10 Pasal 143 UU No. 28 Tahun 2009 menentukan Objek Retribusi Izin Tempat Penjualan
Minuman Beralkohol adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu. Subyek dan wajib Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
merujuk pada ketentuan Pasal 147 UU No. 28 Tahun 2009 adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh izin penjualan minuman beralkohol dari Pemerintah Daerah. Subyek ini dapat
merupakan wajib retribusi apabila menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong
Retribusi.
2.1.2 Izin Penjualan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
12
diterangkan bahwa, Izin adalah pernyataan mengabulkan tiada melarang dsb; persetujuan membolehkan. E. Utrecht berpendapat bahwa
bila mana pembuat peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan dengan cara yang ditentukan untuk masing-masing hal
konkrit, maka perbuatan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin vergunning. I Made Arya Utama menyatakan bahwa penetapan perizinan sebagai
salah satu instrumen hukum dari pemerintah untuk mengendalikan kehidupan masyarakat agar tidak menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku serta membatasi aktifitas masyarakat agar
tidak merugikan orang lain. Perizinan lebih merupakan instrumen pencegahan atau berkarakter sebagai preventif instrumental
13
. Dengan demikian, perizinan berfungsi sebagai fungsi penertib dan pengatur. Penetapan
perizinan dimaksudkan agar setiap bentuk kegiatan masyarakat tidak bertentangan satu dengan yang lainnya, sehingga ketertiban dapat terwujud dalam kehidupan masyarakat. Izin merupakan
ujung tombak dari instrumen hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berbentuk ketetapan
– keputusan yang berwenang. Izin merupakan ketetapan yang bersifat konstitutif, yakni ketetapan yang menimbulkan hak baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh seseorang
yang namanya tercantum dalam ketetapan itu. Perizinan diadakan untuk pengendalian dan pengawasan pemerintah terhadap aktivitas dalam hal-hal tertentu yang ketentuannya berisi
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 391.
13
Damang, “Pengertian Perizinan”, http:www.negarahukum.comhukum pengertian-perizinan.html
, Sabtu 7 Nopember 2015, hlm. 1.
11 pedoman-pedoman yang harus dilaksanakan oleh yang berkepentingan ataupun oleh pejabat
yang berwenang. Kata “Penjualan” memiliki arti sebagai “proses, perbuatan, cara menjual”; dan “tempat
menjual”
14
. Dengan demikian dalam kata “penjualan” sudah terkandung makna proses dan tempat menjual, sehingga tidak salah apabila kata penjualan tidak didahului dengan kata
“tempat”. Frasa penjualan minuman beralkohol sudah menunjukkan adanya proses menjual minuman beralkohol dan tempat penjualan minuman beralkohol. Pada frasa tempat penjualan
minuman beralkohol dapat terjadi proses menjual menuiman beralkohol. Karena itu, frasa “Izin Penjualan” minuman beralkohol berarti izin dari pemerintah
daerah yang diperlukan oleh seseorang atau suatu Badan untuk menjual minuman beralkohol. Dalam hal itu, pemerintah menyatakan membolehkan atau mengabulkan kepada orang pribadi
atau badan untuk melakukan penjualan minimal beralkohol sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Penetapan pemberian izin merupakan jasa
yang diberikan oleh pemerintah kepada yang berhak mendapatkan, sehingga beralasan apabila pemerintah memungut retribusi atas izin tersebut.
2.1.3 Minuman Beralkohol dan Minuman Keras.