87 13
17 13
88 15
12 10
89 14
16 15
90 13
12 15
Dari  tabel  diatas,  kemudian  dilakukan  uji  F  dependent untuk  mengetahui  signifikansi  dari  aspek  gaya  belajar
visual,  auditorial  dan  kinestetik.  Berikut  ini  adalah  hasil analisis  data  angket  gaya  belajar  dalam  bentuk  check-list
melalui uji F dependent.
Tabel  4.  Descriptives  Statistics  Angket  Check-List Melalui Uji F Dependent
Tabel  5.  Hasil  Signifikansi  Analisis  Angket  Gaya Belajar dalam Bentuk Check-list
Descriptive Statistics
N Mean
Std. Deviation
Minimum  Maximum Visual
90 13.13
1.664 9
17 Auditorial
90 14.32
1.853 9
18 Kinestetik
90 13.53
2.299 7
19
Test Statistics
a
N 90
Chi-square 16.994
Df 2
Asymp. Sig. .000
Monte Carlo Sig. Sig.
.000 95 Confidence Interval
Lower Bound  .000 Upper Bound  .033
a. Friedman Test
Dari  tabel  5  dapat  diketahui  bahwa  aspek  gaya  belajar visual,  auditorial  dan  kinestetik  mempunyai  perbedaan
secara  signifikan.  Kemudian  dari  tabel  4,  dapat  dilihat bahwa  aspek  gaya  belajar  yang  paling  dominan  adalah
aspek  gaya  belajar  auditorial.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari perbandingan  hasil  rata-rata  jumlah  skor  masing-masing
aspek gaya belajar.
  Angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda
Setelah  memperoleh  data,  maka  skor  masing-masing aspek dijumlahkan. Jumlah skor yang dimiliki oleh masing-
masing  aspek  kemudian  dibandingkan  dan  di  analisis. Kemudian dilihat apakah jumlah skor masing-masing aspek
tersebut  memiliki  perbedaan  secara  signifikan  atau  tidak. Berikut  ini  adalah  hasil  analisis  data  angket  gaya  belajar
dalam bentuk pilihan ganda.
Tabel  6.  Hasil  Analisis  Angket  Gaya  Belajar  dalam Bentuk Pilihan Ganda SMP Charitas 02 Mojosari
No Kelas
Jumlah Skor SignifikanTidak
signifikan
V A
K
1
VIIA
4 7
4 Tidak Signifikan
2 9
4 2
Signifikan 3
7 4
4 Tidak Signifikan
4 4
7 4
Tidak Signifikan 5
7 5
3 Tidak Signifikan
6 10
4 1
Signifikan 7
6 7
2 Tidak Signifikan
8 8
3 4
Signifikan
9 9
5 1
Signifikan 10
9 2
4 Signifikan
11 12
3 Signifikan
12 5
4 6
Tidak Signifikan 13
7 3
5 Tidak Signifikan
14 7
3 5
Tidak Signifikan 15
3 5
7 Tidak Signifikan
16 6
5 4
Tidak Signifikan 17
8 3
4 Signifikan
18 4
6 5
Tidak Signifikan 19
5 6
4 Tidak Signifikan
20 7
6 2
Tidak Signifikan 21
8 3
4 Signifikan
22 6
6 3
Tidak Signifikan 23
9 4
2 Signifikan
24 10
4 1
Signifikan 25
VIIB
6 5
4 Tidak Signifikan
26 10
2 3
Signifikan 27
9 5
1 Signifikan
28 5
5 5
Tidak Signifikan 29
8 4
3 Signifikan
30 8
7 Tidak Signifikan
31 6
4 5
Tidak Signifikan 32
6 5
4 Tidak Signifikan
33 8
3 4
Signifikan 34
5 3
7 Tidak Signifikan
35 8
3 4
Signifikan 36
8 5
2 Tidak Signifikan
37 8
2 5
Tidak Signifikan 38
9 5
1 Signifikan
39 9
4 2
Signifikan 40
8 5
2 Tidak Signifikan
41 8
7 Tidak Signifikan
42 5
5 5
Tidak Signifikan 43
8 4
3 Signifikan
44 4
3 8
Signifikan 45
6 4
5 Tidak Signifikan
46 6
5 4
Tidak Signifikan 47
9 3
3 Signifikan
48 5
4 6
Tidak Signifikan 49
VIIIA
6 5
4 Tidak Signifikan
50 8
2 5
Tidak Signifikan 51
7 8
Tidak Signifikan 52
7 6
2 Tidak Signifikan
53 7
4 4
Tidak Signifikan 54
8 4
3 Signifikan
55 9
5 1
Signifikan 56
8 3
4 Signifikan
57 11
2 2
Signifikan 58
9 4
2 Signifikan
59 4
7 4
Tidak Signifikan 60
8 3
4 Signifikan
61 10
2 3
Signifikan 62
10 2
3 Signifikan
63 9
4 2
Signifikan 64
10 3
2 Signifikan
65 7
6 2
Tidak Signifikan 66
9 1
5 Signifikan
67 8
3 4
Signifikan 68
8 6
1 Tidak Signifikan
69 9
3 3
Signifikan 70
4 9
2 Signifikan
71
VIIIB
9 5
1 Signifikan
72 10
4 1
Signifikan 73
8 3
4 Signifikan
74 11
2 2
Signifikan 75
6 6
3 Tidak Signifikan
76 8
3 4
Signifikan 77
10 5
Signifikan 78
10 3
2 Signifikan
79 9
4 2
Signifikan 80
7 4
4 Tidak Signifikan
81 7
4 4
Tidak Signifikan 82
11 2
2 Signifikan
83 9
4 2
Signifikan 84
13 1
1 Signifikan
85 7
5 3
Tidak Signifikan 86
3 6
6 Tidak Signifikan
87 8
6 1
Tidak Signifikan 88
9 4
2 Signifikan
89 12
2 1
Signifikan 90
8 4
3 Signifikan
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa data yang masuk dalam  kelompok  data  signifikan  sebanyak  48  data,
sedangkan data  yang masuk ke dalam kelompok data tidak signifikan  sebanyak  42  data.  Data  yang  masuk  dalam
kelompok  data  signifikan  kemudian  dibagi  lagi  untuk mengetahui apakah gaya siswa memiliki aspek gaya belajar
visual,  auditorial,  atau  kinestetik.  Cara  menentukan  aspek gaya  belajar  yang  dimiliki  oleh  siswa  tersebut  adalah
dengan  melihat  jumlah  skor  tertinggi  dari  masing-masing aspek.  Sedangkan  untuk  data  yang  masuk  ke  dalam
kelompok data yang tidak signifikan, merupakan data yang tidak  bisa  dibedakan.  Sehingga  keseluruhan  aspeknya
dibedakan menjadi empat, yaitu visual, auditorial, kinestetik dan  tidak  bisa  dibedakan.  Hasil  tersebut  disajikan  dalam
tabel berikut:
Tabel  7.  Pengelompokkan  Aspek  Gaya  Belajar  pada Angket Pilihan Ganda
No Aspek Gaya Belajar
1 Tidak Bisa Dibedakan
2 Visual
3 Tidak Bisa Dibedakan
4 Tidak Bisa Dibedakan
5 Tidak Bisa Dibedakan
6 Visual
7 Tidak Bisa Dibedakan
8 Visual
9 Visual
10 Visual
11 Visual
12 Tidak Bisa Dibedakan
13 Tidak Bisa Dibedakan
14 Tidak Bisa Dibedakan
15 Tidak Bisa Dibedakan
16 Tidak Bisa Dibedakan
17 Visual
18 Tidak Bisa Dibedakan
19 Tidak Bisa Dibedakan
20 Tidak Bisa Dibedakan
21 Visual
22 Tidak Bisa Dibedakan
23 Visual
24 Visual
25 Tidak Bisa Dibedakan
26 Visual
27 Visual
28 Tidak Bisa Dibedakan
29 Visual
30 Tidak Bisa Dibedakan
31 Tidak Bisa Dibedakan
32 Tidak Bisa Dibedakan
33 Visual
34 Tidak Bisa Dibedakan
35 Visual
36 Tidak Bisa Dibedakan
37 Tidak Bisa Dibedakan
38 Visual
39 Visual
40 Tidak Bisa Dibedakan
41 Tidak Bisa Dibedakan
42 Tidak Bisa Dibedakan
43 Visual
44 Kinestetik
45 Tidak Bisa Dibedakan
46 Tidak Bisa Dibedakan
47 Visual
48 Tidak Bisa Dibedakan
49 Tidak Bisa Dibedakan
50 Tidak Bisa Dibedakan
51 Tidak Bisa Dibedakan
52 Tidak Bisa Dibedakan
53 Tidak Bisa Dibedakan
54 Visual
55 Visual
56 Visual
57 Visual
58 Visual
59 Tidak Bisa Dibedakan
60 Visual
61 Visual
62 Visual
63 Visual
64 Visual
65 Tidak Bisa Dibedakan
66 Visual
67 Visual
68 Tidak Bisa Dibedakan
69 Visual
70 Auditorial
71 Visual
72 Visual
73 Visual
74 Visual
Hasil  pengelompokkan  aspek  gaya  belajar  diatas kemudian  dirangkum  dalam  sebuah  tabel  dengan  hasil
sebagai berikut:
Tabel  8.  Rangkuman  Pengelompokkan  Aspek  Gaya Belajar pada Angket Pilihan Ganda
No Aspek Gaya Belajar
Jumlah siswa
1. Visual
46 2.
Auditorial 1
3. Kinestetik
1 4.
Tidak Bisa Dibedakan 42
75 Tidak Bisa Dibedakan
76 Visual
77 Visual
78 Visual
79 Visual
80 Tidak Bisa Dibedakan
81 Tidak Bisa Dibedakan
82 Visual
83 Visual
84 Visual
85 Tidak Bisa Dibedakan
86 Tidak Bisa Dibedakan
87 Tidak Bisa Dibedakan
88 Visual
89 Visual
90 Visual
Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  dari  hasil  angket pilihan  ganda  ini,  terdapat  sebanyak  51,11  siswa  yang
memiliki  gaya  belajar  visual,  1,11  siswa  yang  memiliki gaya  belajar  auditorial,  1,11  siswa  yang  memiliki  gaya
belajar  kinestetik,  dan  46,67  siswa  yang  gaya  belajarnya tidak dapat dibedakan.
2 Analisis Data Hasil Wawancara Siswa
Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan instrumen wawancara dengan siswa untuk melihat apakah ada kesesuaian
antara  hasil  dari  angket  dengan  hasil  wawancara.  Dalam  hal ini,  penulis  mengambil  3  siswa  sebagai  narasumber  dan  3
siswa  ini  adalah  siswa  yang  masuk  dalam  kelompok  gaya belajar signifikan.  Berdasarkan hasil dari  angket, ketiga siswa
ini  dalam  belajar  lebih  cenderung  menggunakan  gaya  belajar
visual. Berikut ini merupakan deskripsi dari hasil wawancara:
  Hasil wawancara dari responden 1 yaitu siswa ini merasa senang
dalam pembelajaran
IPA karena
dalam pembelajaran  IPA  banyak  canda  tawa.  Tetapi  kalau  untuk
materinya,  siswa  ini  merasa  mudah  untuk  belajar  biologi dan merasa kesulitan untuk belajar fisika. Selain itu dalam
belajar siswa ini lebih senang melakukan praktikum, tetapi karena  selama  proses  pembelajaran  berlangsung  tidak
pernah  ada  praktikum,  maka  siswa  ini  dalam  belajar  lebih
cenderung  belajar  dengan  mencatat  apa  yang  telah diberikan  oleh  gurunya  saat  proses  pembelajaran  di  kelas.
Sedangkan  menurutnya,  saat  gurunya  mengajar  di  dalam kelas,  gurunya  lebih  sering  memberikan  penjelasan.  Dan
menurutnya,  dia  merasa  lebih  sering  bosan  dengan mendengarkan  penjelasan  gurunya  tersebut.  Tetapi  dia
masih  bisa  mengikuti  pelajaran  dengan  baik  karena  saat guru  menjelaskan,  dia  membaca  buku  paket  yang  ada  di
meja.
  Hasil  wawancara  dari  responden  2  yaitu  siswa  ini  dalam pembelajaran  IPA  kadang  merasa  senang,  kadang  tidak.
Pelajaran  yang  membuatnya  merasa  senang  adalah pelajaran  biologi  dan  pelajaran  yang  membuatnya  merasa
tidak  senang  adalah  pelajaran  fisika.  Hal  ini  dikarenakan dalam  pelajaran  fisika  dia  merasa  kesulitan  dalam  hitung-
hitungan.  Selain  itu  dalam  belajar  siswa  ini  lebih  senang belajar  dengan  mencatat  dan  melihat  gambar-gambar.
Dengan  mencatat,  dia  merasa  terbantu  dalam  belajar. Dengan melihat gambar-gambar, dia merasa senang karena
itu  mengasyikkan  bagi  dia.  Sedangkan  menurutnya,  saat gurunya  mengajar  di  dalam  kelas,  gurunya  lebih  sering
memberikan penjelasan. Dan menurutnya, dia merasa lebih
sering  bosan  dan  mengantuk  ketika  mendengarkan
penjelasan gurunya tersebut.
  Hasil  wawancara  dari  responden  3  yaitu  siswa  ini  dalam pembelajaran IPA kadang merasa senang dan kadang tidak.
Pelajaran  yang  membuatnya  merasa  senang  adalah pelajaran  biologi  dan  pelajaran  yang  membuatnya  merasa
tidak  senang  adalah  pelajaran  fisika.  Hal  ini  dikarenakan dalam  pelajaran  fisika  dia  merasa  kesulitan  dalam  hitung-
hitungan.  Selain  itu  dalam  belajar  siswa  ini  lebih  senang belajar  dengan  mencatat  karena  dengan  mencatat,  dia
merasa  lebih  mudah  untuk  mengingat  materi  pelajaran. Sedangkan  menurutnya,  saat  gurunya  mengajar  di  dalam
kelas,  gurunya  sering  memberikan  gambar-gambar  dan menjelaskan.  Dan  menurut  responden  3,  frekuensi  antara
memberikan  gambar-gambar  dan  menjelaskan  itu  lebih banyak  ke  menjelaskan.  Dan  dia  merasa  malas
mendengarkan penjelasan gurunya.
b. Gaya Mengajar Guru
1 Analisis Data Hasil Pengamatan
Dalam  penelitian  ini,  penulis  ingin  mengetahui  bagaimana gaya  mengajar  guru  dalam  pembelajaran  IPA.  Karena  gaya
mengajar  guru  melibatkan  metode,  media,  urutan  kegiatan  dan
alokasi waktu, maka penulis akan meninjau gaya mengajar guru
dari hal-hal tersebut.
Gaya  mengajar  guru  akan  dilihat  dari  berbagai  aktivitas yang  terjadi  di  dalam  kelas  di  saat  pembelajaran  IPA
berlangsung.
Dari hasil transkip data pengamatan, penulis membagi data menjadi  tiga  3  bagian,  yaitu  pembukaan,  inti  dan  penutup.
Kemudian  penulis  mengelompokkan  aktivitas  yang  sering terjadi  di  dalam  kelas  pada  saat  bagian  inti  menjadi  lima  yaitu
menjelaskan,  menulis,  mengerjakan  soal,  menggambar  dan membaca. Aktivitas ini dikelompokkan sesuai dengan data yang
diperoleh.  Selain  5  aktivitas  utama  tersebut,  penulis  juga menambahkan  komunikasi  verbal  sebagai  aktivitas  selingan
yang berupa
candaan atau
nasehat-nasehat. Sehingga
komunikasi  verbal  tidak  masuk  ke  dalam  aktivitas  utama  yang
digunakan untuk menentukan gaya mengajar guru.
Kemudian  dari  aktivitas-aktivitas  yang  ada,  akan  dilihat juga  alokasi  waktu  yang  digunakan  untuk  melakukan  aktivitas
tersebut.  Karena  dari  alokasi  waktu  tersebut,  gaya  mengajar guru  dapat  diketahui  dengan  jelas.    Berikut  ini  adalah  hasil
pengelompokkan  dari  transkip  data  pengamatan  di  SMP
Charitas 02 Mojosari.   Pengelompokkan aktivitas pertemuan 1
Pembukaan : Komunikasi verbal 5 menit
Inti :
1. Guru menjelaskan 10 menit
  Pemuaian   Muai panjang
2. Guru menulis rumus 6 menit
  Rumus   Jawaban yang benar
3. Komunikasi verbal  9 menit
4. Siswa menulis 8 menit
  Tulisan di papan tulis   Soal yang di dikte guru
  Jawaban yang ada di papan tulis
5. Siswa mengerjakan soal mandiri 16 menit
Penutup : Guru mengingatkan siswa untuk menggunakan
rumus  yang  sama  ketika  ada  pertanyaan  yang sama 1 menit.
  Pengelompokkan aktivitas pertemuan 2
Pembukaan : Komunikasi verbal 5 menit.
Inti :
1. Guru menjelaskan 20 menit
  Pemuaian   Muai panjang
  Rumus   Muai volume
2. Komunikasi verbal 20 menit
3. Guru menulis 7 menit
  Rumus   Jawaban yang benar di papan tulis
4. Siswa menulis 9 menit
  Tulisan di papan tulis   Soal yang di dikte oleh guru
5. Siswa mengerjakan soal mandiri 13 menit
Penutup :
Guru mengingatkan
siswa untuk
mengumpulkan buku di akhir semester 1 menit
  Pengelompokkan aktivitas pertemuan 3
Pembukaan : Komunikasi verbal 5 menit
Inti :
1. Guru menjelaskan 8 menit
  Muai volume 2.
Guru menggambar sebuah kotak 1 menit 3.
Komunikasi verbal 2 menit 4.
Guru menulis 5 menit   Rumus
  Jawaban yang benar
5. Siswa menulis 7 menit
  Tulisan yang ada di papan tulis   Soal yang di dikte guru
6. Siswa mengerjakan soal mandiri 17 menit
Penutup :
  Pengelompokkan aktivitas pertemuan 4
Pembukaan : Komunikasi verbal 2 menit
Inti :
1. Guru menjelaskan 43 menit
  Ekosistem   Hubungan  mahkluk  hidup  yang  ada  dalam
ekosistem
  Komponen abiotik   Komponen biotik
  Point-point komponen biotik   Pengurai
  Produsen   Konsumen
  Hasil diskusi
2. Siswa membaca buku teks  5 menit
3. Komunikasi verbal 8 menit
4. Guru  menulis  point-point  komponen  biotik  1
menit 5.
Siswa  mengerjakan  soal  secara  berdiskusi tentang  hewan  herbivora,  karnivora,  dan
omnivora 15 menit Penutup
:  Guru  memberikan  tugas  rumah  kepada  siswa 5 menit
  Pengelompokkan aktivitas pertemuan 5
Pembukaan : Komunikasi verbal 6 menit
Inti :
1. Guru menjelaskan 25 menit
  Organisasi kehidupan   Jaringan meristem
  Jaringan epidermis   Jaringan pengangkut
  Jaringan penyokong   Jaringan dasar
  Organ   Fungsi akar
  Fungsi batang
2. Guru menggambar 5 menit
  Pohon   Jaringan epidermis
  Jaringan yang ada pada tumbuhan monokotil
dan dikotil 3.
Komunikasi verbal 4 menit 4.
Siswa membaca buku teks tentang fungsi batang 2 menit
5. Guru  menulis  perbedaan  tumbuhan  monokotil
dan dikotil 7 menit Penutup
:
  Pengelompokkan aktivitas pertemuan 6
Pembukaan : Komunikasi verbal 4 menit
Inti :
1. Siswa mengerjakan soal 36 menit
  Mandiri   Diskusi
2. Guru  membahas  soal  dan  menjelaskannya  36
menit 3.
Komunikasi verbal 2 menit Penutup
:  Guru  meminta  siswa  untuk  melanjutkan mengerjakan soal di rumah 1 menit
Dari  pengelompokkan  aktivitas  beserta  alokasi  waktu  di atas, maka dapat dirangkum sebuah tabel dengan hasil berikut.
Tabel 9. Rangkuman hasil coding aktivitas
No Aktivitas
Alokasi Waktu menit
1. Menjelaskan
142 2.
Menulis 50
3. Mengerjakan soal
97 4.
Menggambar 6
5. Membaca
7
2 Analisis Data Hasil Wawancara Guru
Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan instrumen wawancara  dengan  guru  untuk  melihat  apakah  ada  kesesuaian
antara hasil dari pengamatan dengan hasil wawancara. Dari hasil pengamatan,  guru  ini  dalam  melakukan  proses  pembelajaran
lebih sering memberikan penjelasan kepada siswanya.
Hasil  wawancara  dengan  guru  tersebut  yaitu  dalam  proses pembelajaran guru tersebut tidak akan banyak menerangkan jika
dalam  satu  angkatan  siswanya  baik  semua.  Tetapi  jika  dalam satu  angkatan  siswanya  banyak  yang  kurang,  dalam  proses
pembelajaran  guru  tersebut  lebih  banyak  menerangkan, mengulang, memberikan catatan dan tugas. Jika diurutkan dalam
melakukan  proses  pembelajaran,  guru  memulainya  dengan menerangkan,  kemudian  memberi  catatan  atau  rangkuman,
kemudian  yang  terakhir  memberi  tugas.  Tugas  yang  diberikan biasanya tugas kelompok, tugas pribadi dan tugas rumah. Selain
itu,  dalam  proses  pembelajaran  daripada  memberikan  catatan dan  tugas,  beliau  lebih  sering  menjelaskan  dalam  mengajar.
Guru  ini  jarang  melakukan  praktikum  karena  alat-alat  yang dimiliki  sekolah  sangatlah  minim.  Sehingga  biasanya  kadang-
kadang  guru  hanya  melakukan  demonstrasi  saja.  Media  lain yang  digunakan  guru  dalam  mengajar  pun  hanya  papan  tulis
saja.  Dan  selama  mengajar,  guru  tidak  pernah  memperhatikan gaya  belajar  siswanya  seperti  apa  dan  menurut  beliau,  siswa-
siswinya lebih senang belajar dengan mendengarkan penjelasan. Sedangkan  gaya  belajar  guru  tersebut  adalah  auditorial.  Hal  ini
dapat  dilihat  bahwa  dalam  belajar  beliau  lebih  senang mendengarkan
penjelasan orang
lain. Sehingga
dapat disimpulkan  bahwa  dalam  proses  pembelajaran,  gaya  mengajar
guru adalah memberikan materi pelajaran dengan menjelaskan.
C. PEMBAHASAN
1. Gaya Belajar Siswa
a. Gaya belajar berdasarkan angket
1 Angket gaya belajar dalam bentuk check-list
Dari  hasil  analisis  angket  gaya  belajar  dalam  bentuk  check- list,  dapat  diketahui  bahwa  aspek  gaya  belajar  visual,  auditorial
dan  kinestetik  memang  berbeda  secara  signifikan.  Dari  ketiga aspek  gaya  belajar  yang  ada,  aspek  gaya  belajar  yang  memiliki
perbedaan  secara  signifikan  adalah  aspek  gaya  belajar  auditorial
dimana  artinya  siswa-siswi  di  SMP  Charitas  02  Mojosari  dalam belajar lebih mengandalkan indera pendengaran.
2 Angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda
Dari hasil analisis angket gaya belajar dalam bentuk pilihan ganda  diatas,  dari  90  siswa  yang  diteliti,  terdapat  42  siswa  yang
masuk  dalam  kelompok  gaya  belajar  yang  tidak  signifikan. Sedangkan  untuk  48  siswa  yang  lainnya  termasuk  dalam
kelompok  gaya  belajar  yang  signifikan.  42  siswa  yang  masuk dalam kelompok gaya belajar yang tidak signifikan, lebih nyaman
belajar  dengan  menggunakan  ketiga  aspek  gaya  belajar.  Jadi dalam  belajar  mereka  lebih  cenderung  menggunakan  kombinasi
ketiga aspek gaya belajar yang ada. Sedangkan 48 siswa yang lain lebih nyaman belajar dengan menggunakan salah satu aspek saja.
Jadi  dalam  belajar  hanya  satu  aspek  gaya  belajar  saja  yang cenderung  digunakan  oleh  48  siswa  tersebut.  Dari  48  siswa
tersebut,  terdapat  46  siswa  lebih  nyaman  belajar  dengan menggunakan  aspek  gaya  belajar  visual,  1  orang  siswa  nyaman
belajar dengan menggunakan aspek  gaya belajar  auditorial dan 1 orang  siswa  nyaman  belajar  dengan  menggunakan  aspek  gaya
belajar kinestetik. Maka  dari  penjelasan  diatas  dapat  dilihat  bahwa  setiap
siswa  di  SMP  Charitas  02  memiliki  gaya  belajar  sendiri-sendiri. Bobbi  de  Porter  2010  mengulas  pendapat  Bandler  dan  Grinder
yang menyatakan bahwa, dalam belajar biasanya siswa cenderung menggunakan  kombinasi  ketiga  aspek  gaya  belajar  yang  ada.
Tetapi  juga  tidak  dapat  dipungkiri  bahwa  biasanya  dari  ketiga aspek  gaya  belajar  tersebut,  hanya  terdapat  satu  aspek  gaya
belajar  dominan  yang  menonjol.  Hal  ini  disebabkan  oleh kenyamanan  dan  kemampuan  siswa  itu  sendiri  dalam  belajar.
Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya belajar setiap  siswa  memang  ada  yang  dapat  dibedakan  dan  ada  juga
yang tidak dapat dibedakan. Dari hasil penelitian ini, untuk siswa  yang gaya belajarnya
dapat  dibedakan  secara  signifikan,  hasil  yang  diperoleh  adalah kebanyakan  siswa  belajar  dengan  menggunakan  aspek  gaya
belajar visual.
b. Gaya belajar berdasarkan wawancara
Dari  hasil  analisis  wawancara,  dapat  diketahui  bahwa  ketiga siswa  yang  menjadi  responden  memiliki  gaya  belajar  visual.  Ketiga
siswa  tersebut  disimpulkan  memiliki  gaya  belajar  visual  berdasarkan ciri-ciri  gaya  belajar  visual.  Ciri-ciri  gaya  belajar  visual  yang
berkaitan dengan hasil wawancara adalah bahwa siswa yang dominan pada  gaya  belajar  visual  lebih  mudah  mengingat  apa  yang  dilihat
daripada  yang didengar.  Sehingga dalam hal ini, ketika belajar siswa akan  lebih  cenderung  melakukan  kegiatan-kegiatan  yang  berkaitan
dengan  penglihatannya.  Kegiatan-kegiatan  yang  berkaitan  dengan penglihatan  misalnya  membaca  buku,  mencatat,  melihat  gambar-
gambar,  melihat  demonstrasi  dan  lain  sebagainya.  Ketika    ketiga responden  ditanya  tentang  cara  belajarnya,  ketiga  responden  tersebut
dalam belajar lebih senang mencatat dan melihat gambar-gambar. Hal
ini terungkap dalam wawancara:
Responden 1:
P : Untuk kamu sendiri, cara belajar kamu itu seperti apa? Apakah kamu
lebih senang mendengarkan penjelasan, membaca-baca bukumencatat atau melakukan praktikum?
N :  Sebenernya  saya  lebih  senang  melakukan  praktikum  mbak.  Tapi
karena nggak pernah ada praktikum, saya lebih senang belajar dengan mencatat apa yang diajarkan guru.
Responden 2:
P :  Owh..  Terus  dalam  belajar,  kamu  itu  lebih  senang  belajar  dengan
cara  yang  bagaimana?  Dengan  mendengarkan  penjelasan,  melihat- lihat gambarmembaca bukumencatat atau melakukan praktikum?
N : Lebih senang belajar dengan  mencatat mbak sama melihat gambar-
gambar.
Responden 3
P : Nah, sekarang menurut kamu, kamu itu lebih senang belajar dengan
cara  seperti  apa?  Mendengarkan  penjelasan  dari  seseorang,  melihat gambar-gambarmembacamencatat, atau melakukan praktikum?
N : Saya lebih sering belajar dengan mencatat mbak.
Dari  ketiga  kutipan  diatas,  dapat  dilihat  bahwa  ketiga  responden diatas  dalam  belajar  lebih  sering  mencatat  dan  senang  melihat
gambar-gambar.  Sedangkan  dari  ciri-ciri  gaya  belajar  diatas  dapat diketahui  bahwa  dengan  melibatkan  indera  penglihatan  siswa  akan
lebih mudah dalam belajar. Karena siswa lebih mudah mengingat apa
yang dilihat daripada yang didengar, maka individu yang dominan ke gaya  belajar  visual  akan  merasa  kesulitan  dengan  cara  belajar  yang
berkaitan  dengan  indera  pendengaran.  Cara  belajar  yang  berkaitan dengan  indera  pendengaran  misalnya  ceramahpenjelasan  dari  guru,
mendengarkan  rekaman  audio  dan  lain  sebagainya.  Karena  siswa merasa  kesulitan  dengan  cara  belajar  ini,  maka  yang  ada  saat
mengikuti  pelajaran  dengan  cara  tersebut  akan  merasa  malas,  bosan dan mengantuk. Hal ini terungkap dalam wawancara:
Responden 1:
P :  Sekarang  mbak  mau  tanya,  kalau  cara  gurumu  mengajar  IPA  itu
bagaimana?  Apakah  lebih  sering  menjelaskan,  lebih  sering  memberi catatanlebih  sering  menampilkan  gambar-gambar,  atau  lebih  sering
melakukan praktikum?
N : Lebih sering menjelaskan.
P : Kamu senang nggak mendengarkan penjelasan dari guru?
N : Kadang-kadang senang, kadang-kadang bosen.
P : Kok kadang-kadang kenapa?
N : Ya karena kadang-kadang bikin ngantuk mbak.
P : Kamu lebih sering senangnya atau lebih sering bosennya?
N : Lebih sering bosennya mbak.
Responden 2:
P :  Sekarang,  mbak  mau  tanya  tentang  cara  gurumu  mengajar.  Dalam
belajar  IPA,  gurunya  itu  lebih  sering  mengajar  dengan  cara  seperti apa?
memberikan penjelasanceramah,
memberikan catatan
menampilkan gambar-gambar, atau melakukan praktikum? N
: Lebih sering menjelaskan mbak.
P : Kamu suka kalau gurunya menjelaskan?
N : Kadang-kadang suka, kadang-kadang nggak.
P : Kenapa?
N :  Kalau  menjelaskannya  sambil  di  selingi  lelucon  suka  mbak.  Tapi
kadang-kadang bosen dan ngantuk.
Responden 3:
P :  Ooh..  Terus,  kalau  cara  guru  IPA  mu  mengajar  itu  bagaimana?
Apakah lebih
sering menjelaskan,
memberikan gambar-
gambarmencatatmembaca buku, atau melakukan praktikum? N
: Memberikan gambar-gambar sama menjelaskan.