2. Pengertian Gaya Mengajar
Dalam mengkaji definisi gaya mengajar, Ika Marisa 2013: 3 mengulas pendapat Suparman yang menyatakan bahwa gaya mengajar
adalah cara atau metode yang dipakai oleh guru ketika sedang melakukan pengajaran. Gaya mengajar guru biasanya sangat erat hubungannya
dengan gaya belajar anak didik. Sedangkan menurut Sara Ashworth 1998, gaya mengajar adalah
metode, model, strategi yang digunakan sebagai rencana dalam sebuah kegiatan dimana di dalamnya didefinisikan perilaku guru dan siswa untuk
mencapai tujuan dalam materi pelajaran. Menurut Felder 1988 gaya mengajar adalah metode mengajar yang
sesuai dengan kemampuan siswa dalam mengatasi komponen belajar yang diusulkan.
Selain itu, Mehrak Rahimi 2012 mengulas pendapat Kaplan dan Kies menyatakan bahwa gaya mengajar itu terdiri dari perilaku pribadi
guru dan media yang digunakan untuk mengirimkan informasi kepada siswa.
Dari pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar adalah metode dan media yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan dalam materi pelajaran. Sehingga dalam hal ini gaya
mengajar guru melibatkan metode dan media, juga urutan kegiatan dan alokasi waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung.
D. IPA atau Sains
Dalam mengkaji hakikat IPA Sumaji 1998: 31 mengulas pendapat James yang mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema
konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan
dieksperimentasikan lebih lanjut.
Selanjutnya Sumaji 1998: 31 menganalisis pendapat Whitehead yang menyatakan bahwa sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman.
Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejalafakta orde observasi, dan orde kedua didasarkan pada konsep manusia mengenai alam
semesta orde konsepsional.
Dengan demikian, IPA sains berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam
seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada habis-habisnya.
Sementara itu menurut Usman 2010: 2 mengulas pendapat Hendro Darmojo yang menyatakan bahwa secara singkat IPA adalah pengetahuan
yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
Selain itu, Usman 2010: 3 mengulas pendapat Nash dalam The Nature Of Science yang menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode
untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara
suatu fenomena dengan fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk
suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
Sedangkan Usman 2010: 3 juga membahas pendapat Powler dalam Winaputra yang mengungkapkan bahwa IPA adalah ilmu yang berhubungan
dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan
eksperimensistematis teratur artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling
menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku bagi
seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Usman 2010: 3 mengulas pendapat Winaputra yang mengemukakan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda
atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berfikir, dan cara
memecahkan masalah.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian IPA adalah suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan
satu sama lain berupa kumpulan dari hasil observasi yang bersifat rasional
dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
E. Gaya Belajar IPA
Dari pengertian gaya belajar dan sains maka dapat disimpulkan bahwa gaya belajar IPA atau sains adalah cara siswa untuk bereaksi dan
menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap, mengatur serta
mengolah informasi secara kritis akan fenomena-fenomena alam yang ada dengan suatu metode ilmiah yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan,
sehingga sains dapat dipelajari melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh siswa, maka sains tidaklah mata pelajaran yang bersifat hafalan
belaka.
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, validitas
instrumen dan metode analisis data.
A. Jenis Penelitian.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai gaya belajar siswa dan gaya mengajar guru.
Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka yang kemudian akan dianalisis dengan statistik Suparno, 2010:
135. Untuk data kuantitatif, data diperoleh melalui penyebaran kuesionerangket ke semua siswa kelas VII dan VIII. Sedangkan penelitian
kualitatif deskriptif, data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar, keadaan, daripada bilangan Suparno, 2010: 154. Untuk data kualitatif
deskriptif, diperoleh melalui dua cara yaitu wawancara dan pengamatan. Wawancara dilakukan terhadap guru yang mengampu mata pelajaran IPA dan
terhadap 3 orang siswa dari kelas VII dan VIII dengan menggunakan bahan wawancara yang telah disusun sebagai instrumen dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk data kualitatif pengamatan, diperoleh dari salah satu kelas dengan memvideokan proses pembelajaran IPA sebanyak 6 kali pertemuan.
B. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian di ambil dari seluruh siswa kelas VII dan VIII di SMP Charitas 02 Mojosari, yang terdiri dari 4
kelas dengan
jumlah total 90 siswa.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Charitas 02 Mojosari
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester II, yaitu pada bulan
April 2013.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar
siswa dan gaya mengajar guru. Penelitian ini terdiri dari empat tahap. Tahap pertama adalah memberikan
kuesionerangket kepada siswa kelas VII dan VIII. Tahap kedua adalah melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA, tahap ketiga adalah
melakukan wawancara dengan 3 orang siswa dan tahap keempat adalah melakukan pengamatan di dalam kelas saat proses pembelajaran IPA
berlangsung.