pada Rumah Sakit Elizabeth Situbondo)

1 6 2

ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Raden Soedjono Selong Lombok Timur)

3 12 19

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 2 20

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 7

Analisis penggunaan metode Balanced Scorecard untuk menilai kinerja rumah sakit :studi kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Sleman.

0 0 160

ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT RUJUKAN BPJS KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD: Studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat - repository UPI S PEA 1104959 Title

0 0 1

Analisis kinerja Rumah Sakit Umum Daerah dengan menggunakan balance scorecard (studi kasus pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan) - UWKS - Library

0 0 208

Implementasi pengukuran kinerja rumah sakit dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard : studi kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari - USD Repository

0 1 193