27 3
Pasal 13 ayat 5, Tata cara pembayaran, penetapan tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran retribusi diatur dalam Peraturan Walikota.
4 Pasal 15 ayat 5, Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata cara penagihan pemungutan
Retribusi diatur dalam Peraturan Walikota. 5
Pasal 17 ayat 3, Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dalam Peraturan Walikota.
3.10. Perwali 222013
Peraturan Wali Kota Denpasar Nomor 22 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Perizinan di Bidang Perdagangan diterbitkan untuk memberikan kemudahan, keseragaman dan ketertiban
sehingga dapat meningkatkan pelayanan public di dalam melakukan usaha di bidang perdagangan. Di dalam Perwali tersebut terdapat ketentuan larangan penjualan MB. Penjual
Langsung dan Pengecer dilarang menjual MB Golongan A, Golongan B, dan Golongan C kepada pembeli di bawah usia 21 dua puluh satu tahun yang dibuktikan dengan Kartu Identitas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap orang dilarang menjual secara eceran dalam kemasan danatau menjual langsung untuk diminum di tempat MB Golongan A,
Golongan B, dan Golongan C di lokasi: a. gelanggang remaja, kaki lima, terminal, stasiun, kios-kios kecil, penginapan remaja, dan
bumi perkemahan; b. tempat yang berdekatan dengan tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, dan pemukiman;
c. tempat tertentu lainnya yang ditetapkan oleh Wali Kota.
28
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS
4.1. Ketentuan Lampiran I UU No. 12 Tahun 2011
Lampiran I UU No. 12 Tahun 2011 mengenai Teknik Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undangundang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, dan Rancangan Peraturan
Daerah KabupatenKota menentukan bahwa, landasan filosofis, sosiologis dan yuridis merupakan salah satu materi Naskah Akademik. Landasan filosofis mendeskripsikan bahwa
peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan UUD Tahun 1945. Landasan sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat dan
negara. Landasan yuridis merupakan alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu
dibentuk Peraturan Perundang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis
peraturan yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.
4.2. Perspektif Pakar