Penelitian Terdahulu STUDI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY USAHA PENGOLAHAN KAYU DI CV. MERTANADI.

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan Corporate Social Responsibility CSR sudah pernah dikaji dalam beberapa skripsi. Pada bagian ini dibahas hal- hal yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaannya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Juni Wati 2009 dengan judul “Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility CSR Terhadap Citra dan Kredibilitas Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia, Tbk”. Dalam penelitian ini digunakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah Corporate Social Responsibility CSR yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk berpengaruh terhadap citra dan kredibilitas perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk. Penelitian ini hanya meneliti Corporate Social Responsibility CSR PT. Unilever Indonesia, Tbk pelatihan petani kedelai hitam saja dimana hasil yang diperoleh sebatas jawaban pengaruh Corporate Social Responsibility CSR pelatihan petani kedelai hitam terhadap citra dan kredibilitas perusahaan, yang tidak mencakup aktivitas Corporate Social Responsibility CSR lainnya yang telah di lakukan PT. Unilever Indonesia, Tbk. Setelah dilakukaan analisa data dan pembahasan dengan pengujian hipotesis diperolah kesimpulan sebagai berikut : a. Corporate Social Responsibility CSR pelatihan petani kedelai hitam 12 yang dilakukan PT. Unilever Indonesia, Tbk berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk. b. Corporate Social Responsibility CSR pelatihan petani kedelai hitam yang dilakukan PT. Unilever Indonesia, Tbk berpengaruh signifikan terhadap kredibilitas perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk. Namun, secara parsial tidak semua item dalam variabel bebas Corporate Social Responsibility CSR berpengaruh signifikan terhadap kredibilitas PT. Unilever Indonesia, Tbk. Penelitian yang dilakukan ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan masukan atas penelitian selanjutnya, yaitu : a. Masyarakat yang menjadi obyek penelitian hanya berdasar dari petani kedelai yang ada dibawah pelatihan PT. Unilever yang ada di kota Nganjuk sehingga hasil yang diperoleh hanya terbatas pada jawaban masyarakat petani kedelai hitam yang ada dibawah pelatihan PT.Unilever yang ada di kota Nganjuk. b. Item pertanyaan dalam kuisoner yang telah disebarkan sebelumnya ini belum mengungkapkan apakah responden benar-benar membutuhkan program Corporate Social Responsibility CSR pelatihan petani kedelai hitam, sehingga tidak ada informasi mengenai apakah perbedaan pengaruh Corporate Social Responsibility CSR pelatihan petani kedelai hitam terhadap citra dan kredibilitas perusahaan dengan ada atau tidaknya pelatihan Corporate Social Responsibility CSR kedelai hitam. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Linda Sarwanti 2009 dengan 13 judul “Eksplorasi Pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Dalam penelitian ini digunakan penelitian kualitatif yang digunakan untuk menguji eksplorasi pengungkapan tanggung jawab sosial oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan atas hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsep stakeholder theory telah mengubah dunia bisnis dengan memunculkan Corporate Social Responsibility CSR. 2. Terjadi pro kontra didalam pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR. 3. Pengungkapan atas aktifitas Corporate Social Responsibility CSR dikenal dengan istilah Corporate Social Disclosure. 4. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR dan Corporate Social Disclosure di Indonesia baru berkembang akhir-akhir ini. 5. Perusahaan yang dijadikan sample dalam penelitian ini dimungkinkan untuk melakukan Corporate Social Responsibility CSR dan Corporate Social Disclosure karena informasi sosial tersebut dapat dijadikan Good News bagi perusahaan dalam perdagangan pasar modalnya. 6. Sampel perusaahan yang digunakan masih sedikit dan tahun penelitiah juga masih pendek. 7. Pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR pada tahun penelitian belum secara maksimal di ungkapkan. Item-item yang kurang untuk diungkapkan adalah item lingkungan, item kesehatan dan keselamatan tenaga 14 kerja, dan item lain-lain tentang tenaga kerja. Item tersebut penting untuk diungkapkan karena mencerminkan kepedulian perusahaan tersebut terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mendukung jalannya operasioanal perusahaan. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yang apabila dapat diatasi pada penelitian selanjutnya akan dapat memperbaiki hasil penelitian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang mampu memberikan pemahaman yang mendalam mengenai program Corporate Social Responsibility CSR. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini lebih fokus meneliti ke tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan program Corporate Social Responsibility CSR CV.MERTANADI. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Candra Kurniawan 2009 dengan judul “Studi Tentang Penerapan dan Pelaporan Corporate Social Responsibility CSR Pada PT. Semen Gresik Persero Tbk”. Dalam penelitian ini digunakan penelitian kualitatif yang digunakan digunakan sebagai penerapan serta pelaporan aktivitas Corporate Social Responsibility CSR pada PT. Semen Gresik. Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan atas hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Semen Gresik dalam melakukan aktifitas CSR mengacu pada regulasi yang lebih tinggi sesuai konteks kedudukan PT. Semen Gresik sebagai BUMN, regulasi tersebut adalah : PER-05MBU2007 tentang program kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL, dan SE-04MBU.S2007 tentang pedoman 15 Akuntansi PKBL. 2. Aktifitas sosial yang dilakukan PT. Semen Gresik kepada masyarakat kendati terdapat unsur kemanusian yang dilakukan perusahaan dengan berupaya memberikan imbal balik perusahaan kepada masyarakat, karena masyarakat sudah banyak berkorban untuk perusahaan. Namun, kepentingan akan terbangunnya citra perusahaan yang akan berpengaruh terhadap kelancaran bisnis perusahaan dalam rangka jangka panjang tidak dapat dipungkiri. 3. Penyisihan laba perusahaan droping dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Salah satu yang menjadi pertimbangan jumlah droping yang diperoleh adalah saldo dana yang tersisa pada akhir periode. Sehingga ada kecenderungan bahwa semakin banyak dana yang tersisa semakin kecil jumlah droping yang diperoleh. Hal tersebut menggambarkan bahwa penganggaran dalam aktifitas sosial PT. Semen Gresik yang berpola Top Down 4. Evaluasi yang seharusnya menjadi sarana tolak ukur keberhasilan mitra binaan yang dibina ternyata belum bisa mengakomodir secara data perkembangan mitra binaan yang menyangkut efektifitas bantuan yang disalurkan. Permasalahan tersebut terjadi karena keterbatasan SDM yang dimiliki. 5. PKBL mempunyai posisi sebagai unit kerja yang mandiri dan mempunyai kewenangan atas pengelolaan dana, sumber daya dan pelaporan aktifitas Corporate Social Responsibility CSR secara terpisah dengan perusahaan induk. 6. Dalam tubuh adminitrasi dan keuangan PKBL selaku pengelola pembukuan 16 dan penyusun laporan PKBL belum ada pemisahan fungsi jelas dikarenakan keterbatasan SDM. 7. Bentuk pelaporan pada umumnya mengacu pada standart yang ditetapkan menteri, tapi PKBL juga melakukan modifikasi detail pelaporan atas program Corporate Social Responsibility CSR yang dilakukan. 8. Kegiatan evaluasi yang belum bisa mengakomodir data keefektifan program Corporate Social Responsibility CSR yang dirasakan masyarakat, berdampak pada pelaporan perkembangan mitra binaan. 9. Pada umumnya informasi yang diungkap dalam laporan PKBL adalah mengenai isu ekonomi, sosial dan lingkungan. Isu ekonomi melalui laporan aktifitas program kemitraan sementara sosial lingkungan melalui laporan aktifitas bina lingkungan.

2.2 Landasan Teori