Untuk menunjang operasional usaha gudang dibutuhkan sumber daya lain seperti air bersih untuk keperluan minum dan MCK karyawan dan listrik untuk aktivitas usaha
seperti kegiatan produksi dan administrasi yang menggunakan komputer dan sumber penerangan serta penggerak mesin. Sumber air bersih berasal dari sumur bor dengan
memanfaatkan Air Bawah Tanah ABT dengan kedalaman sumur sekitar tiga puluh meter. Air bersih hanya diperlukan untuk MCK karyawan, pendingin mesin dan
penyiram halaman, sedangkan untuk keperluan minum karyawan disediakan minuman air mineral. Sedangkan untuk sumber listrik berasal dari PLN dengan daya
listrik yang terpasang sebesar 344.000 watt dan untuk mengantisipasi pemadaman listrik dari PLN telah disediakan genset dengan daya 344 KVA dan ditempatkan pada
ruangan khusus yang kedap suara.
4.2.3 Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang terserap sampai saat ini adalah sebanyak 240 oarang yang terdiri atas satu orang pimpinan, 40 orang karyawan administrasi dan 199 orang
karyawan yang tersebar sebagai buruh gudang, sopir, tukang kayu dan waker. Dari 240 orang tenaga kerja tersebut hampir 40 persen merupakan penduduk lokal dan
sisanya kebanyakan penduduk pendatang yang berasal dari kelurahan atau kebupaten lain di Bali, dan kebanyakan diantaranya merupakan tenaga kerja penglaju.
4.2.4 Pengelolaan Limbah Air
Penanganan limbah cair yang berasal dari MCK dibedakan penanganannya menjadi dua, yaitu penanganan limbah WC dan penanganan limbah kamar mandi. Limbah cair
yang berasal dari WC dikelola dengan system septic tank, sedangkan limbah kamar mandi dan dapur disalurkan ke saluran air menuju ke nak peresap. Banyaknya volume
air yang digunakan per hari sebanyak 0,5 x 240 x 150 = 18.000 atau 18 m
2
dan yang berpotensi sebagai limbah sebanyak 80 x 18 x 150 = 14,4 m
2
.
4.2.5 Penanganan Limbah Padat
Limbah padat dominan berupa sisa-sisa potongan kayu, kaleng minyak pelumas dan serbuk gergaji. Untuk limbah padat berupa kayu biasanya dijual kepada
masyarakatuntuk digunakan kayu bakar atau jenis usaha yang lain bukti pembelian sisa potongan kayu oleh masyarakat berupa notapembelian terlampir, sedangkan
kaleng dan kardus dijual kepada pemulungdan serbuk gergaji dimanfaatkan untuk kerajinan lain seperti barang-barang furniture. Disamping itu juga dihasilkan sampah
dari kegiatan administrasi seperti kertas atau sampah organik lainnya dari sisa makanan dan pembungkus makanan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dan di
tampung dalam tas plastik besar dan apabil penuh akan di buang ke TPA oleh masyarakat dari lingkungan Kelurahan Sading atau kadang-kadang oleh para
karyawan sambil mengantar barang saat bekerja, sampai tersebut dibuang pada TPS atau langsung ke TPA.
4.2.6 Penanganan Kebisingan dan Pencemaran Debu
Unutk mengantisipasi dampak kebisingan dan pencemaran udara akibat banyaknya debu yang bersumber dari aktivitas usaha. CV. MERTANADI telah melakukan
pengelolaan terhadap dampak terebut seperti untuk mengantisispasi dampak
kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas usaha dengan menggunakan berbagai jenis mesin yang telah dilakukan upaya dengan menempatkan mesin pada ruangan
yang dirancang secara khusus agar ruangan mesin tersebut kedap suara sehingga dampak kebisingan dapat dihindarkan, selain itu proses produksi dilakukan secara
bertahap sehingga pada saat yang sama tidak semua mesin hidup atau mesin bekerja secara bergantian sehingga kebisingan dapat dihindarkan. Sedangkan untuk
mengantisipasi pencemaran udara akibat banyaknya debu yang beterbangan, baik debu yang dari tanah maupun dan debu yang berasal dari proses produksi ditangani
dengan menggunakan blower sehingga semua debu yang dihasilkan dari proses produksi termasuk serbuk oleh blower dan di tampung pada tempat khusus sehingga
debu dari proses produksi tidak mencemari udara sekitarnya.
4.3 Produk CV. MERTANADI